Anda di halaman 1dari 3

NAMA/NRP/NO.

URUT/KP:

1. FRILLIAN WANAPUTRA /130218061/29/KP F


2. KEVIN ADRIAN JAYANDI LAUWONTO /130218070/30/KP F
3. OVILYA NOSAVAN DINI /130218072/31/KP F
4. SHARON /130218090/36/KP F
5. ROBBY WIJAYA /130218093/37/KP F
6. VANIA WIJAYA /130318071/65/KP F

ETIKA DAN BISNIS

Bagaimanakah perbedaan etika dan bisnis?

Sebelum membahas mengenai perbedaan, mari pelajari terlebih dahulu pengertian dari
etika dan bisnis. Etika adalah bagaimana cara seorang manusia berbuat, berperilaku,
memperlakukan orang lain dengan hal yang benar. Bisnis adalah suatu hal yang berhubungan
dengan menjual suatu barang atau jasa untuk mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya. Di
dalam bisnis sendiri terdapat persaingan, ada menang dan ada kalah, bahkan banyak orang
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu yang dia inginkan dengan merugikan
orang lain.

ETIKA BISNIS(1) merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup
seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis
dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan
dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang
saham, masyarakat.

(2)
Bisnis baik disuatu Negara, perusahaan, atau organisaasi, dijalankan dengan cara
yang berbeda-beda. Bisnis tak mengenal ruang dan waktu. Dengan adanya teknologi di era
yang canggih ini, kita dapat dengan mudah melakukan bisnis. Bisnis dapat dilakukan mulai
dari saling bertemu untuk melakukan transaksi, sampai melakukan bisnis secara online. Pada
bisnis online, kita hanya perlu menggunakan internet, dan melakukan transaksi sesuai
ketentuan yang berlaku. Dengan adanya bisnis online ini, konsumen maupun produsen dapat
melakukan bisnis hingga keseluruh dunia.

Dari pengertian di atas dapat kita tarik kesimpulan, perbedaan Etika dan Bisnis menurut kami;
Etika lebih mengarah kepada perilaku individu dalam melakukan sesuatu sesuai
dengan nilai moral dan norma yang berlaku dimasyarakat misalnya berperilaku jujur, mau
menerima kritik dan saran serta menjalin relasi yang baik dengan orang lain. Dan juga, Etika
lebih mengutamakan kesejahteraan orang lain, mencari jalan keluar yang tidak merugikan
kedua belah pihak atau lebih sehingga dapat saling memberikan timbal balik yang baik.
Bisnis jika dihubungkan dengan Etika bisa berarti benar atau salah. Jika seseorang
bisa menjalankan bisnis nya dengan baik dan tidak merugikan orang lain itu bisa dikatakan
benar, tetapi jika seseorang hanya berdasarkan prinsip ekonomi yaitu mencari keuntungan
sebesar-besarnya sering kali orang mengabaikan Etika dalam berbisnis. Misalnya, Budi adalah
pedagang kurma khususnya “Palm’frutt” namun dalam menjalankan bisnisnya Budi ingin
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya sehingga Budi mengganti isi kurma “Palm’frutt”
yang asli dengan kurma lain yang berkualitas rendah. Namun, jika dikaitkan dengan konsep
etika seharusnya budi menjual kurma “Palm’frutt” yang asli.

Dalam dunia bisnis, jarang sekali etika dan bisnis dapat berjalan baik karena kedua
makna kata ini sangat berbeda. Kebanyakan bisnis kurang memperhatikan lingkungan sekitar
sehingga merugikan banyak pihak di luar bisnis. Bagi pengusaha pun meskipun merugikan
orang lain selama tidak merugikan usahanya maka bisnis akan tetap berjalan.

Contoh kasus pelanggaran etika dan bisnis

TANGERANG, KOMPAS (Penulis : Nibras Nada Nailufar )-Kasus kebakaran pabrik


mercon “PT Panca Buana Cahaya Sukses” di Kosambi pada hari Kamis, 26-10-2017. Tragedi
ini menewaskan 48 orang. Tercatat ada empat jenis pelanggaran yang dilakukan. Yang
pertama, izin bisnis usaha mercon sudah dicabut oleh pemerintah Bupati Tanggerang karena
perusahaan tidak menjalankan sesuai ketentuan yang berlaku dalam izin tersebut
(pembohongan jumlah karyawan). Izin ini dicabut sebelum kasus kebakaran terjadi. Kedua,
kesehatan dan keselamatan pekerja yang tidak diperhatikan oleh pemilik usaha seperti sarana,
prasarana yang tidak memadai dan bentuk bangunan yang tidak layak untuk para pekerja
terlebih tidak ada jalur evakuasi di dalam bangunan pabrik mercon tersebut. Masalah kesehatan
juga merupakan faktor utama pelanggaran etika dalam bisnis mercon, para pekerja tidak
diberikan sarana prasana kesehatan dalam arti tidak ada asuransi atau BPJS kesehatan sehingga
dalam kejadian ini, pihak perusahaan tidak bertanggung jawab atau tidak menanggung masalah
karyawannya. Yang terakhir yaitu, bisnis ini mempekerjakan anak-anak di bawah umur dan
memberikan upah yang kecil sehingga bisnis ini dapat memperoleh keuntungan sebesar-
besarnya.

Dari contoh kasus di atas, dapat dilihat dengan jelas dalam melaksanakan bisnis,
seorang pengusaha tidak mementingkan hal-hal yang berkaitan tentang keselamatan dan
kesehatan karyawannya. Berbeda sekali dengan etika, jika terjadi hal seperti ini seharusnya,
pengusaha akan membenahi izin usahanya terlebih dahulu, membangun pabrik yang layak dan
sesuai standart, memperhatikan karyawannya, dan memberikan jaminan kesehatan dan
keselamatan bagi seluruh karyawannya.

Ernawan, Erni. 2011. Business Ethics. Penerbit: Alfabeta. Bandung

Anda mungkin juga menyukai