Disiapkan oleh :
Ahmad Nurdin, M.Pd
Reviewer
Drs. S u n a r k o, MT
1
KATA PENGANTAR
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................... ii
2
BAB I
A. PENDAHULUAN
dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan struktur di
KKNI merupakan perwujudan mutu dan jati diri bangsa Indonesia terkait dengan sistem
pendidikan nasional, sistem pelatihan kerja nasional, dan sistem penilaian kesetaraan
Pelatihan Kerja Nasional sebagai dasar kerja besar pengembangan KKNI pada tahun-
tahun selanjutnya, sampai pada tahun 2012 dengan diterbitkannya Peraturan Presiden
berbagai program yang sama pada tahun sebelumnya ataupun program baru. Program
3
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI. Dengan Peraturan Presiden
tersebut, KKNI telah menjadi rujukan dalam penyetaraan capaian pembelajaran berbagai
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 73 Tahun 2013 yang mengatur penerapan KKNI di
perguruan tinggi secara khusus dan pendidikan tinggi di Indonesia secara keseluruhan.
• SMK
• Kolegium Keilmuan
• BNSP, LSP
• Asosiasi Profesi
• BAN-PT
• BSNP
Sebagai perwujudan mutu dan jati diri bangsa Indonesia dalam sistem pendidikan,
pelatihan, serta sistem pengakuan kompetensi kerja secara nasional, maka KKNI
4
• menetapkan kualifikasi capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan
• mengembangkan metode dan sistem pengakuan kualifikasi tenaga kerja dari negara
internasional;
nasional;
bangsa Indonesia.
yang produktif. Deskripsi kualifikasi pada setiap jenjang KKNI secara komprehensif
5
mempertimbangkan sebuah capaian pembelajaran yang utuh, yang dapat dihasilkan
oleh suatu proses pendidikan, baik formal, non-formal, informal, maupun pengalaman
mandiri untuk dapat melakukan kerja secara berkualitas. Deskripsi setiap jenjang
rakyat, seperti perindustrian, pertanian, kesehatan, hukum, dan aspek lain yang terkait.
yang tercermin dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Bhinneka Tunggal
Ika yaitu menjunjung tinggi pengamalan kelima sila Pancasila dan penegakan hukum,
D. PENYETARAAN JENJANG
kerja.
6
• lulusan Diploma 1 paling rendah setara dengan jenjang 3;
• lulusan Diploma 4 atau Sarjana Terapan dan Sarjana paling rendah setara dengan
jenjang 6;
• lulusan Magister Terapan dan Magister paling rendah setara dengan jenjang 8;
Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan KKNI di jalur pendidikan diatur melalui
jenjang KKNI
pengalaman kerja dengan jenjang kualifikasi pada KKNI dilakukan dengan sertifikasi
Indonesia (SKKNI).
dirumuskan oleh tim perumus KKNI yang dibentuk oleh Komite Standar Kompetensi pada
serta sikap dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kualifikasi yang terdapat di setiap
7
bidang pekerjaan pada sektor/lapangan usaha disusun berdasarkan fungsi bisnis
Dalam hal suatu bidang pekerjaan pada suatu sektor/lapangan usaha tidak
memiliki 9 (sembilan) jenjang kualifikasi, maka jenjang kualifikasi pada bidang pekerjaan
yang bersangkutan dapat disusun tidak dalam 9 jenjang, dan tidak harus dimulai dari
jenjang 1 (satu) dan/atau diakhiri dengan jenjang 9 (sembilan). Setiap jenjang kualifikasi
terdiri dari unit-unit kompetensi yang telah ditetapkan menjadi SKKNI oleh Menteri
yang telah dirumuskan oleh tim perumus diverifikasi oleh Kementerian Ketenagakerjaan,
dan kemudian ditetapkan oleh Menteri/Kepala Lembaga teknis terkait. Penerapan KKNI
pada setiap sektor atau bidang profesi ditetapkan oleh kementerian atau lembaga yang
kewenangannya.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penerapan KKNI di jalur pelatihan kerja atau
.
E. DESKRIPSI JENJANG KUALIFIKASI KKNI :
JENJANG
URAIAN
KUALIFIKASI
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam
Deskripsi umum menyelesaikan tugasnya.
c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah
air serta mendukung perdamaian dunia.
8
d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan
kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya
e.Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan,
kepercayaan, dan agama serta pendapat/temuan original orang
lain.
f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat
untuk mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat
luas
Mampu melaksanakan tugas sederhana, terbatas, bersifat rutin,
dengan menggunakan alat, aturan, dan proses yang telah
ditetapkan, serta di bawah bimbingan, pengawasan, dan
1 tanggung jawab atasannya.
Memiliki pengetahuan faktual.
Bertanggung jawab atas pekerjaan sendiri dan tidak bertanggung
jawab atas pekerjaan orang lain
Mampu melaksanakan satu tugas spesifik, dengan menggunakan
alat, dan informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan, serta
menunjukkan kinerja dengan mutu yang terukur, di bawah
pengawasan langsung atasannya.
2 Memiliki pengetahuan operasional dasar dan pengetahuan faktual
bidang kerja yang spesifik, sehingga mampu memilih
penyelesaian yang tersedia terhadap masalah yang lazim timbul
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab membimbing orang lain
Mampu melaksanakan serangkaian tugas spesifik, dengan
menerjemahkan informasi dan menggunakan alat, berdasarkan
sejumlah pilihan prosedur kerja, serta mampu menunjukkan
kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur, yang sebagian
merupakan hasil kerja sendiri dengan pengawasan tidak langsung.
Memiliki pengetahuan operasional yang lengkap, prinsip-prinsip
3 serta konsep umum yang terkait dengan fakta bidang keahlian
tertentu, sehingga mampu menyelesaikan berbagai masalah
yang lazim dengan metode yang sesuai.
Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi dalam lingkup
kerjanya
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas kuantitas dan mutu hasil kerja orang lain.
Mampu menyelesaikan tugas berlingkup luas dan kasus spesifik
dengan menganalisis informasi secara terbatas, memilih metode
yang sesuai dari beberapa pilihan yang baku, serta mampu
menunjukkan kinerja dengan mutu dan kuantitas yang terukur.
Menguasai beberapa prinsip dasar bidang keahlian tertentu dan
4 mampu menyelaraskan dengan permasalahan faktual di bidang
kerjanya
Mampu bekerja sama dan melakukan komunikasi, menyusun
laporan tertulis dalam lingkup terbatas, dan memiliki inisiatif.
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas hasil kerja orang lain. .. .
9
Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode
yang sesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku
dengan menganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja
dengan mutu dan kuantitas yang terukur.
Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara
5 umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah
prosedural.
Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis
secara komprehensif.
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.
Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam
penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi
yang dihadapi.
Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara
umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang
6 pengetahuan tersebut secara mendalam, serta mampu
memformulasikan penyelesaian masalah prosedural
Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis
informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam
memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok.
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi
tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi
Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah
tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif
kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni untuk menghasilkan langkah-langkah
pengembangan strategis organisasi.
7 Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan
monodisipliner.
Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis
dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua
aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.
Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui
riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.
Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi,
8 dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan
inter atau multidisipliner.
Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi
masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan
nasional dan internasional. .. .
Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni
baru di dalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya
9
melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan
teruji.
10
Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/ atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan
inter, multi, dan transdisipliner.
Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset dan
pengembangan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat
manusia, serta mampu mendapat pengakuan nasional dan
internasional
dengan pendekatan kurikulum atau silabus yang kurang sesuai dengan kebutuhan
Terdapat pendapat yang kuat di kalangan industri otomotif bahwa lulusan institusi
pendidikan dan pelatihan tidak siap pakai untuk memulai pekerjaan di industri. Pada
tahun 2000, melalui Indonesia Australia Partnership for Skills Development (IAPSD)
untuk proyek otomotif, Pemerintah Australia melalui Departemen Luar Negeri (AusAID)
keahlian (KBK) otomotif yang berada di bawah Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional
(MPKN) mengembangkan suatu standar yang dikenal sebagai standar KBK untuk
Instansi pemerintah yang pada saat itu terlibat secara aktif dalam memfasilitasi
11
• Departemen Perindustrian dan Perdagangan
• Departemen Perhubungan
Sebagai hasil proyek otomotif IAPSD, telah tersusun standar kompetensi yang pada
dasarnya merupakan gabungan dari standar KBK tersebut dan standar Australia terbaru.
Standar kompetensi tersebut telah disosialisasikan kepada wakil dari bidang industri
terkait. Umpan balik dan revisi telah dilakukan melalui standard advisory group serta
masukan dari komite resmi proyek otomotif IAPSD. Standard advisory group saat ini lebih
Standar kompetensi tersebut menjadi SKKNI pertama yang diterbitkan pada tanggal
8 Juli 2004 melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Kendaraan Ringan.
orientasi pendidikan/pelatihan yang selama ini supply driven perlu diubah menjadi
demand driven. Para praktisi industri perlu terlibat langsung untuk menginformasikan
kebutuhan kompetensi yang ada pada bidangnya masing-masing dalam bentuk SKKNI.
SKKNI tersebut nantinya akan digunakan sebagai acuan untuk penyusunan program dan
digunakan pula sebagai acuan untuk penyusunan materi uji kompetensi pada lembaga
sesuai dengan kebutuhan industri dan para lulusan nantinya juga dapat memiliki sertifikat
12
kompetensi setelah melalui uji kompetensi di LSP. Para tenaga kerja yang sudah bekerja
2003 tentang Ketenagakerjaan. Kemudian dalam pasal yang sama ayat (4) disebutkan
bahwa tata cara penetapan SKKNI diatur oleh menteri yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan. Tata cara penetapan SKKNI telah beberapa kali mengalami perubahan
dan terakhir diatur melalui Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 3 Tahun 2016
tentang Tata Cara Penetapan SKKNI. Tata cara penetapan SKKNI sebelumnya pernah
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 Tahun 2012 tentang
• SKKNI Nomor : 098 tahun 2018 tentang Pembuatan Barang dari Logam, Sub Bidang
Pengelasan
13
G. SKKNI SUBBIDANG PENGELASAN
1. LANDASAN HUKUM
R.I. Nomor : 098 tahun 2018 tertanggal 25 Mei 2018 tentang ; Penetapan SKKNI
SKKNI bidang pengelasan yang saat ini disusun merujuk pada beberapa referensi,
antara lain:
Steels
6. ASME BPVC Section IX, Qualification Standard For Welding, Brazing, And
Operators
2. PENGGUNAAN SKKNI
14
kebutuhan masing-masing:
usaha/industri.
15
Fungsi Kunci Fungsi Utama/ Jabatan
1 Melakukan kegiatan inspeksi pengelasan dasar (Welding
Inspector Basic)
Inspeksi dan 2 Melakukan kegiatan inspeksi pengelasan standar
Uji (Welding Inspector Standard)
3 Melakukan kegiatan inspeksi pengelasan komprehensif
(Welding Inspector Comprehensive /Senior)
16
25 C.24LAS01.025.1 Menginterpretasikan detail gambar kerja
26 C.24LAS01.026.1 Memperbaiki hasil pengelasan
27 C.24LAS01.027.1 Mendemonstrasikan praktek pengelasan kepada
kelompok welder (juru las)/level di bawahnya
28 C.24LAS01.028.1 Membuat sambungan las fillet sesuai WPS untuk
pengelasan pelat ke pelat, pipa ke pipa, dan pelat ke
pipa sesuai dengan proses las yang digunakan
29 C.24LAS01.029.1 Membuat sambungan las kampuh (groove) sesuai WPS
untuk pengelasan pelat ke pelat dan sesuai dengan
proses las yang digunakan
30 C.24LAS01.030.1 Membuat sambungan las kampuh (groove) sesuai WPS
untuk pengelasan pipa ke pipa dan sesuai dengan
proses las yang digunakan
31 C.24LAS01.031.1 Melakukan inspeksi visual pengelasan
32 C.24LAS01.032.1 Merencanakan kegiatan inspeksi pengelasan
33 C.24LAS01.033.1 Melakukan supervisi kegiatan inspeksi pengelasan
34 C.24LAS01.034.1 Melakukan Penetrant Test (PT)
35 C.24LAS01.035.1 Melakukan Magnetic Particle Test (MT
36 C.24LAS01.036.1 Melakukan Ultrasonic Test (UT)
37 C.24LAS01.037.1 Melakukan Radiography Test (RT)
17
BAB. II
A. GAMBARAN UMUM
Profesi Welder (juru las) adalah satu dari sekian banyak profesi yang ada.
• Pertambangan
• Pabrik/Manufacture
• Industri Perkapalan
• Konstruksi
• Industri Petrokimia
• Energi
• Industri Pengolahan
B. PERSYARATAN KERJA
Bagi profesi welder secara umum untuk tingkat pemula dituntut beberapa
18
Penguasaan keahlian sebagai welder (juru las) dapat diperoleh melalui pelatihan
teknik las
Untuk sertifikasi wajib mengacu kepada standar international, seperti; ISO 9606
dengan petunjuk (guideline) dari International Institute of Welding (IIW). Berikut ini
beberapa contoh pendidikan dan sertifikasi welder (juru las) yang dipersyaratkan
1. Australia
2. Amerika Serikat
3. Timur Tengah
19
✓ Welder Certificate (SMAW 2G-3G, FCAW 3G-4G)
4. Malaysia
5. Jepang
D. URAIAN TUGAS
dibedakan berdasarkan jenis material yang dilas dan atau jenis pengelasan
material berupa pipa (tube) baik pipa besar maupun pipa kecil.
tertentu.
20
5. Operator Welding adalah seseorang yang mengoperasikan alat welding
material yang dilas dan atau jenis pengelasan yang dilakukan, seperti : SAW
E. KUALIFIKASI WELDER
Kualifikasi welder (juru las) serta merujuk pada regulasi pemerintah dan
atau standar bahwa setiap jenis pekerjaan las dilakukan oleh welder (juru las)
sertifikat para welder (juru las). Jadi kualifikasi welder (juru las) sesuai
Apabila variabel esensial dilanggar, maka juru las harus dikualifikasi ulang.
Kualifikasi juru las mempunya range tertentu yang harus ditulis dalam
➢ Jenis Material benda kerja (Mild steel, stainless steel, Ferrous metal, non
head
21
➢ Dimensi lasan (ukuran base metal, meliputi diameter dan ketebalan).
22
spesifikasi pekerjaan pengelasan yang dilakukan. Welder Foreman juga
lasan.
4 WELDING INSPECTOR
dan kalibrasinya.
23
c) Menetapkan mutu dan keberterimaan hasil pengelasan.
5. WELDING ENGINEER
Instruktur las atau tenaga ahli las dengan pendidikan yang memiliki
pengetahuan khusus/spesial las dan ketrampilan praktek dengan posisi
yang paling tinggi sebagai prasyarat, yaitu: posisi 6G (HL-045/ JL-045),
24
6GR. Dengan pengalaman sebagai koordinator proses pengelasan
tingkat 4 (Welding Coordinator Level 4) atau pengawas proses produksi
(pengelasan). Ketrampilan dan keahlian yang dituntut dunia kerja sebagai
seorang ahli las. Seorang instruktur las dapat juga telah menyelesaikan
gelar atau program pelatihan dalam teknik pengelasan dengan sertifikat
maupun diplom International
25
H. SKEMA SERTIFIKASI LEVEL-II TEKNIK PENGELASAN
26
1. Pengesahan BNSP tanggal 6 Nopember 2017
27
2. Rincian unit Kompetensi
28
29
30
I. SKEMA SERTIFIKASI LEVEL-IV TEKNIK PENGELASAN
31
5.1.Rincian Unit Kompetensi
NO KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI
1. C.24LAS01.001.1 Melaksanakan persiapan tempat kerja
2. C.24LAS01.002.1 Melakukan peran serta (contribute) pada sistem mutu
3. C.24LAS01.003.1 Menetapkan proses dan peralatan las
4. C.24LAS01.004.1 Menetapkan kesesuaian material induk dan bahan tambah
5. Mengidentifikasi Welding Procedure Specification
C.24LAS01.022.1
(WPS)
6. C.24LAS01.025.1 Menginterpretasikan detail gambar kerja
7. C.24LAS01.026.1 Memperbaiki hasil pengelasan
8. Mendemonstrasikan praktek pengelasan kepada kelompok welder
C.24LAS01.027.1
(juru las)/level di bawahnya
Membuat sambungan las fillet sesuai WPS untuk pengelasan pelat
9. C.24LAS01.028.1 ke pelat, pipa ke pipa, dan pelat ke pipa sesuai dengan proses las
yang digunakan
Membuat sambungan las kampuh (groove) sesuai WPS untuk
10. C.24LAS01.029.1 pengelasan pelat ke pelat dan sesuai dengan proses las yang
digunakan
Membuat sambungan las kampuh (groove) sesuai WPS untuk
11. C.24LAS01.030.1 pengelasan pipa ke pipa dan sesuai dengan proses las yang
digunakan
12. C.24LAS01.031.1 Melakukan inspeksi visual pengelasan
13. C.24LAS01.034.1 Melakukan Penetrant Test (PT)
14. C.24LAS01.035.1 Melakukan Magnetic Particle Test (MT)
32
5.7.2. Juru Las (Welder) Pelat
Kode : SSK02/PPPPTKBMTI/KKLAS-02/2019
NO KODE UNIT JUDUL UNIT
1. Mendemonstrasikan praktek pengelasan kepada kelompok
C.24LAS01.027.1
welder (juru las)/level di bawahnya
2. Mengidentifikasi Welding Procedure Specification
C.24LAS01.022.1
(WPS)
Membuat sambungan las fillet sesuai WPS untuk pengelasan
3. C.24LAS01.028.1 pelat ke pelat, pipa ke pipa, dan pelat ke pipa sesuai dengan
proses las yang digunakan *)
Membuat sambungan las kampuh (groove) sesuai WPS untuk
4. C.24LAS01.029.1 pengelasan pelat ke pelat dan sesuai dengan proses las yang
digunakan **)
5. C.24LAS01.026.1 Memperbaiki hasil pengelasan
*) - Sambungan fillet -pelat ke pelat sampai dengan posisi 4F
**) - Sambungan groove-pelat ke pelat sampai dengan posisi 4G
33
DAFTAR PUSTAKA
34
GLOSARIUM:
fillet weld Las fillet (fillet weld) adalah bentuk las yang mempunyai penampang
: mendekati bentuk segitiga yang biasa dipakai untuk penyambungan di
daerah T joint atau corner joint
groove weld : Las kampuh (groove weld) adalah pengelasan pada benda kerja
dengan persiapan kampuh sebelum dilakukan pengelasan
Kampuh las Kampuh las adalah celah atau alur diantara dua permukaan benda kerja
: yang akan disambung yang menyediakan ruang untuk diisi bahan tambah
(filler metal).
Jabatan dalam Jabatan-jabatan dalam pengelasan adalah jabatan seseorang yang
pengelasan : bertanggung jawab terhadap keberhasilan proses pengelasan dan atau
pembuatan suatu produk yang dihasilkan melalui proses pengelasan.
Welder : Welder adalah personil yang melakukan pekerjaan pengelasan, dan
di Indonesia dikenal sebagai Juru Las/Tukang Las
Welding Welding Operator adalah orang yang mengoperasikan mesin las dengan
Operator : kontrol yang adaptif, otomatis, termekanisasi, atau perlengkapan las yang
robotic
Welding : Welding Inspector adalah personil yang memeriksa hasil pengelasan dan
Inspector berhak menyatakan bahwa hasil penegelasan itu baik atau tidak.
Welding : Welding Engineer adalah personil yang membuat desain dan spesifikasi
Engineer proses pengelasan
Welding Welding Technologist adalah personil yang membantu Welding Engineer
Technologist : dalam mendetailkan desain konstruksi rakitan las dan spesifikasi proses
pengelasan
35
Note : Referensi lain / Tambahan
Program Sertifikasi Welder Kemenaker RI:
• Welder Kelas 1:
Plate: 1G, 2G, 3G, 4G
Pipe: 1G, 2G, 5G, 6G
• Welder Kelas 2:
Plate: 1G, 2G, 3G, 4G
Pipe: 1G, 2G, 5G
• Welder Kelas 3:
Plate: 1G, 2G
Pipe: 1G, 2G
.
.
36