Anda di halaman 1dari 37

KoraCase Report Session

KERJASAMA LINTAS SEKTOR


DI PUSKESMAS LUBUK KILANGAN

Oleh:

PUTRI RAHMAWATI
1740312215

Preseptor :

Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT /


KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
2018

1
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,

dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Berdasarkan prinsip keterpaduan dan kesinambungan, Puskesmas

mengintegrasikan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan lintas program dan lintas sektor

serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung oleh manajemen Puskesmas.1

Kerjasama lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara

beberapa program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama2.

Sementara kerjasama lintas sektor merupakan hubungan yang dikenali antara

bagian atau bagian-bagian dari sektor yang berbeda, dibentuk untuk mengambil

tindakan pada suatu masalah agar hasil yang tercapai dengan cara yang lebih

efektif, berkelanjutan atau efisien dibanding sektor kesehatan bertindak sendiri.3

Kerjasama lintas sektor penting dilaksanakan di puskesmas dengan tujuan

meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektor – sektor yang

bersangkutan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan4. Selain dari kerja sama

lintas sektor, dikenal juga istilah kemitraan. Kemitraan adalah suatu kerja sama

formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi

untuk mencapai suatu tugas atau tujuan tertentu.5

2
Sasaran dari pembangunan kesehatan adalah meningkatkan derajat kesehatan

melalui peningkatan kualitas dan pemerataan pelayanan kesehatan yang semakin

menjangkau seluruh masyarakat. Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh

berbagai faktor yang tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan,

melainkan juga tanggung jawab berbagai sektor terkait. Untuk mewujudkan hal

tersebut perlu diupayakan adanya suatu kerjasama yang baik antara sektor

pembangunan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional.6

Pembangunan kesehatan di puskesmas Lubuk Kilangan secara umum

bertujuan untuk terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui upaya kesehatan

masyarakat yang dapat menjangkau semua lapisan masyarakat. Hal ini sejalan

dengan terjadinya perubahan paradigma di bidang kesehatan yaitu, Paradigma

Sehat. Pergeseran paradigma ini memberi peluang bagi Puskesmas untuk lebih

mengoptimalkan fungsinya melalui kegiatan-kegiatan yang lebih berorientasi

pada kebutuhan masyarakat.7

Untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan atau program Puskesmas,

sangat diperlukan kerja sama lintas sektor.Terlaksananya kerjasama lintas sektor

yang baik akan mempengaruhi pencapaian pelaksanaan program Puskesmas. Hal

inilah yang mendasari penulis membahas tentang pelaksananaan kerja sama lintas

sektor di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan.

1.2 Batasan Masalah

Makalah ini membahas tentang kerja sama lintas sektor di wilayah kerja

puskesmas Lubuk Kilangan.

3
1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai kerjasama lintas sektor.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran pelaksanaan kerja sama lintas sektor di wilayah

kerja puskesmas Lubuk Kilangan

2. Mengetahui kendala dalam pelaksanaan kerjasama lintas sektor di wilayah

kerja Puskesmas Lubuk Kilangan

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan makalah ini berupa tinjauan pustaka yang merujuk dari

berbagai literatur, laporan Puskesmas Lubuk Kilangan serta diskusi bersama

Kepala Bagian Tata Usaha Puskesmas Lubuk Kilangan.

4
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerjasama Lintas Sektor

2.1.1 Pengertian Kerjasama Lintas Sektor

Kerjasama Lintas Sektor merupakan hubungan yang dikenali antara bagian

atau bagian-bagian dari sektor yang berbeda, dibentuk untuk mengambil tindakan

pada suatu masalah agar hasil yang tercapai dengan cara yang lebih efektif,

berkelanjutan atau efisien dibanding sektor kesehatan bertindak sendiri.3 Kerja

sama lintas sektor melibatkan dinas dan orang- orang di luar sektor kesehatan

yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara langsung atau

tidak langsung terhadap kesehatan manusia.

Kerja sama tidak hanya dalam proposal pengesahan, tetapi juga ikut serta

mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan, pengumpulan, dan interpretasi

informasi serta mengevaluasi.2 Prinsip kerja sama lintas sektor melalui pertalian

dengan program di dalam dan di luar sektor kesehatan untuk mencapai kesadaran

yang lebih besar terhadap konsekuensi kesehatan dari keputusan kebijakan dan

praktek organisasi sektor-sektor yang berbeda.2

2.1.2 Tujuan Kerja Sama Lintas Sektor

Tujuan dari kerjasama lintas sektor adalah untuk menggalang kerjasama

dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di bidang kesehatan untuk

meningkatkan program pembinaan pembangunaan bidang kesehatan masing-

masing sektor. Mengetahui peran masing-masing sektor dan saling mendukung

untuk melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan, merumuskan kerja sama

pembinaan pembangunan dalam bidang kesehatan.9

5
Menurut Aprilia, tujuan dari kerjasama lintas sektor sebagai berikut8a

1. Terjalinnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka peran serta

masyarakat secara baik.

2. Untuk meningkatkan derajat kesehatan melalui kemitraan pemerintah

dengan non pemerintah dan masyarakat

3. Adanya saling mengetahui dan saling mengenal program pembinaan

peran serta masyarakat masing-masing sektor terkait.

4. Adanya saling mengetahui peran masing-masing sektor yang saling

mendukung untuk membina peran serta masyarakat dalam bidang

keseharian.

2.1.3 Manfaat Kerjasama Lintas Sektor8

1. Mempermudah pencapaian keberhasilan rancangan kegiatan

2. Dapat memberikan gambaran teknis antar lintas sektoral dan lintas

program

3. Kebijakan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan

4. Saling menguntungkan kedua pihak antara rencana program

5. Dapat memberikan perizinan dalam rujukan

6. Dapat memberikan kontribusi fasilitas ,sarana, dan dana

7. Terdokumentasi dalam perizinan dan kegiatan

2.1.4 Dasar Pemikiran Lintas Sektor8

1. Peraturan perundang-undangan

2. Kerjasama / MOU

3. Protap / Standar Kerja

4. Kebijakan-kebijakan yang tersirat maupun tersurat

6
5. Saling memberikan manfaat terhadap diantara kedua belah pihak

6. Kontribusi / jaminan kesepakatan.

2.1.5 Uraian Tugas Kerjasama Lintas Sektor10

I. Camat

1. Memberikan dukungan kepada pelayanan kesehatan di puskesmas.

2. Memotivasi masyarakat yang tidak mau dirujuk ke Rumah Sakit.

3. Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan.

II. Polsek

1. Berkoordinasi dalam penanganan kecelakaan, Kejadian kekerasan/

kejadian lain yang memerlukan pemeriksaan/penanganan kesehatan

(contoh : KLL, pembunuhan, meninggal mendadak ditempat kerja, dll).

2. Berkoordinasi dalam Pembuatan Visum Et Repertum.

3. Berkoordinasi dalam kegiatan penyuluhan dan penanganan NAPZA.

4. Berkoordinasi dalam pengamanan obat dan makanan kadaluarsa.

5. Dukungan keamanan pada kegiatan pelayanan kesehatan.

6. Berkoordinasi dalam penanggulangan bencana.

7. Bersama-sama melaksanakan PSN( Pemberantasan sarang nyamuk)

sebegai anggota tim supervisi terpadu PSN.

8. Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan.

7
III. Koramil

1. Berkoordinasi dalam masalah keamanan dan penanggulangan bencana

(siaga bencana)

2. Leading sector dalam kegiatan KB kesehatan yaitu TNI Manunggal

KB kes dan Safari KB

3. Bersama sama melaksanakan PSN (Pemberantasan sarang nyamuk),

Sebegai anggota tim supervisi terpadu PSN

4. Anggota tim akselerasi penurunan AKI AKB

5. Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan

IV. Dinas Pendidikan (sekolah)

1. BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah).

2. Skrining Kesehatan / Penjaringan Kesehatan Anak sekolah.

3. UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) : Penyuluhan kesehatan gigi,

Demo sikat gigi, dan Pemeriksaan kesehatan gigi.

4. Berkoordinasi pada kegiatan Penyuluhan : Kesehatan reproduksi,

NAPZA, HIV AIDS, dan lain lain.

5. Berkoordinas dalam inspeksi sanitasi TTU di instansi pendidikan

(TK,SD, SMP, dan SMA/SMK).

6. Bersama sama melaksanakan PSN (Pemberantasan sarang nyamuk),

Sebagai anggota tim supervisi terpadu PSN.

7. Berkoordinasi dalam pelaporan.

8. Memberikan masukan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan.

8
V. Kepala Desa

1. Memberikan dukungan kepada pelayanan kesehatan di puskesmas..

2. Memotivasi masyarakat yang tidak mau dirujuk ke Rumah Sakit.

3. Memberikan masukan,harapan dan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan.

4. Bersama sama menyusun jadwal kegiatan program kesehatan

(posyandu balita, posyandu lansia, PSN, dll).

5. Membuat surat keputusan tentang penetapan posyandu dan kader aktif.

VI. PKK

1. Melakukan pembinaan, memotivasi masyarakat untuk melaksanakan

pembangunan kesehatan meliputi kegiatan dibidang Promosi

kesehatan,Kesling, KIA/KB, Gizi, P2M, melalui kegiatan kelompok.

2. Memberikan masukan,harapan dan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan

VII. Kader

1. Pelaksana dalam Kegiatan Posyandu Balita dan Posyandu Lansia , Juru

Pemantau jentik (Jumantik), Survei Perumahan dan lingkungan.

2. Sebagai Penggerak peran serta masyarakat.

3. Membantu kegiatan puskesmas di Masyarakat (misalnya: distribusi

Kartu BPJS, dll).

4. Sebagai Penyuluh kesehatan di masyarakat.

5. Membantu petugas puskesmas dalam melaksanakan kegiatan

Pendampingan pada Bumil resti.

9
6. Memberikan masukan,harapan dan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan.

VIII. UPTB-KB

1. Memberikan pembinaan dan motivasi dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program keluarga

sejahtera dan BKB serta promosi KB dalam meningkatkan cakupan

akseptor baru.

2. Penghimpunan jumlah penduduk.

3. Pendewasaan usia perkawinan dan pengaturan kelahiran.

4. Ketahanan Keluarga melalui tribina (BKB, BKR dan BKL).

5. Memberikan masukan ,harapan dan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan.

6. Bersama sama melaksanakan PSN( Pemberantasan sarang nyamuk),

Sebagai anggota tim supervisi terpadu PSN.

7. Kerjasama dalam penyuluhan Kespro, NAPZA, HIV AIDS.

IX. KUA

1. Melaksanakan koordinasi dan pembinaan calon jamaah Haji.

2. Memberikan masukan,harapan dan kebutuhan masyarakat akan

pelayanan kesehatan.

3. Sebagai anggota dari tim pelaksana akselerasi penurunan AKI AKB.

4. Bersama-sama melaksanakan PSN.

5. Koordinasi pelaporan pengantin setiap bulan.

10
6. Koordinasi dalam upaya kesehatan sekolah( misalnya pemberian obat

cacing, kegiatan UKS, inspeksi sanitasi TTU di instansi

pendidikan(MI,MTs dan RA).

7. Mengirim CPW ke puskesmas untuk di imunisasi TT.

11
BAB 3

ANALISIS SITUASI

3.1. Sejarah Puskesmas Lubuk Kilangan

Puskesmas Lubuk Kilangan didirikan di atas tanah wakaf yang diberikan

oleh Kerapatan Adat Nagari (KAN) pada tahun 1981 dengan luas tanah 270 m2.

Gedung Puskesmas didirikan pada tahun 1983 dengan luas bangunan 140 m2.

Pada tahun tersebut, Puskesmas mempunyai satu buah Puskesmas Pembantu

(Pustu) di Kelurahan Baringin. Pembangunan puskesmas ini dibiayai dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pelayanan yang diberikan

saat itu meliputi Balai Pengobatan (BP), Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan

apotek. Jumlah pegawai yang ada pada saat itu sekitar 10 orang dan sampai saat

ini telah mengalami beberapa kali pergantian Pimpinan Puskesmas.

Pada tahun 1997, telah dilakukan renovasi Puskesmas secara maksimal

karena adanya keterbatasan lahan. Rumah dinas paramedis yang ada pada saat itu

dijadikan kantor dan juga ada penambahan beberapa ruangan pelayanan lainnya.

Pada tahun awal 2012 dan 2013 ada renovasi kembali pada gedung utama kantor

dan pada ruang pelayanan sehingga pada saat sekarang ruang pelayanan sudah

semakin baik. Saat ini, kondisi bangunan Puskesmas Lubuk Kilangan sudah

permanen yang terdiri dari beberapa ruangan kantor, seperti: P3K, Rekam Medis

(RM), BP Umum, BP Lansia, BP Gigi, KIA, KB, Laboratorium, Apotek, Pojok

Konsultasi, Imunisasi, dan gudang.

12
3.2. Kondisi Geografis

Wilayah kerja Puskesmas Lubuk Kilangan terletak di Kecamatan Lubuk

Kilangan, Kota Padang yang terdiri 7 (Tujuh) kelurahan. Dengan luas wilayah +

85,99 Km2 terdiri dari 7 kelurahan dengan luas sebagai berikut:

a. Kelurahan Batu Gadang : 19.29 Km2

b. Kelurahan Indarung : 52.1 Km2

c. Kelurahan Padang Besi : 4.91 Km2

d. Kelurahan Bandar Buat : 2.87 Km2

e. Kelurahan Koto Lalang : 3.32 Km2

f. Kelurahan Baringin : 1.65 Km2

g. Kelurahan Tarantang : 1.85 Km2

Kecamatan Lubuk Kilangan terdiri dari 40% dataran rendah dan 60 %

dataran tinggi. Curah hujan ± 471 mm/bulan , temperatur antara 28 0C– 310C.

Adapun batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pauh

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Solok

c. Sebelah Barat berbatas dengan Kecamatan Lubuk Begalung

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bungus Teluk

Kabung.

13
PETA WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LUBUK KILANGAN TAHUN 2017

3.3. Kondisi Demografi

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang untuk

Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang tahun 2017 yang dipublikasikan pada

tahun 2017 jumlah Penduduk Kec. Lubuk Kilangan adalah sebanyak 54.792 jiwa

dengan jumlah KK 17.254, RT Sebanyak 199 dan RW sebanyak 48 dengan rata-

rata anggota keluarga 4 orang serta kepadatan penduduk 614/km². Adapun rincian

jumlah penduduk menurut kelurahan dapat dilihat pada tabel berikut:

14
Tabel 3.1. Jumlah Penduduk Kecamatan Lubuk Kilangan Tahun 2017

No Kelurahan JML KK JML JIWA RT RW

1 Bandar Buat 4728 15.574 45 11

2 Padang Besi 2264 7.619 24 5

3 Indarung 3811 11.507 44 12

4 Koto Lalang 2579 7.824 31 6

5 Batu Gadang 2530 7.575 31 6

6 Baringin 460 1.652 6 2

7 Tarantang 882 3.041 14 3

Jumlah 17.254 54.792 199 48

3.4. Sarana Dan Prasarana


a. Sarana Kesehatan

Tabel 3.2. Kondisi Sarana Kesehatan Puskesmas Lubuk Kilangan Tahun 2017

Kondisi
No Jenis Sarana dan Prasarana
Jumlah Rusak Rusak Rusak
Baik
I Sarana Kesehatan Ringan Sedang Berat
1 Puskesmas Induk 1 1
2 Puskesmas Pembantu 4 4
3 Rumah Dinas Dokter 1 1
4 Rumah Dinas Perawat - -
5 Poskeskel 7
6 Puskesmas Keliling roda. 4 1 1

15
7 Ambulance 0 0
9 Sepeda Motor 5 5
II Sarana Penunjang
1 Komputer 20 18 1
2 Laptop 10 10 1
3 Mesin Tik 1 1 1
4 Telepon 1 - 1
5 Listrik 1 1
6 Sarana Air Bersih 1 1
III Sarana dan Prasarana lain
Dalam Puskesmas
1 Laboratorium 1 1

b. Prasarana Kesehatan
 Posyandu Balita : 44 Pos
 Posyandu Lansia : 14 Pos
 Kader Kesehatan : 176 Orang
 Kader Aktif : 172 Orang
 Praktek Swasta Dokter Umum : 5 Orang
 Prakter Swasta Dokter Gigi : 3 Orang
 Praktek Bidan Swasta : 18 Orang
 Klinik Bersalin : 7 Buah
 Rumah Obat/Apotik : 9 Buah
 Rumah Sakit Swasta : 0 Unit
 Pos UKK : 1 Pos
 Pengobatan Tradisional : 109 Buah
 Toga : 174 Buah

16
3.5. Gambaran Khusus

Pelaksanaan Kerjasama Lintas Sektor Puskesmas Lubuk Kilangan

Realisasi di
No Lintas
Peran Puskesmas Lubuk Pencapaian
. Sektor
Kilangan
1. Camat - Memberikan dukungan - Musrenbang Sudah
kepada pelayanan - Mengkoordinasikan terlaksana
kesehatan di hasil kegiatan dan dengan baik
puskesmas. tindak lanjut
- Memotivasi masyarakat kegiatan yang
yang tidak mau dirujuk dilaksanakan
ke Rumah Sakit. Puskesmas.
- Memberikan masukan, - Memberikan
harapan dan kebutuhan masukan dan
masyarakat akan dukungan dalam
pelayanan kesehatan. upaya
- Anggota Muspika meningkatkan
kebutuhan
masyarakat akan
pelayanan
kesehatan.
- Ikut serta dalam
Lokakarya Mini
Triwulan.
- Muspika
2. Lurah - Dukungan pelayanan - Memberikan Sudah
puskesmas dukungan kebijakan, terlaksana
- Memotivasi sarana dan dana dengan baik
masyarakat ke RS untuk
- Menyusun jadwal penyelenggaraan
program kesehatan program Puskesmas.
- Mengkoordinasikan
puskesmas
penggerakan
- SK posyandu dan kader
masyarakat untuk
aktif dapat ikut dalam
penyuluhan tentang
program Puskesmas.
- Ikut serla dalam
Lokakarya Mini
Triwulan.
- Muspika
- Membuat SK
penetapan kader
posyandu
- Kelurahan siaga
3. Polsek - Penanganan - Berkoordinasi Sudah

17
kecelakaan dalam penanganan terlaksana
- Pembuatan VER kecelakaan, kejadian dengan baik
- Penyuluhan dan kekerasan atau
penanganan NAPZA kejadian lain yang
- Pengamatan makanan memerlukan
kadarluarsa pemeriksaan atau
penanganan
- Penanggulangan
kesehatan seperti
bencana
kejadian begal atau
- Melaksanakan PSN pelaksanaan posko
- Pelaksanaan posko pengamanan
pengamanan Lebaran Lebaran
- Berkoordinasi
dalam kegiatan
penyuluhan dan
penanganan
NAPZA.
- Berkoordinasi
dalam
penanggulangan
bencana.
- Ikut serla dalam
Lokakarya Mini
Triwulan.
- Muspika
4. Koramil/ - Penanggulangan - Berkoordinasi Sudah
Danramil dalam masalah terlaksana
bencana
keamanan dan dengan baik
- Leading sektor penanggulangan
penanganan KB bencana (Siap
- Melaksanakan PSN Bencana).
- Ikut serla dalam
- Tim akselerasi
Lokakarya Mini
penurunan AKI dan Triwulan.
AKB - Muspika
- Pelaksanaan Posko - Pelaksanaan Posko
Pengamanan
Pengamanan Lebaran Lebaran

5. Dinas - BIAS (Bulan Imunisasi Membidangi Sudah


Pendidikan Anak Sekolah) implementasi program terlaksana
(Unit - Skrining Kesehatan / puskesmas ke sekolah dengan baik
Pelaksana Penjaringan Kesehatan di kecamatan.
Teknis Anak sekolah - UKS: Pembinaan
Dinas - UKGS sekolah dan
(UPTD) - Berkoordinasi pada Pelatihan dokter
Kecamatan kegiatan Penyuluhan : kecil.
Kesehatan reproduksi, - Skrining kesehatan
NAPZA, HIV AIDS, siswa kelas 1
dan lain lain - Bulan Imunisasi
- Berkoordinasi dalam Anak Sekolah
inspeksi sanitasi TTU (BIAS)
- Bersama sama - Penyuluhan

18
melaksanakan PSN kesehatan
- UKSG
- Melaksanakan PSN
6. Keluarga Pembinaan, pembimbingan, Penyediaan alat KB Sudah
Berencana dan fasilitasi di bidang terlaksana
dan pengendalian penduduk dan dengan baik
BPMPKB penyelenggaraan keluarga
berencana.
(Perpres RI No. 62 Tahun
2010)
7. Kantor - Penyuluhan Belum
Urusan - Koordinasi pembinaan mengenai isu terkait terlaksana
Agama calon jamaah haji - Mengirim calon dengan baik
- Tim akselerasi pengantin untuk
penurunan AKI AKB imunisasi TT
- Melaksanakan PSN
- Koordinasi pelaporan
pengantin tiap bulan
- Koordinasi upaya
kesehatan sekolah
- Mengirim CWP untuk
imunisasi TT

8. - Pembinaan, Sudah
PKK - Pembinaan, memotivasi memotivasi terlaksana
(Pembina masyarakat untuk masyarakat untuk dengan baik
Kesejahteraa melaksanakan melaksanakan
n Keluarga) pembangunan kesehatan pembangunan
- Memberikan masukan, kesehatan
harapan dan kebutuhan - Memberikan
masyarakat akan masukan,harapan
pelayanan kesehatan dan kebutuhan
masyarakat akan
pelayanan kesehatan
- Bundo peduli jentik
9. - Pelaksana posyandu Sudah
Kader - Pelaksana dalam - Jumantik terlaksana
kegiatan posyandu - Penggerak dengan baik
balita dan posyandu masyarakat dalam
lansia kegiatan puskesmas.
- juru pemantau jentik - memotivasi
(Jumantik), survei masyarakat berobat
perumahan dan ke puskesmas
lingkungan
- Sebagai penggerak peran
serta masyarakat,
membantu kegiatan
puskesmas di
Masyarakat
10. Sektor Pengadaan bibit TOGA - Pengadaan bibit Sudah
Pertanian TOGA dan terlaksana
pembuatan dengan baik

19
kebun TOGA
11. Dinas Penanganan dan Pelaporan Kasus gigitan Belum
Peternakan pencegahan kasus rabies. anjing terlaksana
dan Pengadaan vaksin anti dengan baik
kehewanan rabies

20
BAB 4

PEMBAHASAN

Puskesmas Lubuk Kilangan melakukan kerjasama lintas program maupun

kerjasama lintas sektor untuk menyukseskan usaha kesehatan masyarakat di

wilayah kerja puskesmas Lubuk Kilangan.

Kerjasama lintas sektor di puskesmas Lubuk Kilangan melibatkan semua

SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di kecamatan Lubuk Kilangan yang

berkontribusi terhadap kegiatan puskesmas. Kerjasama lintas sektor merupakan

salah satu solusi pemecahan masalah puskesmas yang belum terselesaikan karena

banyak masalah kesehatan yang dapat diselesaikan jika terlaksananya kerjasama

lintas sektor yang saling mendukung.

Lintas sektor di wilayah Pusekesmas Lubuk Kilangan mencakup unsur

pemerintahan, swasta, dan unsur non pemerintahan diluar sektor kesehatan yang

terlibat dalam kesejahteraan masyarakat. Lintas sektor juga dilibatkan dalam

monitoring dan evaluasi program puskesmas karena dengan adanya keterlibatan

lintas sektor maka usaha untuk memecahkan masalah dapat dinilai dari berbagai

sudut pandang. Monitoring dan evaluasi puskesmas Lubuk Kilangan yang

melibatkan lintas sektor antara lain Lokakarya Mini Lintas sektor yang

dilaksanakan 3x untuk evaluasi bulanan dan dilaksanakan 1x untuk evaluasi

tahunan.

21
4.1 Gambaran Pelaksanaan Kerjasama Lintas Sektor di Puskesmas Lubuk

Kilangan

4.1.1 Camat

Camat merupakan unsur pemerintahan yang terlibat dalam

pembangunan kesehatan. Berdasarkan struktur organisasi puskesmas

Lubuk Kilangan kedudukan kepala puskesmas sejajar dengan kepala

camat yang menggambarkan koordinasi. Peran kecamatan dalam

pelaksanaan program kerja puskesmas meliputi Musrenbang (Musyawarah

perencanaan dan pembangunan), Mengkoordinasikan hasil kegiatan dan

tindak lanjut kegiatan yang dilaksanakan Puskesmas, Memberikan

masukan dan dukungan dalam upaya meningkatkan kebutuhan masyarakat

akan pelayanan kesehatan, Ikut serta dalam Lokakarya Mini Triwulan

sehingga puskesmas dapat mengkordinasikan evaluasi program kegiatan

bersama camat, Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) bersama

dengan kepolisian dan koramil bersama- sama meningkatkan

kesejahteraan masyarakat termasuk bidang kesehatan.

Salah satu permasalahan di Puskesmas Lubuk Kilangan adalah

banyaknya masyarakat yang belum memiliki jamban atau memiliki

jamban namun tanpa septic tank sehingga pihak Puskesmas bekerja sama

dengan pihak kecamatan untuk memasukan penyediaan jamban dalam

Musrenbang.

22
4.1.2 Lurah

Memberikan dukungan kebijakan, sarana dan dana untuk

penyelenggaraan program Puskesmas, Mengkoordinasikan penggerakan

masyarakat untuk dapat ikut dalam penyuluhan tentang program

Puskesmas, Ikut serta dalam Lokakarya Mini Triwulan, Membuat SK

penetapan kader posyandu, Kelurahan siaga. Kelurahan siaga merupakan

salah satu program promosi kesehatan dimana ketujuh kelurahan di

kecamatan lubuk kilangan sudah menjadi kelurahan siaga.

Salah satu masalah di Puskesmas Lubuk kilangan adalah posyandu

yang masih belum memiliki tempat tetap untuk pelaksanaanya, oleh

karena itu akan dilakukan kerjasama lintas sektor dengan pihak kelurahan

untuk mendapatkan tempat strategis untuk pelaksanaan posyandu.

4.1.3 Kepolisian

Berkoordinasi dalam penanganan kecelakaan, kejadian kekerasan atau

kejadian lain yang memerlukan pemeriksaan atau penanganan kesehatan,

Berkoordinasi dalam kegiatan penyuluhan dan penanganan NAPZA.

Berkoordinasi dalam penanggulangan bencana. Puskesmas Lubuk

Kilangan memiliki Tim Siaga Bencana yang dalam pelaksanaannya

berkordinasi dengan pihak kepolisian. Ikut serla dalam Lokakarya Mini

Triwulan, Muspika. Menjelang persiapan lebaran, Pihak Puskesmas

bekerja sama dengan Pihak kepolisian dan Koramil turut serta dalam

pelaksanaan posko pengamanan lebaran.

23
4.1.4 Koramil

Berkoordinasi dalam masalah keamanan dan penanggulangan bencana

(Siap Bencana) Koramil bersama dengan kepolisian dan puskesmas

bekerjasama untuk penanggulangan bencana. Ikut serla dalam Lokakarya

Mini Triwulan. Muspika. Menjelang persiapan lebaran, Pihak Puskesmas

bekerja sama dengan Pihak kepolisian dan Koramil turut serta dalam

pelaksanaan posko pengamanan lebaran.

4.1.5 Dinas Pendidikan (UPTD Kecamatan)

Dinas Pendidikan membidangi seluruh sekolah di wilayah kerja

puskesmas Lubuk Kilangan yang menyokong segala program puskesmas

yang memiliki implementasi ke sekolah diantaranya UKS (Upaya

Kesehatan Sekolah) yang merupaka salah satu program UKM

pengembangan, Pembinaan sekolah, Puskesmas bersama kecamatan

Lubuk Kilangan turut serta melakukan pembinaan ke beberapa SMP dan

SMA di kecamatan lubuk kilangan dalam rangka pembinaan dan skrining

pemakaian NAPZA di kalangan pelajar, Pelatihan dokter kecil di tiap TK

dan SD di kecamatan Lubuk Kilangan, Skrining kesehatan siswa kelas 1,

pemeriksaan caries gigi, pemeriksaan serumen, ganguan lihat, dan buta

warna. Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) Penyuluhan kesehatan

UKSG, Melaksanakan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) serta

pembentukan serdadu jentik di sekolah yang telah dilaksanakan namun

terkendala dalam bagian pelaporan.

24
4.1.6 Keluarga Berencana dan BPMPKB

Puskesmas besama dengan BPMPKB ( Badan Pemberdayaan

Masyarakat dan Perempuan dan KB) bersama sama menyukseskan

program Keluarga Berencana. BPMPKB menyediakan alat kontrasepsi.

Puskesmas Lubuk Kilangan juga merujuk wanita yang ingin menggunakan

KB yang tidak dapat dilakukan di puskesmas. Serta dalam kegiatan

posyandu, dilakukan skring IVA bagi perempuan yang telah menikah dan

melahirkan.

4.1.7 Kantor Urusan Agama

Kantor Urusan Agama bekerja sama dengan puskesmas dalam

pengkajian isu terkait melalu penyuluhan-penyuluhan baik dengan cara

pemateri dari Kantor Urusan Agama dalam materi imunisasi salah satunya

saat kasus vaksin palsu Kantor Urusan Agama turut serta menyampaikan

Fatwa MUI mengenai hukum vaksin, dan HIV AIDS. Kantor Urusan

Agama juga ikut serta dalam mengalakan program imunisasi calon

pengantin berupa pemberian informasi kepada calon pengantin untuk

mengikuti imunisasi TT.

4.1.8 CSR Semen Padang

CSR Semen Padang ikut serta dalam peningktan kesejahteraan

masyarakat Lubuk Kilangan CSR Semen Padang Memberikan dukungan

sarana dan dana untuk pelaksanaan kegiatan, Puskesmas Lubuk Kilangan

dapat mengajukan proposal permintaan dana ke puskesmas Lubuk

Kilangan dalam melaksanakan acara.

25
4.1.9 PKK (Pembina Kesejahteraan Keluarga)

PKK berperan dalam Pembinaan, memotivasi masyarakat untuk

melaksanakan pembangunan kesehatan, Memberikan masukan harapan

dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, Bundo peduli jentik

yaitu suatu program dari P2P ( Pencegahan Pengendalian Penyakit) salah

satunya adalah DBD dengan memberdayakan ibu PKK untuk

memperhatikan keberadaan jentik di rumahnya masing- masing.

Permasalahan peningkatan kasus DBD selama bulan Januari – Maret

2018 telah didiskusikan dengan PKK serta telah diadakan pembentukan

bundo jentik di kelurahan Padang Besi tanggal 12 Mei 2018 menyusul

laporan adanya peningkatan kasus DBD sebanyak 14 penderita di

kelurahan Lubuk Kilangan selama bulan Januari – Maret 2018.

4.1.10 Kader

Kader merupakan ujung tombak yang berhubungan lansung dengan

masyarakat dengan syarat berdomisili di daerah tersebut, minimal tamatan

SLTA dan memiliki keinginan untuk meningkatkan kesehatan daerahnya.

Kader berperan pentinng dalam pelaksana posyandu, dalam tiap posyandu

terdapat 3-8 kader. Puskesmas lubuk kilangan memiliki 43 posyandu

dengan 172 kader, kader juga berperan sebagai jumantik, penggerak

masyarakat dalam kegiatan puskesmas, dan memotivasi masyarakat

berobat ke puskesmas.

4.1.11 Sektor Pertanian

26
Sektor pertanian berperan dalam pengadaan bibit TOGA. Saat ini telah

tersedia Kebun TOGA di wilayah puskesmas Lubuk Kilangan yang telah

terdiri dari 26 jenis TOGA.

4.1.12 Dinas Peternakan dan kehewanan

Puskesmas Lubuk Kilangan bekerjasama dengan Dinas Perternakan, jika

ada kasus masyarakat yang digigit anjing maka masyarakat langsung

melapor ke Pusekesmas Lubuk Kilangan, kemudian diberikan vaksin

rabies sesuai dengan syarat yang berlaku, kemudia Puskesmas melapor ke

Dinas Perternakan untuk selanjutnya Dinas Perternakan melakukan vaksin

hewan dan pemusnahan hewan yang dicurigai mengidap rabies.

Permaslahan di Puskesmas Lubuk Kilangan adalah banyaknya pasien

yang meminta vaksin anti rabies saat digigit anjing atau kucing walaupun

tidak memenuhi syarat sehingga puskesmas merencanakan kerjasama

dengan pihak Dinas Perternakan untuk penyediaan Vaksin Anti rabies.

4.2 Permasalahan dalam Menjalin Kerjasama Lintas Sektor di Wilayah

Kerja Puskesmas Lubuk Kilangan dan Upaya Penanggulangannya

4.2.1 Merokok

Merokok merupakan kegiatan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh

karena menurut badan kesehatan dunia (WHO) rokok merupakan zat adiktif

yang memiliki kandungan kurang lebih 4.000 elemen, dimana 200 elemen

diantaranya berbahaya bagi kesehatan tubuh. Racun yang utama dan

berbahaya pada rokok antara lain tar, nikotin, dan karbonmonoksida.

27
Angka perokok di Kota Padang masih tinggi dan khususnya di

kecamatan Lubuk Kilangan, target pencapaian penduduk yang tidak

merokok pada tahun 2018 masih 22%, yang artinya 78% penduduk di

kecamatan Lubuk Kilangan masih merokok secara aktif. Target capaian ini

mengalami penurunan dari tahun 2017 yakni 42,77%, hal ini merupakan

program dengan gap pencapaian yang tinggi diantara program-program

lainnya

Gambar 4.1 Grafik Persentase Penduduk yang Tidak Merokok di Wilayah

Kerja Kecamatan Lubuk Kilangan (Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas

Lubuk Kilangan Tahun 2017)

28
Tabel 4.1 Persentase Penduduk yang Tidak Merokok di Wilayah Kerja
Kecamatan Lubuk Kilangan pada Tahun 2018
Bulan Target Pencapaian
Januari 70% 45%
Februari 70% 48%
Maret 70% 18%
April 70% 8%
Mei 70% 10%
Juni 70% 11%
Juli 70% 13,9%
Agustus 70% 16,6%
September 70% 18,9%
Oktober 70% 30,95
Sumber : Laporan Bulanan Program Kerja Promosi Kesehatan Puskesmas Lubuk
Kilangan pada Bulan Januari – Oktober Tahun 2018.

Tabel 4.2 Jumlah Rumah Tangga yang Telah dibina PIS-PK Mengenai Edukasi
Bahaya Merokok di Kec. Lubuk Kilangan pada Bulan Januari – Oktober Tahun
2018

Kelurahan Jumlah RT Total RT

Bandar Buat 2041 3480


Padang Besi 779 1535
Indarung 1239 2579
Koto Lalang 1135 1817
Batu Gadang 1012 1674
Baringin 525 604
Tarantang 525 576

Sumber : Laporan Bulanan Program Kerja Promosi Kesehatan Puskesmas Lubuk


Kilangan pada Bulan Januari – Oktober Tahun 2018.

29
4.2.1.1 Analisis Sebab Masalah

Berdasarkan hasil analisis data sekunder yaitu diskusi dengan pimpinan

Puskesmas dan petugas Puskesmas Lubuk Kilangan maka didapatkan beberapa

sebab dari masalah yang terjadi.

4.2.1.1.1 Manusia

a. Kurangnya motivasi dan konsistensi masyarakat untuk berhenti

merokok.

b. Sulitnya untuk mengubah kebiasaan merokok pada masyarakat.

c. Belum adanya pendekatan secara komunitas untuk berhenti merokok.

4.2.1.1.2 Metode

a. Penyuluhan dan diskusi tentang bahaya merokok pada program

puskesmas yang ada belum optimal.

b. Metode yang digunakan dalam pendekatan merokok masih dalam

bentuk individu dan kelompok.

c. Kurangnya kerjasama lintas sektor dalam upaya peningkatan jumlah

anggota keluarga yang berhenti merokok.

4.2.1.1.3 Material

a. Belum tersedianya media pengganti rokok yang efisien dan aplikatif.

b. Belum tersedianya media komunikasi antar mayarakat, puskesmas dan

lintas sektor di Lubuk Kilangan khususnya mengenai berhenti rokok.

4.2.1.1.4 Lingkungan

a. Masih berkembangnya anggapan yang salah di masyarakat mengenai

kebiasaan merokok.

b. Lingkungan yang tidak/kurang mendukung untuk berhenti merokok.

30
c. Rokok yang masih mudah didapatkan oleh siapa saja dan dimana saja.

4.2.1.2 Alternatif Solusi Masalah

4.2.1.2.1 Manusia
Masalah : - Kurangnya motivasi dan konsistensi masyarakat untuk

berhenti merokok.

- Sulitnya untuk mengubah kebiasaan merokok pada

masyarakat.

- Belum adanya pendekatan secara komunitas untuk


berhenti merokok.
Rencana : - Memberikan penyuluhan berupa motivasi dan edukasi
berhenti merokok dan penerapan merode 5As dalam
kehidupan sehari-hari.
- Melakukan pendekatan komunitas dalam intervensi
berhenti merokok..

Pelaksana : - Pemegang program promosi kesehatan, dokter puskesmas


serta dokter muda Puskesmas Lubuk Kilangan
Sasaran : - Berbagai komunitas (Karang Taruna, PMI, PMR, di
Kecamatan Lubuk Kilangan
Waktu : - Januari-Desember 2019

Tempat : - Puskesmas Lubuk Kilangan

Target : - Terdapat peningkatan motivasi dan konsistensi masyarakat


untuk berhenti merokok melalui penyuluhan kepada
komunitas.

31
4.2.1.2.2 Metode
Masalah : - Penyuluhan dan diskusi tentang bahaya merokok pada
program puskesmas yang ada belum optimal.
- Metode yang digunakan dalam pendekatan merokok masih
dalam bentuk individu dan kelompok.
- Kurangnya kerjasama lintas sektor dalam upaya
peningkatan jumlah anggota keluarga yang berhenti
merokok.
Rencana : - Optimalisasi penyuluhan dan diskusi tentang bahaya
merokok melalui kegiatan penyuluhan yang menarik dan
informatif.
- Membentuk komunitas anti merokok di wilayah kerja
Puskesmas Lubuk Kilangan.
- Meningkatkan kerjasama lintas sektor melalui pertemuan
rutin antara petugas puskesmas pemegang program,
komunitas yang akan dibentuk serta pemerintah sebagai
lintas sektor yang terkait.
Pelaksana : - Pemegang program promosi kesehatan, dokter puskesmas,
dokter muda Puskesmas Lubuk Kilangan.
Sasaran : - Berbagai komunitas (Karang Taruna, PMI, PMR di
Kecamatan Lubuk Kilangan)
Waktu : - Setiap 3 bulan

Tempat : - Puskesmas Lubuk Kilangan

Target : - Terbentuknya komunitas anti merokok

32
4.2.1.2.3 Material
Masalah : - Belum tersedianya media pengganti rokok yang efisien
dan aplikatif.
- Belum tersedianya media komunikasi antar mayarakat,
puskesmas dan lintas sektor di Lubuk Kilangan khususnya
mengenai berhenti rokok

Rencana : - Memperkenalkan media pengganti rokok dan metode 5As


dalam berhenti merokok.
- Membuat komunitas sebagai media komunikasi atara
masyarakat, puskesmas dan lintas sektor.
Pelaksana : - Pihak Puskesmas Lubuk Kilangan dan dokter muda
Puskesmas Lubuk Kilangan.
Sasaran : - Berbagai komunitas (Karang Taruna, PMI, PMR di
Kecamatan Lubuk Kilangan)
Waktu : - Januari 2019

Tempat : - Puskesmas Lubuk Kilangan

Target : - Terbentuknya komunitas anti merokok dan penerapan


metode 5As dalam upaya berhenti merokok pada
masyarakat di Kecamatan Lubuk Kilangan.

4.2.1.2.4 Lingkungan
Masalah : - Masih berkembangnya anggapan yang salah di masyarakat

mengenai kebiasaan merokok.

- Lingkungan yang tidak/kurang mendukung untuk berhenti

merokok.

- Rokok yang masih mudah didapatkan oleh siapa saja dan

33
dimana saja.

Rencana : - Menciptakan lingkungan yang kondusif di tengah


masyarakat dengan mengoptimalkan peran komunitas anti
merokok.
Pelaksana : - Pemegang program promosi kesehatan, dokter puskesmas,
dan dokter muda Puskesmas Lubuk Kilangan.
Sasaran : - Berbagai komunitas (Karang Taruna, PMI, PMR di
Kecamatan Lubuk Kilangan)
Waktu : - Januari-Desember 2019

Tempat : - Puskesmas Lubuk Kilangan

34
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Kerjasama lintas sektor di Puskesmas Lubuk Kilangan sebagian sudah

berjalan dengan baik dengan melibatkan pihak pemerintah, tokoh

masyarakat dan organisasi dalam meningkatkan kesehatan masyarakat

Lubuk Kilangan dan perencanaan serta evaluasi kegiatan puskesmas

yang melibatkan lintas sektor dilaksanakan dalam Lokakarya Mini

Lintas Sektor yang dilaksanakan 3x untuk evaluasi bulanan dan 1x

untuk evaluasi tahunan.

2. Masih terdapat permasalahan kesehatan di Puskesmas Lubuk Kilangan

yang dapat diselesaikan dengan diadakannya kerjasama lintas sektor

seperti pembentukan komunitas anti merokok dan imunisasi, sehingga

program kesehatan dapat berjalan dengan baik.

3. Masih terdapat masalah dalam pelaksanaan kerjasama lintas sektor di

Puskesmas Lubuk Kilangan seperti kurang baiknya komunikasi antara

masyarakat, pihak puskesmas dan lintas sektor dalam pelaporan

masalah kesehatan di lingkungan.

5.2 Saran

1. Puskesmas sebaiknya lebih proaktif dalam melakukan kerjasama

lintas sektor untuk menyelesaikan masalah kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas Lubuk Kilangan, sehingga didapatkan hasil yang

lebih baik.

Kerjasama Lintas Sektor di Puskesmas Lubuk Kilangan 35


2. Puskesmas, masyarakat dan lintas sektor yang terkaait sebaiknya

lebih meningkatkan komunikasi yang efektif agar permasalahan

yang terjadi dapat dilaksanakan dengan baik.

Kerjasama Lintas Sektor di Puskesmas Lubuk Kilangan 36


DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI : 2014
2. Kuswidanti. 2008. “ Gambaran Kemitraan Lintas Sektor Dan Organisasi
Di Bidang Kesehatan Dalam Upaya Penanganan Flu Burung Di Bidang
Komunikasi Komite Nasional Flu Burung Dan Pandemi Influenza
(Komnas Fbpi) Tahun 2008.” Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia. Depok.
3. WHO. Health Promotion.1998
4. Departemen Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. 2006. Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas. Jakarta : Katalog
Dalam Terbitan Depkes RI.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
585/Menkes/Sk/V/2007 Tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan Di Puskesmas. Jakarta : Menteri Kesehatan Indonesia.
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2012 Tentang
Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Presiden Republik Indonesia
7. Sumedi T. 2011. “ Kerjasama Team Dan Kerjasama Lintas Sektoral “.
Prodi Keperawatan Purwokerto Politeknik Kesehatan Kementrian RI.
Semarang.Aprilia,Yesi. Kerjasama Lintas Sektoral. 2011
8. Rencana Strategis Departemen Kesehatan RI Tahun 2005-2009
9. Pemerintah Kabupaten Jember Dinas Kesehatan Upt. Puskesmas Puger.
Peran Lintas Sektor Dibidang Kesehatan Puskesmas Puger Tahun 2015.

Kerjasama Lintas Sektor di Puskesmas Lubuk Kilangan 37

Anda mungkin juga menyukai