Anda di halaman 1dari 14

Oleh :

Subhan Hasan, S.Pd.Jas.


SD Negeri Kaliurang 2
Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan
yang dilakukan supaya siswa bisa memilih
pelajaran yang diminati.
Sebagai Pendidik tentu sudah seharusnya mampu
mengenali karakteristik dan kebutuhan murid. Akan
tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai
dari diri sendiri yaitu mengenali kekuatan dan
kelemahan diri. Ibu dan Bapak Guru merefelksikan
kekuatan dan kelemahan yang kita punyai, agar
dapat mengelola apa yang kita miliki tersebut untuk
berperan mendidik murid-murid kita.

”Mengantarkan peserta didik menuju mimpi dan Saya ingin menjadi guru yang:
cita-cita yang diinginkan: • Mandiri
• Reflektif
Guru memiliki peran penting dalam Pendidikan, • Kolaboratif
khususnya untuk terus berinovasi dalam • Inovatif
mengembangkan pembelajaran yang menarik, • Berpihak pada
inovatif, kreatif, menyenangkan yang • murid
mengakomodasi konsep Merdeka Belajar.
Sekolah dan pendidikan merupakan
bekal untuk murid kita mengisi
masa depan. • Mewariskan nilai dan Manusia memilki dua kebutuhan
budaya masyarakat yang dasar yaitu kebutuhan lahir dan
Guru harus mampu mewujudkan dan relevan dengan masa kini. batin. Pendidikan seyogyanya
mengembangkan 3 (tiga) aspek • Mengembangkan sesuatu dapat memenuhi kebutuhan
dalam diri anak: yang dibutuhkan saat ini tersebut.
Daya Cipta (Kognitif) dan masa depan.
Daya Rasa (Afektif) • Menilai dan memilih Dibutuhkan peran guru dalam
Daya Karsa (Konatif) sesuatu yang relevan atau memenuhi kebutuhan lahir dan
kontekstual sebagai batin murid mencapai selamat
3 (tiga) aspek tersebut dapat kontrol sosial. dan bahagia.
memberikan Pendidikan menyeluruh
untuk menjadi manusia seutuhnya. Sudahkah?
Tidak ada individu yang sama dan zaman selalu bergerak dinamis. Hampir setiap kita menyadari kedua
hal tersebut. Menyadari keunikan setiap dan semua murid merupakan satu hal. Bagaimana penerapan
kelas yang memfasilitasi setiap kodrat individu merupakan hal lainnya. Pendidikan seyogyanya bukan
sesuatu yang rigid dan pakem. Penyesuaian sesuai konteks merupakan pendekatan yang perlu kita
usahakan setiap waktunya sebagai pendidik.

Kodrat keadaan terdiri dari 2 hal, yaitu:


1. Kodrat Alam
Merupakan bagian dari dasar Pendidikan
Kodrat keadaan merupakan bagian yang tidak murid yang berkaitan dengan sifat dan
terpisahkan dari dasar Pendidikan murid. bentuk lingkungan dimana mereka berada.
2. Kodrat Zaman
Pendidikan bergerak dinamis menyesuaikan keadaan yang
Merupakan bagian dari dasar Pendidikan
terus bergerak begitu cepat. Sebagai guru perlu
murid yang berkaitan dengan isi dan irama.
mengantisipasi dan membaca arah perubahan tersebut.
Asas Trikon dianggap menjadi jawaban yang tepat menuju pembelajaran
yang berpihak kepada murid. Dengan Trikon (kontinyu, konvergen dan
konsentris) guru dapat merancang pembelajaran yang berkelanjutan,
terbuka dan berdasarkan kebudayaan bangsa
Kecerdasan berpikir murid harus dapat mengembangkan budi pekerti atau watak
murid yang tidak hanya dibentuk di sekolah, tetapi dalam keluarga dan
lingkungannya.

Budi pekerti (watak) merupakan hasil dari bersatunya gerak


pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan, sehingga
menimbulkan suatu tenaga.

Teori Tabularasa – Kodrat anak ibarat kertas kosong


yang dapat diisi dan ditulis oleh pendidik dengan
pengetahuan dan wawasan yang diinginkan pendidik

Teori Negatif – Kodrat anak ibarat kertas yang


sudah terisi penuh dengan berbagai macam coretan dan
tulisan.
Mewujudkan fungsi pendidikan dimana guru tidak hanya mengajarkan
materi pelajaran, tetapi mendorong murid untuk menemukan
pemahaman bermakna yang relevan dengan kehidupannya untuk
membantu murid mencapai “Selamat dan Bahagia”.

Memberikan contoh tentang baik dan buruk tanpa harus mengambil hak
murid agar bisa tumbuh dan berkembang dalam suasana batin yang
mwerdeka sesuai dengan dasarnya.

Menjadi pembelajar sepanjang hayat.


Kompetensi abad 21 menjadi kompetensi yang perlu dimiliki murid
untuk menghadapi tantanga-tantangan ke depan. Untuk mencapai
itu, pendidikan yang memerdekakan murid menjadi salah satu cara,
murid merdeka dalam belajar, menggali keingintahuannya dengan
bimbingan guru. Guru harus memahami bagiamana murid merdeka
belajar untuk mencapai kpmptensi abad 21.
Pendidikan bertujuan untuk menuntun
segala kodrat yang ada pada anak-
anak, agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya.

Ki Hajar Dewantara
Drs. B. BELARIANTATA, S.Ag.MM. MARJUKI, S.Pd.SD.
(Kepala Sekolah) (Guru)
Dari hasil paparan Sangat menginspirasi,
yang sudah ternyata memang
disampaikan, saya benar-benar sangat
piker apa yang saya bagus dan inspiratif.
laksanakan sudah
bagus, ternyata masih Saya akan belajar
banyak pembenahan. membuat konten
pembelajaran yang
Langkah kecil yang dapat meningkatkan
akan saya lakukan mutu pendidikan.
setelah ini adalah
membenahi aksi nyata
yang kurang betul
IKE PURWATI, S.Pd SURAJIYAH, S.Pd.I.
(Guru) (Guru PAI)
Itu bisa dilakukan Dari paparan yang
dengan mudah dan disampaikan, saya
gampang, tapi pikir sangat jelas dan
ternyata memang sangat menginspirasi.
butuh ketelitian yang
sangat jeli. Langkah kecil yang
akan saya lakukan
Saya akan lebih teliti adalah harus belajar
lagi dan merubah untuk maju dalam
menjadi yang lebih Pendidikan yang lebih
baik. baik.
Setelah kita mengikuti kegiatan pada Platform Merdeka Mengajar Pengembangan Diri
Pelatihan Mandiri Topik Merdeka Belajar, ternyata kita banyak mempelajari dan memahami
gagasan dan prinsip pendidikan berdasarkan pemikiran KHD, memahami untuk memfasilitasi
murid agar tumbuh sesuai dengan kodratnya, dan berusaha menerapkan pembelajaran yang
memerdekakan murid.

Kita sadar, betapa besar efek yang ditimbulkan setelah menerapkan Merdeka Mengajar.
Banyak hal yang dapat kita temukan untuk mampu mengenali karakteristik dan kebutuhan
murid. Akan tetapi hal yang paling mendasar juga harus dimulai dari diri sendiri yaitu
mengenali kekuatan dan kelemahan diri. Ibu dan Bapak Guru merefelksikan kekuatan dan
kelemahan yang kita punyai, lalu bagaimana kita dapat mengelola apa yang kita miliki
tersebut untuk berperan mendidik murid-murid kita.

Sebagai guru, kita harus mengakui bahwa setiap peserta didik memiliki banyak ragam
keistimewaan sesuai dengan versi terbaiknya.

Anda mungkin juga menyukai