Anda di halaman 1dari 7

KOPERASI DAN UMKM

SAP 3

OLEH :

KADEK DWI DHARMA PRADNYANA (1415351032)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2017
Dasar Hukum Pembentukan Koperasi
Dalam pelaksanaan koperasi, perlu adanya dasar hukum untuk mengaturnya. Koperasi
Indonesia berdasarkan UU No. 25 tahun 1992, koperasi suatu badan usaha yang dipandang oleh
undang-undang sebagai suatu perusahaan. Dimana dibentuk oleh anggota-anggotanya untuk
melakukan kegiatan usaha dan menunjang kepentingan ekonomi anggotanya.
Dasar-dasar hukum koperasi Indonesia
Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Peraturan Pemerintah No. 4 tahun 1994 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pengesahan
Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.
Peraturan Pemerintah No. 17 tahun 1994 tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah
Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam
oleh Koperasi
Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1998 tentang Modal Penyertaan pada Koperasi.
Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PPK No. 36/Kep/MII/1998 tentang
Pedoman Pelaksanaan Penggabungan dan Peleburan Koperasi
Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan PKM No. 19/KEP/Meneg/III/2000
tentang Pedoman kelembagaan dan Usaha Koperasi
Peraturan Menteri No. 01 tahun 2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pembentukan,
Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi.

Syarat dan Tata Cara Pembentukan Koperasi


Syarat Umum
1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK).
2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi.
3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi
4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar mempermudah
pada saat verifikasi).
5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus pengesahan pembentukan koperasi.
6. Surat Bukti tersedianya modal yang jumlahnya sekurang-kurangnya sebesar simpanan
pokok dan simpanan wajib yang wajib dilunasi para pendiri.
7. Rencana kegiatan usaha koperasi minimal tiga tahun kedepan dan Rencana Anggaran
Belanja dan Pendapatan Koperasi.
8. Daftar susunan pengurus dan pengawas.
9. Daftar Sarana Kerja Koperasi
10. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
11. Struktur Organisasi Koperasi.
12. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya
13. Dokumen lain yang diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit Simpan Pinjam
(USP)
1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, berupa Deposito pada Bank
Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM
2. Rencana Kerja paling sedikit 3 (tiga) tahun
3. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan USP dikelola secara khusus dan
terpisah dari pembukuan koperasinya
4. Nama dan Riwayat Hidup Pengurus dan Pengawas
5. Surat Perjanjian kerja antara Pengurus koperasi dengan pengelola USP koperasi
6. Nama dan riwayat hidup calon pengelola yang dilengkapi dengan :
- Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.
- Surat keterangan berkelakuan baik
- Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda dengan
pengurus dan pengawas
- Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna waktu.
7. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam
8. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan USP koperasinya oleh
pejabat yang berwenang
9. Struktur Organisasi Usaha Unit Simpan Pinjam (USP)

Tambahan Persyaratan Pendirian Koperasi apabila memiliki usaha Unit Jasa Keuangan
Syariah (UJKS)

1. Surat bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian, atas nama Menteri Negara
Koperasi dan UKM cq. Ketua Koperasi
2. Rencana kerja sekurang-kurangnya satu tahun
3. Kelengkapan administrasi organisasi & pembukuan
4. Keterangan pokok-pokok administrasi dan pembukuan yang didesain sesuai karakteristik
lembaga keuangan syariah
5. Nama dan riwayat hidup pengurus dan pengawas
6. Nama Ahli syariah/Dewan Syariah yang telah mendapat rekomendasi/sertifikat dari
Dewan Syariah Nasional MUI.
7. Nama dan Riwayat Hidup Calon Pengelola yang dilengkapi dengan :
- Bukti telah mengikuti pelatihan/magang di lembaga keuangan syariah.
- Surat keterangan berkelakuan baik
- Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda dengan
pengurus dan pengawas
8. Surat perjanjian kerja antara Pengurus Koperasi dengan Pengelola Manajer/Direksi
9. Struktur Organisasi Usaha Unit Jasa Keuangan Syariah (USP)

Syarat Untuk Pendirian Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

1. Dua rangkap Salinan Akta Pendirian koperasi dari notaris (NPAK)


2. Berita Acara Rapat Pendirian Koperasi
3. Daftar hadir rapat pendirian koperasi
4. Foto Copy KTP Pendiri (urutannya disesuaikan dengan daftar hadir agar mempermudah
pd saat verifikasi)
5. Kuasa pendiri (Pengurus terpilih) untuk mengurus permohonan pengesahan
pembentukan koperasi.
6. Surat Bukti penyetoran modal sendiri pada awal pendirian KSP berupa Deposito pada
Bank Pemerintah atas nama Menteri Negara Koperasi dan UKM, dilengkapi dgn bukti
penyetoran dari anggota kepada koperasi;
7. Rencana kerja koperasi minimal (3) tiga tahun kedepan (rencana permodalan, Neraca
Awal, rencana kegiatan usaha (business plan), rencana bidang organisasi &SDM)
8. Kelengkapan administrasi organisasi dan pembukuan;
9. Daftar susunan pengurus dan pengawas;
10. Nama dan Riwayat Hidup calon Pengelola yang dilengkapi dengan
- Bukti telah mengikuti pelatihan/magang usaha simpan pinjam koperasi.
- Surat keterangan berkelakuan baik
- Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah dan semenda dengan
pengurus dan pengawas
- Surat Pernyataan pengelola tentang kesediaannya untuk bekerja secara purna waktu.
11. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus.
12. Daftar sarana kerja
13. Permohonan ijin menyelenggarakan usaha simpan pinjam
14. Surat Pernyataan bersedia untuk diperiksa dan dinilai kesehatan koperasinya oleh
pejabat yang berwenang
15. Surat Pernyataan Status kantor koperasi dan bukti pendukungnya
16. Struktur Organisasi KSP

Tingkatan Koperasi dan Daerah Kerja Koperasi


Koperasi di Indonesia memiliki beberapa tingkatan yaitu:
1. Koperasi Primer
Primary Society (Koperasi Primer) sekurang-kurangnya dapat dibentuk oleh 20 orang
perorangan (individual) yang masing-masing memenuhi syarat sebagai berikut:
1. mampu untuk melakukan tindakan hukum,

2. menerima landasan idiil, azas dan sendi dasar koperasi,

3. sanggup dan bersedia melakukan kewajiban-kewajiban dan hak sebagai anggota,


sebagaimana tercantum dalam UU no. 12 Tahun 1967, Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga serta peraturan koperasi lainnya.

Daerah kerja Koperasi Primer terbatas pada satu lingkungan tempat tinggal (pedesaan) atau
lingkungan tempat bekerja (perkantoran, pabrik, kampus, sekolah, dan lain sebagainya).

2. Koperasi Pusat, Gabungan dan Induk

Tentang tingkatan koperasi ini berkaitan dengan keanggotaan koperasi yang terdiri dari badan-
badan hukum koperasi, yaitu:

1. sekurang-kurangnya 5 Koperasi primer yang telah berbadan hukum dapat membentuk


suatu Pusat Koperasi. Dalam satu kesatuan perjuangan efisiensi akan dapat lebih
terjamin.

2. sekurang-kurangnya 3 Pusat Koperasi yang telah berbadan hukum dapat membentuk


Gabungan Koperasi;

3. sekurang-kurangnya 3 Gabungan Koperasi yang tekah berbadan hukum dapat


membentuk Induk Koperasi.

Daerah Kerja Koperasi

Daerah kerja suatu badan hukum koperasi pada dasarnya harus cukup memiliki potensi
ekonomi bagi perkembangan koperasi yang bersangkutan. Jelasnya untuk Koperasi Primer pada
umumnya harus berada di wilayah adminstrasi pemerintahan yang terendah, yaitu desa, Koperasi
Pusat daerah kerjanya meliputi Kabupaten/Kotamadya, Koperasi Gabungan meliputi satu
provinsi dan Koperasi Induk mempunyai daerah kerja meliputi seluruh Indonesia. Kesemuanya
ini hanya berlaku pada tiap-tiap jenis koperasi, jadi pada suatu desa kemungkinan untuk
berdirinya 2 atau 3 Koperasi Primer yang berlainan jenis tetap saja terbuka, karena tugas-
tugasnya berlainan dan tidak akan bertabrakan. Jelasnya sebagai berikut:

1. Di Pedesaan ada : Koperasi Primer Kopra, dan Koperasi Primer Batik.


2. Di Kabupaten ada : Koperasi Pusat Perkantoran dan Koperasi Pusat Pembatikan.
3. Di Provinsi ada : Koperasi Gabungan Perkopraan dan Koperasi Gabungan Pembatikan.
4. Di Indonesia ada : Koperasi Induk Perkopraan dan Koperasi Induk Pembatikan.

Menurut pasal 16 UU No. 12 Tahun 1967, daerah kerja koperasi Indonesia pada dasarnya
didasarkan pada ketentuan wilayah adminstrasi pemerintahan dengan memperhatikan
kepentingan ekonomi, di dalam hal di mana ketentuan tersebut tidak dapat dipenuhi, menteri
menentukan lain. Dalam hal ini kita perhatikan misalnya KUD yang merupakan koperasi serba
usaha yang mempunyai sub unit peternakan, sub unit sayur mayur (palawija), sub unit susu
(sapi), yang kemungkinan masing-masing sub unit berada pada desa-desa tertentu, maka daerah
kerjanya tentu akan lebih luas, lazimnya meliputi daerah kecamatan.

Struktur Internal dan Eksternal Organisasi Koperasi


Pengorganisasian menghasilkan suatu pola tugas dan tanggung jawab yang terdiri atas
unit-unit yang terintegrasi melalui hubungan antar bagian koperasi. Hasil pengorganisasian
adalah terjadinya kerja sama antarindividu, antarkelompok, atau antarbagian. Struktur organisasi
koperasi dapat dibentuk dari segi internal dan eksternal organisasi.

Struktur Internal organisasi koperasi


Struktur internal organisasi koperasi melibatkan perangkat organisasi di dalam organisasi
itu sendiri. Perangkat organisasi koperasi adalah rapat anggota, pengurus, pengawas, dan
pengelola. Di anatara rapat anggota, penggurus, dan pengelola terjalin hubungan perintah dan
tanggung jawab. Sedangkan pengawas hanya memiliki hubungan satu arah, yaitu bertanggung
jawab terhadap rapat anggota, tanpa memberikan perintah pada pengakat organisasi lainnya

Struktur eksternal organisasi koperasi


Struktur eksternal organisasi koperasi berhubungan dengan adanya penggabungan
koperasi sejenis pada suatu wilayah tertentu. Penggabungan itu dibutuhkan untuk pembinaan,
pelatihan, kemudian mendapat modal, dan kebutuhan kemudahan lainnya. Berkaitan dengan itu,
adanya koperasi induk, koperasi gabungan, koperasi pusat, dan koperasi primer.

Anda mungkin juga menyukai