Anda di halaman 1dari 6

KOPERASI DAN UMKM

SAP 12

OLEH :

KADEK DWI DHARMA PRADNYANA (1415351032)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2017
Pengembangan Koperasi Unit Desa (KUD)

KUD dalam pengembangannya tak hanya menjadi penyokong kegiatan pertanian


warga, namun juga sebagai penyokong aktivitas perdagangan, perikanan, peternakan,
produksi kerajinan kreatif, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagianya. Melalui KUD inilah
masyarakat desa melakukan aktivitas simpan pinjam, pemasaran, layanan jasa, kegiatan
konsumsi maupun produksi hasil usaha. KUD bisa diibaratkan wadah organisasi ekonomi
sosial kemasyarakatan. KUD dibentuk, diselenggarakan, dan dibuat untuk masyarakat desa
itu sendiri. Tujuannya adalah menjamin kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat tetap
terpenuhi. Koperasi, termasuk KUD, adalah suatu gerakan ekonomi rakyat yang berbasis
kerakyatan dan kekeluargaan. Dengan hadirnya KUD masyarakat benar-benar mendapatkan
manfaat yang tak sedikit. Kebutuhan hidup semakin terpenuhi, kesejahteraan terjamin,
bahkan pada aspek yang lebih luas masyarakat mampu memberdayakan dirinya sendiri serta
lingkungannya.

Gerakan perkoperasian di Indonesia berkembang menurut dua pola yaitu:


a. Pola umum atau pola konvensional
b. Pola KUD
Tahun 1971 peran koperasi ditingkatkan dengan pembentukan Badan Usaha Unit
Desa (BUUD) sebagai persiapan pembentukan KUD. Peranan BUUD adalah sebagai
lembaga penunjang program Bimas yang pola kerjanya dimantapkan oleh Impres Nomer
4/1973 dan Impres Nomer 2/1978. Didalam surat keputusan bersama menteri dalam negeri
dan menteri perdagangan ditentukan wilayah kerja KUD sebagai berikut:
a. Berdasarkan potensi ekonomi dan partisipasi masyarakat yang terdapat dalam wilayah
keanggotaan KUD.
b. Berdasarkan kemampuan pelayanan yang mampu diberikan KUD yang meliputi
berbagai bidang ekonomi.

Koperasi unit desa sebagai satu bentuk koperasi harus tunduk pada Undang-Undang
Nomor 12/1967 dan Undang-Undang Nomor 25/1992 dan berstatus badan hukum. Kegiatan
BUUD dan KUD masih banyak tergantung kepada kemudahan-kemudahan dari pemerintah
seperti penyaluran sarana produksi pertanian, mengadakan pembelian dan penjualan gabah
untuk pengadaan pangan, kredit candak kulak dan kegiatan lain berdasarkan inisiatif KUD
sendiri.
Kesejahterahan masyarakat desa akan berkembang secara terus menerus selama cara
kerja KUD tetap baik dan para pengurusnya bekerja dengan jujur serta bertanggungjawab.
Pembangunan masyarakat desa mencakup pembangunan di segala bidang kehidupan
terutama bidang ekonomi, maka semuanya baru dapat dirasakan manfaatnya ketika koperasi
di pedesaan mulai hadir.
Fungsi koperasi dalam kegiatan perekonomian desa:
a. Memberi kredit dengan bunga rendah dan syarat yang ringan
b. Penyediaan dan pengukuran sarana produksi serta barang dan jasa keperluan
sehari-hari
c. Pengolahan dan pemasaran hasil produksi
d. Kegiatan perekonomian lainnya sesuai dengan Impres No2 tahun 1978

Peranan koperasi dalam pembangunan masyarakat desa menurut Muslimin Nasution:


1. Peranan primer antara lain:
a. Meningkatkan efisiensi sektor pertanian sehingga memiliki daya tampung yang
besar bagi lapangan kerja di pedesaan
b. Mengurangi kebocoran nilai tambah sector pertanian, dimana kelemahan sistem
kelembagaan pertanian dapat diminimisasi
c. Menghimpun semua daya masyarakat berpendapatan rendah agar mampu terjun
ke dalam bisnis yang bersekala lebih besar
d. Memberi jaminan terhadap risiko yang dihadapi oleh anggota masyarakat
berpendaptan rendah.
2. Peranan sekunder antara lain:
a. Koperasi berfungsi sebagai penghubung atau sebagai lembaga yang menapung
kegiatan antar sektoral di pedesaan yang dimiliki oleh pengusaha kecil
b. Koperasi bertujuan sebagai perangkat penyampaian informasi kepada masyarakat
sampai ke tingkat yang paling bawah.

Keberhasilan dan Kekurangan dari Koperasi Unit Desa

Keberhasilan dari Koperasi Unit Desa

Ukuran keberhasilan koperasi unit desa ditentukan oleh:


a. Baik tidaknya alat perlengkapan organisasi yaitu rapat anggota dalam pengurus
koperasi dan badan pemeriksa koperasi.
b. Seberapa jauh kegiatan koperasi unit desa mampu mengelola tugas yang
dibebankan oleh pemerintah seperti pengadaan sarana produksi, kredit candak
kulak, partisipasi anggota dan lain-lain.
1. Kekurangan dari Koperasi Unit Desa
a. Pejabat koperasi sebagai Pembina KUD terlalu cepat memberi bantuan berupa
kredit kepada KUD tanpa disertai pembinaan dan pengawasan yang insentif
b. Penyuluhan mengenai KUD dilakukan tanpa ada koordinasi dengan dinas-dinas
teknis lain.
c. Jumlah tenaga pembina koperasi tidak sebanding dengan luas wilayah dan jumlah
anggota masyarakat yang dilayani.
d. Pejabat koperasi tidak tegas dalam mengambil keputusan terhadap pengurus
KUD yang tidak menjalankan fungsi dengan baik
e. Membeli hasil pertanian dibawah harga pasar
f. Belum mampu bersaing di pasaran
g. Kurangnya permodalan

Pembangunan yang berhasil adalah pembangunan yang menjamin berkembangnya


demokrasi, maka satu-satunya alat ekonomi dan sosial yang mengadung nilai-nilai
kedemokrasian itu adalah kopersi di pedesaan berkat dorongan dari LKMD telah dibentuk
oleh warga desa yaitu koperasi unit desa. Peran yang dijalankan oleh koperasi dalam
pembangunan masyarakat desa adalah:
a. Koperasi harus secara nyata menunjukan tentang manfaatnya kepada warga desa
dengan cara mengadakan pendekatan kepada penduduk desa untuk bergabung
menjadi anggota koperasi
b. Di bidang agribisnis atau usaha tani koperasi telah berhasil menarik kepercayan para
anggota dan masyarakat petani yaitu dengan jalan member kemudahan kapada
masyarakat petani.

Dengan berhasilnya pengelolaan usaha tani yang dilakukan oleh KUD akan membawa
dampak positif seperti:

1. Timbulnya rasa kesadaran masyarakat akan pentingnya KUD


2. Meningkatnya gairah kerja masyarakat pedesaan
3. Berhasil dikembangkannya industri kecil
4. Berhasil dilakukan pembentukan modal.

Permasalahan Koperasi Unit Desa

Untuk mewujudkan KUD agar bisa menjadi soko guru perekonomian rakyat
pedesaan, pemerintah mengadakan program pembinaan dan pengembangan KUD karena
KUD belum mampu menjalankan usahanya secara sendiri apalagi mengembangkannya. Hal
ini disebabkan oleh adanya permasalahan yang cukup berat bagi KUD. Permasalahan terdiri
dari,

a. Permasalahan Ekstern seperti:


1. Masyarakat belum mampu sepenuhnya diyakinkan bahwa koperasi merupakan sarana
yang efektif dalam mengatasi kelemahan ekonomis dan dalam meningkatkan
kesejahteraannya.
2. Belum adanya rencana induk pengembangan koperasi yang terpadu.
3. Belum adanya prasarana yang memadai untuk bisa membangkitkan kegairahan
berkoperasi.
b. Permasalahan Intern seperti:
1. KUD lemah dalam organisasi dan manajemen
2. Sarana pelayanan dan modal yang belum memadai
3. Kurangnya pengarahan yang tepat dalam kesinambungan pengembangan kegiatan
ekonomi

Program Pembinaan dan Pengembangan KUD

Di Indonesia peranan Pemerintah dalam menggerakan dan mengembangkan koperasi


cukup besar. Untuk membimbing, mendorong, mengembangkan dan membina KUD,
dibentuk BUUD beserta kepengurusannya yang anggotanya terdiri dari unsur-unsur pemuka
masyarakat seperti: Camat, Pamong desa, Guru, dll.
Melihat liputan kegiatan yang begitu luas, dari KUD, maka pembinaan KUD sejak
tahun 1972 terus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Dari segi kualitas
seperti jumlah anggota, volume usaha, besarnya permodalan, penyaluran sarana produksi
perlengkapan gedung dan kantor. Partisipasi masyarakat dalam KUD bisa diukur dengan
mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat terhadap manfaat koperasi, pengetahuan
anggota terhadap pengurus dan hubungannya dengan pengurus. Di samping itu juga bisa
diukur dari pemenuhan kewajiban menyetor simpanan, dan frekuansi kunjungan mereka ke
KUD.

Strategi Pembinaan dan Pengembangan KUD

Mengingat luasnya permasalahan yang dihadapi serta keterbatasan dana, daya dan
waktu yang dilakukan suatu strategi yang tepat dalam usaha pembinaan dan pengembangan
KUD strategi pemusatan pelayanan koperasi. Tujuan dari strategi tersebut adalah untuk
mengakomodasikan segala usaha pemerintah dalam mempercepat pengembangan KUD.
Dalam rangka pengembangan KUD, diadakan pengendalian operasional untuk meningkatkan
bimbingan dan penilaian teknis guna kelancaran pelaksanaan program dalam mencapai
tujuan, untuk menyusun laporan rutin dan periodik dalam rangka memonitoring
perkembangan KUD, dan untuk membuat evaluasi atas laporan rutin dalam rangka mengatasi
penyimpangan-penyimpangan dan kelemahan-kelemahan pelaksanaan program
pengembangan KUD sehingga dapat segera diperbaiki dan disempurnakan seawal mungkin.

Anda mungkin juga menyukai