Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

Kolaborasi Lintas Sektoral yang Dapat Bekerjasama dengan


Keperawatan Komunitas
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Keperawatan Komunitas
Dosen pengampu : Ns. Ummi Malikal Balqis, M.Kep., Sp.Kep.Kom.
Disusun Oleh : Kelompok 1
1. Rian Hidayat
2. Zulfa Siti
3. Taufik Iskandar
4. Zidan Zulfikar
5. Wulan Suciana
6. Najla Diane
7. Mutia Cahya
8. Sri Wahyuni
9. Nadiv Akbar
10. Nurimat
11. Nurpeni
12. Sindy Hermaliasari
13. Shifa Sofiah
14. Pirda Destiana
15. Salsa Aulia
16. Rismawanti
17. Sugih Mukti

STIKES PERMATA NUSANTARA


SK.Mendikbud RI Nomor: 48/E/O/2021
Jl. Raya Cibeber Cianjur 43262 Tahun Ajaran 2021-2022

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "KOLABORASI LINTAS SEKTORAL
DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas .
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi ksempurnaan makalah ini.

Cianjur, 08 Maret 2022

Penulis
A. LATAR BELAKANG 

Latar Belakang Kesehatan dalam individu maupun masyarakat merupakan hal yang
fundamental dalam kehidupan. Kesehatan dalam masyarakat secara umum dapat diwujudkan
secara bersama-sama. Keterlibatan semua pihak dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat umum sangat diperlukan. Untuk itulah diperlukan sebuah kerja sama yang baik
dan berkesinambungan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang prima.Contoh
kerja sama yang dapat dilakukan ialah kerja sama dalam lintas sektoral dan regional. Kerja
sama lintas sektoral dan regional yang paling dapat dirasakan dalam salah satu bidang
keperawatan ialah keperawatan komunitas.
Dalam keperawatan komunitas kerja sama lintas sektoral maupun regional diperlukan
untuk memberikan pelayanan keperawatan baik sehat maupun sakit pada masyarakat.Aplikasi
kerja sama lintas sektoral maupun regional dalam keperawatan komunitas telah banyak
diselenggarakan dan diterapkan dalam masyarakat.
Kerjasama lintas sektoral dan regional yang dijalin dilakukan oleh berbagai institusi
dan instansi yang memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat Indonesia. Kerjasama lintas sektoral dan regional memiliki peranan yang penting
dalam masyarakat untuk itulah kerjasama ini perlu didukung dan ditingkatkan guna mencapai
masyarakat sehat di Indonesia.
1. Pengertian Kerja Sama Lintas Program dan Lintas Sektor
Kerja sama lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa
program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama lintas
program yang diterapkan di puskesmas berarti melibatkan beberapa program terkait yang
adadi puskesmas. Tujuan khusus kerja sama lintas program adalah untuk menggalang kerja
samadalam tim dan selanjutnya menggalang kerja sama lintas sektoral.
Kerja sama lintas sektor melibatkan dinas dan orang- orang di luar sektor
kesehatanyang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara langsung atau
tidaklangsung terhadap kesehatan manusia. Kerja sama tidak hanya dalam proposal
pengesahan,tetapi juga ikkut serta mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan,
pengumpulan, daninterpretasi informasi serta mengevaluasi. Lintas sektor kesehatan
merupakan hubungan yangdikenali antara bagian atau bagian-bagian dari sektor yang
berbeda, dibentuk utnukmengambil tindakan pada suatu masalah agar hasil yang tercapai
dengan cara yang lebihefektif, berkelanjutan atau efisien disbanding sektor kesehatan
bertindak sendiri (WHO1998). Prinsip kerja sama lintas sektor melalui pertalian dengan
program di dalam dan di luarsektor kesehatan untuk mencapai kesadaran yang lebih besar
terhadap konsekuensi kesehatandari keputusan kebijakan dan praktek organisasi sektor-sektor
yang berbeda.
Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kerjsasama lintas sektor
penganggulanganyang meliputi anggaran, peraturan, komunikasi, komitmen, peran, dan
tanggung jawab.Masalah anggaran sering membuat beberapa institusi membentu kerja sama.
Pengendalianmelalui manajemen lingkungan memerlukan kejelasan yang efektif antara
sektor klinis,kesehatan lingkungan, perencanaan pemukiman, institusi akademis, dan
masyarakat setempat.
Komitmen memerlukan pembagian visi dan tujian seta penetapan kepercayaan
yanglebih tinggi dan tanggung jawab timbale balik untuk tujuan bersama. Peran dan
tanggung jawab menunjuk masalah siapa yang akan melakukan keseluruhan kerjasa. Semua
kerja samamemerlukan struktur dan proses untuk memperjelas tanggung jawab dan
bagaimanatanggung jawab tersebut dikerjakan. 
A. Pengertian Kemitraan
Kemitraan pada esensinya adalah dikenal dengan istilah gotong royong ataukerjasama
dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2003),
kemitraan adalah suatu kerja sama formal antara individu-individu,kelompok-kelompok atau
organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tugas atau tujuantertentu. Ada berbagai
pengertian kemitraan secara umum (Promkes Depkes RI) meliputi:
Kemitraan mengandung pengertian adanya interaksi dan interelasi minimal antara dua
pihak atau lebih dimana masing-masing pihak merupakan ”mitra” atau ”partner ”. 
Kemitraan adalah proses pencarian/perwujudan bentuk-bentuk kebersamaan
yangsaling menguntungkan dan saling mendidik secara sukarela untuk mencapaikepentingan
bersama.c. Kemitraan adalah upaya melibatkan berbagai komponen baik sektor,
kelompokmasyarakat, lembaga pemerintah atau non-pemerintah untuk bekerja sama
mencapaitujuan bersama berdasarkan atas kesepakatan, prinsip, dan peran masing-
masing.Kemitraan adalah suatu kesepakatan dimana seseorang, kelompok atau
organisasiuntuk bekerjasama mencapai tujuan, mengambil dan melaksanakan serta membagi
tugas,menanggung bersama baik yang berupa resiko maupun keuntungan, meninjau
ulanghubungan masingmasing secara teratur dan memperbaiki kembali kesepakatan
biladiperlukan.(Ditjen P2L & PM, 2004).
B. Prinsip Kemitraan
Terdapat 3 prinsip kunci yang perlu dipahami dalam membangun suatu kemitraanoleh
masing masing naggota kemitraan yaitu:-
a. Prinsip Kesetaraan ( Equity )
Individu, organisasi atau institusi yang telah bersedia menjalin kemitraan harusmerasa
sama atau sejajar kedudukannya dengan yang lain dalam mencapai tujuan yangdisepakati.-
b. Prinsip Keterbukaan
Keterbukaan terhadap kekurangan atau kelemahan masing-masing anggota serta
berbagai sumber daya yang dimiliki. Semua itu harus diketahui oleh anggota
lain.Keterbukaan ada sejak awal dijalinnya kemitraan sampai berakhirnya kegiatan. Dengan
saling keterbukaan ini akan menimbulkan saling melengkapi dan saling membantu
diantaragolongan (mitra).-
c. Prinsip Azas manfaat bersama (mutual benefit)
Individu, organisasi atau institusi yang telah menjalin kemitraan memperoleh
manfaatdari kemitraan yang terjalin sesuai dengan kontribusi
 C. Manfaat dan Tujuan kerjasama lintas sektoral
a. Mempermudah pencapaian keberhasilan rancangan kegiatan
b. Dapat memberikan gambaran tekhnis antar lintas sektoral dan lintas program. c. Kebijakan
tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan
d. Saling menguntungkan kedua pihak antara rencana program
 e. Dapat memberikan perizinan dalam rujukan6.
f. Dapat memberikan kontribusi fasilitas ,sarana, dan dana7.
g. Terdokumentasi dalam perizinanan dan kegiatan
 
  2. Institusi/insansi yang terkait dalam lintas sektoral komunitas 
1. Puskesmas pembantu
2. Puskesmas keliling
3.  Bidan/paramedis, dokter yang ditugaskan
4. Puskesmas
5. DKK Kabupaten/Kodya
6. Pendidikan ngeri/swasta
7. BKKBN/Bapermas
8. Wilayah (Desa,Rt,Rw, Kecamatan,Kab)
9. PT, Cv, dll
10. Kantor yng terkait
 
3. Gambaran institusi/instansi yang terkait dalam lintas sektoral komunitas 
a. Puskesmas pusat Kesehatan Masyarakat
Disingkat Puskesmas adalah Organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,merata,
dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif
masyarakat dan menggunakan hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepatguna, dengan biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik
beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada
perorangan.
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah
supervisi Dinas kesehatan kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus
memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan rehabilitatif
baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau upaya kesehatan
masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap
selain pelayanan rawat jalan. Hal ini disepakati oleh puskesmas dan dinas
kesehatan yang bersangkutan. Perawat memberikan pelayanan dimasyarakat,
puskesmas biasanya memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu,
puskesmas keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin
desa(polindes).
b. Kodya
Kota madya merupakan sebuah kota menengah (madya dalam bahasa
Jawa).Istilah ini digunakan untuk membedakan antara kota besar (bahasa
Inggris: city)dan kota kecil/menengah (bahasa Inggris: town) Dalam konteks
Indonesia, istilah ini merujuk pada istilah lama untuk Kota. Sejak
diberlakukannya Undang-undang Nomor 22Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, sebutan kotamadya secara resmi diganti dengan Kota.
KESIMPULAN
 
Pelayanan dan kolaborasi interdisiplin di tatanan komunitas merupakan pelayanan
kesehatan yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan profesional (perawat, dokter, tim
kesehatan lainnya maupun pasien dan keluarga pasien) yang mempunyai hubungan yang
jelas, dengan tujuan menentukan diagnosa, tindakan tindakan medis, dorongan moral dan
kepedulian khususnya kepada pasien. Pelayanan akan berfungsi baik jika terjadi
adanya konstribusi dari anggota tim dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik kepada
pasien. Oleh karena itu tim kolaborasi interdisiplin hendaknya memiliki komunikasi yang
efektif. bertanggung jawab dan saling menghargai antar sesama anggota tim.
 
Kerja sama lintas sektor melibatkan dinas dan orang-orang di luar sektor kesehatan
yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara langsung atau tidak
langsung terhadap kesehatan manusia. Kerja sama tidak hanya dalam proposal pengesahan,
tetapi juga ikkut serta mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan, pengumpulan, dan
interpretasi informasi serta mengevaluasi. Lintas sektor kesehatan merupakan hubungan yang
dikenali antara bagian atau bagian-bagian dari sektor yang berbeda. (WHO 1998).
 

Kerja sama lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa
program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. Kerja sama lintas
program yang diterapkan di puskesmas berarti melibatkan beberapa program terkait yang ada
di puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai