Anda di halaman 1dari 4

Nama : Desni Penesia Purba

NIM : 023001814020

Tugas Etika Profesi

1. Apakah perusahaan-perusahaan sudah menjalankan etika bisnis secara benar karena pandemic
Covid – 19? (Hubungkan dengan teori kebahagiaan)
Jawab: Menurut saya beberapa perusahaan belum menjalankan etika bisnis secara benar karena
pandemic Covid – 19. Dimana perusahaan – perusahaan masih melanggar prinsip etika bisnis
yaitu:

1. Prinsip Otonomi

Prinsip otonomi ini saya berkaitan dengan sikap dan kemampuan individu dalam mengambil
sebuah keputasan dan tindakan yang tepat. Dengan kata lain, seorang pelaku bisnis harus bisa
mengambil keputusan yang baik dan tepat, dan mempertanggungjawabkan keputusan
tersebut. Pelaku usaha bisa dikatakan punya prinsip otonomi dalam berbisnis jika ia memiliki
kesadaran penuh akan kewajibannya dalam menjalankan usaha. Artinya, seorang pengusaha
memahami bidang usaha yang dikerjakan, situasi yang dihadapi, serta tuntutan dan aturan yang
berlaku di bidang tersebut.Pelaku usaha juga dikatakan memiliki prinsip otonomi bila ia sadar
bahwa keputusan dan tindakan yang diambil sesuai atau bertentangan dengan nilai atau norma
moral tertentu, serta memiliki risiko yang dapat terjadi bagi dirinya dan perusahaan. Prinsip
otonom bukanlah sekedar mengikuti nilai dan norma yang berlaku, tapi juga kesadaran dalam
diri bahwa yang dilakukan adalah hal yang baik.

2. Prinsip Kejujuran

Prinsip kejujuran seharusnya menjadi dasar penting dalam menjalankan usaha apapun.
Sebagian besar pengusaha sukses, baik pengusaha modern maupun pengusaha konvensional,
mengaku bahwa kejujuran adalah salah satu kunci keberhasilan dalam bisnis apapun. Prinsip
kejujuran ini sangat penting untuk dilakukan oleh para pengusaha. Pada umumnya bisnis yang
berjalan tanpa mengedapankan prinsip kejujuran tidak akan bertahan lama. Bagi pengusaha,
kejujuran ini dikaitkan dengan kualitas dan harga barang yang ditawarkan pada konsumen.
Dengan kata lain, menjual produk bermutu tinggi dengan harga pantas dan wajar merupakan
bentuk kejujuran dari seorang pengusaha kepada konsumen.Kejujuran sangat besar dampaknya
dalam proses menjalankan usaha. Sekali saja seorang pelaku usaha tidak jujur/ menipu
konsumen, maka ini adalah awal kemunduran bahkan kehancuran sebuah bisnis.

3. Prinsip Keadilan
Adil dalam hal ini berarti semua pihak yang terlibat dalam bisnis memiliki hak untuk
mendapatkan perlakuan yang sama sesuai aturan yang berlaku. Dengan begitu, maka semua
pihak yang terkait dalam bisnis harus memberikan kontribusi terhadap keberhasilan bisnis yang
dijalankan, baik secara langsung maupun tak langsung.

4. Prinsip Saling Menguntungkan

Prinsip saling menguntungkan ini artinya aktivitas bisnis yang dijalankan memberikan
keuntungan bagi semua pihak. Berbeda dengan prinsip keadilan yang menuntut agar semua
pihak tidak merasa rugi, prinsip saling menguntungkan ini menuntut hak yang dalam hal
keuntungan kegiatan bisnis.Prinsip saling menguntungkan ini utamanya mengakomodasi
hakikat dan tujuan bisnis itu sendiri. Pada praktiknya, prinsip ini terjadi dalam proses bisnis
yang baik dimana pengusaha ingin mendapat keuntungan dan konsumen ingin mendapat
barang atau jasa yang memuaskan.

5. Prinsip Loyalitas

Prinsip loyalitas berhubungan dengan proses menjalankan bisnis yang dilakukan oleh para
pekerja, baik manajemen, atasan, maupun bawahan. Loyalitas dapat dilihat dari cara kerja dan
keseriusan dalam menjalankan usaha sesuai dengan visi dan misi (baca: pengertian visi dan
misi) Dengan kata lain, penerapan prinsip loyalitas ini berarti pengusaha dan unsur-unsur di
dalamnya tidak boleh mencampur-adukkan masalah pribadi dengan urusan pekerjaan.

6. Prinsip Integritas Moral

Dalam menjalankan bisnis, pelaku usaha harus memiliki prinsip integritas moral yang baik.
Tujuannya adalah untuk menjaga nama baik perusahaan dan tetap menjadi perusahaan yang
dipercaya konsumen.

Hal ini didasari banyaknya perusahaan (terutama di Jakarta) yang tetap memaksakan para
pegawainya untuk datang ke kantor untuk melakukan tugasnya. Padahal jika dilihat secara
langsung wabah virus coid-19 cukup mengkhawatirkan bagi masyarakat dunia. Banyak negara
yang sudah terkena imbasnnya oleh karena covid-19 tetapi perusahaan seolah-olah
menganggap hal ini adalah hal yang biasa. Padahal jika dilihat virus ini dapat menular dengan
cepat sehingga berbahaya bagi karyawannya. Dalam melaksanakan tugasnya sendiri para
karyawan juga tidak dapat bekerja maksimal karena terdapat banyak kekhawatiran dalam
benaknya, takut akan tertular virus ini. Bagaimana para karyawan dapat bekerja dengan tenang
jika pikiran mereka tidak sepenuhnya untuk pekerjaan. Terlebih terdapat perbedaan pendapat
antara kebijakan pemerintah dan kebijakan perusahaan, menurut saya sebiaknya perusahaan
mengikuti arahan dari pemerintah guna mengurangi hal-hal yang tidak diinginkan. Di satu sisi
juga perusahaan juga ingin tetap agar kegiatan mereka dapat berjalan seperti biasa saya rasa
hal itu dapat dilakukan dengan bekerja dari rumah. Memang bekerja dari rumah tidak se efektif
bekerja di kantor tetapi setidaknya dengan perusahaan menerapkan kebijakan ini akan
membuat para karyawan merasa dihormati juga. Perusahaan juga akan mendapatkan nilai plus
di mata karyawan karena sudah merasa bahwa para karyawan tersebut sangat penting bagi
perusahaan.
https://www.maxmanroe.com/prinsip-etika-bisnis.html, https://news.trubus.id/baca/35856/berikut-ini-
6-dampak-covid-19-yang-mungkin-terjadi-pada-sektor-pertanian

2. Cara menanggulangi apabila semua pengusaha tidak melakukan etika dengan benar? (Hubungkan
dengan teori kebahagiaan)
 Solusi Pemerintah Saat Harga Masker Meroket: Kurangi Ekspor
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan salah satu solusi
dari pemerintah untuk menurunkan harga masker yang tengah meroket.
https://bisnis.tempo.co/read/1314651/solusi-pemerintah-saat-harga-masker-meroket-kurangi-
ekspor/full&view=ok
 Pengusaha Masih Naikkan Harga Masker, Pemerintah Ancam Cabut Izin
https://money.kompas.com/read/2020/03/18/200300026/pengusaha-masih-naikkan-harga-
masker-pemerintah-ancam-cabut-izin.
Penulis : Fika Nurul Ulya
Editor : Sakina Rakhma Diah Setiawan

3. Keburukan dan kebaikan apa yang terjadi dalam jangka panjang dilihat dari sisi ekonomi dan digital?
(Hubungkan dengan teori kebahagiaan)
Dampak Positif Ekonomi: 1. Para penjual jahe mendapatkan keuntungan.
2. Para penjual masker mendapatkan keuntungan.
Dampak Negatif Ekonomi: 1. Roda perekonomian terhambat
2. Rupiah melemah
3. Bisa mengakibatkan krisis ekonomi.
Dampak Positif Digital: 1. Informasi tersebar cepat
2. Penanggulan korban lebih cepat
3. Berbagai kegiatan dilakukan secara digital.
Dampak Negatif Digital: 1. Penyebaran isu-isu yang tidak benar.

Anda mungkin juga menyukai