2. PERSYARATAN DIKSI
Penggunaan Ungkapan dalam Kalimat Seperti yang telah dijelaskan di atas, gabungan kata
akan menjadi sebuah idiom atau ungkapan jika digunakan dalam konteks kalimat yang sesuai. Jika
konteksnya tidak tepat, maka gabungan kata belum tentu menjadi sebuah idiom.
Berikut beberapa contoh kalimat yang menggunakan idiom.
1 Mendengar komentar juri, gadis itu langsung berkecil hati.
2 Gadis bergaun putih itu adalah keturunan darah biru
3 New Dimension merupakan grup musik yang sedang naik daun.
4 Sejak orangtuanya meninggal, Lena menjalani hidup sebatang kara.
5 Kita harus membicarakan masalah ini dengan kepala dingin.
Namun Nicholas Rescher menambahkan dengan definisi yang ia sebut sebagai “Loaded”
Definition. Definisi ini tidak menjelaskan arti dari suatu kata dengan sederhana atau mudah, tetapi
dalam memberikan definisi ditambahkan suatu pernyataan yang mengevaluasi pernyataan
sebelumnya, contoh : Anarki adalah suatu ideologi negara yang menganut sistem kerajaan dan
dalam sistem ini fungsi pemerintahan tidak dibutuhkan dan tidak diinginkan.
Dalam penerapannya ada tiga jenis silogisme, yaitu silogisme kategoris, silogisme hipotesis
dan silogisme alternatif.
1. Silogisme Kategoris
Silogisme kategoris merupakan silogisme yang terdiri dari tiga proposisi “premis” kategoris.
Silogisme kategoris adalah silogisme yang semua posisinya termasuk proposisi kategorik. Demi
adanya konklusi atau kesimpulan maka premis mayor menjadi proposisi umum sedangkan untuk
premis minornya bersifat khusus atau partikular. Contoh:
Semua manusia ialah makhluk berakal budi “premis mayor”.
Afdan ialah manusia “premis minor”.
Jadi, afdan ialah makhluk berakal budi “kesimpulan”.
2. Silogisme Hipotetis
Silogisme hipotetis adalah silogisme yang memiliki premis mayornya berupa keputusan
hipotetis dan premis minornya termasuk pernyataan kategoris. Sebenarnya untuk silogisme
hipotetik tak mempunyai premis minor maupun premis mayor karena kita ketahui bahwa premis
mayor tersebut memiliki makna term predikat pada kesimpulannya, sedangkan premis minornya
itu terkandung term subjek pada kesimpulannya. Contoh:
Jika hari ini tidak hujan, saya akan ke rumah paman “premis mayor”.
Hari ini tidak hujan “premis minor”.
Maka, saya akan kerumah paman “kesimpulan”.
Macam – macam Hipotetis :
a) Silogisme hipotetik yang memiliki premis minor mengakui bagian anteseden. Contoh
silogisme hipotetik dibawah ini:
Kalau hari ini tidak turun hujan maka saya akan ke rumah Bibi (Premis Mayor)
Hari ini tidak turun hujan (Premis Minor)
Jadi, saya akan kerumah Bibi (kesimpulan).
b) Silogisme Hipotetik yang memiliki premis minornya mengakui bagian
konsekuensinya. Contoh silogisme hipotetiknya:
Kalau hujan, bumi akan terlihat basah.
Sekarang bumi terlihat basah.
Jadi hujan sudah turun.
c) Silogisme Hipotetik yang memiliki premis minornya mengingkari anteseden. Contoh
silogisme hipotetik:
Politik pemerintahan tak dilaksanakan secara paksa.
Jadi kegelisahan tidak akan muncul.
d) Silogisme Hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuensinya.
Contoh silogisme hipotetik:
Kalau mahasiswa telah turun ke jalan maka pihak Penguasa merasa gelisah.
Pihak Penguasa tidak merasa gelisah
Jadi mahasiswa tidak turun ke jalan.
3. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif ialah silogisme yang premis mayornya premis alternatif, premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya dan kesimpulannya menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Kakek berada di Bantaeng atau Makassar “premis mayor”.
Kakek berada di Bantaeng “premis minor”.
Jadi, kakek tidak berada di Makassar “kesimpulan”.
4. Silogisme Disjungtif
Silogisme Disjungtif adalah silogisme yang dimana premis mayor dan minornya, baik itu
salah satu maupun keduanya adalah keputusan disjungtif atau ada juga yang menyatakan bahwa
silogisme disjungtif adalah silogisme yang premis mayornya memiliki bentuk proposisi
disjungtive. adapun contoh silogisme disjungtive sebagai berikut:
Saya atau Kamu yang pergi.
Kamu tidak pergi
adi, sayalah yang akan pergi.
5. Silogisme Konjungtif
Silogisme Konjungtif adalah silogisme yang memiliki premis mayornya berbentuk suatu
proporsi konjungtif. Silogisme konjungtif hanya memiliki sebuah corak yaitu akuilah satu bagian
pada premis minornya dan tolaklah yang lainnya di kesimpulan. Adapun contoh silogisme
konjungtif yaitu:
Tidak ada orang yang tidur dan membaca dalam waktu secara bersamaan
Sartono tidur
Berarti dia tidak membaca.