Anda di halaman 1dari 11

HAKIKAT PROFESIONALISME DAN GURU

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai tugas kelompok Mata kuliah Profesi
Keguruan

Dosen Pengampu:
Atip Nurharini, S.Pd., M.Pd.
Bagas Kurnianto, M.Pd.

Disusun Oleh:
Tria Puspa Kirana Timantiotiningrum (1401421428)
Ashley Rahma Carolin (1401421433)
Tegar Firgiawan (1401421438)
Mawar Gultom (1401421441)
Ifah Larasati (1401421459)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2024

i
PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
anugerah dan nikmatnya sehingga kami dapat menyusun makalah untuk mata pelajaran
Profesi Keguruan, mengenai “Hakikat Profesionalisme dan Guru”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Profesi Keguruan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Atip Nurharini, S.Pd., M.Pd. dan Bagas
Kurnianto, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Profesi Keguruan atas bimbingannya
dalam proses penyusunan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh
anggota tim yang sudah bekerja sama dalam penyusunan makalah ini.
Kami telah berusaha dengan maksimal dalam penyusunan makalah ini dengan segala
kekurangannya. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
sehingga kami berharap kritik, saran ataupun masukan yang bersifat membangun agar
kedepannya kami dapat membuat karya – karya yang lebih baik.

Semarang, 17 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA....................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................................................... 1

BAB 2 PEMBAHASAN ................................................................................................. 2


2.1 Pengertian Hakikat Profesionalisme dan Guru..................................................... 2
2.2 Karakteristik Profesionalisme Guru...................................................................... 3
2.3 Cara Meningkatkan Profesionalitas Guru............................................................. 4

BAB 3 PENUTUP .......................................................................................................... 7


3.1 Kesimpulan........................................................................................................... 7
3.2 Saran .................................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 8

iii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada hakikatnya hakikat profesionalisme dan guru selalu berlangsung dengan
melibatkan unsur subjek atau pihak-pihak sebagai aktor penting. Subyek penerima
adalah peserta didik sedangkan subyek pemberi adalah pendidik. Seseorang yang
menginginkan menjadi pendidik maka ia dipersyaratkan mempunyai kriteria yang
diinginkan oleh dunia pendidikan. Orang yang merasa terpanggil untuk mendidik
maka ia mencintai peserta didiknya dan memiliki perasaan wajib dalam melaksanakan
tugasnya disertai dengan dedikasi yang tinggi atau bertanggung jawab. Hakikat
profesionalisme dalam konteks profesi guru melibatkan serangkaian sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang diperlukan untuk mencapai standar
yang tinggi dalam memberikan pendidikan yang efektif kepada para siswa.

Guru profesional dihadapkan pada tuntutan untuk memahami dengan


mendalam subjek yang mereka ajarkan, mengembangkan keterampilan mengajar yang
inovatif, serta memiliki komitmen yang kuat terhadap pertumbuhan dan
perkembangan setiap siswa. Mereka juga harus mampu beradaptasi dengan perubahan
dalam kurikulum dan teknologi pendidikan, serta menghadapi beragam tantangan
sosial, ekonomi, dan budaya yang mungkin memengaruhi lingkungan belajar mereka.
Dengan menerapkan prinsip-prinsip profesionalisme, seorang guru tidak hanya
menjadi fasilitator pembelajaran, tetapi juga menjadi contoh yang inspiratif bagi
generasi muda dalam mempersiapkan mereka menghadapi tantangan masa depan.
Kajian tentang pendidik dan kependidikan mencakup beberapa hal antara lain
pengertian dan sebutan istilah pendidik, kompetensi pendidik, kedudukan pendidik,
hakekat tugas dan tanggung jawab guru, profesionalisme guru, organisasi profesi dan
kode etik guru.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa pengertian hakikat profesionalisme dan guru?
b. Apa saja karakteristik profesionalisme guru?
c. Bagaimana cara meningkatkan profesionalisme guru?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian hakikat profesionalisme dan guru
b. Untuk mengidentifikasi karakteristik profesionalisme guru
c. Untuk memahami cara meningkatkan profesionalisme guru

1
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hakikat Profesionalisme dan Guru


a. Pengertian Profesionalisme
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan
sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan
dan keterampilan khusus yang diperoleh dari Pendidikan akademis dan
intensif. Jadi profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian tertentu. Artinya suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut
keahlian dipegang oleh sembarang orang, tapi memerlukan persiapan melalui
Pendidikan dan pelatihan secara khusus.

Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi


adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentu
yang mensyaratkan kompetensi (Pengetahuan, sikap, dan keahlian) tertentu
yang secara khusus yang diperoleh dari Pendidikan akademis dan intensif.
Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan
kompetensi (Keahlian dan Kewenangan) dalam Pendidikan dan pembelajaran
agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta
berhasil guna

b. Pengertian Profesionalisme Guru


Profesionalisme guru merupakan sebuah kondisi arah, nilai, tujuan,
dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pengajaran dan
yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian.
Sementara itu guru profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan tugas Pendidikan dan pengajaran.
Kompetensi disini meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional
yang baik yang bersifat pribadi, sosial, atau akademis.

Profesionalisme guru adalah suatu Tingkat penampilan seseorang


dalam melaksanakan pekerjaan sebagai guru yang didukung dengan
keterampilan dan kode etik. Eksistensi seorang guru adalah sebagai pendidik
profesional di sekolah, dalam hal ini guru sebagai uswatun hasanah, jabatan
administratif, dan petugas kemasyarakatan. Dengan kata lain pengertian guru
profesional adalah orang yang mempunyai keahlian dan kemampuan khusus
dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya
sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Guru yang profesional adalah
orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang
kaya dalam bidangnya.

2
2.2 Karakteristik Profesionalisme Guru
Menurut Rijal (2018) karakteristik guru profesional adalah:
a. Menyenangi profesinya atau menjiwai
Setiap profesi yang dipelajari, seperti mengajar, harus disegarkan, dicermati,
dianalisis, dan dipahami sebaik-baiknya. Jika suatu profesi tidak disukai,
tugas-tugas yang harus diselesaikan secara sistematis akan menjadi berat, tidak
efektif, dan memakan waktu. Mengajar adalah profesi yang bekerja dengan
makhluk yang membutuhkan cinta/perhatian, makhluk berakal yang harus
dibekali ilmu, dan makhluk dengan bentuk fisik yang terus berkembang atau
bertindak sesuai keinginan hati dan pikir.
b. Menguasai profesinya berdasarkan bidang ilmu pengetahuannya
Seorang guru profesional yang akan memberikan pelajaran kepada siswanya
harus benar-benar guru yang ahli dalam bidang ilmunya dan benar-benar guru
yang ahli dalam bidang ilmunya dan benar-benar guru yang ahli dan menjadi
ahli di bidang ilmu yang akan diajarkan bagi siswa, guru harus terlebih dahulu
memilih pendidikan yang sesuai dengan profesinya.
c. Memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif.
Guru profesional mampu mengkomunikasikan atau menjelaskan apa yang
telah mereka pelajari (transfer pengetahuan) kepada siswanya secara efisien
dan efektif. Guru diharapkan memahami pengetahuan khusus yang berkaitan
dengan profesinya, seperti memahami siswa, menguasai metode/teknik
menyampaikan pengetahuan dengan objektif, dan cara berinteraksi dengan
siswa secara benar dan tepat.
d. Berpegang teguh pada kode etik sesuai dengan profesinya
Sikap atau perilaku seorang guru harus sesuai dengan perkataannya. Guru
dinilai bukan hanya dari apa yang dia katakan kepada siswa, tetapi juga dari
karakternya, kesabaran, kejujuran, ketulusan, cara berpikir, ketakwaan, jiwa
sosial, dan bahkan pada bagaimana dia mengelola emosinya.
Berikut kode etik yang wajib diikuti oleh setiap guru. 1) Self Growth; Guru
profesional berusaha untuk mengikuti perkembangan dan perubahan zaman
untuk mencapai tingkat kualitas setinggi mungkin. Akibatnya, tidak ada alasan
bagi seseorang untuk berhenti mempelajari dan menggali informasi, karena
pada saat seorang guru tidak meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, itu
adalah bentuk stagnasi terburuk dalam bidang pendidikan. 2) Capability;
Pendidik yang mampu bekerja dan menunjukkan semangat dalam
melaksanakan proses pembelajaran, serta memiliki keterampilan diri dalam
memahami dan melindungi peserta didik dengan baik adalah guru yang
profesional. 3) Inovatif; Guru juga harus terus berupaya inovatif dalam
implementasi kurikulum seperti inovatif dalam bahan ajar, menggunakan
metode yang beragam, memilih media dan teknologi pembelajaran, dan
melakukan penilaian siswa dengan teknik yang beragam.

3
2.3 Cara Meningkatkan Profesionalitas Guru
Di masa mendatang, tugas guru akan menjadi lebih berat. Guru tidak hanya
diperlukan untuk menyampaikan pengetahuan, keterampilan, dan teknologi, tetapi
juga harus memikul tanggung jawab masyarakat, termasuk mentransfer kebudayaan,
life skills, dan nilai-nilai. Mengingat beban tugas yang signifikan ini, sangat penting
untuk terus meningkatkan kemampuan profesional guru agar mereka dapat
melaksanakan tugas mereka dengan efektif. Guru perlu bersedia menilai kinerja
mereka sendiri, melakukan oto-kritik, dan memperhatikan berbagai pendapat serta
harapan. Pemerintah berusaha meningkatkan profesionalisme guru melalui
langkah-langkah seperti peningkatan kualifikasi dan persyaratan pendidikan, program
sertifikasi, pengembangan kompetensi, pendidikan dalam jabatan, peningkatan
kesejahteraan dengan tunjangan, serta memberikan penghargaan dan perlindungan
kepada guru yang berprestasi. Langkah-langkah ini mencakup aspek-aspek seperti
kualifikasi akademik, sertifikasi, dan perlindungan hukum, profesi, serta keselamatan
dan kesehatan kerja.

Profesionalisme guru di antaranya adalah sebagai berikut:


a. Meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan
Meningkatkan tingkat kualifikasi dan persyaratan pendidikan lebih tinggi bagi
para pendidik, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Sesuai dengan
Pasal I Undang–Undang No.14 Tahun 2005, disebutkan bahwa guru harus
memiliki kualifikasi akademik berupa gelar Sarjana (S-1) atau Diploma empat
(D-IV), yang dapat diperoleh melalui pendidikan tinggi. Kualifikasi akademik
guru dapat dicapai baik melalui pendidikan formal maupun melalui uji
kelayakan dan kesetaraan. Standar kualifikasi akademik yang berlaku mulai
dari tingkat PAUD/TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, hingga
SMK/MAK, ditetapkan dengan persyaratan minimum D-IV atau S1.
b. Program sertifikasi
Sertifikat pendidik merupakan tanda penghargaan terhadap guru sebagai
profesional. Menurut Undang–Undang RI Tahun 2005 Tentang Guru dan
Dosen, sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi syarat
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai fasilitator pembelajaran.
Sertifikat ini diberikan kepada individu yang telah berhasil dalam ujian
sertifikasi pendidik dan diyakini memiliki kemampuan untuk menjalankan
tugas mengajar, membimbing, melatih, dan menilai hasil belajar peserta didik.
Tujuan sertifikasi ini adalah untuk meningkatkan standar profesionalisme
guru, melindungi profesi guru dari praktik yang tidak kompeten, dan menjaga
citra profesi guru.

4
c. Mengembangkan kompetensi guru
Kompetensi merujuk pada kumpulan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
yang harus dimiliki, diinternalisasi, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
menjalankan tugas profesional mereka. Langkah-langkah pemerintah untuk
memajukan kompetensi guru diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional RI No. 16 Tahun 2007, yang mengharuskan seorang guru memenuhi
standar akademik dan kompetensi. Standar guru mencakup kriteria yang
diperlukan, ditetapkan, dan disepakati secara bersama, yang mencakup
penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga guru dianggap
kompeten. Standar kompetensi guru terdiri dari empat kompetensi dasar, yaitu
kompetensi pedagogik, kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional, yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Kompetensi utama
berkembang menjadi kompetensi inti guru, dan kompetensi inti guru
selanjutnya dibagi menjadi kompetensi guru kelas atau kompetensi guru mata
pelajaran. Uji kompetensi telah dilakukan di berbagai daerah sebagai langkah
untuk menilai kemampuan guru.
d. Pendidikan dalam jabatan
Bentuk pendidikan ini mungkin melibatkan pelatihan dan workshop untuk
meningkatkan kualitas profesionalisme guru dalam menjalankan proses
pembelajaran, yang dapat diorganisir oleh sekelompok guru. Dengan
demikian, guru tidak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga dapat
meningkatkan kompetensi dan keterampilan dalam mengajar, seperti teknik
pengajaran yang efektif. Pendekatan yang dianggap baik dan benar dalam
pengajaran adalah metode yang dapat diterapkan dan menghasilkan hasil
sesuai harapan.
e. Peningkatan kesejahteraan guru
Pemerintah berusaha meningkatkan kesejahteraan guru melalui pemberian
tunjangan yang diatur dalam UU Tentang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005,
pada pasal 15 ayat 1. Pasal tersebut menyatakan bahwa guru memiliki hak
untuk menerima tunjangan profesi, tunjangan fungsional, dan berbagai
tunjangan lainnya. Guru di daerah terpencil juga berhak mendapatkan
tunjangan khusus. Tunjangan profesi diberikan kepada guru yang memenuhi
syarat, termasuk persyaratan akademik dan penugasan sebagai guru tetap di
unit pendidikan yang diakui oleh Pemerintah atau pemerintah daerah. Guru
yang telah meraih sertifikat pendidik juga memperoleh tunjangan profesi,
sementara guru PNS menerima tunjangan fungsional setara dengan satu gaji
pokok. Guru yang bekerja di daerah khusus akan mendapatkan tunjangan
khusus.

5
f. Memberikan reward (penghargaan) dan perlindungan
Pemerintah menunjukkan kepedulian serius terhadap pemberian penghargaan
dan perlindungan kepada guru, sebagaimana tercermin dalam UU No. 14
Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang mewajibkan pemberian
penghargaan dan perlindungan. UU ini, khususnya pasal 36 dan pasal 37,
menggariskan bahwa guru yang menunjukkan prestasi, dedikasi luar biasa,
atau bertugas di daerah khusus berhak menerima penghargaan. Guru yang
mengorbankan dirinya dalam tugas di daerah khusus akan mendapat
penghargaan dari Pemerintah, pemerintah daerah, atau masyarakat (pasal 36).
Bentuk penghargaan kepada guru dapat melibatkan tanda jasa, kenaikan
pangkat istimewa, dukungan finansial, piagam, atau bentuk penghargaan
lainnya (pasal 37). Sesuai dengan pasal 39, setiap guru berhak mendapatkan
perlindungan dalam menjalankan tugasnya. Perlindungan tersebut mencakup:
(1) Perlindungan hukum dari kekerasan, ancaman, diskriminasi, intimidasi,
atau perlakuan tidak adil dari berbagai pihak. (2) Perlindungan profesi
mencakup aspek pemutusan hubungan kerja sesuai dengan regulasi,
pemberian imbalan yang adil, serta perlindungan dari pelecehan terhadap
profesi yang dapat menghambat guru dalam melaksanakan tugasnya. (3)
Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup upaya melindungi
guru dari risiko keamanan, kecelakaan kerja, kebakaran, bencana alam,
lingkungan kerja yang tidak sehat, atau risiko lainnya.

6
BAB 3 PENUTUP

3.1 Simpulan
Profesionalisme guru merupakan sebuah kondisi arah, nilai, tujuan, dan
kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pengajaran dan yang berkaitan
dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Guru yang profesional
adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang
kaya dalam bidangnya. Kompetensi yang harus dimiliki guru meliputi pengetahuan,
sikap, dan keterampilan profesional yang baik yang bersifat pribadi, sosial, atau
akademis. Karakteristik profesionalisme guru meliputi menyenangi profesinya,
menguasai profesinya berdasarkan bidang ilmu pengetahuannya, Memiliki
kemampuan berkomunikasi secara efektif, dan Berpegang teguh pada kode etik sesuai
dengan profesinya

Untuk meningkatkan profesionalisme guru, pemerintah telah melalui


langkah-langkah seperti peningkatan kualifikasi dan persyaratan pendidikan, program
sertifikasi, pengembangan kompetensi, pendidikan dalam jabatan, peningkatan
kesejahteraan dengan tunjangan, serta memberikan penghargaan dan perlindungan
kepada guru yang berprestasi. Guru dituntut untuk dapat bekerja secara profesional
guna mendukung tercapainya tujuan pembelajaran, guru yang profesional tentu dapat
menghasilkan pembelajaran yang baik bagi peserta didik juga tanah air.

3.2 Saran
Untuk menjadi seorang guru profesional, penting untuk terus meningkatkan
keterampilan mengajar, memperdalam pemahaman terhadap materi pelajaran, dan
selalu membuka diri terhadap pengembangan diri serta umpan balik dari murid dan
rekan seprofesi. Dengan adanya makalah ini penulis berharap pembaca dapat
memahami isi dari makalah ini dan tentu dapat menambah pengetahuan. Semoga
pembaca bisa terus menggali wawasan dengan terus mencari referensi lain selain dari
makalah ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Mini, H. (2013). Profesi Keguruan. Medan: Perdana Publishing Guru. Bandung: Alfabeta.
Guru, A. P. (2019). Profesionalisme Guru. Profesi Kependidikan, 83.
Undang – Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

Anda mungkin juga menyukai