Anda di halaman 1dari 18

PROFESI GURU ADALAH PANGGILAN ILAHI

Sri Wahyuni, M.Th1

Abstraksi
Peran guru dalam mencerdaskan kehidupan bangsa sudah
dirintis oleh bapak-bapak pendidikan sejak zaman penjajahan
Belanda. Mereka bekerja tanpa pamrih, bahkan lebih lagi mereka
berani berkorban harta dan nyawa. Mereka bekerja bukan
berdasarkan kesejahteraan yang akan diterima melainkan karena
panggilan. Pengorbanan berdasarkan panggilan inilah maka, guru
lebih dikenal dengan istilah pahlawan tanpa tanda jasa. Semangat
yang sama itu terus didengungkan hingga saat ini, dengan harapan
Indonesia terbebas dari buta huruf dan menjadi negara yang
berkembang menuju ke arah negara yang maju disegala aspek. Pada
kenyataannya tidak semua guru memiliki semangat yang sama
dengan para perintis pendidikan di Indonesia. Banyak yang
berpandangan bahwa guru adalah salah satu profesi, dimana profesi
berhubungan keprofesionalan di bidangnya dan sebanding dengan
kesejahteran yang bisa didapatkan dirinya atau keluarganya.
Memang tidak salah pandangan ini, tetapi lebih dari itu guru bukan
sekedar profesi melainkan suatu panggilan. Panggilan itu bukan dari
dinas Pendidikan, melainkan panggilan hati... panggilan jiwa... dan
lebih lagi adalah panggilan ilahi. Panggilan inilah yang membuat
seorang guru dapat bertahan dalam menjalankan tugasnya.
Kesulitan-kesulitan yang ada, tidak membuatnya mundur dan
meninggalkan tanggung jawabnya, melainkan akan berusaha
mencari solusinya. Guru-guru yang seperti inilah yang diharapkan
untuk menciptakan generasi muda yang tangguh dalam menghadapi
perubahan zaman ini.
Kata kunci: profesi, professional, guru, panggilan

God’s Calling on Teaching Profession

Abstract
The teacher's role in the intellectual life of the nation has been
pioneered by the fathers of education since the Dutch colonial era.
They work selflessly, even more courage to sacrifice their lives and
property. They work not based on the well-being that will be
accepted, but because of vocation. Sacrifice by this call then,
teachers are better known as the unsung hero. The same spirit

1
Penulis adalah Dosen dan Pembantu Ketua III, STT Intheos Surakarta
echoed it continues to this day, with the hope that Indonesia free
from illiteracy and into the developing countries towards developed
country in all aspects. In reality, not all teachers have the same
spirit as the pioneers of education in Indonesia. Many are of the
view that the teacher is one of the professions, which related
professions and professionalism in the field comparable to the
welfare of his or her family can be found. Indeed, this view is not
wrong, but more than that the teacher is not just a profession but a
vocation. The vocation was not from the department of education,
yet a heart's calling, soul’s, even a divine call. The vocation is what
makes a teacher can survive in their duties. The difficulties are
there, do not make it back and leave their responsibilities, but will
try to find a solution. The teachers are like this is expected to create
a strong young generation in the face of these changing times.

Keyword: Profession, professionalism, teacher, calling

PENDAHULUAN zaman sekarang, guru hanya


dijadikan sebagai jenis profesi,yaitu
Guru merupakan sosok yang
jenis pekerjaan yang menjadi
tidak pernah lepas dari dunia
perantara ntuk memperoleh uang,
pendidikan. Orang Jawa menyebut
sehingga fungsi dan peranan guru
bahwa guru berasal dari kata “digugu
yang mulia kini telah mulai
lan ditiru” dalam arti orang yang
terabaikan.
memiliki kharisma atau wibawa
hingga perlu untuk ditiru dan Adanya banyak faktor yang
diteladani.2 Seorang guru harus bisa membuat seseorang mau menjadi
dipercaya dan ditiru setiap hal yang guru. Ada yang menjadikan guru
positif, baik dari segi keilmuan yang sebagai profesi untuk mendapatkan
dikuasainya hingga sikap dan uang, namun banyak juga yang
etikanya setiap di sekolah. Mengajar, menjadi guru karena panggilan jiwa
mendidik, membimbing, melatih, atau ilahi. Seseorang yang benar-
mengarahkan, menilai setiap anak benar ingin memberikan ilmunya
didiknya ialah tugas seorang guru. Di kepada anak didiknya sebagai calon
penerus bangsa, biasanya dilakukan
2
Hamzah B Uno, Profesi Kependidikan secara tulus.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), 15
Kemuliaan guru tercermin pada dididik dengan baik maka masa
pengabdiannya kepada anak didik depan bangsa akan menjadi baik
baik di sekolah maupun di luar pula. Anak-anak akan mampu
sekolah. Selain itu, juga tercermin membawa bangsa ini menjadi maju
dalam kehidupan sehari–hari, bukan dan berkembang.
hanya sekedar simbol atau semboyan
PROFESI
yang terpampang di kantor guru.
Pengertian Profesi
Pendidikan dilakukan tidak semata–
Secara etimologi, profesi berasal
mata dengan perkataan, tetapi
dari istilah bahasa Inggris profession
diaplikasikan dengan sikap, tingkah
atau dalam bahasa Latin profecus,
laku, dan perbuatan. Guru tidak
yang artinya adalah mengakui,
pernah memusuhi muridnya
pengakuan, menyatakan mampu,
meskipun suatu ketika ada anak
atau ahli dalam melaksanakan
didiknya yang berbuat kurang sopan.
pekerjaan tertentu. Secara
Bahkan, dengan sabar dan bijaksana
terminologi profesi dapat diartikan
guru memberikan nasihat cara
suatu pekerjaan yang
bertingkah laku yang sopan pada
mempersyaratkan pendidikan tinggi
orang lain. Guru seperti itulah yang
bagi pelakunya dengan titik tekan
diharapkan untuk mengabdikan diri
pada pekerjaan mental, bukan
di dunia pendidikan bukan guru yang
pekerjaan manual.3 Cece wijaya
hanya menuangkan ilmu
mengatakan bahwa profesi adalah
pengetahuan ke dalam otak anak
suatu jabatan atau pekerjaan yang
didik, sementara jiwa dan wataknya
menuntut keahlian dari para
tidak dibina.
anggotanya. Artinya bahwa
Apa yang akan terjadi bila para pekerjaan itu tidak dapat dikerjakan
pendidik tunas bangsa hanya oleh sembarang orang yang tidak
menjadikan guru sebagai alat pencari terlatih dan tidak dipersiapkan secara
penghidupan, bukan sebagai media khusus untuk melakukan pekerjaan
untuk berbagi ilmu pengetahuan dan
pengalaman hidup? Masa depan
bangsa tergantung pada anak–anak 3
Sudarwan Danim & Wiwien W
masa sekarang. Jika anak–anak Rahayu, Profesi dan Prefesionalisasi,
(Yogya: Paradigma Indonesia, 2009), 32-33
tersebut.4 Profesi dapat diartikan mengadakan pelayanan atau
sebagai suatu jabatan atau pekerjaan pengabdian yang dilandasi
tertentu yang mensyaratkan kemampuan profesional serta filsafat
pengetahuan dan keterampilan yang matang. Dengan demikian,
khusus yang diperoleh dari pekerjaan profesional akan
pendidikan akademis yang intensif menampakkan adanya keterampilan
(Webster, 1989).”5 Berdasarkan teknis yang didukung oleh
pengertian di atas, maka profesi pengetahuan dan sikap kepribadian
dapat dipahami sebagai suatu jenis tertentu yang dilandasi oleh norma-
pekerjaan yang berkaitan dengan norma yang mengatur perilaku
bidang keahlian, keterampilan, dan anggota-anggota profesi.
tehnik tertentu, yang secara khusus Definisi profesi yang disebutkan
diperoleh dari pendidikan akademis di atas memiliki tiga pilar pokok,
yang intensif, untuk melayani orang yaitu pengetahuan, keahlian, dan
lain yang membutuhkan. Jadi, persiapan akademik. Pilar pertama,
pekerjaan yang disebut profesi itu pengetahuan adalah segala fenomena
tidak bisa dilakukan oleh orang yang yang diketahui dan disistematisasi
tidak terlatih dan tidak disiapkan sedemikian rupa, sehingga memiliki
secara khusus terlebih dahulu untuk daya prediksi, daya kontrol, dan daya
melakukan pekerjaan. aplikasi tertentu. Pada tingkat yang
Profesi pada hakikatnya adalah lebih tinggi, pengetahuan bermakna
satu pekerjaan yang memerlukan kapasitas kognitif yang dimiliki oleh
pengetahuan dan keterampilan yang seseorang melalui proses belajar.
berkualifikasi tinggi dalam melayani Pilar kedua, keahlian bermakna
atau mengabdi kepentingan umum penguasaan substansi keilmuan,
untuk mencapai kesejahteraan dimana hal itu dapat dijadikan acuan
manusia. Hal ini berarti bahwa dalam bertindak. Keahlian juga
seorang pekerja profesi selalu akan bermakna kepakaran dalam cabang
ilmu tertentu untuk dibedakan
4
Cece Wijaya, Kemampuan Guru dengan kepakaran lainnya. Pilar
Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung:
PT. Remaja Roesdakarya, 1994), 1 ketiga, persiapan akademik
5
Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus,
Pengembangan Profesionalitas Guru.
mengandung makna bahwa untuk
(Jakarta: Gaung Persada, 2009), 2
mencapai derajan profesional atau spesialisasi teknis yang tinggi
6
untuk memasuki jenis profesi sekali.
tertentu diperlukan persyaratan Dengan mengetahui ciri-cirinya,
pendidikan khusus, berupa maka suatu profesi itu dapat
pendidikan prajabatan yang dijalankan dengan baik dan benar,
dilaksanakan pada lembaga serta dapat dikenali dengan jelas.
pendidikan formal khususnya jenjang
GURU
perguruan tinggi.
Guru adalah pendidik dan
Ciri Profesi pengajar pada pendidikan anak usia
Suatu pekerjaan atau profesi dini jalur sekolah atau pendidikan
memerlukan persyaratan atau formal, pendidikan dasar, dan
kemampuan khusus dalam pendidikan menengah. Guru-guru
melaksanakan pekerjaannya. Untuk seperti ini harus mempunyai
bisa mengenali profesi, maka ada semacam kualifikasi formal. Dalam
ciri-ciri yang bisa dikenali. Yamin, definisi yang lebih luas, setiap orang
M mengidentifikasi profesi menurut yang mengajarkan suatu hal yang
ciri berikut: baru dapat juga dianggap seorang
a) seseorang profesinoal guru.
menggunakan waktu penuh untuk
Pengertian Guru
menjalankan pekerjaannya, b) ia
Guru adalah kata yang berasal
terikat oleh panggilan hidup, dan
dari bahasa Sangsekerta, yaitu:
dalam hal ini memperlakukan
gabungan kata ‘gu’ dan ‘ru’ yang
pekerjaan sebagai seperangkat norma
berarti kegelapan (darkness) d an
kepatuhan dan perilaku, c) ia
terang (light). Guru kemudian
anggota organisasi profesional yang
ditafsirkan sebagai penerang
formal, d) ia menguasai pengetahuan
7
kegelapan. Seorang guru akan
yang berguna dan keterampilan atas
membawa kita dari ketidaktahuan
dasar latihan spesialisasi atau
menjadi tahu, dari ketidakmengertian
pendidikan khusus, e) ia terikat
6
dengan syarat-syarat kompetensi, f) Fachruddin Saudagar dan Ali Idrus,
Pengembangan Profesionalitas Guru.
ia memperoleh otanomi berdasarkan (Jakarta: Gaung Persada, 2009), 11
7
Jansen Sinamo, 8 Etos Keguruan.
(Jakarta: Institut Darma Mahardika, 2010), 1
menjadi mengerti. Itulah sebabnya peserta ajar. Sedangkan pedagogi
istilah guru dalam bahasa Indonesia adalah seni atau ilmu menjadi guru,
lebih disukai ketimbang istilah yang atau lebih populer dikategorikan
lain seperti, pendidik, pengajar, sebagai gaya (style). Guru secara
pelatih, instruktur, atau dosen. sadar bertanggungjawab dalam
Pengertian istilah guru dalam mendidik, mengajar, dan
bahasa Jawa adalah gabungan dari membimbing peserta didik. Guru
dua suku kata yaitu `Gu’ dan `Ru.’ harus memiliki kemampuan
Kedua suku kata ini, yaitu: Gu merancang program pembelajaran
diambil dari kata gugu yang serta mampu menata dan mengelola
bermakna boleh dipercayai dan kata kelas agar peserta didik dapat belajar
Ru diambil dari kata tiru yang dan pada akhirnya dapat mencapai
bermakna boleh diteladani atau tingkat kedewasaan sebagai tujuan
dicontohi. Oleh sebab itu, guru akhir dari proses pendidikan.
adalah seseorang yang boleh ditiru Secara formal, guru adalah
perkataannya, perbuatannya, tingkah seorang pengajar di sekolah negeri
lakunya, pakaiannya, amalannya. ataupun swasta yang memiliki
Dan seseorang yang boleh dipercayai kemampuan berdasarkan latar
bermaksud keamanahan yang belakang pendidikan formal minimal
dipertanggungjawabkan kepadanya berstatus sarjana, dan telah memiliki
untuk dilakukan dengan jujur. Guru ketetapan hukum yang sah sebagai
dalam keseharian merupakan orang guru berdasarkan undang-undang
yang harus digugu dan ditiru, dalam guru dan dosen yang berlaku di
arti orang yang memiliki kharisma Indonesia, yaitu Guru menurut UU
atau wibawa hingga perlu untuk Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
ditiru dan diteladani. dan Dosen (pasal 1, ayat 1)
Istilah guru itu sendiri tidak dinyatakan bahwa: “Guru adalah
lekang dari dua unsur, yaitu substansi pendidikan profesional dengan tugas
dan pedagogi. Substansi adalah utama mendidik, mengajar,
materi yang oleh sang guru ingin membimbing, mengarahkan, melatih,
diterangkan, dijelaskan, dan untuk menilai, dan mengevaluasi peserta
dipahami oleh para murid atau didik pada jalur pendidikan formal,
pada jenjang pendidikan dasar dan sebagai profesi pada tanggal 2
8
pendidikan menengah.” Desember 2004. Pencanangan ini
Mutu pendidikan menurut diharapkan status sosial guru akan
Nainggolan, “Guru merupakan salah meningkat secara signifikan.
satu faktor penentu tinggi rendahnya Eksistensi guru tersebut dikukuhkan
mutu pendidikan.”9 Penyelenggaraan dalam UU No. 14 tahun 2005 tentang
pendidikan bisa berhasil ditentukan Guru dan Dosen (UUGD) yang
oleh kesiapan guru dalam ditandatangani Presiden RI pada 30
mempersiapkan peserta didiknya Desember 2005.10
melalui kegiatan belajar-mengajar. Pengembangan guru sebagai
Keprofesionalan guru sangat profesi melalui sistem pendidikan,
mempengaruhi mutu pendidikan. sistem penjaminan mutu, sistem
Untuk itu, guru yang berkualitas manajemen, sistem remunerasi, dan
haruslah memahami profesi sistem pendukung profesi guru.
keguruannya. Istilah “profesi” itu sendiri senantiasa
melekat pada “guru” karena tugas
PROFESI GURU
guru sesungguhnya merupakan suatu
Guru merupakan suatu profesi,
jabatan profesional. Biasanya
yang berarti suatu jabatan yang
sebutan “profesi” selalu dikaitkan
memerlukan keahlian khusus sebagai
dengan pekerjaan atau jabatan yang
guru dan tidak dapat dilakukan oleh
dipegang oleh seseorang, akan tetapi
sembarangan orang di luar bidang
tidak semua pekerjaan atau jabatan
pendidikan. Walaupun pada
dapat disebut profesi karena profesi
kenyataannya masih terdapat hal-hal
menuntut keahlian para
tersebut di luar bidang kependidikan.
pemangkunya. Hal ini mengandung
Pemerintah menyadari akan
arti bahwa suatu pekerjaan atau
pentingnya peran guru, maka
jabatan yang disebut profesi tidak
Presiden RI, Susilo Bambang
dapat dipegang oleh sembarang
Yudhoyono mencanangkan guru
orang, akan tetapi memerlukan suatu
persiapan melalui pendidikan dan
8
www.hukumonline.com/ UU RI No 14
tahun 2005/pasal 1, ayat 1
9
John M. Nainggolan, Menjadi Guru
10
Agama Kristen. (Jabar: Generasi Info ppkalqudwah.blogspot.com/koran
Media, 2007), 26 tempo/highlight-berita-nasional
pelatihan yang dikembangkan berkaitan dengan tugas
11
khusus. keprofesionalan guru.
Undang-Undang Republik Untuk memperoleh tenaga
Indonesia nomor 14 tahun 2005 pasal guru/dosen yang memiliki tanggung
7 tentang prinsip profesionalitas ayat jawab professional, prosesnya harus
( 1 ) disebutkan bahwa profesi guru dilakukan di Lembaga Pendidikan
dan profesi dosen merupakan bidang Tenaga Kependidikan (LPTK).12
pekerjaan khusus yang dilaksanakan Calon guru/dosen tersebut perlu
berdasarkan prinsip sebagai berikut : memperoleh pengalaman belajar
Memiliki bakat, minat, panggilan yang berkualitas, baik dari sudut
jiwa dan idealisme. b) Memiliki kemampuan atau keahlian
komitmen untuk meningkatkan mutu kependidikan maupun dalam bidang
pendidikan, keimanan, ketakwaan, keilmuan dan teknologi yang akan
dan akhlak mulia. c) Memiliki diasuhnya, sesuai dengan tuntutan
kualifikasi akademik dan latar kualitas sekolah/perguruan tinggi
belakang pendidikan sesuai dengan tempatnya bekerja atau
bidang tugas. d) Memiliki melakasanakan pengabdian setelah
kompetensi yang diperlukan sesuai tamat.
dengan bidang tugas. e) Memiliki Seorang guru dikatakan guru
tanggung jawab atas pelaksanaan profesional bila guru tersebut
tugas keprofesionalan. f) memiliki kualitas mengajar yang
Memperoleh penghasilan yang tinggi. Kualitas seorang guru dapat
ditentukan sesuai dengan prestasi dipandang dari tiga dimensi, yaitu
kerja. g) Memiliki kesempatan Ahli dibidangnya (Expert), Memiliki
untuk mengembangkan rasa tanggunngjawab
keprofesionalan secara berkelanjutan (Responsibility), dan Memiliki rasa
dengan belajar sepanjang hayat. h) kesejawatan (Sense of
Memiliki jaminan perlindungan Belonging/Colleague).13
hukum dalam melaksanakan tugas
11
keprofesionalan dan i) Memiliki www.hukumonline.com/ UU RI No 14
tahun 2005/pasal 7 ayat 1
organisasi profesi yang mempunyai 12
13
http://sunardin-
kewenangan mengatur hal-hal yang my.blogspot.com/2012/11/makalah-profesi-
keguruan-tentang-guru.html
bermakna relasi interpersonal dan
Ahli di bidangnya (Expert) memiliki jati dirinya.
Guru yang ahli dibidangnya
Tanggung jawab (Responsibility)
mengandung arti seseorang yang ahli
Bertanggung jawab mengandung
dalam bidang pengetahuan dan
arti bahwa seseorang mampu
dalam tugas mendidik. Guru dapat
memberi pertanggungjawaban dan
dikatakan sebagai seorang ahli,
bersedia untuk dimintai
apabila ia menguasai isi pengajaran
pertanggungjawaban. Tanggung
dan mampu menanamkan konsep
jawab dalam makna sosial, artinya
mengenai pengetahuan yang
orang yang bertanggung jawab harus
diajarkan serta mampu
mampu memberi
menyampaikan pesan-pesan didik.
pertanggungjawaban terhadap orang
Sarana untuk mendidik, untuk
lain. Tanggung jawab dalam makna
menyampaikan pesan pesan didik
etis artinya tanggung jawab itu
adalah dengan mengajar. Guru yang
merupakan perbuatan yang baik. Dan
ahli dibidangnya memiliki
tanggung jawab dalam makna
pengetahuan tentang: cara mengajar
religius, artinya ia juga harus punya
(teaching is a knowledge ),
rasa tanggung jawab terhadap Tuhan
keterampilan (teaching is skill) dan
Yang Maha Kuasa. Guru yang
seni mengajar (teaching is an art).
profesional harus bisa
Proses pembelajaran yang
mempersiapkan dirinya secara
dilaksanakan, dimana pengetahuan
matang sebelum ia mengajar. la
yang diberikan kepada siswa
harus menguasai apa yang
merupakan bahan untuk membentuk
diajarkannya dan bertanggung jawab
pribadi yang utuh (holistik),
atas semua yang disampaikan dan
membentuk konsep berpikir, sikap
semua perilakunya.
jiwa dan menyentuh afeksi. Untuk
itu, guru dituntut untuk memiliki
Memiliki rasa Kesejawatan
pengetahuan, terampil, dan memiliki (Sense of Belonging/Colleague)
seni mengajar, sehingga dalam
Menciptakan rasa kesejawatan
proses pembelajaran mampu
sehingga ada rasa aman dan
menciptakan situasi belajar yang
perlindungan jabatan merupakan
salah satu tugas dari organisasi pembangun (teacher as
constructor).14
profesi. Melalu organisasi profesi ini,
seorang guru dapat mengembangkan Guru sebagai Pengajar
(As Instructor)
semangat korps, agar harkat martabat
guru bisa dijunjung tinggi, baik oleh Seorang guru bertugas
guru sendiri maupun masyarakat memberikan pengajaran di sekolah.
pada umumnya. Jadi seseorang bisa Ia dengan kemampuannya, akan
disebut sebagai profesional apabila menyampaikan materi pembelajaran
tidak hanya berkualitas tinggi dalam kepada murid, sehingga murid
hal teknis namun harus ahli memahami dengan baik semua
dibidangnya (expert), memiliki rasa pengetahuan yang telah disampaikan
tanggung jawab (responsibility) baik dan juga berusaha agar terjadi
dalam tanggung jawab intelektual perubahan sikap, keterampilan,
maupun tanggung jawab moral dan kebiasaan, hubungan sosial,
memiliki rasa kesejawatan. apresiasi, dan sebagainya melalui
pengajaran yang diberikannya. Untuk
Pandangan modern terhadap mencapai tujuan-tujuan itu maka
peran guru dalam pendidikan bukan guru perlu memahami secara
hanya mendidik dan mengajar saja, mendalam pengetahuan yang
tetapi peran guru sangatlah luas menjadi tanggung jawabnya dan
(seperti yang diungkapkan oleh menguasai dengan baik metode serta
Adams & Dickey yang dikutip oleh teknik mengajar.
Oemar Hamalik, meliputi:
Guru sebagai Pembimbing
guru sebagai pengajar (teacher as
(As Counselor)
instructor), guru sebagai
pembimbing (teacher as Guru sebagai seorang
counselor), guru sebagai
pembimbing, berkewajiban
pemimpin (teacher as leader),
guru sebagai ilmuwan (teacher as memberikan bantuan kepada murid-
scientist), guru sebagai pribadi
muridnya. tujuannya agar mereka
(teacher as person), guru sebagai
penghubung (teacher as mampu mengidentifikasi masalah
communicator), guru sebagai
dan memecahkan masalahnya
pembaharu (teacher as
modernisator), guru sebagai 14
http://imanal-
idroes.blogspot.com/2011/06/profesi-
pendidikan.html
sendiri, mengenal diri sendiri dan sebaik-baiknya, melakukan
menyesuaikan diri dengan manajemen kelas, mengatur disiplin
lingkungannya. Murid-murid tidak kelas secara demokratis. Diperlukan
bisa sendiri menghadapinya, mereka manajemen guru dalam menciptakan
membutuhkan bantuan guru dalarn lingkungan belajar yang serasi,
hal mengatasi kesulitan-kesulitan menyenangkan, dan merangsang
pribadi, kesulitan pendidikan, dorongan belajar para anggota kelas.
kesulitan memilih pekerjaan, Peranan guru sebagai pemimpin
kesulitan dalam hubungan sosial, dan menuntut kualifikasi tertentu, antara
interpersonal. Harus dipahami bahwa lain kesanggupan menyelenggarakan
pembimbing yang terdekat dengan kepemimpinan, seperti:
murid adalah guru. Karena itu setiap merencanakan, melaksanakan,
guru perlu memahami dengan baik mengorganisasi, mengkoordinasi
tentang teknik bimbingan kelompok, kegiatan, mengontrol, dan menilai
penyuluhan individual, teknik sejauh mana rencana telah
mengurnpulkan keterangan, teknik terlaksana. Seorang guru yang
evaluasi, statistik penelitian, mempunyai jiwa kepemimpinan
psikologi kepribadian, dan psikologi yang baik, bisa terlihat dari
belajar. Bila dalam pelaksanaannya, hubungan sosialnya, kemampuan
guru sudah memberikan bantuan dan berkomunikasinya, ketabahannya,
tak sanggup memecahkannya, maka humornya, ketegasannya, dan
perlu meminta bantuan kepada ahli kebijaksanaannya.
bimbingan (guidance specialist)
Guru sebagai Ilmuan (As Scientist)
untuk memberikan bimbingan
Guru sebagai ilmuan, artinya
kepada anak yang bersangkutan.
guru yang tidak hanya mengajarkan
Guru sebagai pemimpin (As Leader) pengetahuan kepada murid-
Guru adalah pemimpin di sekolah muridnya, tetapi guru yang mau
dan kelas. Untuk itu, guru mengembangkan pengetahuannya
berkewajiban mengadakan supervisi dan terus-menerus memupuk
atas kegiatan belajar murid, membuat pengetahuah yang telah dimilikinya.
rencana pengajaran bagi kelasnya, Perkembangan pengetahuan dan
mengadakan manajemen belajar teknologi yang begitu pesat, maka
guru dituntut untuk mengikuti dan perlu mengembangkan dan
mennyesuaikan diri dengan memupuk sifat-sifat pribadi yang
perkembangan yang ada. Banyak baik dan mengembangkan sifat -sifat
cara yang dapat dilakukan, seperti: pribadi yang disenangi oleh pihak
belajar sendiri, mengadakan luar.
penelitian, mengikuti kursus, menulis
Guru sebagai Penghubung
buku, dan membuat tulisan-tulisan
(As Communicator)
ilmiah sehingga peranannya sebagai
Seorang guru juga bertindak
ilmuwan terlaksana dengan baik.
sebagai penghubung antara sekolah
Guru yang selalu mengikuti
dan masyarakat. Di sekolah, guru
perkembangan, maka akan
mengemban tugas menyampaikan
membantu siswa dalam menghadapi
dan mewariskan ilmu, teknologi, dan
perkembangan ilmu dan teknologi
kebudayaan yang terus-menerus
saat ini.
berkembang dengan pesat.
Guru sebagai Pribadi (As Person) Sementara di masyarakat, seorang
Kepribadian seorang guru guru bertugas menampung aspirasi,
menjadi salah satu faktor yang bisa masalah, kebutuhan, minat, dan
membangun hubungan yang baik tuntutan masyarakat. Seorang guru
dengan murid-muridnya, orang tua, sebagai pelaksana, memegang
dan masyarakat. Kepribadian itu peranan penting sebagai
antara lain sifat- sifat yang baik dan penghubung. Ada berbagai cara yang
positif akan sangat membantu dalam dapat dilakukan oleh guru untuk
pelaksanaan pengajaran secara menghubungkan sekolah dan
efektif. Sifat yang baik, yaitu masyarakat, antara lain dengan
mengasihi muridnya, tegas seperti Humas, pameran, pertemuan secara
memberi penghargaan kepada murid berkala, kunjungan ke masyarakat,
yang baik dan berprestasi dan bakhti sosial, acara amal, dan
memberi hukuman yang mendidik sebagainya. Untuk menunjang semua
kepada murid yang meleanggar kegiatan ini, maka keterampilan
aturan, tidak membeda-bedakan seorang guru dalam tugas-tugas ini
murid dengan alasan apapun, dan senantiasa perlu dikembangkan.
lain-lain. Untuk itu seorang guru Guru sebagai Pembaharu
(As Modernisator) (As Constructor)

Pengaruh kemajuan ilmu dan Seorang guru tidak hanya


teknologi menyebabkan terjadinya bertanggung jawab di sekolah saja,
pembaruan di dalam masyarakat. melainkan di dalam masyarakat.
Pengaruh itu biasanya datang dari Sekolah dalam hal ini adalah guru-
negara-negara yang sudah gurunya turut serta memperbaiki
berkembang. Pengaruh itu biasanya masyarakat dengan jalan mencari
datang secara langsung ke dalam solusi dari masalah-masalah yang
masyarakat dan ada yang melalui dihadapi oleh masyarakat. Sekolah
lembaga pendidikan seperti di juga turut melakukan kegiatan-
sekolah. Untuk itu, guru memegang keglatan pembangunan yang sedang
peranan sebagai pembaharu di dilaksanakan oleh masyarakat itu.
sekolah. Pembaharuan itu dapat Guru baik sebagai pribadi maupun
dilakukan melalui kegiatan guru sebagai guru profesional dapat
dalam penyampaian ilmu dan menggunakan kemampuannya dalam
teknologi. Selain menjadi setiap kesempatan yang ada, untuk
pembaharu, guru juga dapat membantu keberhasilan rencana-
menanamkan jiwa pembaruan di rencana pembangunan masyarakat,
kalangan murid, dengan memberikan seperti: kegiatan fisik, kegiatan
contoh-contoh yang baik. Selain di rohani, kegiatan seperti penyuluhan
sekolah, seorang guru juga dan lain-lain. Keikutsertaan guru
senantiasa mengikuti usaha-usaha dalam masyarakat, akan turut
pembaruan di segala bidang dan mendorong gairah masyarakat untuk
kemudian menyampaikannya kepada lebih dalam membangun. Di sisi lain,
masyarakat dalam batas-batas seorang guru yang terlibat sebagai
kemampuan dan aspirasi masyarakat pembangun, dengan sendirinya telah
itu. mengembangkan kualifikasinya
sebagai seorang guru.

Guru sebagai Pembangun/Pembina PANGGILAN ILAHI


Panggilan ilahi (vocation) adalah pemanggilan tersebut, sering kali
panggilan Tuhan. Vokasi adalah terjadi pergumulan dan perenungan
“Tindakan Allah dalam memanggil untuk mendapatkan keyakinan yang
orang-orang untuk tugas-tugas atau semakin teguh dalam memenuhi
peran-peran yang spesifik.”15 panggilan itu.
Sementara menurut Sinamo,
PROFESI GURU ADALAH
“Panggilan tidak hanya
PANGGILAN ILAHI
diterjemahkan sebagai calling, tetapi
Melayani sebagai Berdasarkan
juga vocation, yaitu bidang pekerjaan
Panggilan
khusus yang kita tekuni sebagai
Melayani mengandung arti
bentuk panggilan Tuhan buat kita.”16
melakukan sesuatu untuk orang lain.
Hal ini menunjukkan bahwa
Guru yang melayani, adalah guru
panggilan Tuhan tidak hanya pada
yang melakukan pengajaran kepada
orang khusus saja, melainkan juga
murid-muridnya. Menghayati
pada keahlian khusus juga
panggilan guru, pada hakikatnya
(Kel.35:30-35).
berarti menyerahkan hati dan seluruh
Panggilan ilahi ini merupakan
dirinya dengan penuh cinta kepada
kehendak Allah bagi kehidupan
para murid yang dikasihi. Hal ini di
pribadi setiap orang. Panggilan
dasarkan pada panggilan ilahi, yaitu
sebagai guru, dokter, psikolog, dan
panggilan khusus Tuhan kepada
lain-lain. Panggilan ini di dalamnya
kepada orang-orang yang memiliki
mengandung pelayanan, yaitu
kemampuan untuk generasi muda
pelayanan untuk sesama di semua
yang menjadi harapan bangsa dan
aspek kehidupan. Pelayanan
takut Tuhan. Profil guru ideal yang
terhadap sesama sebenarnya adalah
sesungguhnya adalah seseorang
pelayanan kepada Tuhan
yang mengabdikan dirinya
(Mat.25:40). Tuhan memberikan
berdasarkan panggilan ilahi, dan
satu kerinduan kepada setiap orang
bukan karena tuntutan material
untuk melayani Dia. Proses
belaka. Menjadi guru berdasarkan
15
Kamus Gambaran Alkitab, ed. tuntutan pekerjaan adalah suatu
Leland Ryken, dkk. (Surabaya: Momentum,
2001), 808 perbuatan yang mudah, namun
16
Jansen Sinamo, 8 Etos Keguruan.
(Jakarta: Institut Darma Mahardika), 68 menjadi guru berdasarkan panggilan
ilahi tidaklah mudah. Pelayanan diharapkan untuk mengabdikan diri
seperti inilah yang diharapkan dalam di dunia pendidikan.
dunia pendidikan. Pelayanan seorang Profesi guru itu tidak hanya
guru diharapkan bisa menjangkau dijalankan sebagai suatu profesi,
semua lapisan masyarakat. Baik itu tetapi lebih dari itu sebagai suatu
kaum yang kaya maupun kaum tugas pelayanan kemanusiaan dan
marjinal, baik yang di kota maupun kemasyarakatan. Pelayaan itu bisa
yang di desa terpencil. Ia menjadi terlihat dari kepribadiannya.
guru yang siap ditempatkan di mana Kepribadian guru akan tercermin
saja dan kapan saja. Tidak ada alasan dalam sikap dan perbuatannya dalam
untuk tidak melakukan pelayanan di membina anak didik. Keteladanan
bidang pendidikan. Profesi guru itu kepribadian guru dapat dijadikan
lebih banyak dituntut sebagai suatu profil dan idola, sehingga melahirkan
pengabdian daripada mengejar guru-guru yang ideal. Guru ideal
materi, maka wajarlah bila dikatakan yang sesuai dengan panggilan adalah
guru adalah cerminan pribadi yang sosok guru yang menyisihkan
mulia. waktunya demi kepentingan anak
Kemuliaan guru tercermin pada didik, membimbing, mendengarkan
pengabdiannya kepada anak didik keluhan, menasihati, membantu
baik di sekolah maupun di luar kesulitan anak didik dalam segala hal
sekolah. Pendidikan dilakukan tidak yang biasa menghambat aktivitas
semata–mata dengan perkataan, belajarnya.
tetapi diaplikasikan dengan sikap, Mengutamakan Siswa daripada
tingkah laku, dan perbuatan. Guru Materi
tidak pernah memusuhi muridnya Fenomena yang terjadi dalam
meskipun suatu ketika ada anak dunia pendidikan adalah menjadi
didiknya yang berbuat kurang sopan. panggilan sebagai guru atau menjadi
Bahkan, dengan sabar dan bijaksana guru panggilan. Dua istilah ini
guru memberikan nasihat cara bukanlah hal yang asing, dimana
bertingkah laku yang sopan pada yang pertama adalah guru yang
orang lain. Guru seperti itulah yang menjalankan tugas berdasarkan
panggilan ilahi, sementara yang
kedua berdasarkan pada panggilan siap menjadi teladan, baik dalam
materi. Ada beberapa guru yang berpikir, berbicara, maupun dalam
lebih senang ditempatkan di kota, tindakan di mata anak didik dan
dengan didukung dengan semua masyarakat.
fasilitas yang ada dibandingkan Melihat pada kenyataan bahwa
dengan di desa yang jauh dan kurang ada guru-guru yang menjalankan
fasilitas.17 Hal inilah yang seringkali profesi gurunya sebagai pekerjaan
menjadi perang batin bagi seorang akan lebih mengutamakan materi.
calon guru, dimana pilihannya adalah Biasanya mereka akan melakukan
kesejahteraan atau pemerataan hal-hal seperti:
pendidikan yang lebih diutamakan. a) Mengajar menjadi suatu beban
Seorang yang sudah menjadikan kewajiban. b) Mengajar lebih
profesi guru sebagai panggilan ilahi, cenderung menjadikan anak pandai
maka profesi guru itu akan dihayati tentang ilmu pengetahuan saja. c)
dengan sedemikian rupa, dinikmati Hanya berusaha menghabiskan
dengan segenap semangat kurikulum atau silabus yang telah
pengabdian dan prestasi, serta ditetapkan tanpa mau tahu apakah
sanggup mengalahkan godaan- anak didik sudah mampu menyerap
godaan profesi lain yang secara apa yang diajarkan. d) Lebih banyak
materi lebih menjanjikan. Ia akan memikirkan honor dibandingkan
selalu berpikir bagaimana seharusnya hasil belajar anak. e) Biasanya
sistem pendidikan dibangun dan memilih-milih anak didik. Kelas
dikembangkan. Ia selalu siap yang anak-anaknya ramai atau
mengabdikan dirinya sebagai guru di lambat dalam menerima materi akan
daerah terpencil dan mampu dijauhi. f) Tidak sabar, apalagi
berprestasi secara akademis. Menjadi menghadapi anak didik yang lambat.
guru sama dengan mengabdikan g) Memilih jam mengajar sebanyak-
segenap jiwa raga dan kemampuan banyaknya hanya demi
terbaik kita untuk menciptakan mengharapkan bayaran18
generasi masa depan yang jauh lebih
bermartabat. Seorang guru selalu
18
http://forumptk.org/ profesi guru
sebagai pekerjaan atau profesi guru sebagai
17
Op.Cit. Sinamo, 81 panggilan
Guru yang melakukan hal kemanusiaan. Dan jauhkanlah pola
tersebut di atas, hanyalah mengejar berpikir bahwa profesi guru hanyalah
materi dibandingkan dengan suatu pekerjaan.
keberhasilan dalam mentransfer
KESIMPULAN
pendidikan dan perilaku yang baik
Profesi guru hingga saat ini
dan benar. Sementara sebaliknya
masih sering disalahartikan sebagai
guru yang menjalankan profesi guru
suatu profesi yang sama dengan
sebagai panggilan ilahi akan
profesi yang lain, yaitu suatu profesi
melakukan hal-hal seperti:
yang dilakukan oleh orang yang
Mengajarkan ilmu pengetahuan,
profesional di bidangnya dan
membangun dan membina jiwa serta
mendapatkan bayaran yang sesuai
watak anak didik. b) Berusaha
dengan kemampuannya. Pemahaman
menyelesaikan kurikulum dan tetap
yang keliru seperti ini seringkali
memperhatikan kemampuan daya
membuat tugas dan fungsi seorang
serap murid. c) Honor menjadi
guru tidak maksimal dijalankan.
urusan kesekian yang terpenting
Guru tidak lagi menjadikan murid
ialah prestasi anak baik. d)
sebagai prioritas utama dalam
Menyampaikan ilmu pengetahuan
menjalankan tanggung jawabnya,
kepada siapa saja dan di mana saja.
melainkan lebih mengejar materi
e) Akan sabar mengajar anak didik
yang lebih utama. Perilaku guru yang
sampai anak didik benar-benar bisa.
seperti ini hanya akan membuat
f) Mengajar menjadi suatu
dunia pendidikan semakin tenggelam
kesenangan bukan sebagai beban.
dan tertinggal dibandingkan dengan
g) memilih jam mengajar sebanyak-
negara-negara lain.
banyaknya untuk menyebarkan ilmu
Meskipun demikian, masih ada
sebanyak-banyaknya tanpa pamrih.19
guru-guru yang memahami profesi
Demikian seharusnya, menjadi
guru sebagai panggilan ilahi
guru merupakan panggilan ilahi yang
(vocation). Kesadaran ini timbul
dipilih secara sadar, dan seharusnya
karena profesi guru itu dianggap
merupakan cerminan idealisme serta
sebagai tanggung jawab yang
keberpihakkan terhadap
diberikan oleh Tuhan. Tanggung
19
Ibid jawab ini bukan semata-mata sebagai
pekerjaan yang hasilkan uang, tetapi dengan harapan merekalah yang akan
lebih daripada itu profesi guru adalah melanjutkan tongkat estafet
suatu pelayanan. Pelayanan yang pembangunan di masa yang akan
diberikan bagi generasi muda, datang.

DAFTAR PUSTAKA
Sinamo, Jansen. 8 Etos Keguruan.
Danim, Sudarwan & Rahayu, Jakarta: Institut Darma
Wiwien W Profesi dan Mahardika, 2010
Prefesionalisasi. Yogya: Sukarman, Timotius. Gereja yang
Paradigma Indonesia, 2009 Bertumbuh dan Berkembang.
Kamus Gambaran Alkitab, ed. Yogyakarta: Andi Offset, 2013
Leland Ryken, dkk. Surabaya:
Momentum, 2001 Uno, H. Hamzah B. Profesi
Nainggolan, J. M. Guru Agama Kependidikan. Jakarta: Bumi
Kristen sebagai Panggilan dan Aksara, 2010
Profesi. Jabar: Generasi Info
Wijaya, Cece. Kemampuan Guru
Media, 2008
Dalam Proses Belajar Mengajar
, Menjadi Guru Agama
Bandung: PT. Remaja
Kristen. Jabar: Generasi Info
Roesdakarya, 1994
Media, 2008
ppkalqudwah.blogspot.com/koran
, Strategi Pendidikan tempo/highlight-berita-nasional
Agama Kristen. Jabar: Generasi www.hukumonline.com/ UU RI No
Info Media, 2008 14 tahun 2005/pasal 7 ayat 1
http://sunardin-
Saudagar, Fachruddin dan Idrus, Ali. my.blogspot.com/2012/11/makala
Pengembangan Profesinalitas h-profesi-keguruan-tentang-
Guru. Jakarta: Gaung Persada, guru.html
2009 http://imanal-
idroes.blogspot.com/2011/06/pro
fesi-pendidikan.html
http://forumptk.org/ profesi guru
sebagai pekerjaan atau profesi
guru sebagai panggilan

Anda mungkin juga menyukai