Anda di halaman 1dari 8

1.

Pengertian dan Fungsi Kewirakoperasian

Kewirakoperasian adalah suatu sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif, dengan
mengambil prakarsa inovatif serta keberanian mengambil resiko dan berpegang teguh pada prinsip
identitas koperasi. dalam mewujudkan terpenuhinya kebutuhan nyata serta peningkatan kesejahteraan
bersama. Dari definisi tersebut terkandung beberapa unsur yang patut diperhatikan:

a).Kewirausahaan koperasi merupakan sikap mental positif dalam berusaha secara koperatif.

b).Tugas utama wirakop adalah mengambil prakarsa inovatif, artinya berusaha mencari. menemukan
dan memanfaatkan peluang yang ada demi kepentingan bersama (Drucker. 1998:30).

c).Wirakop harus mempunyai keberanian mengambil risiko.

d).Kegiatan wirakop harus berpegang teguh pada prinsip identitas koperasi, yaitu anggota sebagai
pemilik dan sekaligus sebaga pelanggan.

e).Tujuan utama setiap wirakop adalah memenuhi kebutuhan nyata anggota koperasi dan meningkatkan
kesejahteraan hersama.

f).Kewirausahaan dalam koperasi dapat dilakukan oleh anggota, manajer. birokrat yang berperan dalam
pembangunan koperasi dan katalis, yaitu orang yang peduli terhadap pengembangan koperasi.

Koperasi di Indonesia, menurut UU tahun 1992. didefinisikan sebagai badan usaha yang beranggotakan
orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asast OPERASI INDONE
kekeluargaan.sedangkan dinyatakan pula dalam Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 bahwa
koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh
perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta. mengembangkan kreativitas dan
jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.

Wirausaha adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk melihat dan menilai kesempatan-
kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber dayasumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil
tindakan yang tepat dan mengambil keuntungan dalam rangka meraih sukses. Sedangkan
kewirausahaan adalah sifat, ciri dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan
gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif Kewimusahaan tidak hanya dimiliki oleh para
pemegang usaha, namun mencakup seluruh aspek pekerjaan, dimana para wirausahawan melakukan
upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide,

dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup.
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk
diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat. Cara yang etis dan
produktif diperlukan untuk mencapai tujuan serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang
positif tersebut.

2.Fungsi Kewirakoperasian

1).Kewirakoperasian Rutin

Kewirakoperasian rutin diarahkan pada kegiatan rutin organisasi usaha (koperasi), seperti produksi,
pemasaran, personalia, keuangan, administrasi, dan lain-lain.. Progam-program telah disusun dan
dilaksanakan. Tugas wirakop hanyalah meluruskan/mengendalikan sesuatu agar berjalan sesuai dengan
program yang telah ditetapkan Kewirausahaan rutin merupakan literature manajemen yang berfungsi
sebagai pemecahan masalah.

Oleh karena itu para wirausaha rutin dianggap sebagai seorang manajer yang berfungsi mengambil
keputusan mengenai koordinasi alat-alat yang dimiliki. Manajer akan bertindak berdasarkan peluang
yang diketahuinya, untuk kemudian mengelola faktor-faktor produksi untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.

Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Kegiatan kewirakoperasian berhubungan dengan evaluasi dan koreksi bila terjadi misalokasi sumber
daya. Tindakan ini disebut pemecahan masalah.

b. Manajer (wirakop) mempunyai informasi yang banyak tentang sumber daya, tujuan, dan resiko yang
dihadapi. Wirausaha dapat bertindak berdasarkan informasi yang akurat mengenai sumber-sumber dan
hasil akhir (tujuan). serta setiap keputusan telah mempertimbangkan resiko.

c. Rendahnya tingkat ketidakpastian memungkinkan wirausaha (wirakop) mampu memaksimumkan


tujuan (misalnya memaksimumkan profit atau pengembangan usaha para anggota koperasi)

2). Kewirakoperasian Arbitrase

Arbitrase di sini dimaksudkan sebagai keputusan yang diambil dari dua kondisi yang berbeda dan
keputusan itu memberikan peluang yang menguntungkan. Tugas utama dari wirakop dalam hal ini
mencari peluang yang menguntungkan dari dua kondisi yang berbeda. Misalnya ketidak sesuaian
permintaan dan penawaran suatu pasar akan menciptakan peluang bagi seseorang (wirausaha) untuk
membeli dengan murah dan menjual dengan mahal. Oleh karena itu, guna memperoleh keberhasilan
dalam kondisi ini. wirakop harus mempunyai informasi yang banyak tentang lingkungan dan pasar yang
hendak dituju dan memanfaatkan informasi ini untuk kemajuan koperasi.

Kewirakoperasian rutin mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a. Wirakop mempunyai informasi yang banyak tentang perbedaan harga barang-barang tertentu bila ia
beli saat ini dan dijual pada waktu yang akan datang.

b. Inti kewirakoperasian terdiri dari penemuan dan pelaksanaan peluang yang menguntungkan yang
sampai saat ini belum dikenali dan direalisasikan. Peluang tersebut merupakan hasil ketidakseimbangan
yang disebabkan perbedaan permintaan dan penawaran.
3). Kewirakoperasian Inovatif

Inovatif berarti mencari, memanfaatkan dan menemukan sesuatu yang baru. Wirakop. yang inovatif
berarti wirakop yang selalu tidak puas dengan kondisi yang ada. Ia selalu berusaha mencari, menemukan
dan memanfaatkan peluang yang diperoleh. Ia sangat diperlukan terutama pada kondisi di mana
perusahaan (termasuk koperasi) mengalami stagnasi. Ia juga diperlukan oleh perusahaan atau koperasi
yang menghadapi masalah ketidakpastian yang serius dalam lingkungan yang dinamis.

Kewirakoperasian inovatif biasanya tidak menimbulakan masalah, artinya meskipun keuntungan yang
diperoleh oleh innovator akan dikikis oleh para peniru, namun pengurangan keuntungan ini akan
menyebabkan innovator memperkenalkan inovasi versi terbaru atau peluang baru, jadi kegiatan inovatif
akan menghasilkan dorongan tertentu bagi kegiatan inovatif baru.

3.TIPE-TIPE KEWIRAKOPERASIAN

Kewirakoperasian dibagi menjadi empat tipe yaitu: kewirakoperasian anggota, kewirakoperasian


manajer, kewirakoperasian birokrat, dan kewirakoperasian katalis.

1).Kewirakoperasian Anggota

Anggota sebagai pemilik koperasi dapat menjadi wirakop bila ia mampu menemukan dan
memanfaatkan peluang yang ada untuk petumbuhan koperasi. Tetapi kemungkinan ini sangat lemah
mengingat kebanyakan kemampuan anggota dalam berinovasi masih sangat rendah dan keterbatasan
hak bertindak karena setiap tindakan harus memperhatikan anggota lainnya. Anggota koperasi di
Indonesia pada umumnya mempunyai tingkat pendidikan yang rendah sehingga tingkat kemampuan
dalam menemukan sesuatu yang baru sangat terbatas. Di samping itu, kendatipun anggota mempunyai
kemampuan yang tinggi tetapi motivasi untuk berprestasi di bidang koperasi akan menjadi sangat
rendah sebab manfaat dari hasil inovasi anggota yang dinikmati hanya sebagian kecil oleh anggota yang
bersangkutan dan sebagian besar dinikmati oleh anggota lainnya, anggota potensial atau bahkan para
persaing koperasi. Dalam kondisi seperti ini, anggota yang rasional akan memanfaatkan peluang
tersebut untuk kepentingan diri sendiri dengan jalan bekerja di luar koperasi.

2).Kewirakoperasian Manajer

Pada koperasi yang mengangkat manajer sebagai pelaksana dan penanggungjawab kegiatan
operasional, koperasi tentu sangat mengharapkan perubahan yang memberikan keuntungan. Tetapi
kendala yang dihadapi oleh manajer adalah keterbatasan-keterbatasan untuk bertindak. Keterbatasan
ini karena manajer disamping dibebani peningkatan pertumbuhan usaha koperasi tetapi juga dibebani
peningkatan pelayanan terhadap anggotanya. Kedua hal tersebut kadang terjadi kontradiksi. Bila
manajer manginginkan meningkatan pertumbuhan koperasi, maka ia harus berorientasi ke pasar
ekternal dan ini berarti mengurangi nilai pelayanan terhadap anggotanya. Sebaliknya bila manajer
menginginkan peningkatan pelayanan terhadap anggota, maka ia tidak akan dapat meningkatkan
pertumbuhan koperasi. Dalam kondisi seperti ini kendatipun manajer mempunyai kemampuan dan
motivasi yang tinggi untuk mengembangkan organisasi koperasi, tetap saja ia menghadapi hambatan
yang besar yang harus dilewatinya.

3).Kewirakoperasian Birokrat
Birokrat adalah orang atau lembaga yang diberi wewenang oleh pemerintah dalam mengembangkan
gerakan koperasi (dalam hal ini Departemen Koperasi beserta jajarannya). Setiap kegiatannya memang
diharapkan untuk memacu perkembangan koperasi. Tetapi pelaksanaannya, ia terbelenggu untuk
mengacu oleh aturan-aturan yang telah ditetapkan dan setiap turut campur birokrat tersebut dalam
organisasi koperasi belum tentu sesuai dengan keinginan anggota koperasi. Dengan demikian,
kendatipun mempunyai kemampuan dan kemauan yang tinggi dalam mengembangan koperasi, tetap
saja kewirakoperasiaannya terbatas.

4).Kewirakoperasiaan Katalis

Katalis berarti pihak yang berkompeten terhadap pengembangan koperasi kendatipun ia tidak
mempunyai hubungan langsung dengan organisasi koperasi. Para katalis ini mempunyai kemampuan
dan motivasi yang tinggi. Di samping itu ia juga mempunyai kebebasan bertindak karena ia berada di
luar organisasi koperasi dan tidak terikat oleh aturan-aturan organsasi koperasi tersebut. Seorang katalis
biasanya adalah seorang altruis, yaitu orang yang mementingkan kebutuhan orang lain. Dalam konteks
ini pada dasarnya seorang katalislah yang mempunyai kemampuan dalam membantu pertumbuhan
gerakan koperasi.

4.TUGAS-TUGAS KEWIRAKOPERASIAN

Tugas wirakop adalah menciptakan keunggulan bersaing koperasi dibandingkan dengan organsasi usaha
lainnya. Keunggulan tersebut dapat diperoleh melalui:

a. Mendudukan Koperasi Sebagai Penguasa yang Kuat di Pasar

Bila masing-masing koperasi primer yang anggotanya para petani membentuk koperasi di tingkat
atasnya (koperasi sekunder) maka koperasi yang terbentuk akan mempunyai posisi yang kuat di
pasar yang lebih luas, demikian seterusnya. Dengan kata lain kekuatan dalam penawaran di pasar
dapat diperoleh melalui integrasi vertikal ke hulu atau ke hilir. Integrasi vertikal ini sangat
dimungkinkan bagi koperasi karena para petani anggota koperasi menguasai input/bahan baku
untuk keperluan produksi di tingkat atasnya.

Tugas wirokop dalam hal ini adalah meningkatkan efisiensi koperasi melalui integrasi vertikal
tersebut.

b. Kemampuan Dalam Mereduksi Biaya Transaksi

Tugas wirakop yang kedua ini adalaah menekan biaya transaksi. Biaya transaksi adalah biaya di luar
biaya produksi yang timbul karena adanya transaksi-transaksi, seperti biaya pencarian informasi,
biaya kontrak, biaya monitoring kontrak, biaya legal jika kontrak dilanggar, dan biaya risiko yang
mungkin timbul sebagai akibat terjadinya transaksi. Kemungkinan menekan biaya transaksi pada
koperasi dapat dilakukan karena:

1) Informasi yang berguna untuk pengembangan koperasi banyak tersebar luas di antara para
anggota.
2) Kontrak antara anggota dengan koperasinya tidak perlu dilakukan karena anggota adalah
pemilik koperasi.
3) Terdapatnya kontrol sosial dalam koperasi tidak perlu manajemen mengeluarkan biaya
Monitoring dalam jumlah yang besar.
4) Risiko ketidakpastian dapat mudah direduksi karena ada pasar internal koperasi.

c. Pemanfaatan Interlinkage Market


Interlinkage market adalah hubungan antarpelaku ekonomi di pasar. Seorang produsen
membutuhkan input dari penghasil input (rumah tangga konsumen) dan membutuhkan modal
dari pemberi kredit. Bila produsen menghasilkan pendapatan itu akan digunakan untuk membeli
input, membayar utang, dan ditabung. Tugas wirakop dalam hal ini menciptakan kerjasama yang
saling menguntungkan di antara pelaku dalam interlinkage market tersebut.

d. Pemanfaatan Trust Capital

Trust capital
(pengumpulan modal) dimungkinkan terjadi pada koperasi karena usaha yang tadinya dilakukan
sendiri-sendiri oleh para anggotanya sekarang dikelola secara bersama-sama dengan anggota
lainnya. Semakin banyak anggota semakin besar modal yang dapat dikumpulkan dan semakin
kuat kedudukan modal usaha koperasi sehingga kemampuan koperasi dalam bersaing dengan
pesaingnya semakin kuat.

Tugas wirakop dalam hal ini adalah mengelola modal tersebut secara efisien dan meningkatkan
peranan anggota dalam meningkatkan partisipasi intensif dalam pemanfaatan jasa pelayanan
koperasi dan partisipasi kontributif dalam pembentukan pemodalan yang ba

5.JIWA DAN SEMANGAT WIRAUSAHA KOPERASI

Secara definitif seorang wirausaha (termasuk wirakop) adalah orang yang mempunyai kemampuan
melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan darinya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan
sukses (Meredith, et al, 1984, h.5). Para wirakop adalah orang yang mempunyai sikap mental positif
yang berorientasi pada tindakan dan mempunyai motivasi tinggi dalam mengambil risiko pada saat
mengejar tujuannya. Tetapi mereka juga orang-orang yang cermat dan penuh perhitungan dalam
mengambil keputusan tentang sesuatu yang hendak dikerjakan. Setiap mengambil keputusan tidak
didasarkan pada metode coba-coba, melainkan dipelajari setiap peluang bisnis dengan mengumpulkan
informasi-informasi yang berharga bagi keputusan yang hendak dibuat.

Menurut Meredith (1984) para wirausaha (termasuk wirakop) mempunyai ciri dan watak yang
berlainan dengan individu kebanyakan, yaitu :

1. Mempunyai kepercayaan yang kuat pada diri sendiri.


2. Berorientasi pada tugas dan hasil yang didorong oleh kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi
pada keuntungan, mempunyai ketekunan dan ketabahan, mempunyai tekad kerja keras, dan
mempunyai energy inisiatif.
3. Mempunyai kemampuan dalam mengambil risiko dan mengambil keputusan-keputusan secara
cepat dan cermat.
4. Mempunyai jiwa kepemimpinan, suka bergaul dan suka menanggapi saran-saran kritik.
5. Berjiwa inovatif, kreatif, dan tekun.
6. Berorientasi ke masa depan.

Tidak semua wirausaha koperasi mempunyai sikap seperti itu, diantara meraka ada yang sombong dan
muluk-muluk, ada yang bersikap hangat dan bersahabat dan ada yang berpikir cepat tetapi ada pula
yang lamban. Tetapi pada dasarnya para wirausaha koperasi mempunyai tugas yang sama yaitu mencari
perubahan, menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai peluang (Drucker, 1998, h.30).

6.Prinsip-Prinsip Inovasi

Berikut ini terdapat beberapa prinsip-prinsip inovasi, terdiri atas:

1).Prinsip Keharusan

a).Keharusan menganalisis peluang

Semua sumber peluang inovatif harus dianalisis secara sistematis. Tujuannya adalah mencari peluang
yang benar-benar sesuai dengan inovasi yang akan dilakukan.

b).Keharusan memperluas wawasan

Makin banyak hal-hal baru yang kita dapat, makin mudah bagi kita untuk mencari gagasan yang inovatif,
memperluas wawasan dapat dilakukan dengan cara lebih banyak membaca, melihat, mendengar dan
merasakan.

c).Keharusan untuk bertindak efektif

Syarat bagi keefektifan sebuah inovasi adalah kesederhanaan sehingga timbul pernyataan “hal ini
sebetulnya sederhana, mengapa tak terpikirkan sebelumnya”.

d).Keharusan untuk tidak berpikir muluk

Memiliki impian yang besar memang bagus, hal ini merupakan sumber inspirasi untuk melakukan
sebuah inspirasi. Tetapi akan lebih baik jika dari ha-hal lebih kecil terlebih dahulu.

2).Prinsip Larangan

a).Larangan untuk berlagak pintar

Jangan melakukan hal yang melebihi kemampuan yang dimiliki karena hal tersebut akan mengakibatkan
kegagalan.

b).arangan untuk rakus

Tetaplah focus pada tema inovasi yang telah dipilih. Semakin kita menjauh dari tema tersebut akan
makin menyebar pekerjaan yang dilakukan dan ini juga akan mengakibatkan kegagalan.
c).arangan untuk berpikir terlalu jauh kedepan

Semakin kita berpikir terlalu jauh kedepan semakin banyak unsur ketidakpastian yang dihadapi termasuk
juga ketidakpastian untuk mencapai keberhasilan.

Prinsip-prinsip Inovasi lainnya

Drucker (1985) mengatakan bahwa dalam melakukan inovasi perlu memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut;

1. Sesuatu yang harus dilakukan

a. Menganalisi peluang

b. Apa yang harus dilakukan untuk memuaskan peluang

c. Sederhana dan terarah d. Dimulai dari yang kecil

e. Kepemimpinan

2. Sesuatu yang tidak harus dilakukan

a. mencoba untuk menjadi yang pandai

b. mencoba ingin mengerjakan sesuatu yang banyak

c. mencoba inovasi untuk masa yang akan dating

3. Kondisi

a. Memerlukan ilmu pengetahuan

b. Membangun keunggulannya sendiri

c. Inovasi adalah efek dari ekonomi dan masyarakat

Daftar Pustaka

Hendar dan Kusnadi. 1999. Ekonomi Koperasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Ekonomi UI.

Amin Azis M., 1985, Partisipasi Anggota dalam Pengembangan Koperasi, dalam Sri Edi Swasono,
”Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia, Jakarta UI Press.

Hendar dan Kusnadi, 1999, Ekonomi Koperasi (Untuk Perguruan Tinggi), Jakarta, Fakultas Ekonomi UI.

Daftar pustaka: Hendar dan Kusnadi. 2011. Ekonomi Koperasi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi UI
https://www.dosenpendidikan.co.id/jenis-inovasi/

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://repositori.kemdikbud.go.id/
11825/1/0206101221BUKU_3_MODUL_2_KONSEP_DASAR_KEWIRAUSAHAAN.pdf&ved=2ahUKEwjFt4v
WuJz2AhW8S2wGHa6_Co4QFnoECBMQAQ&usg=AOvVaw0EzblvFPgHwK21NIN4_YTG

Anda mungkin juga menyukai