Anda di halaman 1dari 157

PPSDM MIGAS

PELATIHAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )

OLEH :
Tim

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI
( PPSDM MIGAS )
Jl. Sorogo No. 1 Cepu 58315, Kab Blora – Jawa Tengah Telp. (0296) 421888 (Hunting) Fax (0296) 421891

2022
PENYEGARAN
PELATIHAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA ( K3 )
OPERASI PRODUKSI
PROGRAM CONOCO PHILLIPS

DAFTAR BUKU
1. UNDANG - UNDANG NO. 1 TAHUN 1970
2. KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
3. ALAT PELINDUNG DIRI
4. SCBA
5. INSTRUMENT SAFETY
6. CHEMISTRY OF FIRE & FFT
7. ALAT PEMADAM API RINGAN
8. HOSE CONNECTION

OLEH :
Tim

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
PUSAT PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA MINYAK DAN GAS BUMI
( PPSDM MIGAS )
Jl. Sorogo No. 1 Cepu 58315, Kab Blora – Jawa Tengah Telp. (0296) 421888 (Hunting) Fax (0296) 421891

2022
23/04/2015

Oleh :
Tim K3

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI


CEPU 2015

BAB I
TENTANG ISTILAH-ISTILAH
Pasal 1 :
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1)"Tempat kerja" : adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja
bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2,
termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan
halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian
atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut

1
23/04/2015

2) "Pengurus" ialah orang yang mempunyai tugas memimpin


langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri sendiri.

3) "Pengusaha" ialah :
a.Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu
usaha milik sendiri dan untuk keperluan itu
mempergunakan tempat kerja.
b.Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu
usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu
mempergunakan tempat kerja.
c.Orang atau badan hukum, yang di Indonesia mewakili
orang atau badan hukum termasuk pada (a) dan (b),
jikalau yang diwakili berkedudukan diluar Indonesia

4) "Direktur' ialah pejabat yang ditunjuk oleh Menteri


Tenaga Kerja untuk melaksanakan undang-undang ini.

5) "Pegawai pengawas" ialah pegawai teknis


berkeahlian khusus dari Departemen Tenaga Kerja
yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

6) "Ahli Keselamatan kerja" ialah tenaga teknis yang


berkeahlian khusus dari luar Departemen Tenaga
Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi undang-undang ini.

2
23/04/2015

BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2 :
1) Yang dimaksud oleh undang-undang ini ialah keselamatan
kerja dalam segala tempat kerja baik di darat, di dalam
tanah, dipermukaan air, didalam air, maupun diudara, yang
berada didalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

2) Ketentuan-ketentuan dalam pasal (1) tersebut berlaku dalam


tempat kerja, dimana :
a. Dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin,
pesawat, alat perkakas, peralatan atau instalasi yang
berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan.
Kebakaran atau peledakan.

b. Dibuat, diolah, dipergunakan, diangkut atau disimpan bahan


atau barang, yang dapat meledak, mudah terbakar,
menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi.

c. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan


atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya
termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan
dibawah tanah dan sebagainya atau dimana dilakukan
pekerjaan persiapan.

d. Dilakukan usaha : pertanian, perkebunan, pembukaan hutan,


pengerjaan hutan, pengolahan kayu dan hasil hutan
lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kersehatan.

3
23/04/2015

e. Dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas,


perak, logam, atau bijih logam lainnya, batu-batuan, gas,
minyak atau mineral lainnya, baik dipergunakan didalam
maupun didasar perairan.

f. Dilakukan pengangkutan barang, binatang, atau manusia,


baik didarat, melalui terowongan, dipermukaan air didalam
air maupun diudara.

g. Dikerjakan bongkar muat barang muatan dikapal, perahu,


dermaga, dok, stasium atau gudang.

h. Dilakukan penyelaman pengambilan benda dan pekerjaan


lain didalam air.

i. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan


tanah atau perairan.

j. Dilakukan pekerjaan dibawah tekanan udara atau suhu yang


tinggi atau rendah.

k. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun


tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau
terperosok, hanyut atau terpelanting.

l. Dilakukan pekerjaan dalam tangki sumur atau lobang.

m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran,


api, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
radiasi suara atau getaran.

4
23/04/2015

n. Dilakukan pemancaran, penyinaran, atau penerimaan radio,


radar, televisi atau telepon.

o. Dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan,


atau riset (penelitian) yang menggunakan alat teknis.

p. Dibangkitkan, dirubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-


bagikan, atau disalurkan listrik, gas minyak atau air.

q. Diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan


rekreasi lainnyayang memakai peralatan, instalasi listrik
atau mekanik.

3) Dengan peraturan perundangan dapat


ditunjuk sebagai tempat kerja, ruangan-
ruangan atau lapangan- lapangan lainnya yang
dapat membahayakan keselamatan atau
kesehatan ayang bekerja dan atau berada di
ruangan atau lapangan itu dan dapat dirubah
perincian tersebut dalam ayat (2).

5
23/04/2015

BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA

Pasal 3 :
1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syaratsyarat
keselamatan kerja untuk

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.


b. Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberikan kesempatan atau jalan menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain
yang berbahaya.

e. Memberikan pertolongan pada kecelakaan.

f. Memberikan alat-alat pelindungan diri pada para pekerja.

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya


suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, gas, hembusan.

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja


baik phisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

6
23/04/2015

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

I. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, lingkungan, cara dan


memproses kerjanya.

n. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan


dan penyimpanan barang.

o. Mengamankan dan memelihara segala bangunan, jenis.

p. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

q. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang


bahaya kecelakaan menjadi bertambah tinggi.

Pasal 4 :

1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat


keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan,
pengangkutan peredaran, perdagangan, pemasangan,
pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan
bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

2) Syarat-syarat tersebut memuat teknis prinsip-prinsip teknis


ilmiah menjadi suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara
teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang konstruksi, bahan,
pengolahan, dan pembuatan, perlengkapan alat-alat
perlindungan, pengujian dan pengesahan, pengepakan atau
pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas bahan,
barang, produk teknis dan aparat produksi guna menjamin
keselamatan barang- barang itu sendiri, keselamatan tenaga
kerja yang melakukannya dan keselamatan umumnya.

7
23/04/2015

3)Dengan peraturan perundangan dapat dirubah


perincian seperti tersebut dalam ayat (1) dan (2),
dengan peraturan perundangan ditetapkan
siapa yang berkewajiban memenuhi dan mentaati
syarat-syarat keselamatan tersebut,

BAB IV
PENGAWASAN

Pasal 5 :
1) Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap
Undang-undang ini sedangkan para pegawai pengawas
dan ahli keselamatan kerja ditugaskan menjalankan
pengawasan langsung terhadap ditaatinya Undang-
undang ini dan membantu pelaksanannya.

2) Wewenang dan kewajiban Direktur, Pegawai pengawas dan


keselamatan kerja dalam melaksanakan Undangundang
diatur dengan peraturan perundangan.

8
23/04/2015

Pasal 6 :
1) Barang siapa tidak menerima keputusan Direktur dapat
mengajukan permohonan banding kepada Panitia Banding.

2) Tata cara permohonan banding, susunan Panitia Banding, Tugas


Panitia Banding, dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri
Tenaga Kerja.

3) Keputusan Penitia Banding tidak dapat dibandingkan lagi.

Pasal 7 :
Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini pengusaha
harus membayar restribusi menurut ketentuan-ketentuan yang
akan diatur dengan peraturan perundangan.

Pasal 8 :
1) Pengurus diwajibkan memeriksa kesehatan badan, kondisi
mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan
diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifat-
sifat pekerjaan yang akan diberikan kepadanya.

2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang


berada dibawah pimpinannya, secara berkala pada
dokteryang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh
Direktur.

3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan


dengan peraturan perundangan

9
23/04/2015

BAB V
PEMBINAAN

Pasal 9 ;
1) Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap
tenaga kerja baru tentang :

a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat


timbul dalam tempat kerja.

b. Semua pengaman dan alat-alat perlindungan yang


diharuskan dalam tempat kerja.

c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang


bersangkutan.

d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan


pekerjaannya.

2) Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang


bersangkutan setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut
telah memahami syarat-syarat tersebut.

3) Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi


semua tenaga kerja yang berada dibawah pempinannya, dan
pencegahan kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serfa
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.

4) Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-


syarat dan ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan
tempat kerja yang dijalankan.

10
23/04/2015

BAB VI

PANITIA PEMBINAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Pasal 10 :
1) Menteri Tenaga Kerja berwenang membentuk
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja
guna memperkembangkan kerja sama, saling
pengertian dan partisipasi efektif dari pengusaha
atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-
tempat kerja untuk melaksanakan tugas kewajiban
bersama di bidang keselamatan dan kesehafan
kerja, dalam rangka melancarkan usaha produksi.

2) Susunan Panitia Pembina Keselamatan dan


Kesehatan Kerja, tugas dan lainlainnya
ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.

11
23/04/2015

BAB VII
KECELAKAAN
Pasai 11 :
1) Pengurus diwajibkan melaporkan tiap
kecelakaan yang terjadi dalam tempat
kerja yang dipimpinnya pada pejabat yang
ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.

2) Tata cara pelaporan dan pemeriksaan


kecelakaan oleh pegawai termaksud ayat (1)
diatur dengan peraturan perundangan.

BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA

Pasal 12 :
Dengan Peraturan Perundangan diatur kewajiban dan atau hak
tenaga kerja untuk

a. Memberikan keterangan yang benar bila


diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli
keselamatan kerja.
b. Memakai alat-alat pelindung diri yang
diwajibkan.
c. Memenuhi dan mentaati syarat-syarat
keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.

12
23/04/2015

d. Meminta kepada pengurus agar dilaksanakan


semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.

e. Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan


dimana syarat keselamatan clan kesehatan kerja serta
alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya
kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain oleh
pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih
dipertanggungjawabkan.

BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA

Pasal 13 :
Barang siapa akan memasuki suatu tempat kerja,
diwajibkan mentaati semua petunjuk keselamatan
kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.

13
23/04/2015

BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS

Pasal 14 :
Pengurus diwajibkan :

a. Secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang


dipimpinnya, semua syarat-syarat keselamatan kerja yang
diwajibkan, sehelai Undang undang ini dan semua
peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja
yang bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah
dilihat dan terbaca dan menurut petunjuk pegawai
pengawas atau ahli keselamatan kerja.

b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya semua


gambar keselamatan kerja yang diwajibkan dan semua bahan
pembinaan lainnya, pada tempat-tempat yang mudah dilihat
dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli
keselamatan kerja.

c. Menyediakan secara cuma-cma, semua alat perlindungan diri


yang diwajibkan pada tenaga kerja berada di bawah
pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang
memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut pegawai pengawas dan ahli
keselamatan kerja.

14
23/04/2015

BAB XI
KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP

Pasal 15:
1) Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas
diatur lebih lanjut dengan peraturan perundangan.

2) Peraturan Perundangan pada ayat (1) dapat memberikan


ancaman pidana atas pelanggaran peraturanya dengan
hukuman kurungan selamalamanya 3(tiga) bulan atau denda
setinggitinggnya Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah).

3) Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.

Pasal 16 :
Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang
sudah ada pada waktu Undang-undang ini berlaku diwajibkan
mengusahakan di dalam satu tahun sesudah Undang-undang ini
mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-ketentuan menurut
atau berdasarkan Undangundang ini.

Pasal 17 :
Selama Peraturan perundangan untuk melaksanakan ketentuan
dalam Undang-undang ini belum dikeluarkan, maka peraturan
dalam bidang keselamatan kerja yang ada pada waktu
Undang-undang ini mulai berlaku, tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Undang-undang ini.

15
23/04/2015

Pasal 18 :
Undang-undang ini disebut

"UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA" dan mulai


berlaku pada hari diundangkan*. Agar supaya setiap
orang dapat mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan, Undag-undang ini dengan
penempatan dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

*(12 Januari 1970 )

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


No. 19 tahun 1973
32

Tentang :
PENGATURAN PENGAWASANKESELAMATAN KERJA
DI BIDANG PERTAMBANGAN

16
23/04/2015

Menimbang :
33

a. Bahwa pertambangan mempunyai fungsi yang


penting dalam pembangunan ekonomi dan
pertahanan negara sehingga perlu diadakan
pengaturan lebih lanjut tentang pengawasan
keselamatan kerja di bidang pertambangan
sebagaimana disebut dalam pasal 16 UU no.4 Prp th.
1960, UU no. 11 th. 1967.
b. Bahwa Undang-undang no.1 th. 1970 mengatur
keselamatan kerja secara umum termasuk bidang
pertambangan yang menjadi tugas dan tanggung
jawab Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan
Koperasi

34

c. Bahwa untuk memperlancar pelaksanaan usaha-usaha


pertambangan yang merupakan proses yang terus menerus,
membutuhkan peralatan yang khusus dan menghadapi
kemungkinan bahaya yang mempunyai tingkat berulangnya
kecelakaan yang begitu besar dan khas dianggap perlu untuk
mengadakan penyelenggaraan pengawasan keselamatan kerja
yang lebih efisien dan efektif
d. Bahwa Departemen Pertambangan telah mempunyai personel
dan peralatan yang khusus untuk menyelenggarakan
pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan
e. Bahwa karenanya perlu diadakan ketentuan tentang
pengaturan dan pengawasan keselamatan kerja di bidang
pertambangan antara Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Koperasi dan Menteri Pertambangan

17
23/04/2015

Pasal 1:
35

Pengaturan keselamatan kerja dibidang pertambangan


termaksud dalam UU no.44 Prp th. 1960 dan UU no. 11
tahun 1967,dan Peraturan Pemerintah no. 32 th.1969,
dengan ditetapkannya UU no.1 th.1970 dilakukan oleh
Menteri Pertambangan setelah mendengar
pertimbangan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Koperasi

Pasal 2 :
Menteri Pertambangan melakukan pengawasan atas
keselamatan kerja dalam bidang pertambangan
dengan berpedoman kepada UU no.1 th.1970 serta
peraturan pelaksanaannya

Pasal 3 :
36

1) Untuk pengawasan keselamatan kerja di bidang


pertambangan mengangkat pejabat-pejabat yang
akan melakukan tugas tersebut setelah mendengar
pertimbangan Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi
dan Koperasi
2) Pejabat-pejabat termaksud pada ayat (1) pasal ini
dalam melaksanakan tugasnya mengadakan kerja
sama dengan Pejabat-pejabat Keselamatan Kerja
Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan
Koperasi baik di pusat maupun di daerah

18
23/04/2015

 Pasal 4 :
37

Menteri Pertambangan memberikan laporan secara


tertulis kepada Menteri Tenaga Kerja, Transmigrasi
dan Koperasi mengenai pelaksanaan pengawasan
termaksud pasal 1,2 dan 3 Peraturan Pemerintah ini

 Pasal 5 :
Peraturan Pemerintah ini tidak berlaku bagi
pengaturan dan pengawasan Ketel Uap
sebagaimana termaksud dalam Stoom Ordonanntie
1930 (Stbl 1930 no.225)

 Pasal 6 :
38

Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal


diundangkannya, agar setiap orang dapat
mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya
dalam Lembaran Negara Republik Indonesia

19
23/04/2015

PP. NO. 11 TAHUN 1979


TENTANG

KESELAMATAN KERJA PADA PEMURNIAN


DAN PENGOLAHAN

Pemurnian dan Pengolahan

Adalah usaha memproses minyak dan gas bumi


didaratan atau dilepas pantai dengan cara
mempergunakan proses fisika dan kimia guna
memperoleh dan mempertinggi mutu hasil-hasil minyak
dan gas bumi yang dapat digunakan.

20
23/04/2015

Tempat Pemurnian dan Pengolahan

Adalah tempat penyelenggaraan pemurnian dan


pengolahan minyak dan gas bumi termasuk didalamnya
peralatan, bangunan dan instalasi yang secara
langsung dan tidak langsung (menunjang) berhubungan
dengan proses pemurnian dan pengolahan.

Kepala Teknik Pemurnian dan Pengolahan

Adalah penanggung jawab dari suatu Pemurnian dan


Pengolahan Minyak dan Gas Bumi yang selanjutnya
disebut Kepala Teknik.

21
23/04/2015

 Menteri : adalah yang bertanggung jawab dalam bidang


Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.

 Direktur Jenderal : adalah Direktur Jenderal yang lapangan


tugasnya meliputi urusan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi.

 Direktur : adalah Direktorat yang lapangan tugasnya meliputi


urusan Keselamatan Kerja Pertambangan Minyak dan Gas
Bumi.

 Kepala Inspeksi : adalah Kepala lnspeksi Tambang


Minyak dan Gas Bumi.

 Pelaksana Inspeksi : adalah Pelaksana Inspeksi


Tambang Minyak dan Gas Bumi.

22
23/04/2015

TERIMA KASIH

23
Oleh :
Tim K3
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI
CEPU 2018

Definisi K-3
Filosofi
Segala daya upaya atau pemikiran yang
ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya, untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja menuju
masyarakat adil dan makmur

» Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan, pencemaran,
penyakit, dll
(ACCIDENT PREVENTION) 2

1
Tujuan keselamatan kerja
1. Agar semua orang baik pekerja maupun
orang lain yang berada di tempat kerja
selalu dalam kondisi sehat dan selamat
2. Agar produksi dapat berjalan secara
efektif dan efisien
3. Agar sumber produksi berjalan dengan
lancar dan aman

Difinisi

adalah :
Kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga /tiba-tiba yang
dapat menimbulkan korban
manusia dan atau harta benda

2
Kerugian akibat kecelakaan
a. Kerugian yang bersifat ekonomis baik
langsung mapun tidak langsung seperti :

- Kerusakan mesin, peralatan, bahan dan


bangunan
- Biaya pengobatan dan perawatan korban
- Tunjangan kecelakaan
- Hilangnya waktu kerja
- Menurunnya jumlah maupun mutu produksi
- dll
5

Kerugian akibat kecelakaan**


b. Kerugian yang bersifat non ekonomis
yaitu berupa penderitaan manusia pada
umumnya dan si korban pada khususnya
baik itu merupakan kematian, luka/ cidera
berat maupun luka/ cidera ringan

3
Kerugian akibat kecelakaan***
a. Karyawan :
– Luka/ Cidera, sakit dan kematian
– Persoalan kejiwaan akibat cacat tetap
– Kesedihan/ penderitaan keluarga
– Beban masa depan
b. Perusahaan
– Biaya pengobatan dan perawatan korban
– Biaya ganti rugi
– Kerugian material/ peralatan produksi
– Upah yang dibayar selama korban tidak bekerja
– Biaya lembur
7

Kerugian akibat kecelakaan****

– Biaya pelatihan pekerja baru/ tenga


pengganti
– Naiknya premi Asuransi
– Hilangnya kepercayaan konsumen
– Turunnya mental pegawai
c. Masyarakat
– Kerusakan lingkungan
– Kekurangan konsumsi masyarakat

4
Penyebab kecelakaan kerja
a. Sub standard condition (kondisi tidak
aman)
b. Sub standard action (tindakan tidak
aman)

Penyebab kecelakaan kerja


a. Sub standard condition (kondisi tidak aman)
Suatu kondisi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan, antara lain :
− Pengaman yang tidak sempurna
− Peralatan kerja yang rusak
− Tata letak (housekeeping) yang jelek
− Penerangan yang kuran- Lingkungan kerja dengan paparan B3
atau radiasi
− Tempat kerja yang kotor, licin dan bising
− Ruangan dengan ventilasi yang kurang
− Alat pelindung diri yang tidak memenuhi standard
− Mesin atau alat kerja yang tidak cocok
− Suhu udara yang terlalu panas atau dingin
− Tidak adanya tanda peringatan (labelling)
10

5
Penyebab kecelakaan kerja***
b. Sub standard action (tindakan tidak aman)
Tingkah laku/ tindakan yang berpotensi menimbulkan
kecelakaan, al :

− Mengoperasikan mesin/peralatan yang bukan menjadi


tanggung jawabnya
− Menggunakan peralatan yang tidak sesuai
− Bekerja sambil bergurau
− Bersikap acuh/masa bodoh
− Bekerja dalam kondisi mabuk
− Tidak mentaati prosedur/ peraturan
− Tidak memakai alat pelindung diri
− Melepaskan alat pengaman
− Menjalankan mesin melebihi kecepatan
− Mengangkat/mengangkut berlebihan 11

Program pencegahan
Kecelakaan Kerja
1. Peraturan dan perundangan
2. Standarisasi
3. Penelitian teknis
4. Riset medis
5. Penelitian psikologis
6. Penelitian statistik
7. Pendidikan
8. Latihan
9. Penggairahan 12

6
IDENTIFIKASI BAHAYA
• Usaha untuk mengetahui, mengenal dan
memperkirakan adanya bahaya pada suatu sistem
(peralatan, unit kerja, prosedur).
1. Pendekatan Fundamental
2. Pendekatan Teknis

Perlunya Identifikasi Bahaya


• Merupakan alat pemeriksa bahwa
pengendalian bahaya telah diterapkan
dengan baik
• Laporan identifikasi bahaya akan
memberikan landasan dalam
pengembangan SOP

7
Komponen Identifikasi Bahaya
• Tersedianya data
• Tersedianya informasi tentang bahan yang
diolah dan sarana teknis yang digunakan
dalam pengolahan

Data Yang Diperlukan


• Sifat fisik dan kimia
• Sifat toksik dan biologisnya
• Stabilitas
• Reaktivitas terhadap bahan konstruksi
• Kemudahan terbakar – Flammable Range
• Sarana dan proses operasi

8
Sumber Pengetahuan &
Pengalaman
Pengalaman pribadi tentang bahaya
Tahu dari orang lain yang pernah
mengalami
Menyadari situasi tertentu sama dengan
yang pernah dipelajari
Pengetahuan tentang standard
Hasil penelitian tentang sifat fisik, kimia
dan proses untuk memperkirakan bahaya

Kegunaan Identifikasi Bahaya


• Mengetahui bahaya-bahaya yang ada di
tempat kerja
• Mengetahui potensi bahaya dan akibatnya
• Menunjukkan bahaya-bahaya tertentu
telah diberikan perlindungan
• Untuk analisa lebih lanjut

9
Keuntungan
Dapat ditentukan sumber atau penyebab
timbulnya bahaya
Dapat ditentukan kualitas fisik dan mental
pekerja yang dibebani tugas
Dapat ditentukan cara, prosedur dan
posisi kerja yang tepat

Metode Identifikasi Bahaya


1. Merumuskan sumber bahaya
2. Merumuskan bahaya potensial
3. Menyusun check list
4. Pengisian check list

10
Contoh Sumber Bahaya
a. Bahan kimia
b. Listrik
c. Mekanik
d. Tekanan
e. Suhu
f. Bising
g. Pencahayaan
h. dll

Contoh Potensi Bahaya


• Potensi bahaya Listrik :
- Tersengat
- Hubungan singkat
- Kebakaran
- Overheating
- Bunga api listrik
- Ledakan

11
Menyusun Check List
• Dalam menyusun check list harus berisi :
1. Nama Bagian/sistem
2. Unit Kerja/Sub Sistem Lokasi
3. Sumber bahaya
4. Bahaya potensial
5. Jumlah bahaya potensial

INSPEKSI KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA (K3)

24

12
INSPEKSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3)
• INSPEKSI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3) BERTUJUAN :
– MENCEGAH TERJADINYA KECELAKAAN KERJA
– MENCEGAH PENYAKIT AKIBAT KERJA
– MEMELIHARA KEAMANAN LINGKUNGAN KERJA
– MENCEGAH TINDAKAN TIDAK AMAN
– MEMELIHARA KELANCARAN PROSES DAN
PRODUKTIVITAS KERJA
DENGAN PROGRAM INSPEKSI K3 DAPAT DIKETAHUI SEDINI
MUNGKIN ADANYA SUMBER-SUMBER PENYEBAB
TERJADINYA KECELAKAAN KERJA, SEHINGGA DAPAT
DIAMBIL TINDAKAN PREVENTIF

25 dari 8

• manfaat inspeksi k3 :
– untuk mengecek apakah ada suatu
penyimpangan/pertentangan dari program yang sudah
ditentukan
– untuk menggairahkan kembali (interest) terhadap
keselamatan kerja
– Mengevaluasi kembali semua safety standard yang ada
– Sebagai bahan untuk safety meeting
– Guna memeriksa fasilitas-fasilitas baru
– Untuk menilai tingkat kesadaran keselamatan kerja pada
karyawan
Disamping itu dapat dijadikan alat bagi manajemen (tool of
management) dalam memelihara tingkat produktivitas dan
efisiensi
Perusahaan.
Setiap laporan inspeksi dapat dijadikan indikator untuk menilai
safety performance perusahaan

26 dari 8

13
Pelaksanaan Inspeksi K3
• Pelaksanaan inspeksi dapat dibagai 2 :
1. Extern Perusahaan
Inspeksi yang dilaksanakan oleh petugas
di luar perusahaan
misalnya : Inspektur KK dari instansi
pemerintah, petugas asuransi.

27 dari 8

• Intern Perusahaan
Kegiatan inspeksi yang dilaksanakan
petugas dilingkungan perusahaan
seperti pengawas keselamatan kerja,
pengawas setempat dsb.

28 dari 8

14
Macam-Macam Inspeksi K3
1. Inspeksi Rutin
Misalnya : inspeksi sebelum pekerjaan
dimulai
2. Inspeksi Berkala
Inspeksi yang dilakukan 6 bln atau 1 bln
3. Inspeksi Khusus
Inspeksi dalam hal-hal khusus
misalnya : Inspeksi alat pemadam

29 dari 8

Sasaran dalam Inspeksi K3


1. Lingkungan kerja
2. Mesin dan alat kerja
3. Listrik
4. Alat-alat keselamatan kerja
5. Alat pertolongan pertama/emergency
6. Safe Working Practices
7. Bahan-bahan pembinaan
8. Material

30 dari 8

15
• Dalam melaksanakan inspeksi dapat
dilakukan :
a. Sistim langsung, yaitu petugas
memeriksa secara langsung
b. Sistim check list, yaitu dengan
menggunakan daftar pemeriksaan
yang telah ditentukan

31 dari 8

Kualifikasi Personil Inspektor K3


1. Mempunyai pengetahuan tentang obyek
yang akan diperiksa
2. Mempunyai pengetahuan tentang syarat-
syarat K3 serta peraturan yang berkaitan
3. Dapat berkomunikasi secara baik
4. Memiliki integritas yang tinggi
5. Mengetahui prosedur inspeksi K3

32 dari 8

16
SAFETY PERMIT / IJIN KERJA

33

Surat Ijin Kerja

Pengertian Surat Ijin Kerja .


Adalah surat ijin yang menyatakan suatu
pekerjaan telah dinyatakan aman atau tidak
aman untuk dilaksanakan.

Dimana pekerjaan akan dilaksanakan ?


Di daerah terbatas yang mengandung potensi
bahaya.

34

17
Apa yang dimaksud
daerah terbatas

Daerah dibawah pengawasan Pimpinan Unit (PU)


yang meliputi seluruh kegiatan dan operasi
termasuk juga bagian permukaan perairan
sejauh tidak kurang dari 100 mtr. dari batas
sandar kapal tanker.

35

Apa yang dimaksud


daerah berbahaya

Bilamana daerah tersebut berpotensi


menimbulkan :
• Api kebakaran
• Kecelakaan kerja

36

18
Api Kebakaran

Bagaimana terjadinya api

Bilamana terjadi perpaduan yang tepat


antara udara, bahan bakar dan
sumber panas.

37

Apa yang dimaksud dengan


kecelakaan kerja

Suatu kejadian yang tidak diduga dan


tidak dikehendaki yang mengganggu
suatu proses dari aktivitas yang telah
ditentukan dan dapat mengakibatkan
kerugian baik korban manusia maupun
harta benda

38

19
Daerah berbahaya dibagi sebagai berikut :

a). Divisi 0 :
Suatu daerah dimana terdapat udara berbahaya
dalam keadaan terus-menerus.
Contoh: Lokasi diatas tangki minyak disekitar lubang
pengukuran, disekitar oil catcher.
b). Divisi 1 :

Suatu daerah dimana terdapat udara berbahaya


yang mungkin timbul dalam keadaan operasi normal.
Contoh : Sekitar parit buangan minyak.

c). Divisi 2. :
Suatu daerah dimana terdapat udara berbahaya
yang mungkin timbul dalam keadaan operasi tidak normal.
Contoh : pipa minyak, gas yg. bocor.
39

Larangan
di Daerah Terbatas

Didalam daerah terbatas tidak dibenarkan


pekerjaan apapun boleh dilakukan baik oleh
bidang teknik, inspeksi atau bidang service
lainnya tanpa seijin bidang operasi yang
berwenang .

Kecuali pekerjaan rutin


40

20
Pekerjaan rutin
a). Mengencangkan flens pipa dan sambungan-
sambungan.
b). Menyetel mesin dan kerangan.
c). Menukar/ mengganti saluran bahan bakar
,filter dan mengganti bola lampu.
d). Menyetel atau mengganti peralatan instrument
atau peralatan yang sejenis, namun bila
pekerjaan ini mengakibatkan tidak terjaminnya
lagi dari segi keselamatan alat , maka surat ijin
kerja mutlak diperlukan.
41

Tujuan diadakannya Surat Ijin Kerja :


• Untuk menyatakan bahwa kondisi suatu tempat dimana
pekerjaan akan dilaksanakan dalam kondisis sudah
aman atau sebaliknya

• Sebagai surat ijin masuk ke dalam tempat-tempat yang


tertutup, seperti : tangki, vessel, furnace, dll yang
kemungkinan mengandung bahan-bahan atau udara
yang berbahaya

42

21
JENIS-JENIS SURAT IJIN KERJA

• Surat Ijin Kerja Panas


• Surat Ijin Kerja Dingin
• Surat Ijin Kerja Memasuki Ruang Terbatas
• Surat Ijin Kerja Penggalian
• Surat Ijin Pekerjaan Listrik / Instrumen
• Surat Ijin Pekerjaan Radiografi

43

SURAT IJIN KERJA PANAS


( HOT WORK PERMIT )
Surat Ijin Kerja Panas diperlukan untuk
setiap pekerjaan yang berkaitan dengan
penggunaan sumber penyalaan yang dapat
menyalakan bahan yang mudah terbakar.
Surat ijin ini diberikan untuk pekerjaan
yang menggunakan api terbuka

44

22
SURAT IJIN KERJA DINGIN
( COOL WORK PERMIT )

• Surat Ijin Kerja Dingin diperlukan untuk


pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan konstruksi, perawatan,
perbaikan yang sifatnya tidak rutin dengan
ketentuan bahwa pekerjaan tersebut tidak
memakai peralatan yang dapat menimbulkan
api atau sumber nyala

45

SURAT IJIN MEMASUKI RUANG


TERBATAS ( ENTRY PERMIT )

Surat Ijin Memasuki Ruang Terbatas ini


diperlukan apabila seseorang baik seluruh
atau sebagian tubuhnya harus masuk
kedalam ruangan terbatas, pekerjaan ini
meliputi :
•Memasuki tangki, vessel, separator
•Memasuki sewer, bak (pit), lubang galian
kedalaman lebih dari 1,3 meter

46

23
SURAT IJIN KERJA
PENGGALIAN
( DIGGING PERMIT )

Surat Ijin Kerja Penggalian diperlukan


untukmelakukan setiap pekerjaan penggalian,
pembuatan saluran atau pekerjaan-pekerjaan yang
dapat membahayakan pipa bawah tanah, kabel
listrik, kabel telepon dsb
Misal : perbaikan / pemasangan pipa , perbaikan
kabel listrik / telepon bawah tanah, pemancangan

47

SURAT IJIN PEKERJAAN


LISTRIK / INSTRUMEN
Surat Ijin Pekerjaan Listrik / Instumen
diperlukan untuk setiap melakukan
pekerjaan yang berkaitan dengan sistim
kelistrikan / instrumen yang diperkirakan
mempunyai resiko bahaya sengatan listik.
Misal : perbaikan / pemasangan kontaktor,
peralatan kontrol, relay panel, power
supply, electric heater

48

24
SURAT IJIN PEKERJAAN
RADIOGRAFI

Surat Ijin Pekerjaan Radiografi diperlukan


untuk melakukan pekerjaan yang
berhubungan dengan penggunaan peralatan
X-ray atau sumber zat radio aktif seperti
pada pekerjaan non destructive testing

49

PROSEDUR PELAKSANAAN
SURAT IJIN KERJA ( SAFETY
PERMIT )

1. Pelaksana pekerjaan mengajukan surat


permohonan ijin kerja berdasarkan Surat
Perintah Pekerjaan ( SPK ) kepada bagian
operasi
2. Bagian operasi setelah mempelajari permohonan
ijin tsb menerbitkan Surat Keterangan
Penyisihan ( SKP ) menyerahkan ke bagian teknik

50

25
3. Bagian teknik setelah mempelajari
permohonan ijin dan SKP menyerahkan ke
bagian LK3
4. Bagian LK3 setelah mempelajari permohonan
Ijin Kerja dan SKP, menugaskan petugas GSI
( Gas Safety Inspector ) untuk melakukan
pemeriksaan ke lokasi pekerjaan untuk
memastikan tempat tersebut dalam keadaan
aman atau sebaliknya; dalam pemeriksaan ini
perlu disaksikan oleh bagian teknik dan
pengawas operasi

51

5. Bila semua sudah sesuai prosedur maka


petugas GSI, Pengawas teknik dan Pengawas
operasi memberikan paraf pada kolom yang
tersedia dan bagian LK3 dapat mengeluarkan
surat ijin kerja yang diperlukan setelah
mendapat persetujuan dari Kepala Bidang
Operasi
6. Tanggal dan berlakunya surat ijin kerja
harus dinyatakan dengan jelas, Kepala Bidang
Operasi dan bagian LK3 bertanggung jawab
untuk menjamin kondisi dan persyaratan
yang ditentukan telah dipenuhi

52

26
7. Surat Ijin Kerja ini dibuat rangkap 4 dengan
pendistribusian sbb :
- lembar pertama diberikan kepada
pelaksana pekerjaan
- lembar kedua diberikan kepada
bagian operasi
- lembar ketiga diberikan kepada
bagian LK3
- Lembar keempat diberikan kepada
Kepala Bidang Operasi

53

8. Bagian LK3, Pengawas teknik dan Pengawas


Operasi berkewajiban melakukan pengawasan
secara terus menerus untuk menjamin
pekerjaan dalam keadaan aman
9. Setiap saat masa berlaku surat ijin kerja
dapat dibatalkan oleh Kepala Bidang Operasi
dan bagian LK3, apabila kondisi tempat kerja
dianggap tidak aman
10. Setelah pekerjaan selesai maka sebelum
bagian operasi menandatangani tanda terima
pekerjaan tersebut telah selesai, harus
memeriksa bahwa semua pekerjaan telah
diselesaikan sesuai permintaan untuk
dioperasikan kembali
54

27
oleh :
Tim K3

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI


CEPU 2018

55

Hygiene Perusahaan
• Spesialisasi dari ilmu hygiene dengan
mengadakan penilaian tentang faktor-
faktor penyebab penyakit di lingkungan
kerja melalui pengukuran yg hasilnya
digunakan untuk tindakan korektif serta
preventif agar pekerja terhindar dari
bahaya akibat kerja dan memperoleh
derajat kesehatan yg setinggi-tingginya

28
Hygiene Perusahaan

Bersifat :

• Teknis

• Sasarannya adalah lingkungan kerja

Kesehatan Kerja
• Spesialisasi ilmu kedokteran yg
bertujuan agar pekerja memperoleh
derajat kesehatan yg setinggi-tingginya
baik fisik, mental maupun sosial dengan
usaha-usaha preventif maupun kuratif
terhadap gangguan kesehatan yg
diakibatkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerjanya

29
Kesehatan Kerja

Bersifat :

• Medis

• Sasarannya adalah tenaga kerjanya

Tujuan Hygiene Perusahaan &


Kesehatan Kerja
• Sebagai alat untuk meningkatkan
derajat kesehatan tenaga kerja

• Sebagai alat untuk meningkatkan


produktivitas yg berlandaskan
meningginya effisiensi dan daya
produktivitas faktor manusia di dalam
produksi

30
Permasalahan :

• Untuk effisiensi kerja yg optimal maka


pekerjaan harus dilakukan dengan cara
dan dalam lingkungan kerja yg
memenuhi syarat kesehatan

• Biaya adanya penyakit akibat kerja


cukup mahal : pengobatan, perawatan,
rehabilitasi, terganggunya proses
pekerjaan yang menyebabkan turunnya
hasil produksi

Konsep Dasar Higiene Perusahaan

• Pengenalan Lingkungan Kerja


• Penilaian Lingkungan Kerja
• Pengendalian Lingkungan Kerja

31
Pengenalan Lingkungan

Mengenali tahap-tahap kegiatan proses


pelaksanaan pekerjaan atau proses produksi
(bahan / material, proses kegiatan dan
aktivitas kerja).

Tujuan : mengetahui secara kualitatif dari


tahapan/rangkaian kegiatan yang secara
potensial dapat membahayakan.

Manfaat Pengenalan
Lingkungan Kerja

Secara kualitatif dapat diketahui faktor-


faktor bahaya di lingkungan kerja (gas,
uap , debu, kebisingan dsb).

Apabila diperlukan pengukuran akan


mudah, cepat dan tepat ditentukan lokasi,
metoda, dan alat yang diperlukan .

32
Penilaian Lingkungan Kerja

Faktor bahaya yang telah dikenali secara


kualitatif perlu dinilai secara kuantitatif dengan
cara pengukuran.

Tujuan : mengetahui tingkat bahaya atau


kadar faktor bahaya di lingkungan kerja

Sebagai Tolok Ukur dalam penilaian lingkungan


kerja adalah NAB (Nilai Ambang Batas)

Manfaat Penilaian Lingkungan

1. Sebagai dasar untuk mendeteksi kondisi


lingkungan kerja berada dalam keadaan yang
secara potensial membahayakan atau tidak
2. Sebagai data dasar untuk merencanakan alat atau
metode pencegahan dan penanggulangan faktor
bahaya lingkungan.
3. Sebagai kelengkapan untuk mengkorelasikan
sesuatu kasus atau keluhan dengan pemaparan
terhadap faktor bahaya lingkungan
4. Dokumentasi ditaatinya peraturan K3

33
Penyakit Akibat Kerja

Suatu penyakit yang diderita oleh


pekerja yang diakibatkan karena proses
pekerjaan atau lingkungan kerjanya

Penyebab Penyakit Akibat Kerja

• Faktor Fisik
• Faktor Kimia
• Faktor Biologi
• Faktor Fisiologi
• Faktor Physicology

34
1. Faktor Fisik meliputi :
Bising, radiasi, vibrasi, pencahayaan,
suhu, tekanan, kelembaban
2. Faktor Kimia meliputi :
Bahan kimia berupa gas, cair, fume,
kabut, padat
3. Faktor Biologi meliputi :
Virus, jamur, bakteri

4. Faktor Fisiologi meliputi :


Kesesuaian antara manusia dengan
pekerjaan

5. Faktor Phsycology meliputi :


Suasana kerja, hubungan antara
pimpinan dan bawahan atau sesama
teman kerja

35
Program Pengendalian Hygiene
Perusahaan & Kesehatan Kerja

• Hygiene Perusahaan : Secara Teknis


• Kesehatan Kerja : Secara Medis

Pengendalian Hygiene
Perusahaan Secara Teknis
• Substitusi :
Mengganti bahan yg berbahaya dengan yg
tidak berbahaya atau kurang berbahaya
• Ventilasi :
Menghisap udara keluar dan memasukkan
udara bersih
• Isolasi :
Menyendirikan proses yang membahayakan

36
Pengendalian Hygiene
Perusahaan Secara Teknis
• Segregasi :
Memisahkan proses yg mengandung bahaya
dari proses yg lain
• Enclosure :
Menutup rapat proses yg mengandung
bahaya shg pekerja tidak langsung kontak
• Pendidikan :
Memberi pengetahuan tentang K3

Pengendalian Kesehatan Kerja


secara medis
• Pemeriksaan Kesehatan Awal :
Agar perusahaan memperoleh tenaga kerja
yg benar-benar sehat
• Pemeriksaan Kesehatan Berkala :
Untuk mengetahui pengaruh pekerjaan
terhadap pekerja secara dini
• Pemeriksaan Kesehatan Khusus :
Untuk pekerja yg akan pensiun, pekerja yg
menjalani rawat inap dan kasus-kasus
khusus

37
75

38
Oleh :
Tim K3
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI
CEPU 2015

Alat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung diri (Personal Protective Equipment) adalah
suatu alat untuk melindungi para pekerja dari sumber
energi dari luar.
Pemakaian APD ini merupakan langkah terakhir apabila
langkah-langkah :
1.Menghilangkan sumber bahaya
2.Membatasi sumber bahaya
3.Mengendalikan sumber bahaya
Sudah tidak bisa dilakukan.

1
Pemilihan Alat Pelindung Diri
Pemilihan alat pelindung diri didasarkan pada
beberapa faktor :
a. Dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya
yang dihadapi oleh pekerja
b. Memenuhi standard
c. Ukuran yang sesuai
d. Bentuk dan warna menarik
e. Beratnya seringan mungkin
f. Tidak menimbulkan bahaya tambahan
g. Tidak membatasi gerak si pemakai
h. Suku cadangnya mudah didapat
3

Keterbatasan alat pelindung diri


Tujuan dari pemakaian alat pelindung diri
adalah untuk mengurangi kontak energi dari
sumber bahaya, karena alat pelindung diri
mempunyai keterbatasan, antara lain :
Terbatas daerah yang dilindungi
Terbatas kemampuannya
Terbatas jenis bahaya yang dilindungi
Terbatas waktu pemakaiannya

2
Jenis-jenis alat pelindung diri

1. Alat pelindung kepala (Safety Helm)


2. Alat pelindung pernafasan (Breathing Apparatus)
3. Alat pelindung telinga (Ear Protector)
4. Alat pelindung mata dan muka (Goggle & Face
Shield)
5. Alat pelindung badan (Apron)
6. Alat pelindung anggota badan (Safety Gloves &
Safety Shoes)
7. Alat pencegah jatuh (Safety Belt)
8. Alat pencegah tenggelam (Life Jacket/Work Vest)

Alat Pelindung Kepala (Safety Helmet)

Adalah alat pelindung diri yang berfungsi


untuk melindungi tempurung / batok kepala
dari benturan atau jatuhan benda-benda
keras

3
Pengujian Safety Helmet
1. Uji Kekuatan :
Helmet dipasang pada kepala buatan
kemudian besi dijatuhkan yang dapat memberi
benturan 4kg – 8 kg, lekukan yang terjadi tidak
boleh melebihi jarak antara helmet dengan
anyaman penyangga

2. Uji Kekakuan
Tepi helmet ditekan dengan gaya 90 N selama
8 – 10 detik, lekukan tidak boleh melebihi 5 mm

Alat pelindung pernafasan


1. Purifying respirator
orang yang memakai alat ini udara
pernafasannya diambil dari hasil proses
pemurnian udara lingkungan yang
terkontaminasi
Cara kerja alat ini dapat dibagi tiga :
a. Secara Chemical
b. Secara Mechanical
c. Combination

4
Alat pelindung pernafasan
2. Supplying Respirator
Orang yang memakai alat ini udara
pernafasannya di suplai dari luar sehingga
relatif tidak terpengaruh oleh kondisi udara
lingkungan yang dihadapi
Jenis ini ada dua type :
a. Air line
b. SCBA (Self Contained Breathing Apparatus)
9

Gambar Purifying Respirator

10

5
Gambar Air Line

11

Gambar SCBA

12

6
Alat pelindung telinga
Alat ini digunakan untuk meredam
suara yang tidak dikehendaki (bising)
Alat ini ada dua jenis :
a. Ear Plug
b. Ear Muff

13

Alat pelindung mata dan muka


1. Alat pelindung mata (goggles)Berfungsi untuk
melindungi mata dari :
a. Sinar infra merah atau ultra violet pada pekerjaan
pengelasan
b. Butiran benda keras pada pekerjaan logam
c. Butiran debu atau butiran padat lainnya

14

7
2. Alat pelindung muka (Face Sheild)
Berfungsi untuk melindungi muka dari
percikan cairan bahan kimia pada
pekerjaan laboratorium serta butiran
logam pada pekerjaan penggerindaan

15

Alat pelindung badan


1. Appron dari bahan kulit
digunakan untuk melindungi badan dari
bahan-bahan panas pada pengelasan atau
pengecoran logam
2. Appron dari bahan PVC
untuk melindungi badan dari bahan kimia
pada pekerjaan laboratorium atau instalasi
pencampuran TEL
3. Appron dari bahan Pb
untuk melindungi badan dari bahaya radiasi
16

8
• Gambar Apron

17

Alat pelindung anggota badan


1. Sarung tangan (Gloves)
digunakan untuk melindungi jari tangan sampai batas dibawah siku
terhadap bahaya :
a. Bahaya panas terbuat dari kulit
b. Bahaya radiasi mengion terbuat dari Pb
c. Bahaya bahan kimia terbuat dari PVC
d. Bahaya benda tajam terbuat dari kulit
e. Bahaya listrik terbuat dari karet
f. Pekerjaan2 ringan terbuat dari katun

18

9
2. Alat pelindung lengan
seperti pada sarung tangan alat ini terbuat
dari beraneka macam bahan yang sesuai
dengan bahaya yang dilindungi

3. Alat pelindung kaki (Safety Shoes)


a. Sepatu yang digunakan pada pekerjaan
pengecoran logam terbuat dari kulit yang
dilapisi asbes
b. Sepatu yang digunakan untuk penanganan
bahan peledak terbuat dari kulit yang tidak
boleh menggunakan paku

19

3. Alat pelindung kaki (Safety Shoes)**


c. Sepatu untuk pekerjaan listrik terbuat dari
karet yang mampu menahan arus 10.000
volt selama 3 menit
d. Sepatu yang digunakan untuk segala
pekerjaan yang ada kemungkinan kaki
terbentur, tertusuk dan kejatuhan benda
terbuat dari kulit yang dilapisi baja pada
ujungnya

20

10
Alat pencegah jatuh
1. Sabuk keselamatan (Safety belt)
berfungsi untuk melindungi si pemakai dari
kemungkinan jatuh dari suatu ketinggian,
digunakan pada pekerjaan 2 m atau lebih dari
lantai kerja
2. Sabuk untuk penolong
digunakan untuk menolong korban pada suatu
ketinggian

21

Gambar Safety Belt

22

11
Alat pencegah tenggelam
Alat pencegah tenggelam (Life Jacket)
berfungsi untuk melindungi si pemakai dari
kemungkinan bahaya tenggelam pada
pekerjaan diatas air

23

Be Success!

12
(Self Contained Breathing Apparatus)

SCBA

Oleh :
Tim K3

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI 1

CEPU 2015

Bahaya-Bahaya Pernafasan
• Absorbsi bahan kimia ke dalam tubuh
melalui :
a. Saluran pernafasan (Inhalation)
b. Mulut (Peroral)
c. Kulit (Percutaneous)

1
Sistim Saluran Pernafasan

Sistim pernafasan manusia


dibagi dua :
a. Conductive airways
b. Respiratory airways

2
a. Conductive airways
Yaitu bagian sistim pernafasan yang hanya
berfungsi sebagai jalannya pernafasan yang
dimulai dari hidung sampai ke terminal
bronchiole.
b. Respiratory airways
Adalah bagian mulai dari terminal Brochole
sampai ke paru-paru.

Pemaparan bahan kimia dalam


bentuk gas :
a.Gas yang mudah larut dalam air
b.Gas yang mudah larut dalam lemak

3
• Pemaparan bahan kimia berbentuk padat /
debu :
- Debu berdiameter 20 µ keatas
- Debu berdiameter antara 10 µ sampai
20 µ
- Debu berdiameter antara 3 µ sampai
10 µ
- Debu berdiamater 3 µ ke bawah
• Debu yang tergolong Carcinogenic antara
lain : Asbes, Silica, Besi, Kapas.

Luas permukaan paru, saluran


pernafasan dan kulit
Organ Luas (ft²) Setara dengan

Setengah kali
Paru 700 - 1100 luas perm.lap.
tenis
Saluran 100 - 110 Lantai garasi
pencernaan mobil
Kulit 20 - 22 Bed Cover

4
Jenis Alat Pelindung
Pernafasan

• Alat Pelindung pernafasan (Breathing


Apparatus ) dibagi 2 jenis yaitu :
1. Air Purifying Respirator
2. Air Supplying Respirator

Air Purifying Respirator


• Air Purifying Respirator adalah
Alat pelindung pernafasan dimana udara
pernafasan yang dipakai didapat dari hasil
proses pemurnian udara luar yang
terkontaminasi

10

5
• Berdasarkan cara kerjanya Air Purifying
Respirator dibagi 3 yaitu :
a. Chemical Type
Digunakan untuk memapar gas-gas
beracun (toksik)
b. Mechanical Type
Digunakan untuk memapar debu- debu
berbahaya

11

c. Combination type
Digunakan untuk memapar gas-
gas beracun dan debu-debu
berbahaya yang ada secara
bersamaan

12

6
Gambar Air Purifying Respirator

13

Gambar Universal Canister

14

7
Syarat Penggunaan Purifying
Respirator
Kadar Oksigen harus lebih dari 16 %
Bila digunakan untuk tugas rutin misalnya inspeksi atau
maintenance maka tidak dianjurkan untuk memapar gas
dengan toksisitas tinggi

15

Klasifikasi Toksisitas & NAB


Toksisitas NAB (ppm) NAB NAB
(mg/m³) (jppkk)
Rendah > 500 > 0, 5 50

Sedang 101 - 500 0,1 – 0,5 20

Tinggi < 100 < 0,1 5

16

8
Air Supplying Respirator
• Air Supplying Respirator adalah
Alat pelindung pernafasan dimana udara
pernafasan yang dipakai didapat dari
suplai udara bersih dari suatu compressor
atau tabung udara

17

• Air Supplying Respirator dibagi dua jenis :


a. Air Line
Alat pelindung pernafasan yang udara
pernafasannya di suplai dari compressor
atau Cascade system
b. SCBA (Self Contained Breathing
Apparatus)
Alat pelindung pernafasan dimana udara
pernafasannya di suplai dari tabung yang
bisa dibawa/digendong

18

9
Gambar Air Line

19

Gambar SCBA

20

10
• Berdasarkan cara kerjanya SCBA
mempunyai 2 type :
a. Open Circuit
Pada SCBA type ini udara exhalasi kita
terbuang langsung ke atmosfer
b. Closed Circuit
Pada SCBA ini udara exhalasi kita tidak
terbuang tetapi diproses lagi sehingga
oksigennya bisa digunakan lagi
(Recycle)

21

Closed Circuit SCBA

22

11
• Berdasarkan suplai udaranya maka
SCBA mempunyai 2 jenis yaitu :
a. Continues Flow (tekanan positif)
Suplai udara selalu tersedia
didalam Face Mask
b. Demand Type (tekanan negatif)
Suplai udara akan keluar bila kita
menarik nafas

23

WD = FD-SM

FD = Fp.V/ Is

Is = 40 ltr/mnt.BAR

SM = Sp.V/ Is

24

12
DRAGGER SABRE

Fp ( Full Press.) 300 BAR 200 BAR

V ( Volume ) 6 ltr 9 ltr

Sp ( Stand.Press.) 50 BAR 45 BAR

26

13
TERIMA KASIH

14
23/04/2015

oleh :
Tim K3

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI


CEPU 2015

oleh :
TIM K3

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI


CEPU 2015

1
23/04/2015

Gas Detector

Gas Detector terdiri dari :


a. Flammable Gas Detector ( Explosimeter )
b. Toxic Gas Detector
c. Oxygen Analyzer
d. Combination Gas Detector

4
PEMILIHAN GAS DETECTOR
1. Sesuai bahan yang akan diukur
2. Efektif dan efisien
3. Tingkat ketelitian tinggi
4. Mudah dioperasikan (simpel)
5. Mudah dikalibrasi
6. Suku cadang mudah didapat

2
23/04/2015

Combustible/ Flammable Gas Detector


5

Combustible / Flammable Gas Indicator atau


Explosimeter adalah alat yang digunakan untuk
mendeteksi dan mengukur kandungan gas atau uap
suatu zat yang mudah menyala /mudah terbakar di
dalam udara.

Terdiri dari 2 (dua) jenis :


1. Portable System
2. Fixed System

Prinsip kerja Flammable Gas


Detector / Explosimeter
Flammable Gas Detector bekerja atas dasar
perubahan panas yang yerjadi pada salah
satu tahanan ( resistance ) pada suatu
rangkaian jembatan Wheat Stone yang
disebabkan karena kontak dengan gas yang
mudah terbakar.

3
23/04/2015

Explosimeter (portable) terdiri


dari filament detector dalam
kesatuan sirkuit Jembatan
Wheatstone, sumber tenaga
berasal dari battery 9 Volt
(enam buah battery kering 1,5
Volt DC size D) atau model
charge dengan tegangan listrik
110 / 220 Volt AC.

Explosimeter

4
23/04/2015

Combustible/ Flammable Gas Detector


9

Pada salah satu sisinya terpasang aspirator bulb untuk


menghisap, contoh udara dan pada sisi yang lain yang
berlawanan terpasang saluran tempat masuknya contoh
udara.

Langsung dapat digunakan untuk


mendeteksi konsentrasi gas di udara
sekeliling.
Menggunakan sampling line untuk
mempermudah pendeteksian area
tertentu seperti manhole tangki dan
lain-lain.

Combustible/ Flammable Gas Detector


10

 Pada saluran masuk contoh udara dilengkapi dengan filter, guna


mencegah debu dan kandungan air masuk di dalam ruang pembakaran.
Pada saluran masuk dan saluran keluar ruang pembakaran dilengkapi
dengan penangkal nyala baik (flash back arrestors) yang berguna untuk
mencegah terjadinya pembakaran diluar ruang pembakaran.

 Hasil pengukuran pada Explosimeter dalam prosentase (%) dibawah LEL


(Lower Explosive Limit) yang dapat dilihat pada meter dalam bentuk skala
prosentase yang ditunjukkan mulai dari nol % sampai dengan 100 % LEL.
Alat ini dilengkapi tombol rheostat tunggal yang berada di sisi atas kotak
yang berfungsi sebagai “ON” “OFF” dan pengatur tegangan listrik
filament untuk mengatur jarum penunjuk pada meter.

5
23/04/2015

Prinsip Kerja Explosimeter


11

 Prisip kerja Explosimeter berdasarkan panas karena


adanya pembakaran gas atau uap yang mudah
terbakar dari contoh udara.

 Pengukuran konsentrasi dilakukan melalui filament


catalytic yang panas, akan merubah tahanan listrik
pada filament yang merupakan bagian sirkuit yang
seimbang (jembatan Wheatstone).

Prinsip Kerja Explosimeter


12

 Gas atau uap yang mudah terbakar dari contoh udara akan
terbakar pada filament, dimana hal ini menyebabkan naiknya
suhu dan memperbesar tahanannya sesuai dengan konsentrasi
gas atau uap yang mudah terbakar contoh udara, sehingga
mengakibatkan ketidak seimbangan sirkuit listrik yang
menyebabkan penyimpangan jarum penunjuk pada meter,
makin tinggi konsentrasi gas atau uap yang mudah terbakar
yang terhisap, maka makin tinggi penunjukan jarum pada meter
indicator dan akan menunjukkan skala yang sesuai dengan
konsentrasi gas dari contoh udara.

6
23/04/2015

13
Cara Pembacaan Prosentase Gas
Pembacaan skala explosimeter didasarkan pada konsentrasi uap gas
hidrokarbon dibawah LEL (Lower Explosive Limit).
Contoh :
Skala pembacaan explosimeter pada crude oil menunjukkan angka 60, maka
konsentrasi gas/ uap yang ada di lokasi tersebut adalah :
60
--- x 1 % = 0,6 % (FR Crude Oil 1 % - 10 %)
100

Apabila konsentrasi tsb dirubah dalam ppm (part per million), maka skala
pembacaan 60 adalah :
60
--- x 10.000 ppm = 6.000 ppm
100
(1% = 10.000 ppm)

60
× 1 % = 0 ,6 %
100

Apabila konsentrasi dirubah dalam bentuk ppm


( part per million ) maka skala 60 berarti

60
× 10 . 000 ppm = 6 . 000 ppm
100

(1 % = 10 . 000 ppm )
14

7
23/04/2015

Toxic Gas Detector


Toxic Gas Detector adalah suatu alat yang
mempunyai kemampuan untuk mendeteksi
adanya gas-gas yang berbahaya dan
beracun (toxic) bagi kehidupan.

Pengertian berbahaya dan beracun adalah


bila gas-gas tersebut terhirup, terserap atau
kontak dengan kulit akan menyebabkan
gangguan atau kerusakan organ.
15

Toxic Gas Detector


16

Gas-gas berbahaya dan beracun :


- Gas Hydrogen Sulfida
- Gas Hydrogen Cyanida
- Gas Sulfur Dioksida
- Gas Carbon Monoksida
- Dan lain-lain.

8
23/04/2015

JENIS ALAT PENDETEKSI GAS


17

Saat ini terdapat banyak sekali model atau bentuk alat


pendeteksi gas antara lain :
- Alat Deteksi Kapsul (Tube Detector)
- Alat deteksi Jinjing (Portable)
- Alat Deteksi Sistem Terpasang tetap (Fixed System)

1.Alat Deteksi Jenis Jinjing (Portable)


18

Prinsip kerja alat deteksi Portable adalah Electrochemical sensor diatur oleh 2
buah elektroda yang berada didalam larutan kimia elektrolit dan ditutup
suatu membran yang memungkinkan gas masuk kedalamnya, reaksi gas
dengan larutan kimia elektrolit akan menghasilkan arus listrik, semakin besar
konsentrasi gas yang masuk, semakin cepat reaksi elektro kimia, sehingga
arus listrik menjadi makin besar. Arus listrik ini kemudian dihubungkan dengan
amplifier untuk menggerakkan galvanometer

Capillary Entrance

O-ring

Sensing Electrode
Membrane

Reference Electrode

Counter Electrode
Electrolytic fluid

9
23/04/2015

2. Alat Deteksi Kapsul (Tube Detector)


• Chemical sensor
Pengukuran gas dilakukan dengan dibantu dengan alat
penghisap untuk menarik gas yang akan diukur, didalam
tube ini diisi suatu serbuk zat kimia khusus yang akan
bereaksi dengan gas yang akan masuk dengan
mengakibatkan perubahan warna pada serbuk kimia
tersebut.

Misalkan untuk gas H2S menggunakan serbuk Pb

19

20

10
23/04/2015

Oxygen Analyzer
21

Oksigen analyzer adalah suatu alat yang digunakan


untuk mengukur konsentrasi oksigen dalam suatu
lokasi

Tujuannya adalah untuk melindungi


pekerja akibat dari suatu kekurangan
oksigen, terutama pada kegiatan
Confined space.
Prinsip kerja Oxygen analyxer adalah
Electrochemical sensor.

Kalibrasi
22

a. Setiap alat ukur harus dilakukan


kalibrasi secara periodik.
b. Dengan kalibrasi dapat diketahui
sensor masih berfungsi dengan
baik.
c. Kalibrasi dilakukan untuk
mengatur ulang pembacaan
dengan menggunakan gas
standard

11
23/04/2015

Kalibrasi
23

d. Setiap peralatan mempunyai


karakteristik tersendiri, untuk
mengkalibrasi harus mengikuti
petunjuk yang dikeluarkan oleh
pabrik pembuatnya.
e. Sebaiknya kalibrasi dilakukan
setiap alat pendeteksi akan
digunakan.

oleh :
Tim K3
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI
CEPU 2015 24

12
23/04/2015

KEBISINGAN
Apakah Kebisingan Itu :
Kebisingan didefinisikan sebagai "suara
yang tak dikehendaki, misalnya yang
merintangi terdengarnya suara-suara, atau
yang menyebabkan rasa sakit

25

26

13
23/04/2015

Pengaruh Kebisingan

 Pengaruh kebisingan dapat berbentuk


gangguan yang dapat menurunkan
kesehatan, kenyamanan dan rasa aman
manusia yang kalau dibiarkan terus
menerus dapat menyebabkan stress,
kemampuan produksi menurun.

27

Pengaruh Kebisingan

Beberapa bentuk gangguan yang diakibatkan oleh


kebisingan adalah sebagai berikut.
 Gangguan Pendengaran
Pendengaran manusia merupakan salah satu indera yang
berhubungan dengan komunikasi audio/ suara. Alat
pendengaran yang berbentuk telinga mampu merespons
suara pada kisaran antara 0 – 140 dBA. Frekuensi yang
dapat direspons oleh telinga manusia antara 20 sampai
20.000 Hz dan sangat sensitif pada frekuensi antara 1.000
sampai 4.000 Hz.

28

14
23/04/2015

Jenis-jenis dari Akibat-akibat


kebisingan
Tipe Uraian

Kehilangan Perubahan ambang batas sementara


pendengaran akibat kebisingan, Perubahan ambang
Akibat-akibat batas permanen akibat kebisingan
badaniah Akibat-akibat Rasa tidak nyaman atau stres meningkat,
fisiologis tekanan darah meningkat, sakit kepala,
bunyi dering
Gangguan Kejengkelan, kebingungan
emosionaL
Akibat-akibat Gangguan Gangguan tidur atau istirahat, hilang
psikologis gaya hidup konsentrasi waktu bekerja, membaca dsb.
Gangguan Merintangi kemampuan mendengarkann
pendengaran TV, radio, percakapan, telpon dsb.
29

Metode Pengukuran
(JIS Z8731 [ISO1996-1.2])

 Posisi Pengukuran
 Biasanaya, pengukuran-pengukuran
dilaksanakan dari ketinggian 1,2
sampai 1,5 m di atas tanah.

30

15
23/04/2015

Menentukan Nyaringnya
Kebisingan
[1] Bila indikasi meteran tingkat kebisingan
sedikit naik turun atau tidak sama sekali (Tipe 1)
Bila naik-turun tetap antara 2 - 3 dB, maka
diambil bacaan yang paling sering.
Contoh: Unit air conditioning di luar rumah
(outdoor unit)

[2] Bila indikasi meteran tingkat kebisingan tak


teratur atau naik turun secara drastis (Tipe 2)
Bacan maksimum (LA5) dalam 90% lingkup dari
nilai yang terukur diambil.
Contoh: Bor tanah

31

Menentukan Nyaringnya
Kebisingan
[3] Bila indikasi meteran tingkat kebisingan naik-
turun secara periodik atau sebentar-sebentar,
tetapi nilai maksimum secara umum konstan
(Type 3)
Rata- rata dari nilai-nilai maksimum (LAmax) yang
di-indikasikan dalam setiap naik-turun diambil.
Contoh: Pemancang tiang

[4] Bila indikasi meteran tingkat kebisingan


berfluktuasi secara periodik atau sebentar-
sebentar, dan nilai maksimum tidak konstan (Tipe
4)
Bacaan maksimum (LA5) dalam lingkup 90 % dari
nilai maksimum yang di-indikasikan dalam setiap
fluktuasi diambil.
32
Contoh: Ekskavator hidrolik

16
23/04/2015

Sound Level Meter

33

Kegunaan Sound Level Meter


 Adalah Suatu perangkat alat uji untuk
mengukur tingkat kebisingan suara,
hal tersebut sangat di perlukan
terutama untuk lingkungan industri.

34

17
23/04/2015

35

Aplikasi
 Aplikasi Sound Level Meter biasanya
dipakai dipabrik, untuk menganalisi
kebisingan peralatan dipabrik
tersebut misalnya pada pabrik, alat
yang berpotensi menimbulkan
kebisingan seperti turbin,
compressor, condenser, pompa drum
dan lain-lain.

36

18
23/04/2015

 Dengan menggunakan Sound Level


Meter akan memberikan solusi bagi
keselamatan tenaga kerja industri
karena dengan mengetahui tingkat ukur
seberapa besar intensitas suara yang
didapat maka akan mendapatkan
system proteksi ke tenaga kerja yang
baik dan benar. Berikut merupakan alat
pelindung pendengaran atas gangguan
kebisingan
37

Tambahan Decibel
 Untuk meneliti efek dari suara-suara besar yang dipancarkan
secara simultan dari banyak sumber, decibel ditambahkan.
Formulanya adalah di bawah ini. Metode penambahan ini
dinamakan "kombinasi energi (kombinasi kekuatan)".

 L1, L2 ... LN: Tingkat tekanan suara pada tiap-tiap sumber


(dB)
(Dapat diganti dengan tingkat tekanan suara (dB) dari 2.1.)

38

19
23/04/2015

39

40

20
23/04/2015

41

42

21
Oleh :
Tim K3

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI


CEPU 2015

KIMIA API

Definisi Api/Kebakaran :
Api/kebakaran adalah suatu proses kimia yang diikuti oleh evolusi panas dan
cahaya.
CH4 + 2O2 --> CO2 + 2H2O+ Energi
CH4 + O2 --> CO + H2O + H2+ Energi

1
PERBEDAAN

API KEBAKARAN
- BERMANFAAT - TIDAK BERMANFAAT
- TERKENDALI
- TIDAK TERKENDALI
- TIDAK MERUGIKAN
- MERUGIKAN

Untuk itu perlu adanya


penaggulangan kebakaran

SEGI TIGA API 1920

Elemen/unsur-unsur yang harus ada


didalam proses api adalah :
- Bahan bakar
- Oksigen
- Panas
Untuk menjadikan api
Ketiga unsur tersebut
harus dalam perbandingan
yang Optimum

2
BIDANG EMPAT API

Teori lebih lanjut yang menggambarkan


terjadinya api adalah Bidang empat api :
- Bahan bakar
- Oksigen
- Panas
- Chain Reaction

SIKLUS HIDUP API Dawson Powell 1955


Dalam teori yang dikembangkan oleh POWEL
elemen-elemen yang menunjang terjadinya api
adalah :
bPanas
bBahan bakar
bOksigen
bPerbandingan
bPercampuran
bKelangsungan penyalaan

3
BAHAN BAKAR (FUEL)

Secara fisik bahan bakar dapat berupa, padat, cair dan


gas.
Namun pada dasarnya semua bahan bakar bisa
terbakar harus dalam bentuk uap
Bahan bakar padat berubah dalam bentuk gas
--> Pyrolisa.
Bahan bakar cair berubah dalam bentuk gas
--> Menguap.

4
OKSIGEN ( O2)

Oksigen adalah merupakan unsur pokok


yang sangat diperlukan didalam proses
pembakaran.
Diudara bebas terdapat oksigen dengan
konsentrasi sekitar 20,8 % --> sedangakan
oksigen yang diperlukan untuk proses
pembakaran paling sedikit sekitar 16 %.
(Essentials Of Fire Fighting, Third Edition).

SUMBER PENYALAAN

Sumber penyalaan untuk proses terjadinya


api, antara lain:

Api terbuka (Open flame)


 Gesekan (Friction)
 Reaksi kimia (Chemical reaction)
 Bunga api listrik (Electric spark)
 Listrik Statis (Static electricity)
 Petir (Lightning)
 Sinar matahari (Sun light), Dll.

5
TITIK NYALA (FLASH POINT)

Titik nyala (Flash Point) adalah suhu terendah


dimana suatu zat (bahan bakar) cukup
mengeluarkan uap dan terbakar
sekejap bila di beri sumber
penyelaan yang cukup.

Semakin rendah titik nyala suatu zat,


semakin mudah zat tersebut menguap
dan semakin mudah pula zatersebut
terbakar.

Fuel Flash point


°C °F
Iso Butan -12 -10

n-Butan -1 -31

Etana -89 -128

Etilin -104 -155

Hydrogen -253 -424

Metana -162 -259

Propan -43 -44

Gasoline -44 - 47,2


Hexana -22 -7
Minyak mentah -7 s/d 32 20 s/d 90
Kerosine 43 s/d 72 110 s/d 162
Diesel Fuel # 1 37,8 100
Fuel Oil # 6 66 s/d 132 150 s/d 270

Ques 1988 : Process Plant Safety Tecnologi, Norman USA : Ques Consultan Inc

6
TITIK BAKAR (FIRE POINT)

Fire Point adalah suhu terendah dimana


suatu zat (bahan bakar) cukup
mengeluarkan uap dan terbakar secara
terus menerus bila di beri sumber penyalaan
yang cukup.

Titik bakar suatu zat beberapa derajat lebih


tinggi dari titik nyalanya (flash point).

SUHU PENYALAAN SENDIRI


(AUTO IGNITION TEMPERATURE)

Adalah suhu terendah dimana suatu zat


(bahan bakar) dapat terbakar dengan
sendirinya tanpa adanya sumber
penyalaan dari luar.
Semakin rendah suhu penyelaan sendiri
dari suatu zat berarti zat tersebut mudah
terbakar.

7
Subtance Autoignition Tempetarure (°F )
Hydrogen 1076
Acetylene 635
Methane 999
Etyhylene 1000
Ethane 950
Propylene 927
Propane 871
Natural gas -
i-Butane -
N-Butane 806
N-pentane 588
N-Hexane 477
Toulene 1036
N-Heptane 452
N-Oktane 450
N-Nonane -
N-Decane >500
Gasoline 495
Kerosine 490

Nelson, W.L, Oil Gas J, Apr 2, 1956,p 140. also see Dougharty, R.P, Oil Gas J, Sept. 1, 1952, p 94

DAERAH BISA TERBAKAR


(FLAMMABLE RANGE)
Daerah bisa terbakar adalah batas konsentrasi
campuran antara uap bahan bakar dengan O2 yang
dapat terbakar, yang dibatasi
oleh batas bisa terbakar bawah % Vapour

(Lower Flammable Limit) dan


batas bisa terbakar atas
Daerah Kurang O2

UFL 7,6

(Upper Flammable Limit). Bisa Tebakar

- LFL : Lower Flammable Limit


LFL 1,4
- UFL : Upper Flammable Limit
21 % + 16 % O2

8
Explosive limits, by % VOLUME in air
MATERIAL
LOWER HIGHER
Hydrogen 4,1 74,2
Acetylene 2,5 80,0
Methane 5,3 13,9
Etylene 3,02 34,0
Ethane 3,12 15,0
Propylene 2,0 11,1
Propane 2,37 9,5
Natural Gas 4,8 13,5
i-butane 1,8 8,4
N-butane 1,6 8,5
N-pentane 1,4 8,0
N-hexane 1,25 6,9
Toulene 1,27 7,0
N-heptane 1,0 6,0
N-octane 0,84 3,2
N-nonane 0,74 2,9
N-decane 0,67 2,6
Gasoline 1,3 6,0
kerosine 1,16 6,0

Nelson, W.L, Oil Gas J, Apr 2, 1956,p 140. also see Dougharty, R.P, Oil Gas J, Sept. 1, 1952, p 94

PROSES TERJADINYA API

SUMBER PANAS
BAHAN BAKAR TITIK
NYALA
(dalam bentuk uap) API
DAERAH BISA
UDARA
TERBAKAR
(Zat asam)

4/23/2015 18

9
TEKNIK PEMADAM KEBAKARAN
Prinsip didalam pemadaman kebakaran adalah
merusak keseimbangan pada “BIDANG EMPAT
API”, yaitu :
1. STARVATION
AYO MAS ...
2. SMOTHERING KITA SEMPROT
APINYA
3. DILLUTION
4. COOLING
5. INHIBITION OF
CHAIN REACTION

TEKNIK PEMADAM KEBAKARAN

Prinsip dasar
Pemadaman Keba-
karan adalah dengan
merusak keseimbangan
Bidang Empat Api

10
STARVATION

Adalah teknik pemadaman


dengan cara mengambil /
mengurangi konsentrasi
dari bahan bakar yang
terbakar sampai batas
bisa terbakar bawah.

Misalnya ada kebakaran


pipa gas, maka dengan
menutup Valve dari aliran
gas tersebut hingga api
padam.

SMOTHERING/ EXCLUSION
OF OXIGEN

Teknik pemadaman ini


dilakukan dengan cara
membatasi kontak
antara bahan bakar
yang terbakar dengan
oksigen dari udara.
-Pasir
-Busa

11
DILLUTION
Teknik Pemadaman
dilakukan dengan cara
melukukan
pengenceran
konsentrasi oksigen
pada pada proses
pembakaran sampai
dibawah minimalnya.

COOLING/ REDUCTION OF TEMPERATUR

Teknik pemadaman
dilakukan dengan cara
menurunkan
temperatur bahan
bakar yang terbakar
sampai dibawah Titik
Nyalanya (Flash
Point).

12
INHIBITION OF CHAIN
REACTION
Adalah teknik pemadaman
dengan cara memutus
rantai reaksi kebakaran.

Teknik ini dapat dilakukan


misalnya de-ngan cara
menyemprotkan media
pema-dam Halon pada
daerah yang terbakar.

POMPA PEMADAM
KELUAR

TRANSFER VAVE

CLAPPER VALVE

MASUK

13
VENTILASI

Didalam pemadaman terkadang diperlukan ventilasi,


hal ini disebabkan :
• Untuk mengeluarkan asap dan gas yang panas
dari lokasi kebakaran (dalam ruangan yang terbakar)
• Memberikan luas pandangan yang lebih jauh bagi
petugas pemadam kebakaran
• Mencegah banyak korban, dsb

Ventilasi dapat dilakukan dengan cara :

•Memberikan bukaan pada bukaan pada


bangunan yang terbakar
•Dengan ventilasi secara paksa

14
FORCE DRAFT

VENTILASI BUKAAN PADA ATAP

15
DASAR TAKTIK PEMADAM KEBAKARAN

1. Penyelamatan Jiwa/Rescue
2. Penyelamatan Harta/Salvage
3. Pencegahan Pemaparan/Exposure
Prevention
4. Lokalisir/Confirment
5. Pemadaman/Extinguishment
6. Peranginan/Ventilation
7. Penataan Kembali/Overhoul

REFERENSI
1. Chemical Proces Enginering, second
edition : Daniel A. Crowl/ Josep F. Louvar
2. Essensial of Fire Fighting, Thirtd edition :
Validateds by International Fire Service
Training Association
3. Fire Service Rescue : Ifsta
4. NFPA : Handbook
5. NFPA : Standard (code)

16
TERIMA KASIH

17
Oleh :
Tim K3

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI


1 CEPU 2015

ALAT PEMADAM API RINGAN


(APAR)

1
3

ALAT PEMADAM API


RINGAN
PENGERTIAN :
A. NFPA
Peralatan yang ringan yang berisi TEPUNG, CAIRAN atau
GAS yang dapat disemprotkan bertekanan untuk tujuan
pemadaman kebakaran

B. PERMEN NAKERTRANS 04/1980


Alat yang ringan yang mudah dilayani oleh satu orang saja
untuk tujuan pemadaman pada mula terjadinya kebakaran

KETERBATASAN APAR
4

APAR memiliki keterbatasan, yakni :


1. Kapasitasnya terbatas
2. Jarak semprotnya terbatas
3. Lama semprotnya (Duration) terbatas

2
DAYA GUNA DAN HASIL GUNA DARI
APAR
5

1. Klas kebakaran yang mampu dipadamkan


oleh APAR
2. APAR disebarkan secara merata dan siap
pakai
3. Kebakaran ditemukan masih kecil untuk di-
padamkan dengan APAR
4. Kebakaran ditemukan oleh orang yang siap,
mampu dan mau menggunakan APAR

KLASIFIKASI KEBAKARAN
6

PENGERTIAN :
Pembagian/penggolongan kebakaran berdasarkan jenis
bahan bakar yang terbakar.

TUJUAN :
Agar dapat memilih dengan cepat dan tepat media
pemadam yang akan dipakai untuk memadamkan
kebakaran.

3
KLASIFIKASI KEBAKARAN
7

KLAS “A”
Kebakaran bahan bakar padat
bukan logam, seperti kayu,
kertas, dan lain-lain.
KLAS “B”
Kebakaran bahan bakar cair dan
gas, seperti bensin, keroseine,
LPG, LNG, dan lain-lain.
KLAS “C”
Kebakaran listrik hidup, misal
motor listrik.
KLAS “D”
Kebakaran Logam, misal Al, Mg,
Mn, dan lain-lain.

KLASIFIKASI KEBAKARAN
8

SIMBUL
KLASIFIKASI
KEBAKARAN

4
MEDIA PEMADAM
9

Menurut fasenya ada tiga :


1. Jenis Padat.

2. Jenis Cair.

3. Jenis Gas.

MEDIA PEMADAM JENIS PADAT


APAR
10

A. DRY CHEMICAL POWDER:


1. REGULAR  Efektif untuk klas B, C
- Sodium Bikarbonat
- Potasium Bikarbonat (Purple “K”)
- Kalium Klorida (Super “K”)
- Urea + Potasium bicarbonate (Monex)

5
MEDIA PEMADAM JENIS PADAT
11

2.MULTI PURPOSE Efektif untuk klasA,B,C.


- Mono Amonium Phospat (MAP)

- Kalium Sulfat

B. DRY POWDER  Efektif untuk klas D.


- Foundry Flux

- Met-L-X

- Pyromet Powder

DRY CHEMICAL
12

Dipasaran APAR Jenis Dry Chemical ini ada 2 type :


– Stored Pressure

– Cartridge System

CARTRIDGE
STORED SYSTEM
PRESSURE

6
APAR JENIS AIR
13

Apar jenis air --> hanya efektif untuk memadamkan kebakaran


kelas “A”
Prinsip kerja dalam pemadaman adalah Cooling dan Dillution
Keuntungan air untuk pemadaman
- Murah
- Mudah diangkut
- Mudah dibuat pancaran
APAR Jenis Air
- Daya penyerapan panas tinggi
- Mengembang menjadi uap tinggi

APAR JENIS BUSA


14

Apar jenis busa efektif untuk kebakaran klas A, B.


Dilihat terbentuknya ada dua jenis :
- Busa Kimia
- Busa Mekanik

Prinsip kerja pemadaman


dengan busa adalah :
- Smothering/Blanketing
- Cooling

7
APAR JENIS BUSA KIMIA
15

Busa Kimia terjadi busa karena reaksi kimia antara :


Al2 (SO4)3 + 6NaHCO3 --> 2Al(OH)3 + 3Na2SO4 + 6CO2.
Expantion ration hasil reaksi : + 7 kali
PRINSIP PENGOPERASIAN
APAR langsung dibawa
ke tempat kebakaran, ambil
posisi dari atas angin dan
arahkan pancaran busa pada
dinding bagian dalam dari
wadah yang terbakar

APAR JENIS BUSA MEKANIK


16

Terjadi busa karena proses mekanik / agitasi antara Air,


Cairan busa dan udara.

Busa Mekanik dapat digunakan untuk kebakaran minyak yang luas karena:
•Karena media pemadam busa memiliki daya cooling
•media pemadam busa dapat menutupi permukaan minyak yang terbakar
cukup kuat dan stabil

8
APAR JENIS HALON
17

Hanya efektif untuk kebakaran klas B dan C, untuk


kebakaran klas A diperlukan kapasitas yang besar.
Sekarang halon sudah tidak di gunakan lagi karena
dapat merusakkan lapisan OZON

PENGGANTI HALON :
- Inergen
- AF11
- FM 200
- Dan lain-lain

APAR JENIS CO2


18

Efektif untuk klas B dan C,


Keuntungan Media pemadam CO2
- Clean Agent (bersih)

- Swa pancar

- Tidak korosif

Sangat efektif untuk


memadamkan kebakaran
Instrument Listrik

9
RATING APAR
19

Pengertian : adalah kemampuan yang dimiliki


APAR yang bersangkutan.
Sampai saat ini rating APAR yang ada barulah
untuk Klas “A” dan “B”, sedangkan untuk klas
“C” dan “D” belum diratingkan.

APAR dengan Rating 1-A :


20

adalah APAR tersebut dapat digunakan


untuk memadamkan kebakaran klas “A” yang
isinya setara dengan 1 1/4 gallon air (+5
liter).

10
APAR dengan Rating 60-B :
21

APAR tsb dapat digunakan untuk


memadamkan kebakaran klas “B” seluas 60
ft2 bagi orang yang belum ahli.

Operator belum ahli


kemapuannya =
40 % dari operator
yg ahli

PEMERIKSAAN APAR
22

Menurut PERMEN NAKERTRANS 04/1980


APAR yang dipasang di lokasi kerja harus
dilakukan pemeriksaan & perawatan.
Ada dua junis pemeriksaan APAR :
1. Pemeriksaan jangka pendek.
2. Pemeriksaan jangka panjang.

11
PEMERIKSAAN JANGKA PENDEK
23

Pemeriksaan jangka pendek dilakukan setiap 6


bulan sekali.
Yang diperiksa meliputi :
1. Mechanical part
2. Extinguishing agent (media pemadam)
3. Expelling means

PEMERIKSAAN JANGKA PANJANG


24

Pemeriksaan jangka panjang dilakukan setiap 5


tahun sekali.
Pemeriksaan ini dilakukan terhadap kondisi
tabung dengan Hydrostatis Test.
Untuk setiap APAR dilakukan percobaan tekan
secara berkala dan harus kuat menaha tekanan
selama 30 detik.

12
Tekanan uji yang diperlukan adalah :
25

20 kg/cm2 atau


1 1/2 kali tekanan kerja

dipilih mana yang paling besar untuk APAR


yang bersangkutan.
Khusus APAR jenis CO2 uji tekan pertama
dilakukan tidak lebih dari 10 th dan
selanjutnya setiap 5 th.

26

Bila APAR jenis CO2 setelah diisi dan oleh


sesuatu hal dikosongkan atau dalam keadaan
kosong selama lebih dari 2 th terhitung dari
setelah dilakukan percobaan tersebut, maka
terhadap APAR tersebut harus dilakukan
percobaan tekan ulang.

13
TERIMA KASIH

14
oleh :
Tim K3

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI


CEPU 2015
1

Peralatan Penyalur Air Pemadam


Kebakaran

Peralatan pokok :
1. Selang pemadam (Fire Hose)
2. Penyambung selang (Hose Fitting)
3. Penyemprot (Nozzle)

1
Selang Pemadam (Fire Hose)

Selang pemadam adalah suatu selang


yang digunakan untuk mengalirkan
media air mulai dari sumber air, baik
sumber air terbuka maupun tertutup
sampai ke arah kebakaran.

Jenis-Jenis Fire Hose

Berdasarkan fungsinya selang


pemadam dapat dibagi 2 yaitu :
1. Selang Isap (Suction Hose)
2. Selang Tekan (Discharge Hose)

2
Selang Isap (Suction Hose)

 Yaitu suatu selang yang digunakan mulai


dari sumber air sampai bagian isapan
pompa, karena digunakan pada bagian
isapan pompa maka diperlukan selang
yang mempunyai konstruksi yang kokoh,
kuat dan lentur (fleksibel) namun
ringan.
 Diameter : 3” sampai 6 ”
 Panjang : 6 ft sampai 15 ft
5

Selang Tekan (Discharge Hose)

 Yaitu selang yang digunakan mulai


dari discharge pompa sampai ke
ujung penyemprot (nozzle)
 Diameter : 3/4” sampai 3”
 Panjang : 50 ft sampai 100 ft

3
Jenis-jenis Discharge Hose

Selang Tekan (Discharge Hose) ditinjau dari


konstruksi serta bahan yang digunakan untuk
pembuatan selang tekan dibedakan 3 :

1.Selang Karet (Rubber hose)

2.Selang Rembes (Percolated hose)

3.Selang tak rembes (Non


percolated hose)
7

4
Cara Menggulung Selang

Penyambung Selang (Hose Fitting)


Adalah peralatan yang digunakan untuk
menyambung antara dua buah selang atau dengan
peralatan lain secara garis besar dibagi 3 yaitu :
1. Coupling
2. Adaptor
3. Cabang (Breeching)

10

5
Coupling

 Adalah alat yang digunakan untuk


menyambung antara dua buah selang yang
mempunyai diameter sama,
 Agar tidak mudah rusak tetapi ringan dan
dapat dipasang serta mudah dalam
melepasnya dalam waktu yang singkat
maka dibuat dari logam campuran terdiri
dari antara kuningan, aluminium dan
magnesium.

11

Jenis-Jenis Coupling
Ditinjau dari bentuk dan standardnya maka
coupling dibagi 2 yaitu :
1.Screw/ulir
2.Interlock : a. Instantaneous
b. Machino
c. Storz
d. Hermaprodite
e. Symetric.
12

6
Coupling Screw, Instantaneous, Machino,
Storz, Hermaprodite dan Symetric

13

14

7
Cara Menyambung Coupling

11

15

Friction Loss

16

8
Turunan (Adaptor)

 Adalah alat yang digunakan untuk


menyambung antara dua buah
selang yang berbeda ukuran,
diameter
atau berbeda jenis couplingnya.

 Nama suatu adaptor didasarkan


pada tata letak coupling dan
bahwa selang pemadam selalu
digelar mulai dari sumber air ke
arah api.
17

Cabang (Breeching)

 Pada sistim operasi pemadaman alat ini


berfungsi untuk membuat percabangan
baik pada isapan pompa maupun
discharge pompa
 Ditinjau dari kegunaannya cabang
dibagi 2 yaitu :
1. Cabang Pembagi (Deviding Breeching)
2. Cabang Pengumpul (Collecting
Breeching ).
18

9
Cabang Pembagi

19

Cabang Pengumpul

20

10
Penyemprot (Nozzle)

 Alat ini digunakan untuk mempercepat aliran air


yang keluar dari ujung selang serta untuk
membentuk pancaran aliran air
 Berdasarkan kapasitas alirannya maka nozzle
dibagi 2 yaitu :
1. Hand Line Nozzle
2. Monitor Nozzle

21

Hand Line Nozzle


 Nozzle ini mempunyai kapasitas aliran
maksimal 250 GPM
 Hand line nozle terdiri dari :
1. Solid stream
2. Spray nozzle
3. Adjustable nozzle
4. Combination nozzle
5. Foam Master

22

11
HandLine Nozzle

23

Monitor Nozzle
 Nozzle ini berkapasitas aliran besar yaitu
diatas 250 GPM
 Monitor Nozzle terdiri dari :
1. Portable Monitor
2. Trailer Monitor
3. Fixed Monitor

24

12
Fire Hydrant
 Adalah salah satu fasilitas yang terpasang
tetap dan digunakan sebagai sumber air
untuk keperluan pemadaman kebakaran.
 Fire hydrant dipasang pada jarak 50 – 75
meter dengan masing-masing buangan
(discharge) 500 liter/ menit dan
maksimum 4 buangan (discharge).
 Tinggi buangan pada hydrant adalah
antara 0,5 meter sampai dengan 0,8
meter dari tanah.
25

Fire Hydrant

26

13
Sumber Air
1. Persediaan air untuk kebutuhan
hydrant dapat berasal dari
sumur artetis, sumur gali
dengan sistem penampungan
gravitasi tangki atau reservoir
air dengan sistem pemompaan.
2. Persediaan air setiap saat
yang dapat dipergunakan
minimum selama 30 menit
pada kapasitas pompa 1.800
liter per menit.

27

Pompa Pemadam
Pompa pemadam kebakaran merupakan peralatan yang
sangat penting fungsinya dalam usaha penanggulangan
kebakaran, untuk dapat mensuplai air secara terus menerus
dalam jumlah yang cukup besar dari sumber air ke dalam
jaringan pipa air pemadam.
Pompa pemadam kebakaran harus tersedia 2 (dua)
unit pompa dengan kapasitas yang sama, dimana satu
unit sebagai pompa utama dan yang lain sebagai cadangan.

28

14
Jaringan Pipa Pemadam
Jaringan pipa air pemadam kebakaran dirancang
untuk mampu menahan tekanan dan mampu
menyalurkan air dalam jumlah yang cukup ke
tempat-tempat yang memerlukan, pada
umumnya jaringan air pemadam memakai sistem
ring (loop system).
Secara garis besar ada 3 (tiga) macam pipelines
atau pipa penyalur :
 Primery Feeder
 Skundery Feeder
 Distributor
29

Jaringan Pipa Pemadam


1

30

15
TERIMA KASIH

16

Anda mungkin juga menyukai