DI SUSUN OLEH :
YUNDA ARDIANTI MAHFIDA
2013100005
PENDIDIKAN MATEMATIKA
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................1
C. TUJUAN.............................................................................................2
BAB II................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
A. PENGERTIAN PROFESIONALISME
GURU................................................................................................3
B. PERLUNYA GURU YANG
PROFESIONAL...................................................................................3
C. ASPEK-ASPEK KOMPETENSI
GURU...............................................................................................4
D. UPAYA MENINGKATKAN PROFESIONALISME
GURU...............................................................................................6
E. PERSYARATAN GURU PROFESIONAL
BAB III...............................................................................................................8
PENUTUP..........................................................................................................10
A. KESIMPULAN......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................11
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat dan
karunia- Nya makalah yang berjudul “KOMPETENSI PROFESIONALISME GURU“
dapat diselesaikan tepat waktu.Makalah ini disusun sebagai tugas matakuliah
komputer.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih sangat banyak kekurangan di dalam nya yang perlu
diperbaiki kembali,untuk itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun semangat untuk kesempurnaan makalah ini.Sehingga,
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Penulis
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kompetensi merupakan kemampuan dan berwenangan guru dalam
melaksanakan profesi keguruannya. Kata “profesional” berasal dari kata sifat yang
berarti pencaharian dan sebagai kata benda yang berarti orang yang mempunyai
keahlian seperti guru, dokter, hakim, dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang
bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang
khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang
karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain (Uzer Usman, 1995: 14).
Dengan bertitik tolak pada pengertian ini, maka pengertian guru profesional
adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan
sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal.
Dengan kata lain guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih
dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya bidangnya, (Uzer Usman, 1995: 15).
Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal
tetapi juga harus menguasai landasanlandasan kependidikan.
Guru memiliki peran yang sangat strategis dalam proses pembelajaran. Peran
strategis guru dalam proses pembelajaran ini memiliki dampak pada kompetensi yang
dicapai siswa berupa pengetahuan, keterampilan dan moral. Guru yang profesional pasti
akan dapat menghasilkan pendidikan yang berkualitas. Hal ini dapat dicapai dengan cara
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, sehingga mampu memberikan motivasi
dan semangat belajar siswa. Guru profesional akan dapat melaksanakan pembelajaran
yang dapat menumbuhkan kreatifitas peserta didik.
Melalui strategi pembelajaran yang tepat dan beragam, peserta didik diharapkan
tidak hanya memahami materi saja tetapi juga dapat mendorong siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran. Semua itu dapat tercipta karena adanya latar belakang pendidikan
guru yang sesuai dengan bidang studi yang diampu, yang dibekali dengan pengetahuan
sesuai dengan bidangnya.
Guru profesional tidak hanya dituntut untuk mampu memiliki kepribadian yang
matang, penguasaan ilmu yang kuat, keterampilan mengajar, pengembangan profesi,
tetapi juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai bidang studi yang dikuasai.
Tetapi pada kenyataan, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa siapapun
bisa mengajar sehingga merasa tidak perlu memperhatikan latar belakang pendidikan.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu profesionalisme guru ?
b. Mengapa kita memerlukan guru yang profesional ?
c. Apa saja aspek-aspek kompetensi guru profesional ?
d. Upaya apa saja untuk meningkatkan profesionalisme guru ?
e. Apa saja syarat menjadi guru profesional ?
C. TUJUAN
a. Makalah ini dibuat agar para pembaca mengetahui apa itu profesionalisme guru.
b. Agar para pembaca mengetahui mengapa di era yang sekarang kita memerlukan
guru yang profesional.
1
c. Bagi para pembaca yang ingin jadi guru bisa mengetaui apa saja aspek-aspek
yang untuk menjdai guru yang profesional dan upaya apa saja yang perlu
ditingkatkan agar menjadi guru yang profesional.
d. Agar para pemabaca mengetahui apa sajakah persyaratan menjadi guru
profesional.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Dengan demikian, keberadaan guru profesional selain untuk mempengaruhi
proses belajar mengajar, guru profesional juga diharapkan mampu memberikan mutu
pendidikan yang baik sehingga mampu menghasilkan siswa yang berprestasi. Untuk
mewujudkan itu, perlu dipersiapkan sedini mungkin melalui lembaga atau sistem 24
pendidikan guru yang memang juga bersifat profesional dan memeliki kualitas
pendidikan dan cara pandang yang maju.
1. Kompetensi Pendagogik.
b. Lebih lanjut, dalam RPP tentang guru (E. Mulyasa, 2011: 75) mengungkapkan
bahwa kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelola
pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai
berikut:
a) Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan.
b) Pemahaman terhadap peserta didik 25.
c) Pengembangan terhadap kurikulum/ silabus.
d) Perencanaan pembelajaran.
e) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
f) Pemanfaatan teknologi pembelajaran.
g) Evaluasi Hasil Belajar (EHB).
h) Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimiliki.
2. Kompetensi Kepribadian.
Mulyasa (2011: 117) menjelaskan kompetensi kepribadian dalam Standar
Nasional Pendidikan, yang tercantum dalam Pasal 28 ayat (3) butir b, dikemukakan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik dan berakhlak mulia.
4
Oleh sebab itu, guru adalah panutan bagi peserta didik dan menjadi sosok seorang
guru haruslah memiliki kekuatan kepribadian yang positif yang dapat dijadikan sumber
inspirasi bagi peserta didik. Seperti yang diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam
sistem pendidikan yang diinginkan yaitu guru harus “ing ngarsa sung tuladha, ing madya
mangun karsa, tut wuru handayani” yang artinya bahwa guru harus menjadi contoh dan
teladan yang baik, membangkitkan motivasi belajar sisiwa serta mendorong/
memberikan dukunagan dari belakang.
3. Kompetensi Profesional.
Secara umum, ruang lingkup kompetensi profesional guru menurut E. Mulyasa (2011:
135) adalah:
a) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofis dan psikologis.
b) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai dengan tingkat perkembangan
perilaku peserta didik.
c) Mampu menangani mata pelajaran atau bidang studi yang ditugaskan kepadanya.
d) Mengerti dan dapat menerapkan metode mengajar yang sesuai.
e) Mampu menggunakan berbagai alat pelajaran dan media serta fasilitas yang lain.
f) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pengajaran.
g) Mampu melaksanakan evaluasi belajar.
h) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik.
5
4. Kopetensi Sosial.
Mulyasa (2011: 173) menjelaskan tentang kompetensi sosian dalam Standar Nasional
Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Menurut Abdul Hadis
dan Nurhayati (2010: 27-28) yang berdasarkan hasil rapat Asosiasi LPTKI (Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan Indonesia) di Unesa Surabaya Tahun 2006, menjelaskan
kompetensi sosial dapat dijabarkan menjadi sub kompetensi dan pengalaman belajar
sebagai berikut:
1. Peningkatan kesejahteraan.
Agar seorang guru bermartabat dan mampu “membangun” manusia muda dengan penuh
percaya diri, guru harus memiliki kesejahteraan yang cukup (gaji yang memadai). Perlu
6
ditata ulang sistem penggajian guru agar gaji yang diterimanya setiap bulan dapat
mencukupi kebutuhan hidup dirinya dan keluarganya dan pendidikan putra-putrinya.
Dengan penghasilan yang mencukupi, tidak perlu guru bersusah payah untuk mencari
nafkah tambahan di luar jam kerjanya. Guru akan lebih berkonsentrasi pada profesinya,
tanpa harus mengkhawatirkan kehidupan rumah tangganya serta khawatir akan
pendidikan putra-putrinya. Guru mempunyai waktu yang cukup untuk mempersiapkan diri
tampil prima di depan kelas. Jika mungkin, seorang guru dapat meningkatkan profesinya
dengan menulis buku materi pelajaran yang dapat dipergunakan diri sendiri untuk
mengajar dan membantu guru-guru lain yang belum mencapai tingkatnya. Hal ini dapat
lebih menyejahterakan kehidupan guru dan akan lebih meningkatkan status sosial guru.
Guru akan lebih dihormati dan dikagumi oleh anak didiknya. Jika anak didik mengagumi
gurunya maka motivasi belajar siswa akan meningkat dan pendidikan pasti akan lebih
berhasil.
2. Kurangi beban guru dari tugas-tugas administrasi yang sangat menyita waktu.
Sebaiknya tugas-tugas administrasi yang selama ini harus dikerjakan seorang guru,
dibuat oleh suatu tim di Diknas atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang
disesuaikan dengan kondisi daerah dan bersifat fleksibel (bukan harga mati) lalu
disosialisasikan kepada guru melalui sekolah-sekolah. Hal ini dapat dijadikan sebagai
pegangan guru mengajar dalam mengajar dan membantu guru-guru pemula untuk
mengajar tanpa membebani tugas-tugas rutin guru.
7
diklat/penataran dan berbagai upaya lain untuk memperoleh sertifikasi
8. Membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas termasuk lewat organisasi
profesi.
Upaya membangun hubungan kesejawatan yang baik dan luas dapat dilakukan guru
dengan membina jaringan kerja atau networking. Guru harus berusaha mengetahui apa
yang telah dilakukan oleh sejawatnya yang sukses
Dilihat dari tugas dan tanggung jawabnya, tenaga kependidikan ternyata bahwa untuk
menyandang pekerjaan dan jabatan tersebut dituntut beberapa persyaratan. Menurut
Muhammad Ali ( 1985 : 35 ) sebagai berikut :
1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan
yang mendalam
2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang
profesinya
3. Menuntut tingkat pendidikan keguruan yang memadai
4. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang
dilaksanakannya
5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupannya
Untuk itulah seorang guru harus mempersiapkan diri sebaik – baiknya untuk memenuhi
panggilan tugasnya, baik berupa im-service training (diklat/penataran) maupun pre
service training (pendidikan keguruan secara formal). Secara khusus, sebagai sebuah
profesi keguruan, ada beberapa kriteria seorang guru. Menurut versi National Education
Association (NEA), guru berarti jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual, menggeluti
suatu batang tubuh ilmu yang khusus, memerlukan persiapan profesional yang lama,
memerlukan latihan dalam jabatan yang berkesinambungan, menjanjikan karier hidup
dan keanggotaan yang permanen, menentukan standarnya sendiri, lebih mementingkan
layanan di atas keuntungan pribadi, mempunyai organisasi profesional yang kuat dan
terjalin erat.
Tidak mudah menjadi guru, perlu persiapan, latihan, pembiasaan dan pendidikan yang
cukup. Itulah sebabnya, salah satu kompetensi guru profesional itu harus ada ijazah
guru. Ijazah bukan semata-mata karena alasan formalitas.
8
Selain itu sebagaimana dikemukakan oleh tim pembina kuliah Didaktik metodik
kurikulum UPI ( 1989 : 9 ) persyaratan guru adalah :
Guru yang memenuhi persyaratan atau yang profesional tentunya akan dapat
menumbuhkan perhatian siswa dalam belajar, sehingga dapat mewujudkan situasi
belajar mengajar yang baik. Sebagaimana Nana Sudjana ( 2000 : 16 ) menyatakan :
“Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntunan dan
panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga, dan meningkatkan tugas
dan tanggung jawab terhadap profesi. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung
jawabnya tidak bisa dilakukan oleh orang lain kecuali oleh dirinya sendiri.”
9
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi kesimpulan nya profesionalisme guru merupakan kondisi, arah, nilai,tujuan, dan
kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang
berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Adapun guru yang
profesional itu sendiri adalah guru yang berkualitas, berkompeten, dan guru yang dikehendaki
untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang
nantinya akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang lebih baik.
Dalam pendidikan, guru adalah seorang pendidik, pembimbing, pelatih, dan pemimpin
yang dapat menciptakan iklim belajar yang menarik, memberi rasa aman, nyaman dan kondusif
dalam kelas. Keberadaannya di tengah-tengah siswa dapat mencairkan suasana kebekuan,
kekakuan, dan kejenuhan belajar yang terasa berat diterima oleh para siswa. Kondisi seperti itu
tentunya memerlukan keterampilan dari seorang guru, dan tidak semua mampu melakukannya.
Menyadari hal itu, maka penulis menganggap bahwa keberadaan guru profesional sangat
diperlukan.
Banyak persyaratan untuk menjadi seorang guru. Guru yang memenuhi persyaratan atau
yang profesional tentunya akan dapat menumbuhkan perhatian siswa dalam belajar, sehingga
dapat mewujudkan situasi belajar mengajar yang baik. Sebagaimana Nana Sudjana ( 2000 : 16 )
menyatakan : “Tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya ialah tuntunan
dan panggilan untuk selalu mencintai, menghargai, menjaga, dan meningkatkan tugas dan
tanggung jawab terhadap profesi. Guru harus sadar bahwa tugas dan tanggung jawabnya tidak
bisa dilakukan oleh orang lain kecuali oleh dirinya sendiri.”
10
Daftar pustaka
https://www.blogbarabai.com/2014/09/makalah-profesionalisme-guru-kompetensi.html
https://belajarwebdiyutubeblog.wordpress.com/2017/01/27/makalah-profesionalisme-guru/
https://makalah-ibnu.blogspot.com/2010/01/kompetensi-profesionalisme-
guru.html#axzz6u66HpHxz
11