Anda di halaman 1dari 12

Keamanan,

Keselamatan, dan
Kesehatan Kerja (K3K)
Kelompok 2
Anggota kelompok
• Ni Putu Aprilia (04)
• Intan widiantari (15)
• Marsha Vinandra Paramitha (18)
• Putu Olga Damayanti (20)
• Ni putu wulan lestari (27)
• YOS VERONIKA UROPMABIN(28)
PENGERTIAN K3

Keamanan:
keadaan yg menggambarkan rasa tenteram dan tidak merasa takut,
gelisah atau resah.

Keselamatan:
keadaan selamat, bebas dari cedera.

Kesehatan:
Keadaan sehat baik fisik, mental, dan tidak sekedar bebas dari
penyakit
Keamanan, Keselamatan, dan Kesehatan Kerja
Adalah keadaan aman, selamat, sehat fisik, dan sehat
mental yang berhubungan dengan dunia kerja meliputi
lingkungan kerja, peralatan, manusia, maupun prosedur
kerjanya.

Kesimpulan:
Keamanan, keselamatan, dan kesehatan saling berkaitan
erat dan sangat mempengaruhi hasil dari pekerjaan kita.

Perlunya Menjalankan Program Keselamatan Kerja


•Mencegah kerugian fisik dan finansial yang bisa diderita
karyawan.
•Mencegah terjadinya gangguan terhadap produktivitas
perusahaan.
•Menghemat biaya premi asuransi.
•Menghindari tuntutan hukum.
Pencegahan Cedera dan Penyakit
yang Terkait dengan Pekerjaan

•Menyadarkan para karyawan mengenai bahaya-bahaya yang


berhubungan dengan pekerjaan mereka.
•Memasang alat-alat kontrol produksi.
•Menyusun prosedur-prosedur kerja yang aman.
•Mendorong penggunaan alat-alat pengaman/pelindung yang layak.
Evaluasi Program Keamanan,
Keselamatan & Kesehatan

Keberhasilan sebuah program keamanan, keselamatan dan kesehatan


dapat dilihat dari beberapa indikator berikut ini:
◦Penurunan tingkat kecelakaan dan penyakit yang terkait dengan pekerjaan, baik
secara kuantitatif (frekuensi kejadian) maupun kualitatif (berat- ringannya
cedera/penyakit).
◦Menurunnya jumlah jam kerja yang hilang akibat terjadinya kecelakaan kerja atau
penyakit yang disebabkan pekerjaan
UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR MASALAH
KEAMANAN, KESELAMATAN, DAN KESEHATAN KERJA
(K3K)
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Undang Undang No. 23 Tahun 1992
NOMOR 14 TAHUN 1969 Tentang : Kesehatan
TENTANG Bagian Keenam
KETENTUAN-KETENTUAN POKOK MENGENAI TENAGA Kesehatan Kerja
KERJA Pasal 23
Pasal 9
•Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril
(1) Kesehatan kerja diselenggarakan untuk
kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat mewujudkan produktivitas kerja yang optimal.
manusia dan moral agama. (2) Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan
kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, dan syarat
Pasal 10 kesehatan kerja.
•Pemerintah membina perlindungan kerja yang mencakup: (3) Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan
1. Norma keselamatan kerja; kesehatan kerja.
2. Norma kesehatan kerja dan hygiene perusahaan; (4) Ketentuan mengenai kesehatan kerja
3. Norma kerja;
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3)
4. Pemberian ganti kerugian, perawatan dan rehabilitasi
dalam hal kecelakaan kerja. ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 13 TAHUN 2003
TENTANG
KETENAGAKERJAAN
Paragraf 5
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pasal 86
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.
(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 87
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.
(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerjasebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Undang Undang No. 1 Tahun 1970
Tentang : Keselamatan Kerja
BAB VIII
KEWA JIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12.

Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk :
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli keselamatan kerja;
b. Memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan;
c. Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan;
d. Meminta pada pengurus agar dilaksanakan semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan;
e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan di mana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta alat-alat
perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh pegawai
pengawas dalam batas-batas yang masih dapat dipertanggung-jawabkan.

BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13.
Barangsiapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan kerja dan
memakai alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan.
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA
NOMOR : PER. 05/MEN/1996
TENTANG
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
BAB III
PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
Pasal 3
1) Setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak seratus orang
atau lebih dan atau mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh
karakteristik proses atau bahan produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan
kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja wajib
menerapkan Sistem Manajemen K3.

(2) Sistem Manajemen K3 sebagaimana di maksud dalam ayat (1) wajib


dilaksanakan oleh pengurus, Pengusaha dan seluruh tenaga kerja sebagai satu
kesatuan.
Organisasi Keselamatan Kerja

•Tujuan utama:

mengurangi tingkat kecelakaan, sakit, cacat dan kematian akibat kerja, dengan lingkungan kerja yang sehat, bersih, aman dan nyaman

•Di Amerika, organisasi keselamatan kerja bagi pekerja swasta dibentuk dibawah OSHA (Occupational Safety & Health Administration)

•Di Indonesia, dibentuk di bawah Direktorat Pembinaan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai