Anda di halaman 1dari 25

0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

BAB I

PERATURAN DAN PERUNDANGAN K2

Sebelum mulai bekerja, maka mari kita perhatikan faktor keamanan masing masing
agar pekerja dapat bekerja dengan nyaman dan tenang. Pemerintah telah menjamin
keselamatan kerja seluruh pegawai sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku

1.1 Definisi dan Dasar Hukum Keselamatan Ketenagalistrikan


Definisi dari keselamatan ketenagalistrikan adalah segala upaya atau langkah-
langkah pengamanan instalasi penyediaan tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat
tenaga listrik untuk mewujudkan kondisi andal dan aman bagi instalasi dan kondisi
aman dari bahaya bagi manusia dan mahluk hidup lainnya, serta kondisi ramah
lingkungan, di sekitar instalasi tenaga listrik. Keselamatan ketenagalistrikan atau K2
mempunyai landasan yaitu:
Dasar Hukum :
 UU No.1 / 1970 tentang Keselamatan Kerja
 UU No.30 / 2009 tentang Ketenagalistrikan
 Keppres No.22 / 1993 ttg Penyakit Yang Timbul Karena Hubungan Kerja
 Kep Menaker No.5/Men/1996 ttg Sistem Manajemen K3 (SMK3)
 Kep Direksi No.090.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Instalasi
 Kep Direksi No.091.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Umum
 Kep Direksi No.092.K/DIR/2005 ttg Pedoman Keselamatan Kerja
Keputusan Direksi PT PLN ( Persero ) :
 NO : 090.K/DIR/2005 tentang Keselamatan Instalasi di Lingkungan PT PLN
( PERSERO )

1
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

 NO: 091.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Umum di Lingkungan PT


PLN ( PERSERO )
 NO: 092.K/DIR/2005 tentang Pedoman Keselamatan Kerja di Lingkungan PT
PLN ( PERSERO )

1.2 Keselamatan Ketenagalistrikan ( Menurut UU 30 / 2009 )


Setiap usaha kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan
Keselamatan Ketenagalistrikan (K2). Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan bertujuan
untuk mewujudkan kondisi:
a. Andal dan Aman (A2) bagi Instalasi (Keselamatan Instalasi)
b. Aman dari Bahaya bagi manusia dan mahluk hidup lainnya
 Tenaga Kerja (Keselamatan Kerja)
 Masyarakat Umum (Keselamatan Umum)
c. Ramah Lingkungan (Keselamatan Lingkungan)
Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan meliputi:
a. Pemenuhan Standardisasi peralatan dan pemanfaat tenaga listrik
b. Pengamanan Instalasi Tenaga Listrik
c. Pengamanan Pemanfaat Tenaga Listrik
Setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki Sertifikat Laik Operasi
(SLO). Setiap peralatan dan pemanfaat tenaga listrik wajib memenuhi ketentua Standar
Nasional Indonesia (SNI). Setiap tenaga teknik dalam usaha ketenagalistrikan wajib
memiliki Sertifikat Kompetensi. Ketentuan mengenai keselamatan
ketenagalistrikan,sertifikat laik operasi, standar nasional Indonesia, dan sertifikat
kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (6) diatur dengan
Peraturan Pemerintah.

2
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

1.3 Upaya untuk Mewujudkan Instalasi Tenaga Listrik yang Aman, Andal dan Ramah
Lingkungan
Upaya untuk mewujudkan instalasi tenaga listrik yang aman,andal dan ramah
lingkungan terdiri dari:
1. Standardisasi
2. Penerapan 4 pilar K2
3. Sertifikasi
4. Penerapan SOP / Instruksi Kerja (IK)
5. Adanya pengawas pekerjaan
Sertifikasi :
a. Sertifikasi laik operasi bagi instalasi penyediaan TL,
b. Sertifikasi kesesuaian dengan standar PUIL untuk Instalasi Pemanfaatan TL (Instalasi
Pelanggan),
c. Tanda keselamatan bagi pemanfaat TL (alat kerja/rumah tangga)
d. Sertifikasi kompetensi bagi tenaga teknik ketenagalistrikan
Standardisasi
Standardisasi digunakan sebagai pegangan awal melaksanakan kegiatan berpotensi
bahaya :
a. Standardisasi Proses ( Pemasangan dsb)
b. Standardisasi Uji (Performance Test, Komisioning,dsb)
c. Standardisasi Produk (Spesifikasi dsb)
Komitmen / Kewajiban Perusahaan, yaitu menerapkan K2
a. VISI : Mewujudkan Instalasi Tenaga Listrik yang Aman,Andal dan Ramah Lingkungan.
b. Standardisasi : SNI & SNI Wajib (SNI, SPLN dan Standar Ketenagalistrikan Lainnya).
Keselamatan Kerja:
a. Wujud : Aman dari Bahaya.
b. Perlindungan : Pekerja (Pegawai dan Out Sourcing).

3
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

c. Pencegahan : Kecelakaan pada waktu kerja, Kecelakaan diluar jam kerja,penyakit


yang timbul akibat hubungan kerja.
d. Persyaratan : Tempat Kerja,Lingkungan Tempat Kerja,Tanda peringatan dan
larangan,Prosedur Kerja,APD,Pemeriksaan kesehatan berkala,Tanda Keselamatan
Pemanfaat Tenaga Listrik.

1.4 Pemakaian Dan Identifikasi Kebutuhan Alat Pelindung Diri

1.4.1 Undang-undang No.1 Tahun 1970

Pasal-pasal yang berhubungan dangan Alat Pelindung Diri (APD)

1. Pasal 3 ayat (1) butir f : Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat - syarat k3
untuk memberikan APD
2. Pasal 9 ayat (1) butir c : Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada
tiap tenaga kerja baru tentang APD .
3. Pasal 12 butir b : Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak
tenaga kerja untuk memakai APD .
4. Pasal 12 butir e : pekerja menyatakan keberatan kerja bila meragukan APD yang
diberikan .
5. Pasal 13 : pekerja wajib menggunakan apd yang diwajibkan
6. Pasal 14 butir c : Pengurus diwajibkan menyediakan APD yg diwajibkan secara cuma-
Cuma
7. Konvensi ILO No. 120 (UU No. 3 Tahun 1969 ) tentang Higiene dalam perniagaan dan
kantor-kantor : Perlindungan pekerja dari bahan, proses, dan teknik berbahaya dan
penyediaan APD. ( pasal 17)
8. Permenakertrans No.Per-01 / MEN / 1981 Pasal 4 ayat (3) menyebutkan kewajiban
pengurus menyediakan alat pelindung diri dan wajib bagi tenaga kerja untuk
menggunakannya untuk pencegahan PAK .

4
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

9. Permenakertrans No.Per.03 / Men / 1982 Pasal 2 butir I : memberikan nasehat


mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilihan APD yang
diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makanan ditempat kerja.

1.4.2 Alat Pelindung Diri (APD)

Suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang


fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat
kerja. Berdasarkan Pasal 2 ayat 1. Pengusaha wajib menyediakan APD bagi
pekerja/buruh di tempat kerja. bagi tenaga kerja & setiap orang lain yang memasuki
tempat kerja, jumlah yang cukup dan sesuai dengan jenis potensi bahaya.

Dan Berdasarkan ayat 3. APD wajib diberikan oleh pengusaha secara cuma-
Cuma, pada pekerja yang baru ditempatkan. APD harus sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia (SNI) atau standar yang berlaku. Pembuat dan distributor alat
pelindung diri wajib bertanggung jawab atas kualitas, keamanan dan keselamatan
alat pelindung diri yang dibuat dan diedarkan. Stándar lain yang berlaku : ANSI, JIS,
AS/NZS dll.

Cakupan APD yaitu :

1. Alat pelindung kepala;


2. Alat pelindung mata dan muka;
3. Alat pelindung pernapasan;
4. Alat pelindung telinga;
5. Alat pelindung tangan;
6. Alat pelindung kaki;
7. Pakaian pelindung;
8. Alat pelindung jatuh perorangan;
9. Pelampung.

5
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

Gambar 1.1 Alat Pelindung Diri

1.4.3 Penggunaan APD

Penggunaan APD dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat
perkakas, peralatan atau instalasi yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan,
kebakaran atau peledakan;

a. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan


bahan atau barang yang dapat meledak, mudah terbakar, korosif, beracun,
menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi atau bersuhu rendah;
b. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran
rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan perairan, saluran atau
terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau di mana dilakukan pekerjaan
persiapan;
c. dilakukan usaha pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan,
pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan
kesehatan;

6
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

d. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan batu-batuan, gas, minyak, panas


bumi, atau mineral lainnya, baik di permukaan, di dalam bumi maupun di dasar
perairan;
e. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui
terowongan, di permukaan air, dalam air maupun di udara;
f. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun,
bandar udara dan gudang;
g. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;
h. dilakukan pekerjaan pada ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan;
i. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;
j. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena
pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;
k. dilakukan pekerjaan dalam ruang terbatas tangki, sumur atau lubang;
l. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
m. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
n. dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan telekomunikasi radio, radar,
televisi, atau telepon;
o. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset yang
menggunakan alat teknis;
p. dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik,
gas, minyak atau air; dan
q. diselenggarakan rekreasi yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.

1.5 Penggunaan peralatan pemadam kebakaran

1.5.1 Sistem Proteksi Kebakaran

Ada 2 jenis system proteksi kebakaran yaitu system pasif dan aktif. Yang
dimaksud dengan sistem proteksi pasif yaitu suatu teknik desain tempat kerja untuk

7
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

membatasi atau menghambat penyebaran api, panas dan gas baik secara vertikal
maupun horizontal dengan mengatur jarak antara bangunan, memasang dinding
pembatas yang tahan api, menutup setiap bukaan dengan media yang tahan api atau
dengan mekanisme tertentu.

System proteksi aktif yaitu penerapan suatu desain sistem atau instalasi
deteksi, alarm dan pemadan kebakaran pada suatu bagunan tempat kerja yang
sesuai dan handal sehingga pada bangunan tempat kerja tersebut mandiri dalam hal
sarana untuk menghadapi bahaya kebakaran.

Contoh system proteksi kebakaran Pasif :

a. Jalur Evakuasi
b. Kompartemen
c. Smoke Control
d. Bahan Tahan Api

Contoh system proteksi kebakaran Aktif :

a. Detektor (Panas, asap, nyala api)


b. Alarm (Audibel, Visibel)
c. APAR
d. Springkler
e. Hydran

1.5.2 Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

Berdasarkan peraturan Menaker No. Per-04/Men/1980 Alat Pemadam Api


ringan Yaitu alat pemadam Kebakaran yang dapat dioperasikan satu orang, untuk
pemadaman mula kebakaran dengan volume api kecil. APAR didisign dapat mudah
diambil dan diliahat dan setiap orang dapat mengoperasikan dengan mudah dan
tidak membahayakan pemakainya.

8
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

Jenis media pemadam ada 2 Jenis yaitu Jenis basah dan kering. Masing-masing
memiliki fungsinya digunkan untuk pemadaman alat tertentu.

Jenis basah contohnya : media Air dan media busa, untuk jenis kering contohnya dry
powder dan CO2.

a. APAR Basah :

1. APAR air yaitu bahan utama yang digunakan adalah air.


2. APAR Busa bahan yang digunakan tepung tunggal dan dual tepung.

Tepung tunggal bisanya dicampur dengan air, sedangkan dengan dual tepung terdiri
dari almunium sulfatdan natrium karbonat.

b. APAR Kering :

Digunakan untuk memadamkan kebaran bahan cair, gas dan listrik dengan
berbahan sodium bikarbonat, potassium bikarbonat. Untuk kebakaran kelas A, B dan
C digunakan Amonium phospat atau kalium sulfat.

Jenis Halon termasuk kedalam APAR kering yang terdiri dari ikatan metan dan
Halogen. Dan satu lagi untuk APAR Kering yaitu CO2. Digunakan untuk memadamkan
listrik bertegangan karena lebih murah dan bersih.

Prinsip penggunaan APAR yaitu tidak boleh melawan angina. Berikut table
prinsip penggunaan APAR :

9
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

Tabel 1.1 Prinsip Penggunaan APAR

Setiap jenis media peadam masing-masing memiliki keunggulan dan


kekurangan, bahkan dapat membahayakan bagi petugas atau justru memperbesar
api maka harus diperhatikan jenis media APAR dan disesuaikan denga aplikasinya.
Berikut table jenis media pemadam kebakaran dan aplikasinya.

Tabel 1.2 Jenis Media APAR Dan Aplikasinya

1.5.3 Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. PER-02/MEN/1983 merupakan dasar


hukum tentang instalasi alarm kebakaran otomatis. System kerja alarm kebakaran
otomatis seperti gambar di bawah ini:

Gambar 1.2 System Kerja Alarn Kebakaran Otomatis

10
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

Salah satu komponen penting dalam instalasi alarm kebakara otomatis yaitu
detector. Detector berfungsi mengditeksi adanya kebakaran baik itu dari asap, panas
maupun nyala api kebakaran.

Gambar 1.3 Jenis-jenis Detektor

Instalasi alarm kebakaran otomatis bisa dibarengkan dengan pemadam kebakaran


otomatis total flooding system.

Gambar 1.4 Instlasi Pemadam Kebakaran Automatic Total Flooding System

1.5.4 Sistem Hydran

11
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

Sistem hydran merupakan system pemadam kebakaran dengan jaringan


instalasi pipa air yang dipasang secara permanen. Komponen system hydrant terdiri
dari persediaan air, system pompa, jaringan pipa, kopling outlet, slang dan nozzle
dan system control tekanan & aliran. Komponen system hidran :

a. Instalasi hidrant kebakaran ialah suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang
menggunakan media pemadam air bertekanan yang dialirkan melalui pipa-pipa dan
selang kebakaran. Sistem ini terdiri dari sistem persediaan air, pompa, perpipaan,
kopling outlet dan in let serta selang dan nozle.
b. Sistem instalasi hidrant kering ialah suatu sistem hydrant yang pipa-pipanya tidak
berisi air, dan akan berisi air manakala hidrant tersebut digunakan.
c. Sistem instalasi hidrant basah ialah suatu sistem hidrant yang pipa-pipanya selalu
berisi air.
d. Hidrant gedung ialah hydrant yang terletak didalam suatu bangunan gedung dan
sistem serta peralatannya disediakan serta dipasang dalam bangunan / gedung
tersebut.
e. Hidrant halaman ialah hydrant yang terletak diluar bangunan, sedang instalasi dan
peralatannya disediakan serta dipasang dilingkungan bangunan tersebut.
f. Hidrant pilar ialah bagian peralatan dari instalasi pipa hyirant yang terletak diluar
bangunan yang dapat dihubungkan dengan slang kebakaran.
g. Hidrant box ialah bagian peralatan dari sistem hydrant yang berisi kran (valve), slang
dan nozle.
h. Siamese connection / sambungan pemadam kebaka-ran / Fire Department
Connection ialah bagian peralatan dari instalasi pipa hydrant yang terletak diluar
bangunan dan digunakan untuk mensuply air dari mobil kebakaran
i. Nozle ialah suatu alat penyemprot yang terletak pada bagian ujung dari selang yang
digunakan untuk pengaturan pengeluaran air.
j. Selang hidrant ialah alat yang digunakan untuk mengalirkan air yang bersifat flexible

12
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

k. Hose Reel ialah selang yang digunakan untuk mengalirkan air yang pada bagian
ujungnya selalu terpasang nozle secara tetap dihubungkan secara permanen dengan
sumber air bertekanan.
l. Pipa tegak ialah bagian pipa yang naik ke atas dari sistem pemipaan yang
menyalurkan pasokan air untuk sambungan selang dan springkler pada sistem
kombinasi tegak lurus dari lantai ke lantai.

Gambar 1.5 Komponen System Hydran

1.6 Sikap aman diri, aman kondisi dan aman peralatan.

1.6.1 Manajemen Risiko

Terdapat sumber bahaya dari bahan,proses, alat atau lingkungan kerja yang
sulit untuk dihilangkan di tempat kerja. Untuk menentukan tindakan pengendalian
resiko yang sesuai dengan sumber daya yang ada, Menilai efektifitas tindakan
pengendalian resiko yang telah dilakukan maka karena itu kita harus memanage
resiko.

13
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

Gambar 1.6 Unsur-unsur Manajemen Resiko

Dalam manajemen Resiko ada 2 yang harus diperhatikan yaitu. Bahaya dan
Resiko. Bahaya sesuatu sumber yang berpotensi menimbulkan cidera atau kerugian
baik itu manusia, proses, property dan lingkungan. Sedangkan Resiko adalah
kombinasi antara kemungkinan tingkat frekuensi dan konsekuensi ketika terdapat
kejadian bahaya.

Berikut adalah tipe-tipe bahaya:

1. Pabrik dan peralatan


2. Listrik
3. Kimia
4. Penanganan manual
5. Occupational overuse syndrome (RSI)
6. Biologi
7. Fisik
8. Kebisingan
9. Lingkungan kerja

Resiko yaitu kemungkinan terjadinya cederaatau sakit karena adanya penampakan


suatu bahaya, faktor-faktor yang harus diperhitungkan dalam penilaian Resiko yaitu :

a. Severity/keparahan
b. Frekuensi/peluang
c. Itensitas
d. Waktu

14
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

Agar tujuan penilaian resiko menentukan prioritas dalam pengendalian resiko. Jika
suatu bahaya telah dinilai, pilihan pengendalian untuk menghilangkan atau
mengurangi resiko kemunculan bahaya harus dipertimbangkan.

Tahapan Manajemen Risiko dapat dilihat pada gambar flow chart berikut:

Gambar 1.7 Tahapan Manajemen Resiko

Manajemen resiko harus didukung oleh manajemen perusahaan karena


manajemen terlibat dalam pengambilan keputusan terkait dengan kebijakan
perusahaan secara keseluruhan baik itu sumber daya personel, keuangan dan
lainnya.

15
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

BAB II
DASAR TEORI DAN PRINSIP KERJA
2.1 Prinsip kerja peralatan

Pompa vakum pada kondensor berfungsi untuk menghisap gas-gas yang tidak dapat
terkondensasi yang mungkin ada di dalam kondensor. Gas-gas tersebut bercampur
dengan uap air, dan karena sifatnya yang uncondensible atau tidak dapat terkondensasi
dan dapat mengurangi kinerja kondensor maka harus dikeluarkan dari kondensor. Yang
tidak diinginkan dari gas-gas tersebut adalah mengurangi bidang kontak perpindahan
panas pada kondensor.
Pada sebagian unit pembangkit untuk membuang udara/gas dari kondensor tidak
menggunakan ejector, tetapi dengan pompa vakum. Pompa vakum digerakkan oleh
motor listrik sehingga tidak tergantung pada tersedianya uap dari boiler. Pada saat
beroperasi, pompa vakum memerlukan air sebagai perapat dan pendingin serta
separator.

16
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

Gambar 2.1 Vacuum Pump Condensor

2.2 Spesifikasi peralatan’

a. Spesifikasi Motor Vacuum Pump :


- Type : YE3 351S 8
- Power : 55 KW
- Tegangan : 400 V
- Arus : 105 A
- Speed : 740 rpm
- Frequensi : 50 Hz
- Berat : 840 Kg
- CosΦ : 0.81

b. Spesifikasi Pompa :
- Type : TFVP 250D-OEK4
- Power : 55 KW
- Kapasitas Max : 1540 m³/h
- Vacuum Max :2.7 kPa.A
- Speed : 740 rpm

c. Heat Exchanger :
- Type : BLQW-1-15
- Berat : 580 Kg
- Design Pressure : 10 kg/cm²
- Temperatur : 80 °C

17
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

Pada setiap unit perdapat dua buah vacuum pump dimana masing masing
berkapasitas 100% MCR.

Gambar 2.2 Vacuum Pump


Adapun peralatan – peralatan pada sistem vacuum pump adalah sebagai berikut :
1 Motor penggerak Vacuum Pump
2 Pompa Vacuum Pump
3 Steam-Water Separator Tank
4 Cooler / Heat Exchanger
5 Make Up Water Solonoid Valve

2.3 Fungsi masing-masing peralatan

 Motor Penggerak Vacuum Pump


Sebagai penggerak pompa Vacuum Pump

 Pompa Vacuum Pump


berfungsi untuk menghisap gas-gas yang tidak dapat terkondensasi yang mungkin
ada di dalam kondensor

 Steam-Water Separator Tank


Berfungsi untuk memisahkan water seal pump dan udara atau zat-zat yang tidak
dapat dikondensasikan dari uap turbin agar tidak terjadi kavitasi pada pumpa
recirculating pump.

 Cooler/Heat Exchanger
Heat Exchanger berfungsi mendinginkan seal fluid pump.

18
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

 Vacuum Pump Make-up Water Solenoid Valve


Berfungsi mengontrol level dari steam-water separator

2.4 Diagram alir peralatan


Diagram Alir Vacuum Pump

P & ID Vacuum Pump


2.5 Single line power supply peralatan

Single line diagram Vacuum Pump

19
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

BAB III
PENGOPERASIAN PERALATAN
3.1 Permissive dan Interlock

Permissive
 Vacuum pump steam water separator level normal
 Vacuum pump inlet pneumatic valve closed
 Vacuum pump motor stator temperature 1 normal
 Vacuum pump motor stator temperature 2 normal
 Vacuum pump motor stator temperature 3 normal
 Vacuum pump motor bearing temperature 1 normal
 Vacuum pump motor bearing temperature 2 normal

20
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

Interlock
 Vacuum pump protect stop

Vacuum pump temperature trip

 Vacuum pump motor stator temperature 1 trip ( 135°C)


 Vacuum pump motor stator temperature 2 trip ( 135°C)
 Vacuum pump motor stator temperature 3 trip ( 135°C)
 Vacuum pump motor bearing temperature 1 trip ( 90°C)
 Vacuum pump motor bearing temperature 2 trip ( 90°C)

Vacuum pump water separator level LL trip

 Vacuum pump interlock start


1. Vacuum pump inlet pneumatic valve front pressure high
2. Ketika vacuum A trip vacuum pump B interlock start

21
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

Persiapan dan start Vacuum Pump.

1. Koordinasikan dengan operator CCR atau Supervisor


2. Chek dan open manual valve inlet vacuum pump
3. Chek sistim make up water :
a. Power solenoid valve ON
b. Manual valve make up open
c. By pass valve solenoid valve close
4. Pastikan level separator dalam keadaan normal
5. Pastikan inlet / outlet valve Heat exchanger open ( heat exchanger in service )
6. Start Vacuum Pump A/B dan pastikan inlet valve vacuum pump open
7. Chek dan pastikan :
a. Arus motor normal
b. Tidak ada kelainan suara
c. Vibrasi motor dan pompa normal
8. Posisikan interlock vacuum pump yang stand by
9. Koordinasikan pada supervisor atau operator CCR
10. Buat laporan.

Persiapan dan change over vacuum pump.

1. Koordinasikan dengan supervisor atau operator CCR


2. Pastikan level separator dalam keadaan normal
3. Pastikan inlet / outlet valve Heat exchanger open ( heat exchanger in service )
4. Posisikan off interlock vacuum pump yang operasi
5. Start vacuum pump
6. Chek dan pastikan :
a. Arus motor normal
b. Tidak ada kelainan suara
c. Vibrasi motor dan pompa normal

22
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

d. Level separator normal


7. Close inlet valve vacuum pump yang akan di stop
8. Stop vacuum pump
9. Open inlet vacuum pump
10. Atur inlet valve heat excganger sesuai kebutuhan
11. Posisikan vacuum pump ke interlock
12. Koordinasikan ke supervisor atau ke operator CCR.
13. Buat laporan

Persiapan dan stop Vacuum pump

1. Koordinasikan dengan supervisor atau operator CCR


2. Off kan interlock vacuum pump
3. Tutup pelan-pelan inlet manual valve
4. Stop vacuum pump
5. Setelah stop dan normal, open perlahan manual inlet valve serta perhatikan vacuum
condesor
6. Posisikan vacuum pump ke interlock
7. Koordinasikan ke supervisor atau ke operator CCR.
8. Buat laporan.

Pemeriksaan rutin

 Bodi pompa dan sistem tidak terjadi gesekan, dan vibrasi, arus listrik dan
tempearatur normal.
 Level air pada separator dalam keadaan normal
 Vacuum pada condenser dalam keadaan normal.
 Seal water pada vacuum break valve dalam keadaan normal.

23
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

BAB IV
LOTO, FLM DAN TROUBLESHOOTING
4.1 LOTO, isolasi peralatan dan membuka kembali isolasi
Prosedur LOTO, isolasi peralatan Vacuum pump meliputi
1. Breaker 380 V Vacuum Pump Off
2. Breaker 380 V Recirculating Vacuum Pump Off
3. Isolate valve inlet vacuum pump closed
Prosedur LOTO, membuka kembali Vacuum pump meliputi
1. Breaker 380 V Vacuum Pump ON
2. Breaker 380 V Recirculating Vacuum Pump Off
3. Isolate valve inlet vacuum pump Open

4.2 First Line Maintenance


a. Bersihkan area vacuum pump
b. Lumasi bila ada oil yang low
c. Kencangkan bila ada baut yang kendor

4.3 Troubleshooting

Ketika terjadi kavitasi pada inlet vacuum pump dan ampere motor tinggi saat start
lakukan pengaturan pembukaan isaolate inlet valve vacuum pump.

24
0&M PLTU KALBAR 1 (2 X 100 MW)

MATERI UTAMA PEMBELAJARAN

KODE PELATIHAN :
JUDUL PELATIHAN : SISTIM VACUUM PUMP
REVISI KE : 00

BAB V
PELAPORAN

5.1 Parameter yang harus dicatat dan diperhatikan


1. Level Sparator
2. Ampere motor
3. Temperature bearing motor dan pompa
4. Vacuum condenser
Logsheet

25

Anda mungkin juga menyukai