Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PEMAHAMAN FREDO FARETO DALAM KEBIJAKAN PUBLIK

“PRINSIP FREDO FARETO DALAM PASAR”

Dosen Pengampu : Andri Kurniawan,B.PM,M.Si

Disusun Oleh :

Nama : Zulaikha

Npm : 197110249

Kelas : Ap.A/V

Mata Kuliah : Formulasi Kebijakan Publik

Program Studi Administrasi Publik

Universitas Islam Riau

Fakultas Fisipol

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur, saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat serta
rahmat-Nya saya dapat menyusun makalah ini hingga selesai dan terima kasih untuk setiap
sumber referensi yang saya gunakan untuk menyelesaikan hingga tersusun menjadi makalah.

Dalam makalah ini saya membahas tentang Pasar, Kesejahteraan Publik dan Optimalitas
Pareto yang membahas tentang konsep dan pengertian pasar, parameter yang menentukan bentuk
atau struktur pasar, apa yang yang dilakukan oleh pasar, struktur pasar produsen dan konsumen,
perusahaan dan pasar, perilaku perusahaan masuk ke pasar, perilaku perusahaan bersaing di
pasar, individu (produsen dan konsumen), pasar dan pemermintah, prinsip pareto.

Saya berharap makalah yang saya susun ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan dan
dalam proses pembelajaran. Kritik dan saran dari dosen mata kuliah maupun pendapat dari para
pembaca sangat saya harapkan untuk perbaikan dan penyempurnaan dalam proses belajar dimasa
mendatang.

Pekanbaru, 17 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah............................................................................................1


2. Rumusan Masalah......................................................................................................1
3. Tujuan Penulisan........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Konsep dan Pengertian Pasar.....................................................................................3


2. Parameter yang Menentukan Bentuk atau Struktur Pasar..........................................3
3. Apa yang Dilakukan Oleh Pasar................................................................................4
4. Bentuk (Struktur) Pasar Produsen dan Konsumen,Perusahaan dan Pasar.................5
5. Perilaku Perusahaan Masuk ke Pasar.........................................................................7
6. Perilaku Perusahaan Bersaing di Pasar......................................................................7
7. Individu (Produsen Dan Konsumen).........................................................................7
8. Pasar dan Pemerintah.................................................................................................8
9. Prinsip Pareto.............................................................................................................9

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan................................................................................................................12
2. Saran..........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Idealnya pasar berfungsi sebagai alat untuk peningkatan efisiensi ekonomi
nasional (pasar yang efisien yang menghasilkan persaingan yang sehat), guna
peningkatan kesejahteraan publik. Namun demikian pasar punya sifatnya sendiri, yaitu
berorientasi jangka pendek, dan tidak peduli dengan masalah pemerataan. Oleh karena itu
bila pasar terjadi persaingan yang tidak sehat, sehingga mengganggu kesejahteraan
publik, maka negara yang diwakili oleh penyelenggara negara (pemerintah dan lembaga
negara lainnya) wajib melakukan intervensi pasar, untuk melakukan koreksi, dalam
rangka menjaga kepentingan dan kesejahteraan publik.
Pasar adalah sumber informasi mengenai pilihan barang dan jasa yang dapat
dilakukan masyarakat (public choice). Makin banyak pilihan konsumsi barang dan jasa
yang tersedia, maka kesejahteraan masyarakat akan makin baik, dan sebaliknya. Oleh
karena itu, maka pemerintah perlu mendorong dan menciptakan pilihan-pilihan konsumsi
baru dimasyarakat, sehingga masyarakatnya makin sejahtera. Pasar idealnya berfungsi
sebagai alat peningkatan efisiensi ekonomi nasional melalui persaingan yang sehat untuk
peningkatan kesejahteraan publik.
Membahas masalah pasar fungsi dan jenis-jenisnya yang dikaitkan dengan
kesejahteraan publik, kemudian dilanjutkan dengan bahasan mengenai kegagalan pasar
(market failure), dan peran negara dalam membuat pasar berfungsi untuk pencapaian
kesejahteraan publik. Pada bab ini juga dibahas kesejahteraan publik menurut prinsip
Pareto, pentingnya masalah iklim usaha yang kondusif, untuk menciptakan persaingan
pasar sehat, sehingga keberadaan pasar dapat berkontribusi pada kesejahteraan publik
secara keseluruhan.

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dan pengertian pasar ?
2. Apa parameter yang menentukan bentuk atau struktur pasar ?

1
3. Apa yang dilakukan oleh pasar ?
4. Bagaimana bentuk (struktur) pasar produsen dan konsumen ?
5. Bagaimanakah perusahaan dan pasar ?
6. Bagaimana perilaku perusahaan masuk ke pasar ?
7. Bagaimana perilaku perusahaan bersaing di pasar ?
8. Apakah individu (produsen dan konsumen), pasar dan pemerintah ?
9. Bagaimanakah prinsip pareto ?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep dan pengertian pasar
2. Untuk mengetahui parameter yang menentukan bentuk atau struktur pasar
3. Untuk mengetahui apa yang dilakukan oleh pasar
4. Untuk mengetahui bentuk (struktur) pasar produsen dan konsumen
5. Untuk mengetahui perusahaan dan pasar
6. Untuk mengetahui perilaku perusahaan masuk ke pasar
7. Untuk mengetahui perilaku perusahaan bersaing di pasar
8. Untuk mengetahui individu (produsen dan konsumen), pasar dan pemerintah
9. Untuk mengetahui prinsip pareto

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Konsep dan Pengertian Pasar


Pengertian Sempit : Pasar adalah tempat berkumpul dan bertemunya para penjual
(produsen) dan pembeli (konsumen) pada suatu lokasi tertentu.
Pengertian Luas : Pasar adalah mekanisme bertemunya kepentingan konsumen
dan produsen, merupakan sumber informasi bagi pelaku ekonomi, serta juga merupakan
sarana dalam meningkatkan kepuasan konsumen maupun produsen. Demikian
pentingnya dan besarnya peranan dan fungsi pasar bagi pelaku ekonomi dapat dilihat
pada gambar.

2. Parameter yang Menentukan Bentuk atau Struktur Pasar


Pasar dapat dikelompokkan menjadi beberapa bentuk berdasarkan parameter atau
ukuran sebagai berikut.
a. Jumlah pelaku ekonomi Untuk kelompok pasar produsen ditentukan oleh jumlah
produsennya,sedangkan untuk pasar konsumen ditentukan oleh jumlah konsumennya.
b. Keragaman produk (barang dan jasa) Yang dimaksudkan dengan keragaman produk
barang dan jasa adalah keragaman dari fungsi atau manfaat barang dan jasa tersebut.

3
c. Halangan masuk (entry) pasar, dan keluar (exit) dari pasar (market barrier) Yang
dimaksud dengan market barrier ini adalah tingkat kesulitan yang dihadapi oleh
pelaku ekonomi untuk masuk atau keluar dari pasar. Tingkat kesulitan ini bisa
berbentuk teknologi produksi, bisa berbentuk investasi yang cukup besar atau
kesulitan dalam merebut konsumen, maupun berdasarkan aturan yang dikeluarkan
oleh pemerintah.
d. Jenis persaingan dalam pasar
Jenis persaingan yang dimaksud adalah persaingan usaha atau bisnis, dalam merebut
konsumen. Apakah persaingan harga (price-competition) atau persaingan di luar
harga (nonprice-competition).
3. Apa yang Dilakukan Oleh Pasar (What Markets Do) ?
Pasar di samping mempertemukan kepentingan para produsen dan konsumen,
pasar juga berfungsi sebagai tempat berkumpul para pesaing (baik antarprodusen maupun
antarkonsumen). Dengan demikian, pasar akan menumbuhkan persaingan, yang pada
ujungnya mendorong terciptanya efisiensi yang lebih baik (competition and efficiency).
Selanjutnya dapat dilihat masing-masing individu di pasar melakukan tindakan
(menjual atau membeli barang dan jasa), dengan bebas, tanpa paksaan, alias sukarela,
sesuai dengan kepentingan dan kebutuhannya masing-masing (they act voluntarily).
Walaupun masing-masing individu sukarela dalam melakukan transaksi, tidak
ada yang memaksanya (no edict forced them to act, no authority told them exactly what
to do, or how to do it), namun mereka tidak dapat menghindar dari pengaruh pasar itu
sendiri. Dengan kata lain pasar dapat memaksakan kondisinya (harga, jumlah pasokan,
keragaman pilihan produk, dan sebagainya), kepada individu yang bertransaksi.
Selanjutnya pemerintah hanya bisa memfasilitasi para individu yang bertransaksi
di pasar, tidak mungkin pemerintah memaksa atau menyuruh orang untuk melakukan
transaksi. Yang juga dapat dilakukan pemerintah adalah mengumumkan kepada
masyarakat, apa yang tidak boleh dilakukan.
Dari uraian di atas, terlihat bahwa hampir sebagian besar dari barang dan jasa
yang dikonsumsi oleh masyarakat dipengaruhi oleh regulasi negara (pemerintah) dan juga
dipengaruhi oleh pasar. Di sini juga terlihat bahwa pengaruh pasar jauh lebih besar dari
pengaruh Negara.

4
4. Bentuk (Struktur) Pasar Produsen dan Konsumen
1. Pasar Persaingan Bebas (Free Market Competition)
Pasar persaingan bebas atau persaingan sempurna adalah pasar dimana para
pelakunya sangat banyak barang dan jasa yang diperdagangkan relatif seragam.
Masing-masing pelaku pasar mempunyai peran yang relatif kecil terhadap pasar
secara keseluruhan. Dengan demikian, maka secara konsep pada pasar persaingan
sempurna ini tidak ada produsen ataupun konsumen yang bisa mempengaruhi pasar.
Asumsi yang mendasari pasar persaingan sempurna ini adalah sebagai berikut.
a. Jumlah pembeli (buyers) dan penjual (seller) sangat banyak, dan mereka beraksi
(transaksi jual atau beli) secara bebas (independent).
b. Tidak ada satu orang pembeli maupun penjual yang dapat mempengaruhi pasar,
karena porsi transaksi mereka sangat kecil dibandingkan dengan seluruh transaksi
yang terjadi di pasar.
c. Produk yang diperjualbelikan para penjual dapat saling menggantikan (substitute),
atau dapat dikatakan barang dan jasa yang diperdagangkan homogen atau
uniform.
d. Tidak ada halangan (barrier) bagi penjual dan pembeli untuk masuk dan keluar
pasar (free barrier).
e. Tidak ada pembatasan harga. Harga barang dapat berubah (turun dan naik) sesuai
dengan keseimbangan pasar (antara supply dan demand). Penjual dan pembeli
mengetahui semua informasi yang diperlukannya untuk bertransaksi.
f. Pada pasar persaingan yang betul-betul sempurna, tidak ada ruang untuk
diskriminasi dan kolusi.
2. Pasar Persaingan Monopolistik (Monopolistic Competition)
Pasar Persaingan Monopolistik adalah pasar dimana para pelakunya cukup
banyak, namun barang dan jasa yang diperdagangkan relatif beragam atau
terdiferensiasi (tidak standar) dan barang yang ditawarkan tampil beda. Misalnya
produk sepatu, pada umumnya terbuat dari kulit sapi, namun ada produsen yang
membuat sepatu dari kulit rusa atau kelinci, begitu juga dengan pembeli, ada yang
hanya mau membeli kualitas atau spesifikasi tertentu (pasar monopsoni). Hal yang
sama juga dapat dilihat pada barang dan jasa lainnya seperti pakaian, kacamata, dan

5
sebagainya. Dengan demikian maka secara konsep, pada pasar persaingan
monopolistik ini ada produsen maupun konsumen yang mempengaruhi pasar.
Oleh karena itu maka keseimbangan pasar (harga dan kuantitas) dipengaruhi oleh
produsen monopolistik atau konsumen yang monopsonistik. Dengan menggunakan
konsep ini maka para produsen monopolistik, konsumen monopsonistik, dapat
mempengaruhi harga pasar, sehingga diistilahkan dengan price setter. Oleh karena itu
maka kurva permintaan maupun kurwa penawaran dari pasar persaingan
monopolistik dan monopsonistik ini cenderung agak tegak, tidak horizontal (dari kiri
atas ke kanan bawah untuk kurva permintaan, dan dari kiri bawah ke kanan atas untuk
kurva penawaran). Untuk lebih jelasnya konsep ini, dapat dilihat kurva atau grafik
dari pasar persaingan monopolistik atau monopsonistik ini.
3. Pasar Oligopoli (Oligopoly Market)
Oligopoli berasal dari bahasa Yunani (oligos, yang berarti beberapa, dan polis
yang berarti kota, pasar atau penjual). Maka oligopoli adalah pasar dimana hanya ada
beberapa produsen. Masing-masing produsen menguasai pangsa pasar yang relatif
besar. Dari sisi produsen hanya ada beberapa pesaing. Dengan demikian maka bila
produsen yang oligopolis ingin dapat profit maksimum, bisa dilakukan dengan jalan
kerja sama dengan produsen lain dengan cara menggunakan supply, sehingga harga
jual menjadi meningkat. Produsen dapat mempengaruhi harga pasar, atau produsen
dapat bertindak sebagai price setter.
4. Pasar Monopoli (Monopoly Market)
Adalah pasar dimana hanya ada satu (1) produsen. Dengan demikian maka pada
pasar monopoli ini tidak ada pesaing. Oleh sebab itu, bila produsen yang monopolis
ingin dapat keuntungan atau profit maksimum, bila dilakukan dengan jalan
menurunkan supply, sehingga harga jual menjadi meningkat. Produsen dapat
bertindak sebagai price setter.
a. Pilhan para monopolis (choices of monopolist)
Pada pasar monopoli pelaku monopoli paling tidak punya 3 (tiga) pilihan dalam
berproduksi, yaitu pada harga keseimbangan pasar (P0). Di atas harga
keseimbangan pasar (P2). Atau di bawah harga keseimbangan pasar (P1)
b. Kerugian masyarakat karena pasar monopoli

6
Karena pada pasar monopoli produsen hanya satu-satunya di pasar, tentu
konsumen tidak punya pilihan lain. Di samping itu karena produsen pada saat
monopoli ini tidak punya saingan, sehingga tidak terdorong untuk beroperasi
dengan efisien. Karena kedua hal ini, maka keberadaan pasar monopoli ini
menimbulkan kerugian atau beban bagi masyarakat yang dikenal juga dengan
istilah social cost of monopoly
5. Perusahaan dan Pasar
Pada umumnya setiap perusahaan akan berusaha untuk bisa mendapat
keuntungan sebesar-besarnya (optimum profit) dalam bisnisnya. Untuk mencapai hal
tersebut, maka perusahaan harus bisa masuk ke pasar yang kadang banyak hambatan
atau barrier untuk bisa menawarkan barangnya kepada konsumen. Selanjutnya setelah
masuk pasar, perusahaan berhadapan dengan persaingan di pasar.
6. Perilaku Perusahaan Masuk ke Pasar
Untuk bisa masuk ke pasar biasanya di pasar sudah ada produsen lain yang juga
menawarkan barangnya pada kelompok konsumen yang sama. Dengan demikian
maka untuk masuk pasar, produsen biasanya berperilaku berani tampil beda (product
differetiation) dengan produsen yang sudah ada di pasar. Setelah masuk pasar, maka
tantangan berikutnya yang dihadapi produsen adalah bersaing memperebutkan
konsumen dengan produsen lainnya, khususnya bila struktur pasar yang dihadapi
bukan pasar monopoli, tetapi pasar persaingan (bebas, monopolistik, dan oligopoli)
seperti terlihat pada gambar-gambar tersebut.
7. Perilaku Perusahaan Bersaing di Pasar
Setelah masuk di pasar, perusahaan berhadapan dengan pesaing. Untuk dapat
bertahan di pasar, perusahaan harus bisa mengalahkan pesaing. Untuk mencapai hal
tersebut, maka perusahaan biasanya punya daya saing yang andal (competitive
strategy) untuk bersaing di pasar. Untuk membangun strategi usaha maka perusahaan
perlu melihat kepentingan konsumen yang dijadikan sasarannya.

7
Secara umum konsumen punya kecenderungan untuk berperilaku membeli barang
dan jasa yang termurah harganya dan terbaik kualitas dan pelayanannya. Dengan
demikian maka strategi bersaing ini dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) kelompok,
yaitu strategi bersaing melalui harga (price competition) dan strategi bersaing di luar
harga (non-price competition). Pemilihan strategi usaha ini (bersaing harga atau di
luar harga) tergantung dari bentuk pasar dan karakteristik konsumen yang dihadapi.
8. Individu (Produsen Dan Konsumen), Pasar dan Pemerintah
Seseorang individu bebas dalam melakukan transaksi ekonomi, sesuai dengan
kepentingannya. Dengan demikian pada dasarnya setiap individu melakukan transaksi
dengan sukarela. Walaupun setiap individu, bebas dan sukarela dalam bertransaksi
(untuk membeli atau menjual barang dan jasa), namun dmeikian mereka tidak dapat
bebas dari pengaruh pasar. Suatu hal yang perlu diamati dalam sistem ekonomi pasar
adalah masalah eksternalitas.

8
9. Prinsip PARETO
A) Konsep Dasar Sistem Pareto
Dua (2) komponen dasar sistem Pareto Pertama, pilihan atau preferensi individu, dan
kedua : distribusi pendapatan yang merata.
a. Optimalitas Pareto dan Pilihan atau Preferensi Individu
Kriteria Paret : teknik membandingkan alternatif alokasi sumber daya ekonomi
yang memberikan kesejahteraan maksimum bagi masyarakat. Bagaimana
meningkatkan kesejahteraan seseorang tanpa mengorbankan kesejahteraan orang
lain.
Perbaikan kesejahteraan publik dengan Pareto (Pareto Improvement): adalah
meningkatkan kesejahteraan publik ke tingkat yang lebih tinggi. Kriteria Pareto vs
Ketidaksepakatan (Pareto Criterion vs Unanimity) Kriteria Pareto:
memungkinkan ketidapedulian sebagai individu Optimalitas Pareto adalah kondisi
ekonomi dimana tidak ungkin meningkatkan kesejahteraan seseorang tanpa
menurunkan kesjahteraan orang lain. Hal ini mengindikasikan ekonomi
masyarakat sangat efisien. Bila optimalitas Pareto belum tercapai, artinya terjadi
inefisiensi alokasi sumber daya ekonomi di masyarakat.
Jenis kriteria Pareto, yaitu sebagai berikut.
1. Kriteria lemah (weak Pareto criterion): Bila semua anggota lebih sejahtera
2. Kriteria kuat (strong Pareto criterion) : Sebagian orang meningkat
kesejahteraannya, tetapi yang lainnya tidak menurun kesejahteraannya.
3. Kriteria Pareto bubar, bila ada orang yang menurun kesejahteraannya.
b. Optimalitas Pareto dan Distribusi Pendapatan Berkaitan dengan distribusi
pendapatan, optimalitas Pareto menggunakan asumsi sebagai berikut.
1. Optimalitas Pareto menghasilkan alokasi sumber daya ekonomi yang efisien
dan kesjahteraan maksimum bagi masyarakat pada tingkat distribusi
pendapatan tertentu.
2. Bila distribusi pendapatan berubah, maka optimalitas Pareto juga berubah.
3. Optimalitas Pareto dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Implikasi : Pareto optimal tidak bisa menyelesaikan masalah efisiensi alokasi
sumber daya ekonomi dan distribusi pendapatan secara bersamaan, dan tidak ada

9
solusi pemertaan distribusi pendapatan dengan kriteria Pareto (Pareto Criterion),
karena :
1. Distribusi pendapatan yang berbada menghasilkan ptimlitas Pareto yang juga
berbeda (A dan B);
2. Kombinasi utilitas dengan distribusi pendapatan menghasilkan kurva berbagai
kemungkinan utulitas (Utility Possibility Frontier, UPF);
3. Bila memilih antara A (Distribusi Pendapatan) atau B (Optimalitas Pareto),
tidak bisa dengan hanya menggunakan Kriteria Pareto, sehingga diperlukan
kriteria tambahan, yaitu fungsi kesejahteraan masyarakat.
B) Keterbatasan Kriteria Pareto
Bila dilihat dalam dunia nyata, konsep dan kriteria Pareto ini memiliki beberapa
keterbatasan sebagai berikut.
a. Bila ada seorang individu saja menurun kesejahteraaannya, maka Kriteria Pareto
tidak berlaku.
b. Berbagai alternatif Optimal Pareto tidak dapat dibandingkan satu sama lain.
c. Kriteria Pareto tidak mungkin memilih berbagai alternatif distribusi pendapatan.
d. Pilihan satus quo, bagi yang sudah sejahtera.
e. Pilihan Optimal Pareto pertama tidak selalu lebih baik dari Optimal Pareto kedua.
Bisa saja yang satu lebih baik distribusi pendapatannya, yang lain lebih baik
alokasi sumber daya ekonominya.
C) Kriteria Potensi Pareto
Untuk mencari solusi dari keterbatasan Kriteria Pareto, dikembangkan Kriteria
Potensi Pareto sebagai berikut.
a. Kriteria Potensi Pareto merupakan modifikasi dari Kriteria Pareto dalam bentuk
membandingkan analisis manfaat dan biaya untuk berbagai alternatif kondisi
ekonomi.
b. Kriteria Potensi Pareto disebut juga dengan istilah Kaldor-Hicks Compensatin
Test, tergantung pada prinsip kompensasinya.

Definisi Kriteria Potensi Pareto: Kondisi A lebih baik (prefered) dibandingkan


kondisi B jika memungkinakan bagi yang mendapat keuntungan (gainer) memberi
kompensasi kepada yang rugi (losers) namun dia (gainer) tetap lebih sejahtera.

10
Contoh: bila yang beruntung (gainers) pada kondisi A menerima 100 unit manfaat
sementara yang merugi (losers) pada kondisi A karena didenda (penalized) 90 unit
(sebagai biaya mereka). Jika saja yang beruntung masih punya 10 unit manfaat.

Kriteria dari Pareto optimal ini adalah teknik untuk memilih alternatif solusi ekonomi
yang terbaik, yaitu meningkatakan kesejahteraan paling tidak satu orang, tanpa
membuat orang lain makin menderita. Pasar yang bersaing akan menghasilkan Pareto
Optimal, hanya saja tidak merata (isnot necesaryily an equitable one). Oleh karena itu
masih perlu dicari alternatif lainnya yang mencapai Pareto optimal dengan
pemerataan (equity and fairness) kesejahteraaan.  pada teori pertama ini antara
bersaing dan efisien tidak dapat dipertemukan, keduanya tidak bisa disinergikan.
Kedua: Bila suatu kondisi yang diinginkan sudah ditemukan, maka pemerintah dapat
menggeser atau memindahkan kondisi ekonomi dari suatu kondisi Pareto optimal ke
kondisi pareto optimal lain yang lebih baik, dengan cara mengatur distribusi daya beli
(redsitributing urchassing power), dan mendorong masyarakat untuk bertransaksi di
pasar yang bersaing yang efisien (competitive and efficient market).  pada teori
kedua ini anatar bersaing dan efisien dapat dipertemukan, dan bisa saling bersinergi
satu sama lain.

11
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Pasar adalah sumber informasi mengenai pilihan barang dan jasa yang dapat
dilakukan masyarakat (public choice). Makin banyak pilihan konsumsi barang dan jasa
yang tersedia, maka kesejahteraan masyarakat akan makin baik, dan sebaliknya. Leh
karena itu, maka pemerintah perlu mendorong dan menciptakan pilihan-pilihan konsumsi
baru di masyarakat, sehingga masyarakatnya makin sejahtera. Pasar idealnya berfungsi
sebagai alat peningkatan efisiensi ekonomi nasinal melalui persaignan yang sehat untuk
peningkatan kesejahteraan publik.
Pasar, di samping mempertemukan kepentingan para produsen dan konsumen,
pasar juga berfungsi sebagai tempat berkumpul para pesaing (baik antar produsen
maupun antar konsumen). Dengan demikian, pasar akan menumbuhkan persaingan, yang
pada ujungnya mendorong terciptanya efisiensi yang lebih baik.
Makin banyak produsen di pasar, maka pilihan konsumen juga makin banyak dan
sebaliknya. Dengan demikian konsumen juga berkepentingan terhadap kondisi pasar
barang dan jasa yang dibutuhkannya. Dari sisi luas dan banyaknya pemain serta
keragaman produk yang ditawarkan, pengelompokan pasar menjadi pasar persaingan
sempurna, pasar persaingan monopolistik, pasar oligopoli, dan pasar monopoli.
Selanjutnya bila dilihat dai area cakupannya, pasar juga dapat dikelompokkan menjadi
pasar domestik, pasar ekspor atau pasar luar negeri.
Selanjutnya dapat dilihat masing-masing individu di pasar melakukan tindakan
(menjual atau membeli barang dan jasa), dengan bebas, tanpa paksaan, alias sukarela,
sesuai dengan kepentingan dan kebutuhannya masing-masing (they act voluntarily).
Walaupun masing-masing individu sukarela dalam melakukan transaksi, tidak ada yang
memaksanya (no edict forced them to act, no authority told them exactly what to do, or
how to do it), namun mereka tidak dapat menghindar dari pengaruh pasar itu sendiri.
Dengan kata lain pasar dapat memaksakan kondisinya (harga, jumlah pasokan,
keragaman pilihan produk, dan sebagainya), kepada individu yang bertransaksi.

12
Selanjutnya pemerintah hanya bisa memfasilitasi para individu yang bertransaksi
di pasar, tidak mungkin pemerintah memaksa atau menyuruh orang untuk melakukan
transaksi. Yang juga dpat dilakukan pemerintah adalah mengumumkan kepada
masyarakat, apa yang tidak boleh dilakukan. Dalam hal pencapaian kesejahteraan
masyarakat melalui konsumsi dan produksi, pengaruh pasar jauh lebih besar daripada
pengaruh negara.
Dari bahasan masalah prinsip Pareto, dapat disimpulkan hal-hal berikut.
a. Efisiensi pasar bebas sangat dipengaruhi oleh pemilik mosal, tentunya juga
menguntungkan mereka.
b. MRS = MRT. Syarat Pareto Optimal, untuk membuat pasar efisien.
c. Keberatan orang terhadap pasar bebas adalah menimbulkan ketimpangan pendapatan.
d. Bagaimana mengatakan pasar bebas itu baik untuk kehidupan masyarakat, bila ada
sekompok orang sanat kaya sehingga dapat memberikan makan bergizi pada binatang
piaraannya, sementara sebagian besar masyarakat sulit memenuhi kebutuhan
dasarnya.
e. Pasar bebas tidak membuat masyarakat banyak menjadi sejahtera.
f. Negara harus campur tangan dalam ekonomi (tidak boleh menyerahkan saja kepada
pasar), bila penyelenggara negara ingin menyejahterakan masyarakat dan rakyatnya.

Campur tangan negara utamanya adalah memperbaiki distribusi kepemilikan modal yang
lebih adil di tengah masyarakat

2. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang Pemahaman Fredo Fareto Dalam Kebijakan
Publik, diharapkan pembaca dapat memahami lebih lanjut tentang Fredo Fareto Dalam
Kebijakan Publik.
Saya ucapkan terima kasih terhadap semua pihak yang sudah berpartisipasi did
alam pembuatan makalah ini sehingga bisa diselesaikan tepat pada waktunya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Muhammad al-‟Assal dan Fathi Ahmad Abdul Karim,Sistem, Prinsip, dan
TujuanEkonomi Islam,Terj.Imam Saefudin (Bandung: Pustaka Setia, 1999).

Carla Poli, et al., Pengantar Ilmu Ekonomi, Terj. Arifinal Chaniago, Jakarta: Aptik, 2012.

Hakim, Prinsif-prinsif Ekonomi Islam (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2012).

Karim, Ekonomi Makro Islam (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2017).

KBBI, 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).[Online] Available at:


http://kbbi.web.id/pusat,[Diakses 21 Juni 2019].

Noor, Henry Faisal. 2013. Ekonomi Publik. Padang: Akademia Permata.

Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, Ekonomi 1, Terj. A. Jaka Wasana M, Jakarta:
Erlangga.

Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, Teori Ekonomi Makro Suatu Pengantar, Jakarta:
FEUI, 2004.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2014).

Sri Edi Swasono,Sistem Ekonomi Indonesiaartikel di akses pada 17 Desember


2010,http://www.ekonomirakyat.org/edisi_2_April _2002/artikel_1

14

Anda mungkin juga menyukai