Disusun Oleh :
Siti Alfiyatur Rohmaniyah P1337437116007
Ihda Rizqiyatul Afifah P1337437116008
Queen Dalatifah P1337437116015
Sanada Alfiana P1337437116024
Chaqunnisa’ P1337437116027
Yiatfa Salfira Ramdhani P1337437116031
Yudiansari P1337437116041
Identifikasi peluang usaha dapat di lakukan dengn menyimak bidang hasil usaha
pokok, yaitu kedudukan pasar, profitabilitas, sumber daya manusia (SDM), keuangan, sarana
kerja, tanggung jawab sosial, dan pengenbangan usaha. Disekitar kita terdapat banyak sekali
peluang. Bagi seseorang yang mempunyai kepekaan, kreatifitas, inovasi, serta
keberaniandalammengambilrisiko, setiap aspek kehidupan menimbulkan peluang.
A. Munculnya Peluang
Peluang muncul karena:
1. Masalah-masalah
Sebagian orang menganggap bahwa “masalah” adalah sesuatu yang
menyusahkan, merugikan, menyengsarakan, memusingkan dan lain sebagainya.
Sementara sebagian kecil orang yang berfikir lebih jernih dapat melihat bahwa di
setiap masalah pasti ada penyelesaian. Bahkan jika kita mau hidup lebih baik, maka
akan selalu berhadapan dengan lebih banyak lagi masalah. Masalah adalah kehidupan
maka semakin banyak masalah yang diselesaikan “hidup menjadi lebih hidup”.
Masalah-masalah yang muncul dalam kehidupan justru memberikan atau
melahirkan banyak peluang usaha. Sebabsemua masalahmemerlukansolusi, alternatif
pemecahan dan jalan keluar yang dapat memberikan nilai ekonomis bagi yang mampu
menawarkannya sesuai kebutuhan yang ada.
2. Kebutuhan-kebutuhan
Dalam kehidupan setiap manusia wajib memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup, baik
Kebutuhan dasar maupun pengembangannya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut antara
lain : Pangan, Sandang, Papan(Perumahan), Pendidikan, Kesehatan, dsb. Semua
kebutuhan diatas memunculkan permintaan dan penawaran, maka melahirkan
peluang-peluang untuk memenuhi permintaan. Dalam perkembangnya, kebutuhan
manusia akan barang dan jasa meningkat dengan sangat dasyat baik dalam jenis
komoditinya maupun jumlahnya. Karena itu terdapat berjuta-juta peluang untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
3. Keinginan-keinginan
Manusia mempunyai keinginan tidak terbatas, baik pada jenis maupun
jumlahnya. Karena itu peluang yang muncul dari keinginan-keinginan manusia juga
tak terbatas banyaknya. Jadi pada dasarnya peluang untuk membuka usaha sangat
terbuka lebar. Selama masih ada kebutuhan dan keinginan, selama itu pula masih
terdapat peluang.
4. Karena diciptakan
Peluang muncul, bukan saja karena timbulnya masalah, kebutuhan dan keinginan
baru, tetapi juga bisa muncul karena diciptakan. Seorang wirausahawan dicirikan
dengan banyaknya pemikiran-pemikiran baru dan mencoba untuk
mengimplementasikan hasil pemikirannya, sehingga bisa menciptakan nilai tambah
dari setiap produk dan jasa yang dihasilkan. Jadi dalam proses penciptaan kreasi dan
inovasi baru tersebut dapat menciptakan peluang-peluang usaha baru.
B. Cara Mengidentifkasi Peluang Usaha
Identifikasi peluang usaha dapat di lakukan dengan cara :
1. Belajar ilmu manajemen usaha.
2. Meminta jasa konsultan manajemen.
3. Meminta jasa keluarga dan kenalan yang pintar dalam usaha.
Dengan tersedianya informasi ekstren dan informasi intern, maka wirausahawan
dapat mengetahui :
1. Dimana ada peluang (opportunity)
2. Apa saja yang mengancam usaha (threat)
3. Ada kekuatan (strength) yang dpat mendukung usaha untuk mencapai sasaran
Langkah yang dapat kita ambil agar tidak salah identifikasi peluang usaha adalah :
Sumber :
aricha1.blogspot.com › wira usaha
www.academia.edu/17107474/IDENTIFIKASI_PELUANG_USAHA
Rumus: Ki = Kd (1-T)
Keterangan:
Ki = Biaya utang setelah pajak
Kd = Biaya hutang sebelum pajak
T = tarif sebelum pajak
2. Biaya saham preferen
Menurut Husnan dan Pujiastuti (2006:318), “Saham preferen adalah
saham yang memberikan jaminan kepada pemiliknya untuk menerima dividen
dalam jumlah tertentu berapapun laba atau rugi perusahaan
Biaya saham preferen dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Dp
rp =
Pp
keterangan :
rp = Biaya saham preferen
Dp = Dividen saham preferen
Pp = Harga saham saat ini
3. Biaya modal sendiri
Menurut Husnan dan Pujiastuti (2006:314) biaya modal sendiri
menunjukkan tingkat keuntungan yang diinginkan oleh pemilik modal sendiri
sewaktu mereka bersedia menyerahkan dana tersebut ke perusahaan
4. Biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital/WACC)
Menurut Abdul halim (2007:72) WACC adalah biaya modal seluruh
sumber dana yang digunakan perusahaan. Sedangkan, menurut Bringham dan
Houston (2009:7) biaya modal rata-rata tertimbang adalah gabungan biaya
komponen hutang, saham preferen dan ekuitas biasa
Sumber
http://eprints.polsri.ac.id/530/3/BAB%202.pdf
KEUNTUNGAN
Laba atau keuntungan merupakan salah satu tujuan utama perusahaan dalam
menajalankan aktivitasnya. Laba yang diperoleh perusahaan akan digunakan untuk berbagai
kepentingan, laba akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan perusahaan tersebut
atas jasa yang diperolehnya.
A. Pengertian Laba Menurut Para Ahli
1. Menurut M. Nafarin (2007: 788) “Laba (income) adalah perbedaan antara
pendapatan dengan keseimbangan biaya-biaya dan pengeluaran untuk periode
tertentu”.
2. Menurut Abdul Halim & Bambang Supomo (2005;139) “Laba merupakan pusat
pertanggungjawaban yang masukan dan keluarannya diukur dengan menghitung
selisi antara pendapatan dan biaya”.
3. Menurut Kuswadi (2005:135), menyatakan bahwa “Perhitungan laba diperoleh dari
pendapatan dikurangi semua biaya”.
4. Menurut Mahmud M. Hanafi (2010:32), menyatakan bahwa“Laba merupakan
ukuran keseluruhan prestasi perusahaan, yang didefinisikan sebagai berikut : Laba =
Penjualan- Biaya”
5. Menurut Soemarso (2010) mendefinisikan laba sebagai berikut: Laba adalah selisih
lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih
besar dari pendapatan, selisihnya disebut rugi. Laba atau rugi merupakan hasil
perhitungan secara periodik (berkala). Laba atau rugi ini belum merupakan laba atau
rugi yang sebenarnya. Laba atau rugi yang sebenarnya baru dapat diketahui apabila
perusahaan telah menghentikan kegiatannya dan dilikuidasikan.”
6. Menurut Themin (2012) mendefinisikan laba sebagai berikut: “Laba adalah kenaikan
manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi (misalnya, kenaikan aset atau
penurunan kewajiban) yang menghasilkan peningkatan ekuitas, selain yang
menyangkut transaksi dengan pemegang saham.”
Berdasarkan hasil pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa laba
merupakan seluruh total pendapatan yang dikurangi dengan total biaya-biaya
B. Jenis-Jenis Laba
Salah satunya ukuran dari keberhasilan suatu perusahaan adalah mencari
perolehan laba, karena laba pada dasarnya hanya sebagai ukuran efisiensi suatu
perusahaan. Menurut Kasmir (2011:303) menyatakan bahwa :
1. Laba Kotor (gross Profit) artinya laba yang diperoleh sebelum dikurangi biaya-biaya
yang menjadi beban perusahaan. Artinya laba keseluruhan yang pertama sekali
perusahaan peroleh.
2. Laba bersih (Net Profit) merupakan laba yang telah dikurangi biaya-biaya yang
merupakan beban perusahaan dalam suatu periode tertentu termasuk pajak
C. Manfaat Analisis Laba
Analisis laba merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting bagi manajemen
guna mengambil keputusan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Artinya
analisis laba akan banyak membantu manajemen dalam melakukan tindakan apa yang
akan diambil ke depan dengan kndisi yang terjadi sekarang atau untuk mengevaluasi apa
penyebab turun atau naiknya laba tersebut sehingga target tidak tercapai. Dengan
demikian, analisis laba memberikan manfaat yang cukup banyak bagi pihak manajemen.
Menurut Kasmir ( 2008;309 ) Menyatakan bahwa secara umum manfaat yang dapat
diperoleh dari analisis laba adalah.
1. Untuk mengetahui penyebab turunnya harga jual
Dengan diketahuinya penyebab naik turunnya harga, pihak manajemen dapat
memprediksi berbagai hal, terutama berkaitan dengan penentuan harga jual ke depan
dan target harga jual yang lebih realistis. Kesalahan akibat penentuan harga jual ini
pasti dikarenakan faktor perubahan harga jual yang sangat rentan terhadap
perubahan di luar lingkungan perusahaan. Misalnya apabila terdapat pesaing baru
dengan kualitas barang yang sama dengan produk kita, tetapi memberikan harga jual
yang lebih murah, hal tersebut juga akan mempengaruhi nilai penjualan perusahaan
tentunya. Demikian pula jika produk yang sejenis di luar berkurang, perusahaan
dapat menaikkan harga jual yang diinginkan.
2. Untuk mengetahui penyebab naiknya harga jual
Kenaikkan harga jaul perlu dicermati penyebabnya,sebab naikknya harga
jual ini sangat mempengaruhi perolehan laba perusahaan. Faktor penyebab naiknya
harga jual dapat berasal dari dalam perusahaan, misalnya kenaikan biaya-biaya.
Namun, harga jual juga dapat naik karena dipengaruhi dari luar perusahaan,
misalnya pesaing sejenis menaikkan harga jualnya dan manajemen ikut pula
menaikkan harga jual. Penentuan kenaikan harga jual yang melebihi harga pesaing
sangat berbahay dalam usaha pencapaian jumlah penjualan. Manajemen dalam hal
ini dituntut untuk meningkatkan upaya-upaya pemasaran yang lebih intensif di
samping meningkatkan mutu produk yang ditawarkan.
3. Untuk mengetahui penyebab turunnya harga pokok penjualan
Di samping kenaikan harga jual, laba kotor juga dipengaruhi oleh penurunan
harga pokok penjualan. Penyebab menurunnya harga jual tidak jauh berbeda dengan
kenaikan harga pokok penjualan. Hanya saja penurunan harga pokok penjualan akan
membuat perusahaan berusaha keras untuk bekerja lebih efisien dibandingkan
dengan pesaing. Kalau tidak, beban biaya yang telah dianggarkan akan ikut
mempengaruhi nilai perolehan penjualan ke depan.
4. Untuk mengetahui penyebab naiknya harga pokok penjualan
Penyebab naiknya harga pokok penjualan juga sangat penting untuk diketahui
oleh perusahaan karena dengan diketahuinya penyebab naiknya harga pokok
penjualan, perusahaan pada akhirnya mampu menyesuaikan dengan harga jual dan
biaya-biaya lainnya. Penyebab utama naiknya harga pokok penjualan sebagian besar
adalah karena dari pihak luar perusahaan sehingga mau tidak mau perusahaan harus
mampu menyesuaikan diri.
5. Sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik turunnya harga
jual
Analisis laba juga memberikan manfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban
bagian penjualan akibat naik harga jual. Artinya ada pihak-pihak yang memang
seharusnya bertanggung jawab apabila terjadi kenaikan atau penurunan harga jual.
6. Sebagai bentuk pertanggungjawaban bagian penjualan akibat naik turunnya harga
pokok
Analisis laba juga memberikan manfaat sebagai bentuk pertanggungjawaban
bagian produksi akibat turunnya harga pokok penjualan. Artinya untuk urusan harga
pokok penjualan, pihak bagian produksilah yang bertanggungjawab.
7. Sebagai salah satu alat ukur untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode
Sudah pasti analisis laba ini pada akhirnya akan memberikan manfaat untuk
menilai kinerja manajemen dalam suatu periode. Artinya hasil yang diperoleh dari
analisis laba akan menentukan kinerja manajemen ke depan.
8. Sebagai bahan untuk menentukan kebijakan manajemen ke depan
Analisis laba digunakan sebagai bahan untuk menentukan kebijakan
manajemen ke depan dengan mencermati kegagalan atau kesuksesan pencapaian
laba sebelumnya. Jika berhasil, manajemen mungkin sekarang akan dipertahankan
atau bahkan ada yang dipromosikan ke jabatan yang lebih tinggi. Akan tetapi, jika
gagal sebaliknya akan diganti dengan manajemen yang baru. Di samping itu,
keberhasilan atau kegagalan manajemen dalam mencapai target laba juga akan
menentukan besar kecilnya insentif yang bakal mereka terima.
D. Komponen – Komponen Laba
Menurut Arfan (2009) terdapat komponen-komponen yang mempengaruhi laba
sebagai berikut:
1. Pendapatan
Pendapatan merupakan kenaikan dalam modal dihasilkan dari penyerahan atas
barang-barang atau penyewaan dari jasa dengan bisnis. Dalam jumlah, pendapatan
adalah sebanding terhadap kas dan piutang yang di peroleh dalam kompensasi untuk
barang-barang yang diserahkan atau jasa yang di sewa.
2. Biaya-Biaya
Biaya-biaya merupakan penurunan dalam modal yang disebabkan oleh operasi
produksi pendapatan bisnis. Dalam jumlah, biaya adalah setara terhadap nilai dan
barang-barang dan jasa yang digunakan atau yang di konsumsi dalam memperoleh
pendapatan”.
Sumber :
Sumber :
Ee Lie. Pengembangan Usaha (Online).
(http://www.academia.edu/33789425/BAB_II_KERANGKA_TEORI_2.1_Penge
mbangan_Usaha_2.1.1_Pengertian_pengembangan_Usaha, diakses 09 Januari
2019)
Permata, Vinanda. Definisi Pengembangan Usaha Menurut Para Ahli (Online).
(http://www.academia.edu/8665059/Ada_beberapa_definisi_pengembangan_usah
a_menurut_para_ahli, diakses 09 Januari 2019)
EVIDENCE BASED PRACTICE
A. Definisi
EBP merupakan suatu pendekatan pemecahan masalah untuk pengambilan
keputusan dalam organisasi pelayanan kesehatan yang terintegrasi di dalamnya adalah
ilmu pengetahuan atau teori yang ada dengan pengalaman dan bukti-bukti nyata yang
baik (pasien dan praktisi). EBP dapat dipengaruh oleh faktor internal dan external serta
memaksa untuk berpikir kritis dalam penerapan pelayanan secara bijaksana terhadadap
pelayanan pasien individu, kelompok atau system (newhouse, dearholt, poe, pough, &
white, 2005).
Fase 1 : Persiapan
Fase 2 : Validasi
Fase 3 : Perbandingan evaluasi dan pengambilan keputusan
Fase 5 : Evaluasi
Sumber :
https://www.academia.edu/15628741/KONSEP_EVIDENCE_BASED_PRACTICE_AGUS_
PUTRADANA