Scene 2 (Pembukaan)
Apa saja ya materi yang akan kita bahas pada materi kali ini?
1. Biografi dari John D. Krumboltz
2. Kopsep Utama teori karir Happenstance Learning Theory
3. Implementasi teori karir Happenstance Learning Theory dalam layanan Bimbingan dan
Konseling
Scene 3 (Materi-Biografi)
Materi pertama mengenai Biografi dari pencetus teori Happenstance Learning Theory yaitu John
D. Krumboltz. Krumboltz lahir pada tanggal 21 Oktober 1928 di Cedar Rapids, Iowa, Amerika
Serikat. John Krumboltz adalah seorang professor pendidikan dan psikologi di Stanford
University dengan spesialisasi bidang psikologi konseling. Ia juga seorang pionir untuk berbagai
teori konseling karier seperti social learning theory pada 1979, theory of career decision making
pada 1996 dan yang terbaru ia mencetuskan happenstance learning theory pada 2009. Pada tahun
2002 ia mendapat penghargaan dari APA’s Award for Distinguished Profesional Contributions
to Applied Research.
Scene 4 (Konsep Utama Happenstance Learning Theory)
Happentence learning theory (HLT) yang dikemukakan Krumboltz menawarkan solusi untuk
merespon peluang (opportunity) dan kejadian yang tidak terduga (chance events) selama proses
perencanaan karier.
Dalam teori HLT menyebutkan seseorang bebas menentukan karier dan hidupnya alih-alih
memilih satu jenis profesi saja.
HLT juga memandang kondisi keraguan (indecision) sebagai kekuatan pikiran terbuka (open
mindedness) dan itu penting dimiliki oleh setiap individu. Open mindedness bukan kelemahan
dan bukan berarti pasif menunggu kesempatan datang, namun justru harus semakin aftif
berekplorasi.
Aktivitas eksplorasi dapat ditunjang dengan keteampilan khas yang disebut Career happenstance
skill :
2. kegigihan ( persitance)
3. fleksibilitas (flexibility)
4. optimis (optimism)
1. Tujuan konseling karir yakni membantu konseli belajar mengambil tindakan demi mencapai
kepuasaan karir dan kehidupan, bukan untuk mengambil pilihan tunggal sebuah profesi.
3. konseli belajar untuk ikut serta dalam proses ekplorasi agar dapat mmengubah kejadian tak
terencara menjadi bermanfaat
4. keberhasilan konseling diukur dari keberhasilan konseli di dunia nyata.