JAYA”
TUGAS MID
ETIKA BISNIS DAN PROFESI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 13
Assalamualaikum wr.wb.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-Nya
yang telah dilimpahkan bagi kita, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
yang berjudul “Pelanggaran PT Tirta Fresindo Jaya ” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini berisi tentang pelanggaran pelanggaran PT Tirta Fresindo Jaya yang
merupakan anak perusahaan Mayora Grup, yang memproduksi air minum kemasan Le
Minerale. Dalam menjalankan roda bisnisnya PT Tirta Fresindo Jaya diduga menggunakan
cara-cara yang menurut masyarakat sekitar pabrik tidaklah etis dan sangat merugikan
masyarakat dan lingkungan sekitar. Menurut dugaan pabrik PT Tirta Fresindo Jaya yang
berlokasi di Kecamatan Baros melakukan tindakan privatisasi air dengan menutup delapan
mata air sumber pertanian warga sekitar untuk kepentingan perusahaan. Hal ini menyebabkan
lahan sawah warga tidak terairi sejak perusahaan ini berdiri.
Kami selaku penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah yang disusun ini masih
belum atau jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang bersifat membangun kami
sangat butuhkan untuk memperbaiki kesalahan kami dilain kesempatan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, dan tidak lupa kami mengucapkan banyak
terimakasih atas segala bentuk dukungan data dari berbagai pihak dan sumber informasi di
internet demi kelangsungan penyeselesaian dalam penulisan makalah yang kami buat ini.
Kelompok 13
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
terhadap para pemegang sahamnya saja namun perusahaan juga dituntut untuk bertanggung
jawab terhadap karyawan, pemerintah, masyarakat sekitar dan stakeholder lainnya. Hal ini
ataupun tidak langsung bersinggungan dengan para stakeholder tersebut. Oleh karena itu
penerapan etika bisnis dalam proses operasional perusahaan mempunyai peranan yang sangat
krusial.
Pada intinya yang dimaksud dengan etika bisnis ialah metode yang digunakan
perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Proses tersebut yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Seluruh
proses ini mencakup bagaimana perusahaan menjalankan bisnis secara adil, mematuhi hukum
yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di
masyarakat.
Namun terkadang kita tidak bisa memungkiri bahwa terkadang masih banyak
perusahaan-perusahaan baik skala besar atau kecil masih enggan untuk menerapkan etika
bisnis dalam menjalankan usahanya. Tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh
perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen ataupun masyarakat dan akan
sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan
beroperasi dan lain sebagainya. Dan tentu saja hal-hal semacam ini akan menurunkan nilai
besar dalam memperoleh keuntungan sering kali melakukan pelanggaran etika dalam
perusahaan Mayora Grup, yang memproduksi air minum kemasan Le Minerale. Dalam
menjalankan roda bisnisnya PT Tirta Fresindo Jaya diduga menggunakan cara-cara yang
menurut masyarakat sekitar pabrik tidaklah etis dan sangat merugikan masyarakat dan
lingkungan sekitar. Menurut dugaan pabrik PT Tirta Fresindo Jaya yang berlokasi di
Kecamatan Baros melakukan tindakan privatisasi air dengan menutup delapan mata air
sumber pertanian warga sekitar untuk kepentingan perusahaan. Hal ini menyebabkan lahan
sawah warga tidak terairi sejak perusahaan ini berdiri. Dari peristiwa tersebut terang saja
memicu demo besar di lokasi pabrik oleh aliansi masyarakat dan mahasiswa yang menuntut
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditarik
1. Apakah PT Tirta Fresindo Jaya menerapkan etika bisnis dalam menjalankan bisnisnya?
2. Jika PT Tirta Fresindo Jaya tidak menerapkan etika bisnis, apakah bentuk pelanggarannya
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Business Ethics
and Good Governance dalam membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. dalam
1. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan etika bisnis pada PT Tirta Fresindo Jaya
2. Untuk mengetahui pelanggaran-pelangaran etika bisnis dan cara antisipasi apabila PT Tirta
tingkah laku manusia yang baik. Dalam perkembangannya etika sangat erat mempengaruhi
kehidupan manusia. Dengan menerapkan etika yang benar maka manusia mempunyai
dikatakan bahwa etika sangat berperan bagi manusia untuk mengambil sikap dan tindakan
Berikut ini penulis mencoba untuk menjabarkan definisi etika menurut para ahli:
Definisi etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah sebuah ilmu tentang apa
yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Menurut Keraf
(1998: 13), Etika adalah sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada
diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika
berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala
kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain, kebiasaan ini lalu
terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan.
Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa Etika adalah pedoman-pedoman yang
mengatur perilaku manusia secara normatif dalam artian dapat memberi norma bagi perilaku
seseorang dan dengan demikian dapat menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang
Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu busy yang berarti sibuk. Sedangkan kata
busy berasal dari kata bahasa inggris lama yakni bisignis yang mempunyai arti keadaan
dimana seseorang sibuk “state of being busy“. Sedangkan secara etimologi, bisnis yaitu
keadaan dimana individu atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang dapat
menghasilkan laba atau keuntungan. Menurut Steinford (1979) bisnis adalah segala aktifitas
yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.
Pengertian etika bisnis menurut Velasquez (2005) Etika bisnis merupakan studi yang
dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar
Pada hakikatnya penerapan etika bisnis yang baik dan benar dalam suatu perusahaan
dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun
hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis
dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-
kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Prinsip-prinsip yang
a. Prinsip Otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang
bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi
b. Prinsip Kejujuran
Prinsip ini merupakan prinsip yang paling problematik karena banyak pelaku bisnis yang
mendasarkan kegiatan bisnisnya dengan melakukan penipuan atau bertindak curang, entah
karena situasi eksternal tertentu atau memang dengan sengaja dilakukan. Kejujuran terkait
erat dengan kepercayaan. Kepercayaan adalah aset yang sangat berharga bagi kegiatan bisnis.
Sekali pihak tertentu tidak jujur, dia tidak bisa lagi dipercaya dan berarti sulit bertahan dalam
bisnis.
c. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan
yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
Prinsip ini menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam realisasi eksternal
perusahaan maupun realisasi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya
masing-masing.
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua
pihak. Prinsip ini menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan
kepentingannya, prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu
agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain, sehingga melahirkan
e. Integritas Moral
Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama
baik perusahaannya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari
dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan, dan ini
tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik ke luar maupun ke dalam
perusahaan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi
melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan
PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan pabrik pertama
berlokasi di Tangerang. Kemudian menjadi perusahaan publik pada tahun 1990. Sesuai
dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha PT. Mayora Indah Tbk. diantaranya adalah
dalam bidang industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. memproduksi dan memiliki 6 (enam)
divisi yang masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi dan salah satu
divisinya adalah PT Tirta Fresindo Jaya dengan lokasinya di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur
Beberapa divisi bisnis PT. Mayora Indah Tbk. Adalah sebagai berikut:
a. Divisi Biscuit
Merek dagangnya antara lain Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O’Lai,
b. Divisi Wafer
Merek dagangnya antara lain Beng Beng, Beng Beng Maxx, Astor, Astor Skinny Roll, Roma
Merek dagangnya antara lain Kopiko, Kopiko Milko, Kopiko Cappuccino, Kis, Tamarin,
Juizy Milk.
d. Divisi Kopi
Merek dagangnya antara lain Torabika Duo, Torabika Duo Susu, Torabika Jahe Susu,
Torabika Moka, Torabika 3 in One, Torabika Cappuccino, Kopiko Brown Coffee, Kopiko
e. Divisi Coklat
Merek dagangnya antara lain Energen Cereal, Energen Oatmilk, Energen Go Fruit.
g. Divisi Beverage
Merek dagangnya antara lain Teh Pucuk Harum, Kopiko 78, Q Guava, Kopikap dan Le
Minerale.
Di Indonesia PT. Mayora Indah Tbk. tidak hanya dikenal sebagai perusahaan yang
memproduksi makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang
sukses menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing masing.
3.2 Permasalahan
Permasalahan antara warga dengan PT Tirta Fresindo Jaya yang merupakan salah satu
anak perusahaan Mayora Group ini bermula pada tahun 2012. Waktu itu pihak PT Tirta
Fresindo Jaya datang ke dua wilayah yakni di Kecamatan Baros, Serang dan Kecamatan
Cadas Sari, Pandeglang dan berencana akan membangun gudang diwilayah tersebut,
sehingga warga kehilangan 17 hektare areal persawahan dari rencana 32 hektar yang akan
Namun dengan seketika, izin areal tersebut berubah menjadi pabrik pengelolaan air
minum kemasan setelah mendapat izin dari Dinas Tata Ruang dan Tata Wilayah melalui SK
No. 600/548.b/SK-DTKP/XII/2013 yang imbasnya adalah sumber mata air yang biasa
digunakan warga untuk kegiatan sehari-hari menjadi turun drastis. Hal ini jelas melanggar
Perda Kabupaten Pandeglang No.3/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
lindung geologi, yang memiliki beberapa titik mata air. Disisi lain secara demografi dan
monografi wilayah ini juga diisi dengan kearifan lokal, dimana banyak pendidikan pondok
pesantren yang melahirkan para ulama-ulama, santri-santri. Bahkan, wilayah ini merupakan
sentral kawasan lahan pangan yang berkelanjutan, profesi masyarakat lebih didominasi oleh
petani.
Sejak saat itu, gelombang penolakan terus berdatangan baik dari masyarakat Cadas Sari
dan Baros maupun dari elemen organisasi masyarakat lainya. Dengan berbagai penolakan dan
protes yang dilakukan masyarakat tersebut akhirnya Bupati Pandeglang yang waktu itu masih
Karena tidak ada tindakan tegas dari pemerintahan Provinsi Banten dan Kabupaten
Pandeglang. PT Tirta Fresindo Jaya pun terus melakukan aktivitasnya dengan melakukan
eksploitasi air di wilayah Cadas Sari dan Baros dan tidak mengindahkan SK pencabutan izin
Tanggal 11 November 2016, ratusan kiai dan santri yang tergabung dalam Jam’iyatul
Provinsi Banten (KP3B), tepatnya di samping Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Provinsi Banten. Istighosah ini merupakan buntut dari kekecewaan warga atas
Menyikapi tuntutan warga tersebut, pihak DPRD Banten akhirnya mengeluarkan pokok-
1. PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat Bupati Pandeglang atas nama Erwan Kurtubi
4. Kepada aparat kepolisian agar dapat membantu untuk menghentikan kegiatan PT. Tirta
Menurut perwakilan warga yang tergabung Cadas Sari – Baros pihak PT. Tirta Fresindo
Jaya tetap tidak mengindahkan pokok-pokok pikiran DPRD Banten tersebut dan tetap
melakukan aktivitasnya di lapangan seperti biasa. Akhirnya pada tanggal 6 Pebruari 2017,
warga kembali bergerak menuju pendopo Bupati Pandeglang. Sekitar 300 warga ini ingin
Namun kedatangan warga saat itu tak digubris sehingga warga merasa kecewa dengan
melampiaskan kemarahan mereka ke pabrik air minum PT. Tirta Fresindo Jaya. Aksi ini
akhirnya berujung dengan penangkapan 6 (enam) orang warga Cadas Sari – Baros dengan
tiga orang ditetapkan sebagai tersangka tanpa ada proses surat panggilan dan BAP
sebelumnya. Hingga saat ini, aparat kepolisian masih melakukan penyisiran ke kampung-
kampung dan meneror warga di dua desa ini. Situasi tersebut melahirkan keresahan di antara
warga.
Masyarakat sipil yang tergabung dalam Komite Nasional Pembaruan Agraria (KNPA)
dan Aliansi Tolak Privatisasi Air menilai bahwa tindakan sepihak yang telah dilakukan oleh
aparat kepolisian ini merupakan tindakan penyimpangan dari kewenangan yang mereka
miliki. Warga Cadas Sari – Baros bukanlah kriminal, namun mereka merupakan korban dari
kehilangan hak-hak agraria mereka berupa tanah dan air. Menurut mereka hal ini terkait
dengan perbuatan tersistematis untuk menggusur warga tempat dan ruang hidup mereka.
3.4 Pelanggaran Etika Bisnis PT. Tirta Fresindo Jaya
melalui pinjaman program Bank Dunia (Water Resources Sector Adjustment Loan) sebesar
US$ 300 juta. Undang-undang ini juga didasari atas cara pandang baru terhadap air, yaitu air
privatisasi air. Sebagai turunan, tentu saja air sebagai barang ekonomi menjadi landasan
Dari pemaparan tentang latar belakang masalah diatas maka penulis menganalisa
bahwa terjadi indikasi pelanggaran Etika Bisnis yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya
A). Mengacu konstitusi agraria di Indonesia, bahwa bumi, termasuk tanah, air dan kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya, merupakan sumber kekayaan agraria yang harus
kesejahteraan rakyat sesuai Pasal 33 UUD 1945 dan Undang-undang Pokok Agraria
(UUPA) No. 5/1960 oleh karena itu seharusnya PT. Tirta Fresindo Jaya tidak melakukan
eksploitasi dan privatisasi sumber mata air uang merupakan sumber kekayaan yang
B). Warga Cadas Sari dan Baros yang sebagian besar merupakan petani telah dijamin oleh
UU No. 19/2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani (UU Perlintan) dalam
bentuk kepastian hak atas tanah dan lahan pertaniannya namun hak telah oleh PT. Tirta
Fresindo Jaya .
C). Hak agraria petani Cadas Sari – Baros yang dilindungi UU No.41/2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan telah direnggut oleh PT. Tirta
Fresindo Jaya dimana seharusnya aktivitas pembangunan lainnya harus menjamin
3.5 Solusi dari Pelanggaran Etika Bisnis yang dilakukan PT. Tirta Fresindo Jaya
Adapun solusi dalam pelanggaran akan etika bisnis yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo
Jaya terhadap masyarakat agar masalah ini bisa segera terselesaikan adalah:
A). Jajaran kepolisian yakni Polda Banten dan Polres Pandeglang agar segera
Membebaskan tiga orang warga Cadas Sari – Baros yang telah ditetapkan sebagai
B). Pihak Kepolisian Polda Banten dan Polda Pandeglang untuk segera menghentikan
C). Pihak Kepolisian Polda Banten dan Polres Pandeglang untuk segera memproses
tindakan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora
Group) yang telah merampas hak-hak agraria warga Cadas Sari – Baros.
D). PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat Bupati Pandeglang ( Erwan Kurtubi)
yang tentu saja akan merugikan masyarakat. Secara umum etika dalam berbisnis merupakan
acuan cara yang harus ditempuh oleh sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah
ditentukan. Untuk itu etika bisnis memiliki prinsip-prinsip umum yang dijadikan fondasi
4.2 Saran-saran
Ada beberapa saran yang penulis usulkan agar masalah privatisasi air oleh PT. Tirta
a. Pemda Pandeglang dan Serang beserta jajaran yang terkait harus segera mengambil langkah -
langkah tegas guna menghentikan kegiatan privastisasi sumber mata air yang dilakukan oleh
b. Kementrian Perumahan Umum dan Pekerjaan Rakyat (PUPR) agar Menghentikan praktek
penyusunan Kebijakan yang tertutup dan mengabaikan masukan masyarakat serta perintah
Konstitusi yang telah ditegaskan oleh Mahkamah Konstitusi dengan menghindari terjadinya
c. Presiden, Gubernur dan Bupati harus menjamin prioritas pemenuhan dan penghormatan hak-
hak dasar warga Cadas Sari – Baros atas kekayaan agraria (bumi; tanah, air, udara dan
seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya), sebagai sumber keberlangsungan dan
Banteng untuk bersama-sama mengawal dan menjadi bagian dari perjuangan warga Cadas
Sari dan Baros, memastikan keadilan agraria di wilayah Cadas Sari dan Baros dapat dipenuhi.
Harapannya agar semua pihak terkait untuk segera ditindaklanjuti dalam menjaga hak-hak
agraria dan keberlangsungan hidup warga Cadas Sari – Baros dengan bersama-sama terus
mengawal perjuangan warga Cadas Sari – Baros untuk menyelamatkan tanah, air dan ruang
hidup mereka.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, Vicky. 2015. Etika Bisnis Pada PT Indofood.
http://vickyanggraini18.blogspot.co.id/2014/10/etika-bisnis-pada-pt-indofood.html (Di akses
tanggal 09 April 2017)
Anonim. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/etika (Di akses tanggal 09
April 2017)
Bina Desa. 2016. Akibat Tolak Privatisasi Air oleh Mayora Group Warga Cadas Sari dan
Baros Banten di Tangkap. http://binadesa.org/akibat-tolak-privatisasi-air-oleh-mayora-group-
warga-cadas-sari-dan-baros-banten-di-tangkap/ (Di akses tanggal 11 April 2017)
Gustina. 2008. “Etika Bisnis Suatu Kajian Nilai Dan Moral Dalam Bisnis”. Jurnal Ekonomi
Dan Bisnis, Volume 3 Nomor 2.
Keraf, Sonny. 1998. Etika Bisnis, Tuntutan dan Relevansinya. Edisi Baru. Penerbit Kanisius.
Jakarta.
R.S Soemarso. 2018. Etika dalam bisnis dan profesi dan tata kelola perusahaan. Jakarta.
Salemba