Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH HUMANIORA

KEMITRAAN BIDAN DENGAN TOKOH MASYARAKAT

Dosen : Putri Wahyu Wigati., SST.MPH


Oleh Kelompok 5 :
1. Rahmi Setiyorini
2. Ribka Wanma
3. Rizki Awaliyah
4. Selfia Ferdy
5. Sheilla Fadia Pratiwi
6. Siti Masithoh
7. Siti Sakdiyah Lubis
8. Sitti Salma Sultani
9. Sri Hartati
10. Sri Wahyuni

PROGRAM STUDI DIV BIDAN PENDIDIK


UNIVERSITAS KADIRI
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
1.4 Manfaat
a. Manfaat bagi Mahasiswa

b. Manfaat bagi Tenaga Kesehatan


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
1. Kemitraan
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong atau
Kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut
Notoatmodjo (2003), kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-
individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas
atau tujuan tertentu. Ada berbagai pengertian kemitraan secara umum (Promkes
Depkes RI) meliputi:
a. kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal
antara dua pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra” atau
”partner”.
b. Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan
yang saling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapai
kepentingan bersama.
c. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor, kelompok
masyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama
mencapai tujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-
masing.
d. Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau
organisasi untuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta
membagi tugas, menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun
keuntungan, meninjau ulang hubungan masingmasing secara teratur dan
memperbaiki kembali kesepakatan bila diperlukan.

2. Prinsip Kemitraan
Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu
kemitraan oleh masing-masing naggota kemitraan yaitu:
o Prinsip Kesetaraan (Equity) Individu, organisasi atau institusi yang telah
bersedia menjalin kemitraan harus merasa sama atau sejajar kedudukannya
dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang disepakati.
o Prinsip Keterbukaan Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan
masing-masing anggota serta berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu
harus diketahui oleh anggota lain.
o Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit) Individu, organisasi atau
institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh manfaat dari kemitraan
yang terjalin sesuai dengan kontribusi masing-masing.
3. Definisi Tokoh Masyarakat
Di dalam kehidupan masyarakat, tokoh masyarakat menduduki posisi yang
penting, oleh karena ia dianggap orang serba tahu dan mempunyai pengaruh yang
besar terhadap masyarakat manusia hidup beriringan dengan kebudayaan. Dengan
berkelompok, manusia berhasil membentuk satuan sosial-budaya yang kemudian
mendapat sebutan masyarakat.

Istilah "masyarakat" berasal dari bahasa arab, yakni berakar dari kata
"syaraka" yang berarti "ikut serta, berpartisipasi." Sementara di bahasa Inggris, istilah
"masyarakat" disebut dengan "society" yang berasal dari kata latin "socius," berarti
"kawan." sementara di buku pengantar antropologi: sebuah khtisar mengenal
antropologi (2019: 46) karya Gunsu Nurmansyah dkk, dijelaskan bahwa definisi
masyarakat adalah sejumlah manusia yang jadi satu kesatuan golongan yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. Selain itu, masyarakat
bisa diartikan sebagai salah satu satuan sosial dalam sistem sosial, atau kesatuan
hidup manusia.

Peran Tokoh Masyarakat:

1) Menggali sumber daya untuk kelangsungan penyelenggaraan desa siaga

2) Menaungi dan membina kegiatan desa siaga

3) Menggerakkan masyarakat untuk berperan aktif dalam kegiatan desa siaga.


4. Definisi Kemitraan Bidan & Tokoh Masyarakat
Kemitraan bidan dengan tokoh masyarakat adalah suatu bentuk kerjasama bidan
yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaan, kesetaraan dan kepercayaan
dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi dengan menempatkan bidan sebagai
penolong menjadi mitra yang melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada.
Tujuan nya antara lain:
a) Meningkatkan ckupan pelayanan ibu hamil, busui, ibu bersalin, bayi dan
balita
b) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam mendukung kemajuan
pembangunan kesehatan di desa/ kelurahan.

B. Perlunya Lembaga Yang Mewadai Kerjasama Kemitraan

1. Dalam bentuk paguyuban kader (bidan desa lintas program)


2. Pertemuan rutin dukun
3. Tentang SK
a) Perlu SK hitam diatas putih, SK bisa dalam bentuk forum kesehatan desa
dari kepala puskesmas
b) MOU, tanda tangan MOU, bidan, ketua PKK, kepala desa, kecamatan
4. Mekanisme Kerja
a) Kader : Diadakan pertemuan tiap bulan 1 kali, yang dibahas: dropout
KIA & imunisasi, gizi SKDN dan gizi buruk.
b) Dukun : pertemuan ada tiap 2 – 4 kali setiap tahun, yang dibahas :
informasi data sasaran
c) Pertemuan kader, bidan, dukun, kepala desa, perangkat desa jadi satu
forum kesehatan desa (FKD) setiap 1 bulan. pertemuan dukun 1
kecamatan 1 kali setiap hari tertentu.
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kemitraan bidan dengan tokoh masyarakat adalah suatu bentuk kerjasama bidan
yang saling menguntungkan dengan prinsip keterbukaan, kesetaraan dan kepercayaan
dalam upaya untuk menyelamatkan ibu dan bayi dengan menempatkan bidan sebagai
penolong menjadi mitra yang melibatkan seluruh unsur/elemen masyarakat yang ada.

2. Saran

Pemerintah dan khususnya dinkes dibantu dengan para tokoh-tokoh agama serta
tokoh-tokoh daerah menjalankan dengan meningkatan cakupan pemberian informasi
tentang hak-hak reproduksi keluarga dan anggotanya serta kesadaran dalam
menggunakan hak-hak reproduksinya. Penyediaan pusat-pusat pelayanan informasi
dan rujukan, pembangunan jaringan kerja (networking) antara pusat pelayanan
informasi, dan pusat rujukan, serta masyarakat yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai