Anda di halaman 1dari 55

Konsep dasar K3

sehat, kesehatan kerja, risiko & hazard dalam pemberian asuhan


keperawatan (somatik, perilaku, lingkunga, ergonomik,
pengorganisasian pekerjaan, budaya kerja)
•Konsep dasar tentang keselamatan atau keamanan kerja
dapat ditelusuri dari karya Klasik Herbert W. Heinrich
(1928), The Origin of Accidents. Heinrich menawarkan
sebuah pendapat yang sangat revolusioner untuk menghapus
kepercayaan tentang penyebab kecelakaan kerja dari kondisi
Latar fisik ke tindakan tidak aman.

Belakang
•H.W. Heinrich dikenal dengan teorinya yaitu Teori Domino
dimana Kecelakaan terjadi karena adanya kekurangan dalam
lingkungan kerja dan atau kesalahan tenaga kerja.

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Kesehatan-dan-
Keselamatan-Kerja-Komprehensif.pdf
•Semakin besar pengetahuan karyawan akan K3 maka semakin kecil terjadinya resiko kecelakaan
kerja, demikian sebaliknya semakin minimnya pengetahuan karyawan akan K3 maka semakin
besar resiko terjadinya kecelakaan kerja.

•Terjadinya kecelakaan kerja dimulai dari disfungsi manajemen dalam upaya penerapan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Ketimpangan tersebut menjadi penyebab dasar
terjadinya kecelakaan kerja. Dengan semakin meningkatnya kasus kecelakaan kerja dan kerugian
akibat kecelakaan kerja, serta meningkatnya potensi bahaya dalam proses produksi, dibutuhkan
pengelolaan K3 secara efektif, menyeluruh, dan terintegrasi dalam manajemen perusahaan.
Manajemen K3 dalam organisasi yang efektif dapat membantu untuk meningkatkan semangat
pekerja dan memungkinkan mereka memiliki keyakinan dalam pengelolaan organisasi

•Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) juga merupakan salah satu isu penting di dunia kerja
saat ini termasuk di lingkungan rumah sakit dan terkhusus dalam asuhan keperawatan yang
perawat berikan kepada pasien di rumah sakit. Angka kecelakaan kerja di rumah sakit lebih tinggi
dibandingkan tempat kerja lainnya dan sebagian besar diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman

http://www.pusdiklatk3.com/2014/04/teori-domino-heinrich-teori-ilmiah.html
Dasar-dasar keselamatan dan kesehatan meliputi:

1. Sehat
2. kesehatan kerja
3. risiko dan hazard dalam pemberian asuhan kesehatan (somatik, perilaku,
lingkungan, ergonomik, pengorganisasian pekerjaan, budaya kerja)

Berikut hasil penelitian dari berbagai sumber mengernai dasar-dasar


keselamatan dan kesehatan kerja:

http://www.pusdiklatk3.com/search/label/Dasar-Dasar%20K3
•Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Pengertian sehat menurut

SEHAT Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 yaitu “suatu


keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan
hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan”.
•Status kesehatan seseorang ditentukan oleh empat faktor
yakni:

• Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan)


Status kimia (organik/anorganik, logam berat, debu), biologik
(virus, bakteri, mikroorganisme) dan ssosial budaya
(ekonomi, pendidikan, pekerjaan)
Kesehatan • Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan dan tingkah
laku
• Pelayanan kesehatan: promotif, preventif, perawatan,
pengobatan, pencegahan kecacatan, rehabilitasi,
• Genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia
•Definisi kesehatan kerja menurut WHO tahun 1950 adalah
kesehatan kerja adalah suatu upaya untuk mempertahankan
dan meningkatkan derajat kesejahteraan fisik, mental dan
sosial yang setinggi-tingginya bagi semua pekerja pada semua
Kesehatan pekerjaan dari risiko akibat faktor yang merugikan kesehatan,
penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu
Kerja lingkungan kerja yang diadaptasikan dengan kapabilitas
fisiologi dan psikologi dan diringkaskan sebagai adaptasi
pekerjaan manusia dan setiap manusia terhadap pekerjaan.
Kesehatan •• Ilmu terapan yang bersifat multi disiplin, bidang yang
dan terkait dengan kesehatan, keselamatan, dan
kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek. • Menurut America Society of
keselamata safety and Engineering (ASSE) K3 diartikan sebagai
bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua
n kerja jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan
dan situasi kerja.
(K3)
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 88 TAHUN 2OI9 TENTANG KESEHATAN KERJA
1. Kesehatan Kerja adalah upaya yang ditujukan untuk
melindungi setiap orang yang berada di Tempat Kerja agar
hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan dari pekerjaan.
K3 menurut 2. Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan
oleh pekerjaan danf atau lingkungan kerja.

undang- 3. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau


tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif
undang maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
4. Tempat Kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap, letak pekerja bekerja,
https://jdih.kemnaker.go.id/data atau yang sering dimasuki pekerja untuk keperluan suatu
_puu/PP_Nomor_88_Tahun_20 usaha dan terdapat sumber bahaya sesuai dcngan ketentuan
19.pdf peraturan perundang-undangan.
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1970 TENTANG
KESELAMATAN KERJA
1. bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk
kesejahteraan dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional
K3 menurut 2. bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerdja
perlu terjamin pula keselamatannya
undang- 3. bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan
dipergunakan secara aman dan effisien

undang 4. bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya-


upaya untuk membina norma-norma perlindungan kerja
5. bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwudjudkan
dalam Undang-undang yang memuat ketentuan-ketentuan
https://jdih.kemnaker.go.id/data umum tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan
_puu/peraturan_file_32.pdf perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan
teknologi;
Kesehatan kerja bersifat medis dan sasarannya adalah
manusia atau pekerja. Kesehatan kerja adalah kondisi
yang dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja seperti:

Kesehatan • Kurangnya pencahayaan yang mengakibatkan sakit


kerja mata
• Tidak adanya sistem sirkulasi udara sehingga debu-
bersifat debu atau partikel-partikel kecil akan mengganggu
sistem pernapasan pekerja
• Pekerja yang bekerja dengan menggunakan bahan-
medis bahan kimia berbahaya
• Tingkat kebisingan yang melebihi batas ambang
pendengar yang dapat mengakibatkan ketulian pada
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Kesehatan-dan-
pekerja.
Keselamatan-Kerja-Komprehensif.pdf
Kondisi di atas memerlukan pencegahan dengan
melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:
• Pemeriksaan pekerja secara berkala
• Memberikan keterangan prosedur kerja
sebelum bekerja

Pencegahan • Pembuatan ventilasi yang baik


• Mengubah cara-cara kerja yang dapat
menyebabkan penyakit kerja
• Pemakaian alat-alat pelindung diri secara
teratur dan disiplin untuk menghindari resiko
kecelakaan kerja.
Melaksanakan pendidikan dan penyuluhan/pelatihan
tentang kesehatan kerja dan memberikan bantuan kepada
SDM Rumah Sakit dalam penyesuaian diri baik fisik
maupun mental. Yang diperlukan antara lain:
 Informasi umum Rumah Sakit dan fasilitas atau sarana
Standar yang terkait dengan K3
 Informasi tentang risiko dan bahaya khusus di tempat
Pelayanan kerjanya
 SOP kerja: SOP peralatan, SOP penggunaan alat
di RS pelindung diri dan kewajibannya
 Orientasi K3 di tempat kerja
 Melaksanakan pendidikan, pelatihan ataupun
promosi/penyuluhan kesehatan kerja secara berkala dan
berkes inambungan sesuai kebwtuhan dalam rangka
menciptakan budaya K3.
Hazard/Bahaya merupakan segala hal atau sesuatu yang mempunyai
kemungkinan mengakibatkan kerugian baik harta, benda, lingkungan
maupun manusia

Bahaya/hazard adalah suatu keadaan yang dapat mengakibatkan cidera,


kerusakan baik manusia, property, dan setiap kegiatan yang dilakukan
tidak ada satupun yang bebas dari resiko yang ditimbulkan dari bahaya.

Identifikasi Bahaya adalah proses pengembalian adanya suatu bahaya

Resiko dan dan merapkan karakteristiknya

Hazard Risiko adalah kombinasi antara kemungkinan dan keparahan. Besarnya


risiko dapat diketahui melalui suatu pengukuran risiko (risk assessment).

Penilaian resiko adalah keseluruhan proses dalam menestimasi suatu


resiko

Penilaian risiko meliputi dua tahapan proses yaitu analisis risiko (risk
analisis) dan mengevaluasi risiko (risk evaluation). Kasus yang sering
terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores, luka
bakar dan penyakit infeksi lainnya
Hazard Kesehatan

Hazard Fisik Hazard Kimia


• Bentuk dari hazard fisik adalah • Ialah kecederaan akibat sentuhan
radiasi, kebisingan, temperature dan terhidu bahan kimia.
ekstrim, pencahayaan, getaran. Contohnya bahan-bahan kimia
seperti asid, alkali, gas, pelarut,
getah sintetik, gentia n kaca,
pelekat antiseptik, aerosol,
insektisida, dan lain-lain.
Hazard Kesehatan

Hazard Biologis Hazard Ergonomi


• Hazard ini seluruhnya berasal dari • Yang termasuk didalam kategori
makhluk hidup dan berdamp ak ini antara lain desain tempat kerja
pada kesehatan, berupa jamur, yang tidak sesuai, postur tubuh
bakteri, virus. yang salah saat melakukan
aktifitas, desain pekerjaan yang
dilakukan, pergerakan yang
berulang-ulang
Hazard Kesehatan

Hazard Mekanis Hazard Listrik


• Semua jenis bahaya yang berasal • Hazard listrik adalah hazard yang
dari benda-benda bergerak atau ditimbulkan dari arus listrik pe
bersif at mekanis. Contoh: mesin- ndek, listrik statis
mesin pemotong, bahaya getaran
Hazard Kesehatan

Hazard Psikososial
• Stress, kekerasan ditempat kerja,
waktu kerja yang padat, kura
ngnya waktu istirahat
•Mechanical Hazard
Bahaya yang terdapat pada benda atau proses yang
bergerak yang dapat menimbulkan dampak, seperti
tertusuk, terpotong, terjepit, tergores, terbentur, dan
lain-lain
Jenis-Jenis
•Electrical Hazard
Safety Merupakan bahaya yang berasal dari arus listrik
Hazard
•Chemical Hazard
Bahaya bahan kimia baik dalam bentuk gas, cair,
dan padat yang mempunyai sifat mudah terbakar,
mudah meledak, dan korosif
Ada banyak sekali tindakan keperawatan, delegasi, dan
mandat yang dilakukan dan yang mempunyai potensi bahaya
biologis, mekanik, ergonomik, dan fisik terutama pada
pekerjaan mengangkat pasien, melakukan injeksi, menjahit
luka, pemasangan infus, mengambil sampel darah, dan
memasang kateter. Maka dari itu, perlu untuk dipikirkan
pengendalian bahaya dalam setiap tempat kerja
•Eliminasi/penghilangan
•Substansi/mengganti material yang lebih aman
•Minimalisasi/pengurangan jumlah material
yang digunakan
Pengendalia •Enginering/disain/baik pada sumber,
pemajanan, pemisahan jarak waktu, pemisahan
n Bahaya lokasi pekerja dengan pekerjaan
•Administrasi : perubahan proses, rotasi kerja
•Pelatihan
•Pemberian alat pelindung diri/ APD
RESIKO DAN HAZARD
DALAM PROSES
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang
pasien, agar dapat mengi dentifikasi, mengenali masalah-
Pengkajian masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawata n pasien baik
fisik, mental, sosial, dan lingkungan
1. Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien
dan keluarga

Contoh 2. Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan


pengkajian
Hazard Dan 3. Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan
yang diajukan perawat
Resiko Bagi 4. Kurangnya informasi atau data yg diberikan pasien/
Perawat Saat keluarga sehingga dalam proses pengkajian kurang
lengkap perawat/dokter akan salah dalam memberikan
Melakukan perawatan sehingga berbahaya pada pasien
5. Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun
Pengkajian udara saat pemeriksaan fisik
6. Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien
dan keluarganya
Walaupun gangguan jiwa sering kali tidak dianggap
sebagai gangguan yang dapat menyebabkan kematian
langsung terhadap seseorang, akan tetapi beratnya kondisi
dari gangguan yang dialami seseorang tersebut
dikhawatirkan akan menghambat pembangunan, karena
dianggap tidak efisien dan tidak produktif serta sering
menyebabkan terjadinya perilaku amuk (perilaku
kekerasan) baik verbal atau fisik dari orang dengan
gangguan jiwa yang menjadi suatu ketakutan sendiri bagi
perawat yang tidak biasa bekerja di poli jiwa

Analisis Kasus Hazard: Perawat mendapatkan kekerasan


fisik sekaligus verbal pada saat melakukan pengkajian
kepada pasien.
Upaya 1. Perawat harus melakukan setiap adanya tindakan kekerasan
dalam bentuk apapun kepada pihak rumah sakit
Meminimalkan 2. Memberikan pengertian kepada pasien agar memperlakukan
Resiko dan sesama manusia dengan dasar mar tabat dan rasa hormat
3. Dalam melakukan kontak kepada pasien, perawat seharusnya
Hazard pada menjadi pendengar yang baik sala h satu teknik pengumpulan
Perawat dalam data pada pengkajian adalah wawancarta. Saat melakukan
wawancar a perawat harus mampu menempatkan diri sebagai
Tahap tempat curhat pasien sebaik mungkin
4. Memberikan pelatihan dan pendidikan kepada perawat tentang
Pengkajian cara menghindari tindakann keker asan verbal dan fisikKetika
(Pasien, Perawat, pasien terlihat sedang dalam keadaan tidak terkontrol dan
susah untuk didekati, perawat d apat melakukan pengkajian
manajemen RS) kepada keluarga pasien terlebih dahulu.
• Saat mengkaji, perawat tidak boleh menyampaikan
Upaya kata-kata yang menyingung pasie n dan keluarga
Meminimalkan • Saat melakukan tindakan pemeriksaan fisik, perawat
harus meminta persetujuan dari pasien terlebih dahulu
Resiko dan
• Manajemen rumah sakit perlu memfasilitasi perawat
Hazard pada mempersiapkan diri untuk meng hadapi hazard dan
Perawat dalam resiko
Tahap • Manajemen harus terbuka serta tidak berusaha
menutupi terhadap laporan-laporan k ekerasan fisik
Pengkajian maupun verbal terhadap perawat
(Pasien, Perawat, • Memodifikasi lingkungan yang nyaman dirumah sakit
mulai dari poli, ruangan rawat inap, sampai ke unit
manajemen RS) gawat darurat dan ruang intensif untuk menentramkan
suasana hati pasien dan keluarga.
Upaya • Batasi akses ketempat isolasi
Meminimalkan • Menggunakan APD dengan benar
Resiko dan Hazard • SOP memasang APD, jangan ada sedikitpun bagian
pada Perawat tubuh yang tidak tertutup APD
dalam Tahap • Membatasi sentuhan langsung ke pasien
Pengkajian • Cuci tangan dengan air dan sabun
Berdasarkan Kasus • Lakukan pemeriksaan berkala pada pekerja
Penyakit Akibat • Hindari memegang benda yang mungkin
Kerja. terkontaminasi.
Resiko dan
hazard • Perencanaan tindakan askep tidak sesuai dengan apa
yang harus diberikan kpd pasien
dalam • Perawat tidak mengetahui rencana tindakan apa yg
harus diberikan kepada pasien
perencanaa
n askep
Implementas
i
3 Prinsip 1. Mempertahankan keamanan klien. Tindakan yang
pedoman membahayakan tidak hanya dianggap sebagai
pelanggaran etika standar keperawatan. Tetapi juga

implementas merupakan suatu tindakan pelanggaran hukum yg


dapat dituntut

i 2. Memberikan asuhan yang efektif


3. Memberikan asuhan seefisien mungkin
keperawatan
Resiko dan  Perawat tidak kompeten dalam memberikan tindakan
asuhan ke perawatan
hazard  Perawat beresiko terhadap tindakan yg dilakukan
dalam tidak menggunakan standar operasional preosedur
 Perawat gagal dalam melakukan tindakan askep
implementas  Tindakan yang dilakukan tidak sesuai dengan
rencana tindakan
i askep
Analisa kasus 2 Hazard yang ada
dikasus: Hazard biologis yaitu
perawat tertular Covid19 dari
pasien pasca menangani dan
melakukan tindakan awal pada
pasien positif Covid19

http://jurnal.umitra.ac.id/index.php/jikpi/article/view/478
Upaya pencegahan kasus 2
Upaya pencegahan dari
Upaya pencegahan dari RS Perawat
• RS menyediakan APD yang lengkap • Menjaga diri dari infeksi dengan
• Menyediakan sarana utk mencuci tangan mempertahankan teknik aseptic
atau alkohol gliserin untuk perawat
• Perawat mematuhi SOP yang
• RS menyediakan pemilahan tempat sudah ada di RS dan berhati-hati
sampah medis dan nonmedis
atau jangan terburu-buru dalam
• RS menyediakan SOP untuk tindakan melakukan tindakan
keperawatan
Analisa Kasus:
Hazard: Terinfeksi
Hepatitis B akibat
tertusuk jarum suntik
saat menutup jarum
suntik setelah
digunakan dari pasien.

https://journal.ppnijateng.org/index.php/jpi/arti
cle/view/315#:~:text=Hasil%20penelitian
%20menunjukkan%20bahwa%20ada,tertusuk
%20jarum%20akan%20lebih%20tinggi.
• Memberikan imunisasi Hepatitis pada semua Nakes
yang bekerja dan belum mendapat imunisasi hepatitis
Upaya sebelumnya, terlebih pada Nakes yang mempunyai
resiko tinggi tertular
pencegahan •Rutin mengadakan konseling dan rutin mengadakan
pemeriksaan kesehatan berkala pada Nakes, terutama
Kasus 3 Nakes yang bergelut ditempat beresiko terkena
kecelakaan kerja

Contoh upaya Membantu dalam aktifitas sehari-hari
• Konseling
mencegah • Memberikan asuhan keperawatan langsung
Hazard dan • Kompensasi untuk reaksi yang merugikan
Risiko • Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan
Implementasi menyiapkan klien untuk prosedur
• Mencapai tujuan perawatan mengawasi dan
Keperawatan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain
Upaya pencegahan Hazard ergonomi
Upaya pencegahan dari RS/ Upaya pencegahan dari
tempat kerja Perawat:
• Kontrol secara teknis • Mengikuti pelatihan skill
• Kontrol metode kerja • Tidak memaksakan diri dalam melakukan
• Kontrol Administrasi pekerjaan yang berat. Sebisa mungkin minta
• RS menyediakan SOP untuk tindakan keperawatan tolong rekan sejawat.
• Memberikan waktu istirahat yg cukup bagi • Memenuhi asupan gizi seimbang dan
karyawannya mengkonsumsi vitamin serta olah raga teratur
• Membuat sebuah alat yang dapat meminimalisir • Belajar mengoperasikan alat-alat yg sudah
penggunaan kekuatan manusia secara berlebih. disediakan oleh pihak RS
 Sebagian besar perawat mengalami rasa sakit terkait
Beberapa pekerjaan yang terus-menerus (Nyeri muskuloskeletal)
 Kelebihan beban kerja dan stres merupakan faktor lain
bahaya yang mengancam kesehatan perawat dan dapat
menyebabkan kejenuhan dan kelelahan
pekerjaan  Penyakit menular dan menular serta paparan patogen yang
ditularkan melalui darah (mis., HIV, HCV, HBV, dll) akibat
umum yang luka tusuk jarum juga mengancam kesehatan perawat
 Bahan kimia adalah sumber berbahaya lainnya bagi
mungkin perawat. (Desinfeksi semut dan produk kemandulan, obat-
obatan berbahaya)
dihadapi  Perawat, terutama di bagian gawat darurat, terus
mengalami tingkat kekerasan di tempat kerja yang tinggi.
perawat
https://www.researchgate.net/publication/272519270_Occu http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/vi
pational_Hazards_in_Nursing ew/645
Analisis risiko
K3 pada •Bahaya level terbesar diperoleh pada tindakan
perawat di memasang infus berupa risiko tertusuk jarum suntik,
terpapar darah pasien, posisi tubuh yang salah , terpapar
instalasi virus hepatitis, dan low back pain.

gawat darurat
(IGD)

JKP Volume 5 Nomor 3 Desember 2017


UPAYA MENCEGAH DAN
MEMINIMALKAN RISIKO
DAN HAZARD DALAM
ASUHAN K KEPERAWATAN
TAHAP PENGKAJIAN KEPERAWATAN
TAHAP PERENCANAAN ASKEP
TAHAP DIAGNOSA ASKEP
TAHAP IMPLEMENTASI ASKEP
TAHAP EVALUASI ASKEP
Kesehatan dan keselamatan kerja K3 adalah ilmu terapan yang
bersifat multidisiplin, bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah
institusi maupun lokasi proyek. Kesehatan dan keselamatan kerja
merupakan upaya untuk menciptakan suasana bekerja yang aman,
nyaman dan mencapai tujuan yaitu produktivitas setinggi-
tingginya.
Rumah Sakit merupakan tempat kerja yang berpotensi tinggi
terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Adanya bahan mudah
terbakar, gas medis radiasi pengion, dan bahan kimia yang
membutuhkan perhatian serius terhadap keselamatan pasien, staf
Kesimpulan dan umum.
Risiko merupakan sebagai suatu kombinasi dari kemungkinan
terjadinya peristiwa yang berhubungan dengan cedera parah atau
sakit akibat kerja dan terpaparnya seseorang atau alat pada suatu
bahaya. Sedangkan hazard merupakan semua sumber, situasi
ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera atau
kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
Dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien, tentu
perawat tidak akan pernah terlepas dari risiko dan Hazard. Untuk
itu ada beberapa hal hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
risiko dan Hazard pada tahap proses keperawatan.
Referensi
1. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-Komprehensif.pdf
2. http://www.pusdiklatk3.com/2014/04/teori-domino-heinrich-teori-ilmiah.html
3. http://www.pusdiklatk3.com/search/label/Dasar-Dasar%20K3
4. https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/PP_Nomor_88_Tahun_2019.pdf
5. https://jdih.kemnaker.go.id/data_puu/peraturan_file_32.pdf
6. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kesehatan-dan-Keselamatan-Kerja-Komprehensif.pdf
7. Haryanto. (2007). Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaaan Konsep (Concept Mapping). Salemba Medika : Jakarta
8. http://jurnal.umitra.ac.id/index.php/jikpi/article/view/478
9. https://journal.ppnijateng.org/index.php/jpi/article/view/315#:~:text=Hasil%20penelitian%20menunjukkan%20bahwa%20ada,tertusuk%20jarum%2
0akan%20lebih%20tinggi
.
10. https://www.researchgate.net/publication/272519270_Occupational_Hazards_in_Nursing
11. http://jkp.fkep.unpad.ac.id/index.php/jkp/article/view/645
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai