01
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN BERBASIS KOMPETENSI
BAB I
MENGIKUTI PRAKTEK-PRAKTEK KERJA YANG AMAN
A. Definisi Umum
Pada pasal 12 diatur mengenai kewajiban dan hak tenaga kerja untuk:
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan
atau keselamatan kerja;
b. Memakai alat perlindungan diri diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan
kerja diwajibkan;
b. Seringan mungkin
c. Dirancang dengan desain yang menarik
d. Memenuhi standar
e. Memiliki struktur dan bahan yang baik
f. Tidak menimbulkan gangguan bagi pemakai
Selain kriteria yang disebutkan pada tabel 2.1 mengenai krietria penggunaan
gogel, terdapat hal penting juga yang harus diperhatikan dalam memilih
gogel, diantaranya:
1. Harus mempunyai daya penerus yang tepat terhadap cahaya tampak
2. Harus mampu menahan cahaya dan sinar yang berbahaya
3. Harus mempunyai sifat-sifat yang tidak melelehkan mata
4. Harus tahan lama dan mempunyai sifat yang tidak mudah berubah
5. Harus memberikan rasa nyaman kepada pemakai.
Selain gogel yang digunakan pada proses pengelasan, pelindung mata yang
digunakan pula pada pekerjaan lainnya untuk melindungi mata dari benda
asing yang dapat masuk pada proses pekerjaan di lingkungan kerja.
b. Pelindung Muka
Pelindung muka digunakan untuk melindungi seluruh muka terhadap
kebakaran kulit sebagai akibat dari cahaya busur, percikan dan lain-lainnya
yang tidak dapat dilindungi dengan hanya memakai pelindung mata saja.
Bentuk dari pelindung muka bermacam-macam ragamnya, dapat berbetuk
seperti helmet seperti pada gambar 1.4 topeng las dan 1.5 helm las.
c. Pelindung Pernapasan
Pelindung pernapasan digunakan apabila pembersihan udara dengan
ventilasi/exhaust fan tidak mencukupi dan pengelasan di tempat tertutup
seperti dalam tangki atau terowongan, sehingga diperkirakan dapat
membahayakan pekerja diharapkan memakai alat pernapasan pelindung
debu dan pelindung racun. Alat pernapasan pelindung debu dan racun harus
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan sebagai berikut:
1. Mempunyai daya tampung yang tinggi
2. Sesuai dengan bentuk muka
3. Tidak mengganggu pernapasan
d. Sarung Tangan
Sarung tangan ini berfungsi untuk melindungi kulit tangan pekerja,
khususnya pada proses kerja las sarung tangan yang digunakan harus
berbahan dasar kulit dan bersifat melindungi dari luka bakar terutama
apabila melakukan proses pekerjaan pengelasan tegak dan di atas kepala.
Bagian-bagian sarung tangan harus dilapisi bahan katun untuk menyerap
keringat pada tangan, selain itu fungsi katun ini untuk menghindari dari
sengatan listrik pada pekeraja pengelasan yang tangannya mudah
basah/berkeringat (lihat gambar 1.8 ; 1.9 ; 1.10). Syarat-syarat sarung
tangan menurut JIS dapat dilihat pada tabel 1.2 jenis sarung tangan las
menurut JIS T8113-1976.
Gambar 1.8 sarung tangan Jenis 2 Jari Gambar 1.9 sarung tangan Jenis 5 Jari
e. Baju Las/Apron
Baju/apron dibuat dari kulit atau asbes. Baju las yang lengkap dapat
melindungi badan, sebagian kaki dan lengan.
Gambar 1.12 pelindung bagian kaki Gambar 1.13 pelindung bagian lengan
f. Sepatu Safety
Sepatu safety berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, terak
dan kejatuhan dari benda. Sepatu safety terbuat dari bahan kulit yang
ujungnya dilengkapi dengan besi untuk menahan beban hingga 2 ton.
BAB II
BAHAYA-BAHAYA DI TEMPAT KERJA
1. Industri Perkapalan
Industri perkapalan banyak menggunakan proses pengelasan terutama kapal
dari baja untuk kapal niaga, kapal perang, kapal penumpang, kapal tangker dan
sebagainya. Dalam proses pembuatan kontruksi kapal, jumlah pekerjaan las
kira-kira sepertiga dari seluruh jumlah pekerjaan. Kotak kotak kayu yang sudah
dirakit harus dilas satu sama lain yang beratnya mencapai puluhan ton. Melihat
pekerjaan yang memakan banyak waktu, pekerja, serta bahan tentunya banyak
terdapat bahaya-bahaya yang mungkin terjadi pada proses pekerjaan diindutri
perkapalan. Bahaya yang terjadi khusunya pada proses pengelasan konstruksi
kapal tersebut, diantaranya:
diantaranya mendatar, tegak lurus atau membentuk sudut. Inipun masih bisa
dibedakan apakah pipanya dapat diputar atau tidak. Bahaya pada proses
pengelasan pipa sama dengan bahaya padaproses pengelasan konstruksi
lainnya.
Bahaya- bahaya yang terjadi di dalam industri mesin-mesin kontruksi ini adalah:
a. Bahaya kecelakaan akibat terkena mesin potong
b. Bahaya kecelakaan akibat tertimpa material
c. Bahaya kecelakaan akibat terjepit material yang akan dipindahkan
d. Bahaya kecelakaan akibat debu/gram sisa pemotongan dll
Cahaya tersebut meliputi cahaya yang dapat dilihat atau cahaya tampak, sinar
ultraviolet dan sinar inframerah.
a) Cahaya tampak
Semua cahaya tampak yang masuk ke mata akan diteruskan oleh lensa
dan kornea ke retina mata. Bila cahaya ini terlalu kuat maka akan segera
menjadi lelah dan bila terlalu lama mungkin akan terjadi sakit pada mata.
Rasa lelah dan sakit ini sifatnya hanya sementara dan akan hilang sendiri
dengan istirahat yang cuku.
b) Sinar ultraviolet
Sinar ultra violet sebenarnya adalah pancaran yang mudah terserap, tetapi
sinar ini mempunyai pengaruh besar terhadap reaksi kimia yang terjadi di
dalam tubuh. Bilas sinar ultraviolet yang terserap oleh lensa dan kornea
melebihi jumlah yang ltelah ditentukan, maka pada mata akan merasa
seakan-akan ada benda asing di dalamnya. Dalam waktu antara 6 sampai
12 jam kemudian mata akan menjadi sakit selama 6 sampai 24 jam. Pada
umumnya rasa sakit ini akan hilang setelah 48 jam.
c) Sinar inframerah
Sinar inframerah tidak segera terasa sakit oleh mata, karena sinar ini lebih
berbahaya sebab tidak diketahui, tidak terlihat, dan tidak terasa. Pengaruh
sinar inframerah terhadap mata sama dengan pengaruh panas, terjadinya
penyakit kornea, presbiopia yang terlalu dini dan terjadinya kerabunan.
Jelas disini bahwa akibat dari sinar inframerah jauh berbahaya
dibandingkan kedua cahaya yang lainnya.
tersebut bila terserap oleh tubuh dapat merusak darah dan menimbulkan
penyakit yang membahayakan. Karena itu, dalam pelaksanaan pemeriksaan
yang mengunakan Sinar X tempat pengujiannnya harus betul betul terlindung
sehingga tidak ada sinar terpancar keluar. Orang lain yang bukan anggota tim
pemeriksaan harus dilarang masuk ke daerah pemeriksaan. Disamping itu
pekerja yang berhubungan dengan kedua sinar ini harus diperiksa
kesehatannya secara teratur.
BAB III
MENGIKUTI PROSEDUR-PROSEDUR DARURAT
A
Gambar. 3.1 Simbol Api kelas A
b) Api Kelas B
Api kelas B merupakan api yang tergolong untuk bahan bakar cair, misalnya
bensin, solar, minyak lampu, cat, terpentin dan sejenisnya. Api jenis kelas B
ini memiliki simbol huruf B kapital yang berada dalam persegi panjang
berwarna merah seperti terlihat pada gambar 3.2
B
Gambar. 3.2
c) Api Kelas C
Api kelas C termasuk kedalam golongan untuk bahan bakar gas seperti gas
asetilin, hidrogen, LPG, dan sebagainya. Api kelas C ini memiliki simbol
Lingkaran berwarna biru dengan Huruf C di dalamnya. Lihat gambar 3.3
c
Gambar. 3.3 simbol Api Klas C
d) Api Kelas D
Api kelas D termasuk kedalam golongan untuk bahan bakar jenis logam
seperti magnesium, natrium, kalium, aluminium, sodium, litanium, titanium.
Api Kelas D bersimbol bintang dengan huruf D di dalamnya. Lihat gambar 3.4
Masih banyak lagi cara pencegahan kebakaran ini, bahakan dapat disesuaikan
dengan kondisi tiap-tiap lingkungan kerja, delapan poin di atas pencegahan
yang memang di lingkungan kerja terdapat banyak tabung gas. Namun akan
b) Langkah kedua, peganglah alat dalam keadaan tegak dan lepaskan pipa
dari klip. Lihat gambar 3.7
1. Kotak P3K
Kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) merupakan temapat
penyimpanan untuk berbagai jenis obat-obatan dilingkungan kerja untuk
melakukan pertolongan pertama pada saat terdapat kecelakaan yang terjadi
pada pekerja. Jenis-jenis obat-obatan dan peralatan yang umumnya ada di
kotak P3K,diantaranya :
a. Pembalut perekat, kleerpleister, adhesive pleister.
b. Kain pembalut segi tiga.
c. Kasa pembalut gulung, pembalut, penekan, penggendong,
pembungkus.
d. Kain kasa steril, penutup luka.
e. Gunting.
f. Pipet mata, alat untuk penetes obat cairan pada mata.
g. Pincet (alat penjepit atau penyapit).
h. Karet penasat pendarahan (slaug), penyetop pendarahan.
i. Bidai (spalk/splint),yaitu alat tipis sebagai penunjang pada tulang
yangpatah.
j. Mercurochrome : cairan desinfectans untuk pengobatan luka-luka
baruyandianggap tidak berbahaya.
BAB IV
SUMBER-SUMBER LAIN
YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
A. SUMBER PUSTAKA
1. Daftar Pustaka
a. Keselamatan Kerja 1, Polman ITB Bandung, 1992.
b. Himpunan Perundang-undangan Ketenagakerjaan I, Departemen Tenaga Kerja
Transkop, Jakarta, 1977.
c. Pemindahan Korban Kecelakaan Untuk Rujukan, Markas Besar Palang Merah
Indonesia, Jakarta.
2. Buku Referensi
a. Teknologi Pengelasan Logam, Prof. DR. Ir. Harsono Wiryosumarto dan Prof. DR.
Toshie Okumura, PT. Pradnya Paramita, 1979.
b. Keselamatan Kerja dan Tata Laksana Bengkel, Tia Setiawan dan Harun, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan, 1980.
c. Keselamatan Kerja & Pencegahan Kecelakaan, Dr. Suma’mur P.K., M.Sc., CV. Haji
Masagung – Jakarta, 1997