FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
MODUL PRAKTIKUM -2
PEMASARAN AGRIBISNIS
Dipersiapkansebagaimateripraktikumoleh:
i
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
MODUL PRAKTIKUM -2
PEMASARAN AGRIBISNIS
Dipersiapkansebagaimateripraktikumoleh:
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
tersusunnya Modul Praktikum ini. Pembuatan Modul Praktikum ini bertujuan
untuk memberikan pedoman bagi dosen dan mahasiswa di dalam proses belajar-
mengajar di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Penyusunan Modul Praktikum ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan
untuk meningkatkan proses pendidikan yang lebih terarah dalam upaya untuk
memperbaiki mutu peserta didik. Modul Praktikum ini memuat bahan bacaan
sebagai penuntun menyelesaikan praktikum sesuai topic kajian masing-masing
pertemuan.
Akhirnya dengan selesainya penyusunan Modul Praktikum ini,
disampaikan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung berkontribusi dalam penyusunan Bahan Praktikum ini berupa
informasi, masukan, dan koreksi. Semoga “buku kecil” dapat bermanfaat
sebagaimana yang diharapkan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………… i
KATA PENGANTAR ……………………………………………….. ii
DAFTAR ISI …………………………………………………………. iii
ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN PENAMPILAN
PASAR (S-C-P) ………………………………………………………. 1
a. STRUKTUR PASAR (MARKET STRUCTURE) ………………. 2
b. PERILAKU PASAR (MARKET CONDUCT) …..……………. 6
c. PENAMPILAN PASAR (MARKET PERFORMANCE) ……... 6
BEBERAPA PENDEKATAN S-C-P ………………………………... 7
a. PENDEKATAN STRUKTUR PASAR ………………………… 7
b. PENDEKATAN PERILAKU PASAR .……………………….. 11
c. PENDEKATAN PENAMPILAN PASAR .……………………. 11
BAHAN BACAAN ………………………………………………….. 14
LATIHAN SOAL ……………………………………………………. 15
TUGAS PRAKTIKUM ………………………………………………. 16
iv
ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU, DAN
PENAMPILAN PASAR DALAM PEMASARAN
AGROPRODUK
Tujuan Pembelajaran:
1
berjalan tidak sesuai dengan harapan, maka akan berdampak terhadap fairness dan
efisiensi dari sistem pemasaran (Anindita, 2004). Dalam model SCP seringkali
diperhatikan bagaimana struktur pasar mempengaruhi perilaku pasar dan
kemudian bagaimana perilaku mempengaruhi penampilan pasar. Disamping itu,
dalam berbagai penelitian seringkali hubungan antara struktur- perilaku ataupun
perilaku-penampilan dapat saling mempengaruhi atau ada hubungan sebab akibat.
Apabila kita ingin melakukan penelitian atau mendalami SCP maka kita
memerlukan pengetahuan tentang teori ekonomi mikro terutama berkaitan dengan
keputusan produsen di berbagai pasar dan bagaimana produsen berusaha
memaksimumkan keuntungan di berbagai kondisi pasar (persaingan sempurna,
persaingan monopolistik, oligopoly/oligosopni dan monopoli/monopsoni). .
Kriteria struktur pasar diatas dapat dipelajari di teori ekonomi mikro tentang
karakteristik struktur pasar (pasar persaingan sempurna, pasar persaingan
monopilistik, oligopoly/oligosopni dan monopoli/monosopni. Kriteria yang berkaitan
dengan tingkat integrasi usaha (bukan intergrasi pasar) dan diversifikasi usaha
dipelajari di tingkat lanjut. Tingkat integrasi dan diversifikasi berhubungan dengan
skala usaha, semakin besar tingkat integrasi dan diversifikasi usaha seringkali
menghasilkan semakin besar skala usaha perusahaan tersebut pada akhir, perusahaan
tersebut semakin besar kemampuannya dalam menguasai pasar.
Pada struktur pasar yang berbeda akan memiliki sifat-sifat atau ciri-ciri pasar
yang berbeda pula. Pada struktur pasar persaingan sempurna, ciri-ciri yang dimiliki
adalah sebagai berikut: a) ada banyak penjual dan pembeli dalam pasar, b)
perusahaan yang ada dalam pasar tidak dapat menentukan atau merubah harga (price
taker), c). setiap perusahaan mudah untuk keluar dan masuk pasar, d) barang atau
produk yang dihasilkan adalah sama (identical) dan e) pembeli memiliki pengetahuan
yang sempurna tentang pasar (Sukirno, 2005).
2
Struktur pasar monopoli menurut Sukirno (2005) memiliki ciri-ciri sebaliknya
yaitu: a) hanya ada satu perusahaan dalam pasar, b) produk yang dihasilkan tidak
memiliki pengganti yang mirip (close substitute), c) tidak ada kemungkinan
perusahaan lain untuk masuk ke dalam pasar, d) perusahaan menguasai dan
menentukan harga (price setter), dan e) usaha promosi dengan menggunakan iklan
kurang diperlukan. Arti dari “price setter” pada pasar monopoli adalah, produsen
atau pedagang secara leluasa dapat menentukan harga (menaikkan atau menurunkan
harga) barang di pasar.
Sukirno (2005) juga menyebutkan bahwa terdapat tiga faktor yang dapat
menyebabkan munculnya perusahaan monopoli, yaitu: 1) perusahaan monopoli
memiliki sumber daya yang unik dan tidak dapat dimiliki oleh perusahaan lain, 2)
perusahaan monopoli dapat menikmati skala ekonomis dalam kegiatan yang
dilakukannya, dan 3) pemerintah melalui undang-undang memberikan hak monopoli
kepada perusahaan tertentu.
CIRI-CIRI BENTUK
Persaingan Persaingan PASAR Oligopoli Monopoli
Sempurna Monopolistik
Jumlah Sangat Banyak Sedikit Satu
Perusahaan banyak
Jenis Barang Ada Ada yang Ada yang
Produksi standart diferensiasi homogen dan homogen dan
(homogen) produk ada yang tidak ada yang tidak
homogen homogen
(melakukan (melakukan
diferensiasi diferensiasi
produk) produk)
3
Kekuasaan Tidak ada Ada price Ada price maker Price maker
menentukan maker dan tetapi tanpa
mempunyai kerjasama
market power mempunyai
yang relatif market power
kecil tidak begitu
besar, dengan
kolusi akan
mempunyai
market power
sangat besar.,
seperti pada
kondisi monopoli.
Bisa jadi ada
market leader
dan follower
Kemungkinan Sangat Cukup mudah Hambatan masuk Pemain baru
keluar/masuk mudah menjadi pemain (new entrant)
pasar relative besar tidak mungkin
karena
dilindungi
oleh
pemerintah
(ada
peraturan
Persaingan di Tidak ada Sangat besar, Sangat besar bila yang
Iklan, yang
luar harga terutama di menghasilkan mendukung)
bertujuan
bidang iklan, barang berbeda memelihara
nama corak hubungan baik
perusahaan
Pada pasar monopsoni terjadi sebaliknya, yaitu hanya terdapat satu pembeli
dengan banyak penjual, kompetitif atau “competitive sellers” (Henderson dan
Quandt, 1980 dalam Priyanto, 2005). Sedangkan bila ada dua pembeli disebut
duopsoni, bila ada beberapa pembeli (lebih dari dua) disebut dengan istilah
oligopsoni. Struktur pasar monopsoni, duopsoni dan oligopsoni ini dilihat dari sisi
pembeli.
4
Scheid dan Sutinen (1981) dalam Pomeroy (1995) menyatakan bahwa
konsentrasi pasar dapat dilihat dari kombinasi pangsa pasar empat perusahaan
terbesar (CR4). Setiap pasar mempunyai pangsa pasar sendiri, dan besarnya berkisar
antara 0-100% dari total penjualan seluruh pasar. Jika nilai CR4 < 40%, maka bisa
digolongkan ke dalam pasar persaingan sempurna maupun monopolistik, dalam hal
ini yang paling menentukan adalah tingkat diferensiasi produk. Perusahaan
yang mempunyai pangsa pasar lebih akan menikmati keuntungan dari penjualan
produk dan kenaikan harga sahamnya.
Rasio konsentrasi dari jumlah penjualan untuk monopsoni bisa sampai 100%,
sedangkan rasio konsentrasi dari pasar bersaing sempurna untuk 4 perusahaan
terbesar akan menjadi sangat kecil kurang dari 33%, dan rasio untuk oligopsoni
terletak diantaranya (Caves, 1964 dalam Tibayan, 1983).
Hubungan antara kemudahan atau kesulitan bagi pembeli atau penjual baru
untuk masuk pasar pada umumnya ditentukan berdasarkan manfaatnya, tetapi
kenyataannya penjual atau pembeli mempunyai kekuatan masuk pasar yang lebih
potensial. Berbeda dengan konsentrasi pasar yang menunjukkan kondisi
persaingan pasar aktual sebuah perusahaan, kondisi untuk masuk dan keluar pasar
menggambarkan tentang kondisi persaingan perusahaan yang potensial. Pesaing
potensial adalah perusahaan-perusahaan di luar pasar yang mempunyai kemungkinan
untuk masuk dan menjadi pesaing yang sebenarnya (Tibayan, 1983).
Secara struktural, barriers to entry dapat dibedakan menjadi: 1). Jika mudah
masuk atau bebas untuk masuk pasar disebut persaingan sempurna, 2). Jika
tertutup untuk masuk pasar disebut monopsoni, 3). Jika sulit untuk masuk pasar
disebut oligopsoni. Halangan lain untuk dapat masuk pasar bisa disebabkan oleh
peraturan pemerintah yang terlalu keras atau ketidakmampuan masuk penjual untuk
memperoleh pelayanan pengelolaan, tenaga kerja, peralatan, dan lain-lain.
5
4. Tingkat Pengetahuan Pasar
Perilaku pasar menurut Bain (1959) dalam Clodius dan Muller (1967)
mengacu pada pola dari tingkah laku perusahaan yang menunjukkan cara beradaptasi
atau menyesuaikan diri dengan pasar dimana mereka bertindak sebagai penjual
atau pembeli. Adam (1960) dalam Tibayan (1983) menguraikan perilaku pasar
sebagai interaksi dari tingkah laku berbagai perusahaan, yang meliputi: strategi,
taktik dan praktek-praktek mereka. Adapun Caves (1964) dalam Tibayan (1983)
menggambarkan perilaku pasar sebagai tingkah laku dari perusahaan dalam
perubahan harga, output, karakteristik produk, biaya penjualan dan biaya penelitian.
Menurut Bain (1959) dalam Clodius dan Mueller (1967); Anindita (2004), ada
lima dimensi tingkah laku dalam pasar, yaitu: 1) Metode yang digunakan oleh
perusahaan dalam menentukan harga dan tingkat output, 2) Kebijakan harga
perusahaan, 3) Promosi penjualan perusahaan, 4) Alat koordinasi dan saling
penyesuaian dari harga, produk, dan promosi penjualan dalam persaingan di antara
penjual (kolusi harga, produk, promosi penjualan; kolusi tersembunyi (tacit collusion)
dalam pengendalian harga; pembatalan persetujuan kolusi melalui pemotongan harga
secara rahasia yang mengarah pada persaingan tidak sempurna, 5) ada tidaknya taktik
khusus atau tindakan predatory .
Menurut Marion dan Handy (1973) dalam Tibayan (1983), penampilan pasar
merupakan suatu kriteria untuk mengetahui seberapa jauh proses pemasaran berjalan
dan sejauh mana tujuan pemasarannya tercapai dengan baik. Untuk mengetahui
penampilan pasar ada beberapa kriteria yang digunakan, antara lain :
1) efisiensi ekonomi yang dihitung dari biaya dan marjin pemasaran, 2). besarnya
keuntungan yang diperoleh (Bain, 1959 dalam Harris, 1993; Kohls dan Uhl, 1996).
Selanjutnya Tibayan (1983) menambahkan 3). menghitung tingkat pengembalian
modal pada berbagai tingkat lembaga pemasaran, dan Smith (1981) dalam
Pomeroy dan Trinidad (1995) dengan 4). penetapan efisiensi harga dengan
menggunakan data time series.
6
Menurut Bain (1959) dalam Harriss (1993), penampilan pasar menyajikan
hasil ekonomi dari struktur dan perilaku, khususnya dalam hubungan antara
distribusi marjin dan biaya produksi dari pelayanan pemasaran. Data harga dalam
bentuk time series, digunakan untuk menyatakan derajat kompetisi di dalam sistem
pemasaran, melalui:
1. Korelasi harga antar pasar yang menandai adanya tingkat integrasi pasar.
2. Hubungan antara biaya pengangkutan dan perbedaan harga antar pasar.
3. Hubungan antara fluktuasi harga musiman dan biaya penyimpanan yang
menandai adanya persaingan pasar dalam sepanjang waktu.
7
Kriteria Pangsa Pasar:
1. Monopoli murni, bila suatu perusahaan memiliki 100% dari pangsa pasar.
2. Perusahaan dominan, bila memiliki 80-100% dari pangsa pasar dan tanpa
pesaing yang kuat.
CR4 (Concentration Ratio for Biggest Four) adalah alat analisis untuk
mengetahui derajat konsentrasi empat pembeli terbesar dari suatu wilayah pasar,
sehingga bisa diketahui secara umum gambaran imbangan kekuatan posisi tawar-
menawar petani (penjual) terhadap pedagang (pembeli), dengan rumus:
Kriterianya :
1. CR4 < 0,4 maka struktur pasar bersifat persaingan sempurna (kompetitif) atau
persaingan monopolistik (persaingan monopolistik perlu dilihat apakah ada
diferensiasi produk atau tidak)
2. 0,4 < CR4 < 0,8 maka struktur pasar bersifat oligopoli/oligosopni (seringkali
bila nilai CR4 diantara diatas 60-80% disebut oligopoli ketat dan nilai nilai
CR4
diantara diatas 40-60% disebut oligopoli longgar, walaupun makna ini
seringkali tidak jelas karena untuk mengukur kekuatan oligopoli/monopoli
dapat diuji
melalui kekuatan market power tetapi dibahas di tingkat lanjut.
3. CR4 > 0,8 maka struktur pasar cenderung monopoli/monopsoni.
Catatan: jika CR4 < 0,4 maka struktur pasar bisa bersifat persaingan sempurna
juga bisa termasuk monopolistik, yang menentukan adalah tingkat
diferensiasi produk.
Alat analisis ini bertujuan untuk mengetahui derajat konsentrasi pembeli dari
suatu wilayah pasar, sehingga bisa diketahui secara umum gambaran imbangan
Dimana :
IHH : Indeks Hirschman Herfindahl
n : Jumlah pedagang yang ada pada suatu wilayah pasar produk
Si : Pangsa pembelian komoditi dari pedagang ke-i (i = 1,2,3,…,n)
8
Kriterianya :
IH = 1, maka pasar mengarah pada monosopoli/monosopni
IH = 0, maka pasar mengarah pada persaingan sempurna
0 < IH < 1, maka pasar mengarah pada oligopoli/oligosopni
1
R= n
(2 åi.Si) -1
i =1
Dimana: R = Indeks Rosenbluth
Si = Pangsa pasar (market share) perusahaan ke-i (1 = 1,2,...n)
Nilai indeks Rosenbluth berkisar antara 1/n < R < 1. Jika nilai yang diperoleh
mendekati batas minimum maka struktur pasar yang terbentuk cenderung pasar
persaingan sempurna, sedangkan apabila mendekati batas maksimum maka
struktur pasar yang terbentuk cenderung pasar persaingan oligopoli.
i
R = å (Pk -1 q k - Pk q k -1 ) *1/10.000
k =2
dimana:
R = koefisien gini
Pk = persentase kumulatif jumlah pedagang dalam kelas ke - i.
Pk-1 = persentase kumulatif jumlah pedagang sebelum kelas ke - i.
qk = persentase kumulatif jumlah volume pembelian dalam kelas ke – i
qk-1 = persentase kumulatif jumlah vol. pembelian sebelum kelas ke – i.
k = jumlah kelas pedagang.
9
Kaidah pengujian koefisien gini menurut H.Tstsumi Oshima dalam Yuliarmi
(1997), serta Scheid (1979) dan Parker (1979) dalam Nambiro (2001) seperti yang
ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Sistem pemasaran yang efisien mengharuskan para pelaku pasar, baik petani
produsen maupun lembaga pemasaran, mampu menguasai informasi pasar,
sehingga mereka tahu kapan dan dimana memasuki pasar yang tepat, terutama
untuk pasar yang bersaing sempurna. Tingkat pengetahuan pasar seringkali
diperhatikan melalui informasi harga, tehnologi dll. Jika anda sebagai pelaku pasar
dan anda mudah memperoleh informasi tentang harga maka seringkali usaha
anda mempunyai keuntungan relatif kecil. Tetapi dalam suatu pasar, jika hanya
10
anda yang mampu memperoleh informasi sedangkan yang lain tidak dan
kemudian informsi tersebut dapat anda manfaatkan maka anda dapat menjadi
kaya.
Perilaku pasar menurut Bain (1959) dalam Clodius dan Muller (1967)
mengacu pada pola dari tingkah laku perusahaan yang menunjukkan cara beradaptasi
atau menyesuaikan diri dengan pasar dimana mereka bertindak sebagai penjual
atau pembeli. Perilaku pasar dapat dilihat dari praktek penentuan harga, aliran produk
dan kelembagaan dari masing-masing lembaga pemasaran yang terlibat dalam
pemasaran wortel.
11
Alat analisis yang dapat digunakan sebagai pendekatan antara lain:
1. Marjin Pemasaran
Marjin pemasaran wortel adalah perbedaan harga yang diterima oleh petani
produsen wortel dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir, sehingga secara
matematis, margin dapat ditulis sebagai berikut:
MP = Pr – Pf atau MP = B + K
Pf
SPf = x 100%
Pr
Bi
SBi = x100%
(Pr- Pf )
dan
Ski = Ki
x100%
(Pr- Pf )
12
dimana:
SBi = Share biaya pemasaran pemasaran ke-i
Ski = Share keuntungan lembaga pemasaran ke-i
Bi = Biaya pemasaran lembaga pemasaran ke-i
Ki = Keuntungan lembaga pemasaran ke-i
Pr = Harga wortel di tingkat konsumen akhir (Rp/kg)
Pf = Harga wortel di tingkat produsen (Rp/kg)
Ada dua pendapat para ahli yang berbeda tentang margin pemasaran, yang
menyatakan bahwasanya:
1. Semakin tinggi margin pemasaran, maka semakin kecil bagian yang diterima
petani, yang berarti penampilan pasar masih belum efisien.
2. Tingginya marjin pemasaran (biaya pemasaran + keuntungan) belum tentu
mencerminkan rendahnya efisiensi pemasaran. Hal ini tergantung dari
peningkatan kualitas produk (jasa pemasaran) yang ditawarkan lembaga
pemasaran terhadap konsumen akhir.
13
BAHAN BACAAN
Agung, I Gusti Ngurah. 1992. Metode Penelitian Sosial, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
Irawan, Faried Wijaya, dan Sudjoni. 2001. Pemasaran: Prinsip dan Kasus. Edisi 2.
Yogyakarta: PT BPFE Yogyakarta.
Kolter, Philip dan Gary Armstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran. Edisi Bahasa
Indonesia Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo
Schiffman B. and Watson K. 1997. Customer Behaviour. Asutralia Ltd.: Prentice Hall.
Riana, F.D., dan Nur Baladina. ?. Teori Pemasaran, Aspek Pasar dan Strategi Pemasaran
Perusahaan Agribisnis. Modul Perkuliahan, PS Agribisnis Fakultas Pertanian
Unibraw
14
LATIHAN SOAL
Contoh Pengerjaan :
Jawaban :
15
TUGAS PRAKTIKUM
Volume Volume
No. Pedagang Pedagang
Grosir / Retail Pembelian Pengecer Pembelian
Kubis (kg) Kubis (kg)
1. 1 200,000 1 30,000
2. 2 100,000 2 30,000
3. 3 100,000 3 20,000
4. 4 84,000 4 20,000
5. 5 70,000 5 20,000
6. 6 70,000 6 15,000
7. 7 70,000 7 15,000
8. 8 60,000 8 12,000
9. 9 60,000 9 10,000
10 10 60,000 10 10,000
Total 10 874,000 10 182,000
1. 1 450,000 1 200,000
2. 2 400,000 2 100,000
3. 3 200,000 3 100,000
4. 4 200,000 4 50,000
5. 5 100,000 5 50,000
6. 6 100,000 6 30,000
16