Pertanyaan: Bagaimana jika seseorang terpaksa melakukan sesuatu pekerjaan yang merugikan atau keluar dari ketentuan syariah, namun orang itu terpaksa untuk memenuhi kebutuhan hidup nya yang kepepet, ibarat ga kerja itu ga akan makan, tapi pekerjaannya tidak halal, apakah tanggapannya dari pandangan Islam? Jawaban: Sudah seharusnya kita menanamkan rasa percaya bahwa Allah adalah pemberi rezeki bagi para umatnya. Untuk itu, rasanya tidak perlu harus menentang ajaran agama, atau bahkan sampai berbuat dosa hanya karena adanya kekhawatiran tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari -hari. Untuk itu, yang perlu kita lakukan adalah percaya bahwa Allah SWT akan menjaga umatnya dan memberikan rezeki seadil- adilnya. Selain itu, dalam kondisi seperti ini, sangat dianjurkan untuk mencari pekerjaan lain saja seperti berdagang karena 99% Rizki yang Allah turun kan itu bersumber dari perdagangan dan 1% nya dari sector lain. Percayalah bawa semua sudah Allah atur dan sudah Allah jamin rezeki hamba-Nya sekalipun ia tidak beriman. Dan tugas kita bagi seorang Hamba yang beriman wajib berusaha ikhtiar dan tawakkal adapun hasilnya Allah sudah tentukan takarannya. 2. Penanya: Siti Amelia Pertanyaan: Bagaimana hukumnya jika seseorang bekerja disebuah toko obat yang mana di tokonya itu menjual obat obatan terlarang atau bahkan miras juga? Jawaban: Seperti yang sudah dibahas dan dijawab tadi oleh beberapa teman lainnya bahwa pada pertanyaan ini terdapat beberapa perbedaan seperti adanya perbedaan antara obat-obatan terlarang dan miras lalu perbedaan pertanyaan mengenai bekerja dan membeli obat-obatan terlarang. Yang pertama bahwa seperti yang sudah didiskusikan tadi bekerja di sebuah toko obat-obatan terlarang ataupun toko miras dilarang di dalam islam karena jika kita bekerja di tempat tersebut sama saja kita digaji dengan uang haram dan ikut serta membantu dalam menjual barang-barang tersebut sekalipun kita hanya sebagai pelayan, kasir, maupun OB. Selanjutnya mengenai membeli obat-obatan terlarang dengan resep dokter, memang ada beberapa obat atau barang yang dapat dijadikan obat meskipun penggunaannya dilarang seperti ganja ataupun narkotika lainnya. Penggunaan obat tersebut dilarang karena beberapa alasan seperti efek samping yang berbahaya dan kecanduan walaupun begitu jika memang ada seseorang dalam keadaaan darurat yang sangat memerlukan untuk mengonsumsi obat terlarang tersebut maka dibolehkan dengan niat untuk mengobati dan pemakaian yang secukupnya sesuai dengan resep dokter. 3. Penanya: Ilham Fawwaz Pertanyaan: Jika kita bekerja kepada seorang pengusaha, namun pengusaha itu memberikan gaji yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan sehingga tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, apakah kita boleh menjual barang dagangannya dengan harga yang lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh pengusaha tersebut dengan maksud mengambil sisa keuntungannya? Jawaban: Dalam islam akad diawal itu yang di pegang dan menjadi acuan, jika karena gaji yangg tidak memadai maka itu bisa di komunikasikan dengan atasan dan mencari solusi serta jalan terbaik dari musyawarah kontrak kerja, di sisi yang lain, mengenai barang dagangan yang dijual lebih tinggi harus ada akad di awal yang diketahui oleh kedua belah pihak, karena dalam islam yang di cari tidak hanya persoalan keuntungan tetapi juga keberkahan. Dalam ekonomi islam ada salah satu nilai yaitu amanah. Ketika kita diamanahkan untuk menjual barang tersebut dengan nominal sekian, maka kita harus menjual barang tersebut dengan harga yang sudah ditetapkan. Karena ini berkaitan dengan harga pasar, suatu perusahaan tidak akan merencanakan untuk menentukan harga suatu barang tanpa survey terlebih dahulu dan jika kita menjual lebih tinggi dibanding harga pasar akan berdampak buruk bagi profitabilitas yang didapat karena masyarakat tentu akan membeli barang yang lebih murah. 4. Penanya: Jasmine Aliyah Peranyaan: Adakah contoh perusahaan yang sukses menggunakan hukum bisnis syariah di Indonesia yang melebarkan bisnisnya sampai ke internasional? Jika ada, apa yang menjadi kan perusahaan tersebut mampu bersaing dengan bisnis konvensional? Jawaban: Sebenarnya perusahaan yang sukses menggunakan prinsip syari’ah di Indonesia masih belum ada. Bahkan perusahaan yang menggunakan prinsip bisnis syari'ah di Indonesia masih sedikit kebanyakan hanya pada sektor jasa keungan saja seperti perbankan syari’ah, asuransi syari’ah, ataupun saham syari’ah contohnya Bank Syari’ah Indonesia atau Prudential Syari'ah Indonesia dan perusahaan-perusahaan tidak sebesar perusahaan konvensional, lal hal yang membuat perusahaan tersebut dapat bersaing dengan perusahaan konvensional yaitu dengan menargetkan pasar atau orang yang hanya ingin menggunakan hukum syariah saja atau menampilkan beberapa keunggulan prinsip syari’ah dibanding konvensional. 5. Penanya: Syifa Aulia Pertanyaan: Terdapat pembahasan mengenai prinsip etos kerja dalam islam. Apa yg terjadi jika seorang pembisnis tidak menerapkan prinsip prinsip etos kerja dalam islam dan bagaimana solusi agar hal ini tidak terjadi, karena bnyk sekali di kalangan masyarakat yg blm menerapkan prinsip tersebut? Jawaban: Sebenarnya prinsip etos kerja dalam islam tersebut ada sebagai petunjuk atau arahan bagi seseorang yang ingin berbisnis atau bekerja sesuai dengan syari'at islam, dengan adanya prinsip etos kerja tersebut maka dapat lebih mengarahkan seseorang untuk berbisnis atau bekerja sesuai dengan ajaran islam, jika pebisnis tersebut tidak menerapkan etos kerja islam maka bisa dikatakan adanya kekurangan dalam kegiatan bisnisnya karena dalam berbisnis selain mencari keuntungan kita juga mencari keberkahan dari Allah S.W.T. Lalu solusi agar masyarakat mulai menggunakan perinsip etos kerja islam menurut saya dengan lebih mempelajari syari'at islam agar mengetahui mana yang boleh dan tidak boleh, lalu kita sebagai mahasiswa yang berkuliah di universitas islam juga ikut berpartisipasi mensosialisasikan keuntungan menggunakan prinsip etos kerja islam. Selain itu, prinsip etos kerja ini juga sebenarnya datang dari diri sendiri. Jadi, perlu ada edukasi terlebih dahulu mengenai prinsip etos kerja serta manfaat manfaatnya. Atau Untuk dapat menumbuhkan etos kerja, kamu bisa melihat sikap orang- orang yang ada di sekitarmu saat sedang bekerja. Semakin lama kamu mengamati mereka, maka etos kerjamu akan tumbuh seiring dengan munculnya keinginan untuk maju. 6. Penanya: Siti Rohmah Pertanyaan: Jika melihat dari apa yang dijelaskan tadi, keprofesionalan seseorang sangat berhubungan dengan etos kerja. yang ingin saya tanyakan, apakah ada seseorang dimana dia dapat bersikap profesional namun tidak dapat menerapkan etos kerja yang baik. Jika ada contohnya seperti apa? Jawaban: Jika ada sifat professional dari seseorang berarti secara tidak langsung akan mempengaruhi etos kerjanya, dimana salah satu faktor untuk menerapkan etos kerja berarti dia harus memiliki budaya disiplin maupun professional ini. Jika keprofesionalan dan etos kerja tidak menjadi satu maka akan mengakibatkan kehancuran bagi usahanya selama ini. Seperti seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu dan mahir, tetapi orang tersebut memiliki kemalasan dan tidak bersungguh sungguh maka akan membuatnya kelak seperti sesuatu hal yang sia-sia. 7. Penanya: Yulyana Pertanyaan: Pada bagian mental spiritual itu terdapat toleransi, dan contoh yang telah disebutkan adalah memberikan kelonggaran, jikalau kita telah memberikan kelonggaran dalam pembayaran, contohnya memberikan waktu 2 bulan untuk pelunasan hutang tapi tidak dibayar, itu apakah kita boleh untuk memaksa orang yang berhutang atau tidak? Jawaban: Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Tirmidzi, dan Hakim. Bahwa dalam menagih hutang itu boleh saja malah dianjurkan namun harus dengan cara yang halus dan sopan seperti dalam firman allah surat al baqarah ayat 280: "Dan menyedekahkan (sebagian atau seluruhnya utangmu) lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". Jadi menagih itu boleh tapi tidak boleh kasar dan harus sopan. dan apabila kamu ingin mengikhlaskan nya sesungguhnya itu lebih baik. 8. Penanya: Leni Sopia Pertanyaan: Zaman sekarang peluang kerja dan bidang kerja itu sangat luas dan beragam, banyak bidang2 yang mungkin di zaman Rasulullah belum ada. Mengenai ekonomi saja sudah masuk ke era 4.0. Kalau kita sebagai calon akuntan bekerja di lembaga sekuritas pasar uang dan trading, dimana itu mungkin seperti halnya judi dan mengadu keberuntungan, hukumnya apakah sama dengan konteks ketika kita menjual obat2an haram makan jadi haram? Jawaban: Mungkin hal-hal yang berhubungan dengan mengadu nasib itu hukumnya sudah jelas haram seperti yang dijelaskan di dalam surat Al-Maidah ayat 90 seperti yang sudah disampaikan tadi dan itu tidak ditolelir. Sebisa mungkin kita harus mencari pekerjaan lain yg lebih aman dalam berbagai segi syari’atnya dan dilarang mengambil keputusan yang hasilnya dan hukumnya abu-abu atau syubhat. Selain itu, memang lembaga sekuritas atau trading itu tidak ada di zaman Rasulullah S.A.W dan juga di zaman sekarang ini yang sudah memasuki era 4.0 yang sangat jauh dari era Rasulullah S.A.W, oleh karena itu untuk memutuskan hukum ini kita harus merujuk kepada pendapat ulama di zaman sekarang. Dan dilihat dari konteksnya bahwa di zaman sekarang ini untuk menanggapi hal-hal yang terbilang baru seperti sekuritas dan trading kita harus lebih berhati-hati dan bersikap konservatif terhadap hal ini dengan tujuan untuk menghindari dari hal-hal yang dilarang di dalam islam. 9. Hukum Menggunakan Paylater Konsep: Ketika kita ingin membeli barang menggunakan paylater awalnya ada pilihan ingin mencicil 3 bulan, 6 bulan, atau setahun, dan ada juga pilihan yang beli sekarang bayar nanti sesuai dengan tanggal jatuh temponya, jika barangnya sudah sampai baru menjadi tagihan, tentu semakin lama cicilannya akan semakin besar bunga nya. Prosesnya mulai dari menginput data pribadi, seperti ktp beserta foto wajah kita, selain itu juga ada pertanyaan terkait wali yang bisa dihubungi beserta pendapatan setiap bulannya. Jadi, tiap orang limit pinjamannya akan berbeda-beda. Bunga sebesar 2.95% dan mulai berlaku per tanggal 28 April 2020. Suku bunga ini dapat berubah sewaktu- waktu. Biaya penanganan 1% per transaksi jika membayar dengan PayLater. Biaya denda 5%, apabila terjadi keterlambatan pembayaran. Jawaban: Dari beberapa sumber hukum yang ditetapkan: a. Utangan yang diberikan lewat produk paylater adalah termasuk kategori riba qardli (riba utang) yang diharamkan sebab adanya unsur ziyadah (tambahan) yang disyaratkan di muka oleh pihak penerbit paylater kepada konsumennya. b. Utangan yang diberikan oleh perusahaan itu lewat aplikasi Paylater tersebut bukan termasuk riba yang diharamkan sebab tambahan tersebut hanya bisa diperoleh lewat penggunaan aplikasi. c. Mendudukkan akad di atas sebagai akad bai’ tawarruq. Artinya, setiap bulan, besar cicilan yang disampaikan adalah selalu sama hingga akhir masa cicilan. d. Ada solusi yang hampir mendekati pandangan di atas, yaitu menjadikannya akad ju’alah (sayembara). Jadi, seolah telah terjadi transaksi antara konsumen paylater lewat jasa aplikasi pada saat pihak konsumen mulai mengaksesnya dan mengontak pihak jasa aplikasi. Adapun, langkah bijak dalam menyikapi perbedaan hukum di atas, adalah dengan jalan mengambil kaidah keluar dari ikhtilaf adalah mustahab (yang dianjurkan). Maksudnya, bagi yang sangat berkepentingan dengan jasa paylater, maka solusi yang tepat baginya adalah mengikut jalur pendapat yang membolehkan. Adapun, bila kondisi itu tidak bersifat darurat, maka sebaiknya tidak menggunakan aplikasi tersebut mengingat adanya indikasi unsur riba yang diharamkan di dalamnya. e. PayLater dihukumi sebagai akad Ijarah yang merupakan akad sewa jasa disebabkan adanya alat perantara/penyintas (wisathah) antara konsumen dengan pihak provider secara langsung. Jadi, kesimpulan menyeluruhnnya aplikasi yg berbasis hutang yang ada tambahannya masuk kategori riba seperti paylater karena hukumannya sangat berat. Apabila menginginkan atau membutuhkan suatu barang yg sangat urgen lebih baik dengan uang cash demi menghindari riba, namun jika memerlukan barang darurat yang jika tidak mendapatkan barang tersebut akan memgancam jiwa, maka boleh mengambil dalil yg menggunakan akad ijarah.