Disusun Oleh:
Kelompok 2
Putri Nurwahdinda
Kelas : Akuntansi 2B
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
2.1 Penghentian Aktiva Tetap................................................................................................2
2.2 Sumber Alam....................................................................................................................7
2.3 Aktiva Tak Berwujud.......................................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................14
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dari tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap,
kewajiban dan modal. Dan yang akan dibahas kali ini adalah penghentian aktiva tetap,
sumber alam dan aktiva tidak berwujud. Oleh karena itu perlunya untuk mengetahui serta
memahami secara rinci tentang penghentian aktiva tetap, sumber alam, dan aktiva tidak
berwujud.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut tujuan dari makalah ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tentang penghentian aktiva tetap.
2. Untuk mengetahui tentang sumber alam.
3. Untuk mengetahui tentang aktiva tak berwujud.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1. Pemberhentian pemakaian aktiva tetap. Aktiva tetap dijadikan barang tak terpakai lagi.
2. Menjual aktiva tetap. Aktiva tetap dijual kepada pihak lain.
3. Pertukaran aktiva tetap yang serupa. Aktiva tetap ditukarkan dengan aktiva tetap lain.
3. Pemberhentian Aktiva Tetap Akibat Ada Kerusakan Pada Aktiva Sebelum Habis
Umur Ekonomisnya
Peralatan yang di hentikan dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut.
3
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Maret 14 Akumulasi penyusutan - Peralatan 4.900.000
Rugi atas pelepasan Aset Tetap 1.100.000
Peralatan 6.000.000
Menghapus peralatan yang dihentikan
4
( Di jual di bawah nilai buku dengan harga Rp 1.000.000. Rugi sebesar Rp 1.250.000
)
5
Kas yang dibayar pada tanggal pertukaran 19 Juni Rp. 3.900.000
Peralatan yang di pertukarkan (lama):
Biaya peralatan lama Rp. 4.000.000
Akumulasi penyusutan pada tangga pertukaran Rp. 3.200.000
Nilai buku pada tanggal pertukaran 19 Juni Rp. 800.000
Ayat jurnal untuk mencatat pertukaran tersebut dan pembayaran kas adalah sebagai
berikut:
Tanggal Keterangan Debit Kredit
Juni 19 Akumulasi penyusutan – Peralatan 3.200.000
Peralatan (Peralatan baru) 4.700.000
Peralatan (Peralatan lama) 4.000.000
6
2. Rugi Atas Pertukaran
Untuk keperluan laporan keuangan, rugi atas pertukaran aktiva tetap yang serupa di
akui jika penyisihan pertukaran lebih kecil daripada nilai buku peralatan yang lama. Saat
terjadi rugi, biaya yang dicatat untuk aktiva baru harus merupakan harga pasar ( harga
katalog ). Sebagai ilustrasi, diasumsikan pertukaran berikut ini :
Peralatan serupa di peroleh (baru) :
Harga katalog untuk peralatan baru Rp. 10.000.000
Penyisihan pertukaran untuk peralatan baru Rp. 2.000.000
Kas yang dibayar pada tanggal 7 September Rp. 8.000.000
Peralatan yang di pertukarkan (lama):
Biaya peralatan lama Rp. 7.000.000
Akumulasi penyusutan pada tangga pertukaran Rp. 4.600.000
Nilai buku pada tanggal pertukaran 7 September Rp. 2.400.000
Penyisihan pertukaran untuk peralatan lama Rp. 2.000.000
Rugi atas pertukaran Rp. 400.000
7
Harga perolehan suatu sumber alam adalah harga tunai atau harga pasar aktiva yang
diserahkan atau diperoleh, tergantung mana yang lebih rendah, untuk mendapatkan sumber
alam dan menyiapkannya sesuai dengan maksud pemilikan aktiva tersebut.
Penghapusan harga perolehan sumber alam secara sistematis disebut deplesi. Untuk
melakukan deplesi, biasanya digunakan metoda satuan hasil (atau satuan kegiatan).
Total Harga
Taksiran Jumlah Biaya Deplesi
Perolehan Dikurangi : =
Satuan Hasil Per Satuan
Nilai Residu
Jumlah Satuan
Biaya Deplesi Per
x Ditambang dan = Biaya Deplesi
Satuan
Dijual
Sebagai contoh, misalkan PT. Ombilin melakukan invenstasi sebesar Rp. 500.000.000
dalam pertambangan batu bara yang diperkirakan akan menghasilkan 10 juta ton batubara,
tanpa nilai residu. Pada tahun pertama, sejumlah 800.000 ton batu bara berhasil ditambang
dan dijual. Dengan menggunakan rumus di atas, perhitungan akan menjadi sebagia berikut:
Rp. 500.000.000 : 10.000.000 = Rp. 50.000 deplesi per ton
Rp. 50.000 x 800.000 = Rp. 40.000.000.00 biaya deplesi
Jurnal untuk mencatat biaya deplesi tahun pertama operasi adalah sebagai berikut:
Rekening biaya deplesi dilaporkan dalam laporan rugi laba sebagai bagian dari harga
pokok produksi. Akumulasi deplesi adalah rekening kontra (atau rekening penilaian seperti
rekening akumulasi depresiasi) dan dilaporkan dalam neraca sebagai pengarang terhadap
harga perolehan sumber alam, sebagai berikut:
Rp. 500.000.000
Kurangi: Akumulsi Deplesi Rp. 40.000.000
Rp. 460.000.000
8
2.3 Aktiva Tak Berwujud
Aktiva tak berwujud adalah hak, hak istimewa, dan keuntungan kompetitif yang
timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki ujud fisik
tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi, atau dokumen lain.
Aktiva tak berwujud mungkin timbul dari :
1. Pemerintah – seperti hak paten, hak cipta, franchise, merek dagang, dan nama dagang.
2. Perusahaan lain – misalnya pembelian yang mencakup pembayaran untuk goodwill.
3. Perjanjian tertentu – seperti franchise dan lease.
9
2. Dapat diidentifikasi (identifiability). Beberapa kativa tak berwujud dapat diidentifikasi
secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek dagang, dan
wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi nilainya dapat
diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan denganya. Contohnya adalah goodwill,
yang nilainya dibedakan atas beberapa factor seperti loyalitas konsumen atas kualitas
produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.
3. Dapat dipertukarkan (exchangeability). Beberapa aktiva tak berwujud dapat
diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan.
Contohnya termasuk paten, merek dagang dan wiralaba. Aktiv atak berwujud lainya,
yang dapat depertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga. Contohnya dalah
biaya organisasi. Tidak ada pihak lain yang mau membeli biaya organisasi ini secara
terpisah (terlepas dari perusahaanya). Goodwill adalah contoh aktiva tak berwujud yang
tidak dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill hanya hanya akan
memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan aktiva lainya dan tidak
dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya secara simultan.Periode
manfaat yang diharapkan (period of expected benefit). Beberapa aktiva tak berwujud,
seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada perusahaan
dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki umur hukum
selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan dalam kontrak lease.
b. Hak Cipta
Hak cipta adalah hak yang diberikan oleh pemerintah, yang memberikan hak
istimewa kepada pemegang hak tersebut untuk memproduksi dan menjual suatu
10
karya seni atau karya tulis. Harga perolehan suatu hak cipta terdiri dari pengeluaran
untuk mendapatkan dan mempertahankan hak tersebut.
Masa manfaat suatu hak cipta biasanya lebih pendek daripada masa
berlakunya. Mengingat sulitnya penentuan masa manfaat suatu hak cipta, maka hak
cipta biasanya diamortisasi dalam periode waktu yang relatif pendek.
e. Biaya Organisasi
Biaya yang timbul dalam pembentukan organisasi suatu perusahaan disebut
biaya organisasi. Biaya tersebut meliputi pengeluaran untu biaya jasa yang
dibayarkan kepada underwriters untuk pengurusan saham dan obligasi, biaya
pengurusan ijin dan akte pendirian, dan biaya promosi untuk pengenalan organisasi
kepada masyarakat. Biaya-biaya tersebut dikapitalisasi sebagai aktiva tak berwujud
dengan nama Biaya Organisasi. Sebenarnya biaya organisasi akan bermanfaat selama
hidup perusahaan, tetapi dalam praktik perusahaan menetapkan masa manfaat dengan
taksiran tertentu yang dianggap wajar. Seperti halnya aktiva tak berujud lainnya,
biaya organisasi juga diamortisasi selama jangka waktu tertentu.
f. Goodwill
Aktiva tak berwujud tersebsar yang biasanya nampak dalam neraca
perusahaan adalah goodwill. Goodwill adalah segala atribut yang member nilai atau
citra yang menguntungkan yang melekat pada suatu perusahaan. Oleh karena itu
goodwill merupakan suatu aktiva tak berujud yang berbeda dari aktiva tak berujud
lainnya. Goodwill tidak bisa dijual tanpa mengalihkan atau menjual perusahannya,
karena goodwill hanya dapat diidentifikasi dengan perusahaan sebagai keseluruhan.
Goodwill hanya akan dicatat apabila timbul dari transaksi pertukaran yang meliputi
pembelian perusahaan secara keseluruhan.
12
PT. TINOMBALA
Neraca Sebagian
Aktiva Tetap
Tambang batu bara, atas dasar
Harga perolehan, kurangi deplesi Rp. 95.400.000
Gedung dan peralatan atas
Dasar harga perolehan Rp. 2.207.100
Kurangi: Akumulasi Depresiasi Rp. 1.229.000
Rp. 987.100.000
Jumlah Aktiva Tetap Rp. 1.073.500
Aktiva Tak Berwujud
Hak Paten Rp. 410.000.000
Jumlah Rp. 1.483.500.000
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aktiva tetap yang tidak lagi berguna dapat di buang, di jual, atau di pertukarkan
dengan aktiva tetap lainnya. Tujuan akuntansi terhadap pemberhentian aktiva tetap
adalah : Agar rekening-rekening yang berhubungan dengan aktiva tetap dapat menyajikan
informasi mengenai perolehan harga aktiva tetap, akumulasi penyusutan aktiva tetap dan
nilai buku aktiva tetap, secara layak.
Sumber alam meliputi hasil tambang yang terdapat dalam tanah, seperti minyak gas,
dan mineral, dan hasil hutan (terutama berupa kayu). Aktiva produktif yang berumur panjang
ini mempunyai dua karakteristik, yakni (1) secara fisik berkurang karena operasi, dan (2)
tidak dapat diganti. Oleh karena itu sumber alam sering disebut juga aktiva menyusut
(wasting assets).
Aktiva tak berwujud adalah hak, hak istimewa, dan keuntungan kompetitif yang
timbul dari pemilikan suatu aktiva yang berumur panjang, yang tidak memiliki ujud fisik
tertentu. Bukti pemilikan aktiva tak berujud bisa berupa kontrak, lisensi, atau dokumen lain.
14
DAFTAR PUSTAKA
Astini, Ni Putu Setia Devi. 2015. Resume “Aset Tak Berwujud”. Diakses pada tanggal 27
April 2023 dari di
https://www.acedemia.edu/28273406/Akuntasi_Keuangan_I_Aset_Tak_Berwujud.ht
ml.
Warren, Carl S., dkk. 2005. Pengantar Akutansi Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat.
15