KESELAMATAN &
KESEHATAN KERJA
3 SKS
RAMBU-RAMBU & APD
TUJUAN
Rambu-rambu bertujuan untuk memberi tanda peringatan tentang adanya
bahaya ditempat kerja.
APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila
usaha rekayasa (engineering) dan administratif tidak dapat dilakukan dengan
baik. Namun pemakaian APD bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut,
namun sebagai usaha akhir
2020 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Pusat Bahan Ajar dan eLearning
2 Komarudin http://www.undira.ac.id
PEMBAHASAN
RAMBU & APD
1. Umum
1. Definisi Alat Pelindung Diri (APD)
Alat pelindung diri atau APD dapat didefinisikan sebagai alat yang mempunyai
kemampuan melindungi seseorang dalam pekerjaannya, yang fungsinya mengisolasi
pekerja dari bahaya di tempat kerja.
Pada beberapa perusahaan APD mungkin sebagai jalan keluar yang efektif dalam
mengendalikan resiko. Sebagai contohnya, dengan banyaknya bahaya-bahaya fisik
dalam pengelasan seperti kilatan dan percikan, maka digunakan kacamata gelap
karena tidak ada kemungkinan cara lain pengendalian perlindungan terhadap
penglihatan. Pada lokasi konstruksi sebagi contohnya, topi pengaman / helm dan
sepatu keselamatan (safety shoes) diperlukan untuk melindungi pekerja yang terpapar
oleh bahaya dari benda-benda yang jatuh, atau dari benda-benda yang dapat
menghantam kaki. Tetapi, terhadap risiko yang sedemikian, seperti juga halnya
bahaya kimia, maka praktek kesehatan industri yang baik mengatakan bahwa APD
digunakan hanya bila pengendalian rekayasa / teknik dan administratif tidak
mememungkinkan. Saat pengendalian rekayasa dan administratif sedang diterapkan,
maka APD dianggap sebagai metoda pengendalian sementara atau sebagai
perlindungan tambahan.
Untuk jelasnya, manajemen harus merancang suatu lingkungan kerja yang aman
dengan mengevaluasi semua bahaya di dalam lingkungan kerja, menilai kebutuhan
untuk pengendalian, dan mengendalikan atau menghilangkan bahaya-bahaya untuk
melindungi pekerja. Untuk bahaya-bahaya di lingkungan kerja yang tidak dapat
dihilangkan melalui pengendalian rekayasa dan administratif, maka metoda yang
terbaik adalah dengan menggunakan APD. Penting bagi manajemen untuk
mengambil sikap tegas dan positif terhadap penggunaan APD dengan benar.
2020 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 Komarudin http://www.undira.ac.id
2. Undang-Undang tentang APD
Undang-undang yang mengatur tentang APD adalah Undang-undang No. 1 Tahun
1970, tentang keselamatan dan kesehatan kerja, yang terdiri dari beberapa bab,
antara lain :
a. Bab VIII, Pasal 12 ayat b
Tenaga kerja berkewajiban untuk memakai alat pelindung diri
b. Bab VIII, Pasal 12 ayat c
Tenaga kerja berhak menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan dimana syarat
kesehatan dan keselamatan kerja serta alat-alat pelindung diri yang diwajibkan
diragukan olehnya, kecuali dalam hal-hal khusus yang ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung
jawabkan.
c. Bab IX, Pasal 13
Barang siapa yang akan memasuki suatu tempat kerja, diwajibkan menaati semua
petunjuk keselamatan kerja tersebut, disertai dengan petujuk-petunjuk yang
diperlukan.
d. Bab X, Pasal 14 ayat c
Pengurus diwajibkan menyediakan secara cuma-cuma semua alat perlindungan
diri yang diwajibkan pada tenaga kerja di bawah pimpinannya dan menyediakan
bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan
petunjuk-petunjuk yang diperlukan.
4. Kebijakan
Kebijakan harus tertulis, secara jelas menyatakan kebutuhan dan pemakaian APD.
Juga memuat tentang pengecualian atau pembatasan penggunaan APD. Kebijakan
perusahaan tentang APD merupakan pedoman dalam pembuatan peraturan dan
prosedur tentang APD.
2. Karakteristik APD
Alat pelindung diri (APD) harus mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Alat pelindung diri mempunyai keterbatasan yang umum yaitu tidak dapat
menghilangkan bahaya pada sumbernya.
b. Apabila alat pelindung diri tidak berfungsi dan kelemahannya tidak diketahui, maka
resiko bahaya yang timbul dapat menjadi lebih besar.
c. Saat digunakan, alat pelindung diri harus sudah dipilih dengan tepat dan harus selalu
dimonitor.
d. Pekerja yang menggunakannya harus sudah terlatih.
2020 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Pusat Bahan Ajar dan eLearning
4 Komarudin http://www.undira.ac.id
3. Jenis-Jenis APD
Jenis-jenis alat pelindung diri (APD) berdasarkan penggunaannya dikategorikan dalam
beberapa jenis, yaitu :
a. Pelindung Kepala
Pelindung kepala atau yang biasa disebut dengan topi/helm pengaman dirancang
untuk menahan kepala dari benturan atau tusukan benda-benda yang jatuh atau
partikel-partikel dan pada beberapa kasus, dari sengatan listrik tegangan tinggi dan
terbakar. Topi/helm pelindung juga dapat melindungi kepala dan rambut dari jeratan
mesin, atau terpapar pada lingkungan berbahaya.
2020 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Pusat Bahan Ajar dan eLearning
5 Komarudin http://www.undira.ac.id
Persyaratan khusus dari alat pelindung kepala adalah :
1. Tahan terhadap tegangan listrik tinggi
Cara pengujiannya :
Dengan dialiri listrik arus bolak-balik 20.000 volt dan 60 Hz selama 3 menit,
kebocoran arus < 1 mA. Tidak boleh ada lubang. Tidak menggunakan bagian-
bagian dari logam. Setelah direndam air selama 24 jam, berat air yang diserap <
0,5%.
2. Tahan terhadap tegangan listrik rendah
Cara pengujiannya :
Dengan dialiri listrik arus bolak-balik 2.200 volt dan 60 Hz selama 1 menit,
kebocoran listrik harus < 9 mA.
b. Pelindung Telinga
Pelindung telinga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Sumbat Telinga (Ear Plug)
Sumbat telinga yang baik adalah yang dapat menahan frekuensi tertentu saja,
sedangkan frekuensi untuk bicara biasa (komunikasi) tidak terganggu. Sumbat
telinga biasanya terbuat dari bahan karet, plastik keras, plastik lunak, lilin dan
kapas.
Kelemahan dari sumbat telinga adalah tidak tepat ukurannya dengan lubang
telinga pemakai, kadang-kadang lubang telinga kanan tidak sama dengan yang
kiri.
Kemampuan atenuasi (daya lindung) sekitar 25-30 dB (decibel). Apabila ada
kebocoran sedikit saja dapat mengurangi atenuasi sampai 15 dB. Daya atenuasi
yang paling kecil adalah yang terbuat dari kapas, antara 2-12 dB.
2020 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Pusat Bahan Ajar dan eLearning
6 Komarudin http://www.undira.ac.id
Untuk kondisi khusus dikombinasikan antara sumbat dan tutup telinga sehingga
diperoleh atenuasi yang lebih tinggi, tetapi tidak lebih dari 50 dB, karena hantaran
suara melalui tulang masih ada.
d. Pelindung Pernafasan
e. Pakaian Kerja
Syarat umum dari pakaian kerja adalah :
1. Pakaian kerja pria yang bekerja melayani mesin-mesin harus berlengan pendek,
pas (tidak longgar) pada bagian dada atau punggung, tidak ada lipatan-lipatan
yang mungkin menimbulkan bahaya.
2. Pakaian kerja perempuan sebaiknya memakai celana panjang, baju yang pas,
tutup rambut dan tidak mengenakan perhiasan-perhiasan
2020 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Pusat Bahan Ajar dan eLearning
9 Komarudin http://www.undira.ac.id
f. Pelindung Tangan
Fungsi dari alat pelindung tangan adalah :
Melindungi dari api
Melindungi dari panas
Melindungi dari dingin
Melindungi dari radiasi elektromagnetik
Melindungi dari radiasi mengion
Melindungi dari listrik
Melindungi dari bahan kimia
Melindungi dari benturan dan pukulan
Melindungi dari luka
Melindungi dari lecet dan infeksi dan kotoran
g. Pelindung Kaki
Fungsi dari alat pelindung kaki adalah untuk melindungi pekerja dari :
Tertimpa benda-benda berat atau keras
Tumpahan atau genangan logam cair, bahan kimia korosif atau iritatif
Dermatitis/eksim karena bahan-bahan kimia
Kemungkinan tersandung
2020 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Pusat Bahan Ajar dan eLearning
10 Komarudin http://www.undira.ac.id
Kemungkinan tergelincir
Kemungkinan tertusuk telapak kakinya
Pengaruh air panas, dingin, kotor, dan lain-lain
h. Pelindung Kejatuhan
Pekerja kadang perlu bekerja di tempat tinggi, dari pekerjaan yang sederhana seperti
mengganti bola lampu sampai pekerjaan yang sulit seperti mengecat cerobong asap,
atau bekerja di pembangunan bangunan bertingkat.
2020 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Pusat Bahan Ajar dan eLearning
11 Komarudin http://www.undira.ac.id
Kejatuhan, meskipun pada jarak 1.3 meter, dapat menyebabkan codera serius.
Perlindungan kejatuhan adalah suatu cara untuk mencegah kecelakaan terjatuh yang
fatal. Bentuk perlindungannya biasanya bersiafat pasif dan aktif.
Perlindungan Pasif
Terdiri atas komponen dan sistem, seperti jaring yang tidak memerlukan suatu
tindakan dari pekerjanya. Begitu terpasang, perlindungan pasif digunakan untuk
perlindungan sepanjang waktu.
Perlindungan Aktif
Dibuat beberapa komponen dan sistem yang membutuhkan beberapa gerakan
dari pekerja agar perlindungannya berfungsi. Sistem ini di antaranya adalah
sabuk pengaman, harness, tali tambatan dan perlengkapannya, dan
komponennya seperti alat penahan tali, tali penggantung, dan sebagainya.
Peralatan aktif tidak berdiri sendiri dan harus dihubungkan atau dikenakan oleh
orang yang akan dilindunginya.
2020 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Pusat Bahan Ajar dan eLearning
12 Komarudin http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Rijanto, B. 2011. Pedoman Pencegahan Kecelakaan di Industri. Mitra Wacana Media . Jakarta
. 2011 . Modul Kuliah Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
http://www.artikelk3.com/pengertian-prosedur-kerja-k3.html
http://www.artikelk3.com/
http://www.artikelk3.com/topik/artikel+keselamatan+dan+kesehatan+kerja.html
http://www.Kesehatan-Dan-Keselamatan-Kerja-Di-Lingkungan-Industri.htm
2020 Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3) Pusat Bahan Ajar dan eLearning
13 Komarudin http://www.undira.ac.id