Anda di halaman 1dari 2

Nama : Baginda Mulana Simatupang

NPM : 1911011036

Jurusan : S1 Manajemen

Mata Kuliah : Etika Bisnis dan Corporate Governance

STUDI KASUS

1. Setelah itu apa yang seharusnya kita lakukan jika ada pekerja di bawah umur ?
Bagaimana dalam etika bisnis nya ?
- Yang perlu kita lakukan saat melihat ada anak yang bekerja di bawah umur adalah
menolongnya, seperti menanyakan kenapa ia bekerja, disuruh oleh siapa ia bekerja,
dan di mana orang tuanya. Setelah menanyakan sebab ia bekerja, kita segera
melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang seperti KPAI, juga
memperingatkan orang tuanya, kalau anak dibawah umur tidak boleh dipekerjakan.
Kecuali pekerjaan ringan yang bisa menjadi sampingan bagi si anak (jika ia mau )
seperti, Menjual Jasa Secara Online, Usaha Sampingan Pelajar SMP Sebagai
Penjual Makanan Ringan, Menjadi Seorang Blogger, Penjual Aksesoris, dan
Berjualan Pulsa untuk menambah uangnya. Karena kalau dari kecil ia sudah mulai
suka dengan berbisnis, mungkin saja saat dewasa ia bisa menjadi seorang
pengusaha yang hebat.

- Yang dimaksud disini adalah pekerjaan yang dilakukan oleh anak dibawah umur
demi menerima uang untuk membantu keluarganya.
Dalam convention on the rights of the child yang diterima dalam sidang umum PBB
pada 1989 diserahkan pada masing-masing negara untuk menetapkan usia minimum
dapat memasuki lapangan pekerjaan [pasal 32, 2(a)].
Pada tahun 1973 Organisasi Ketenagakerjaan Internasional (ILO) mengeluarkan
konvensi tentang usia minimum untuk diperbolehkan bekerja, mereka memberi
patokan usia minimum 18 tahun untuk pekerjaan berbahaya, 16 tahun untuk
pekerjaan ringan.
Pekerjaan anak dibawah umur ditolak karena:
1. Pekerjaan melanggar hak anak.
2. Memperkerjakan anak merupakan cara berbisnis yang tidak fair.
Cara mengatasi masalah pekerja anak:
1. Kesadaran dan aksi dari pihak publik konsumen.
2. Membuat dan menegakkan kode etik di perusahaan.
3. Mengeluarkan label yang menjamin produk tersebut tidak dibuat dengan tenaga
anak dibawah umur.
2. Bagaiamana relativitas keuntungan dengan menjual produk-produk yang dapat merusak
kesehatan masyarakat seperti rokok, alkohol, atau barang-barang seperti napza
alibagaiamana etika bisnis nya dalam relativasi keuntungannya ?

- Relativasi Keuntungan

Bisnis menjadi tidak etis apabila keuntungan dijadikan satu-satunya objektif atau benefit
yang dimengerti sebagai laba belaka dengan mengorbankan faktor lain.
Namun dilain pihak, bisnis tanpa tujuan profit, bukanlah bisnis lagi.
Relativasi Keuntungan dalam Bisnis:
1. Keuntungan merupakan tolok ukur untuk menilai kesehatan perusahaan atau efisiensi
manajemen dalam perusahaan.
2. Keuntungan adalah tanda yang menunjukkan bahwa produk atau jasanya dihargai oleh
masyarakat.
3. Keuntungan adalah cambuk untuk meningkatkan usaha.
4. Keuntungan merupakan syarat kelangsungan perusahaan.
5. Keuntungan mengimbangi resiko dalam usaha.
Keuntungan dalam menjual barang- barang yang dapat merusak kesehatan tubuh adalah
hal yang sangat menguntungkan, tetapi tidak sesuai dengan hukum. Memang dengan
menjual barang – barang tersebut kita akan cepat kaya, tetapi resiko yang akan dihadapi
juga sangant besar, bahkan dapat dihukum mati. Jadi, kalau bisa kita jangan terjerumus
dalam perdagangan barang- barang terlarang tersebut, karena diawal saja kita merasa
senang dan bahagia, tapi Tuhan akan selalu menegur kita dengan caranya.

Anda mungkin juga menyukai