, MKM
LATAR BELAKANG OH
◦ Banyak penyakit diderita pekerja yang berhubungan dengan pekerjaan
◦ Banyak yang tidak sadar dampak negative dari pekerjaan
◦ Banyak masyarakat yang juga terkena dampak negative dari tempat
kerja
◦ Lingkungan kerja berpengaruh buruk pada kesehatan
◦ Perkembangan ekonomi berdampak pada perkembangan sector kerja
◦ Perlu regulasi dari pemerintah yang mengontrol isu global (Global
economic transfer manufacturing)
Gangguan Penyakit Akibat Pekerjaan
NO PENYAKIT ATAU GANGGUAN KESEHATAN (2009)
1 PENYAKIT PARU-PARU
2 INJURI MUSCULOSKELETAL (Back Pain)
3 CANCERS
4 SEVERE TRAUMA
5 GANGGUAN JANTUNG & PEMBULUH DARAH
6 GANGGUAN REPRODUKSI
7 GANGGUAN NEUROTOKSIK
8 GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT NOISE (BISING)Hearing Loss
9 KONDISI DERMATOLOGIS
10 KETEGANGAN PSIKOLOGIS & KEBOSANAN
DATA
PENYAKIT & MASALAH KESEHATAN DI DUNIA AKIBAT
KERJA
Nyeri punggung 37 %
Hearing loss 16 %
PPOK 13%
Asma 11% Kematian 850.000 org di DUNIA
Injury 8%
Lung cancer 9%
Leukemia 2%
PENGERTIAN OH
◦ILO & WHO 1995
Promosi & mempertahankan level tertinggi dari fisik
mental social pekerja dalam pekerjaan mereka yang
dimulai dari pencegahan kesehatan, mengontrol resiko
dan adaptasi pekerjaan terhadap orang-orang serta
orang-orang terhadap pekerjaan mereka.
ILO & WHO 1995
◦ Kesehatan Kerja sebaiknya ditujukan pada :
1. Promosi dan pemeliharaan derajat kesehatan tertinggi fisik, mental, dan social
pekerja dalam semua pekerjaan
2. Pencegahan pada pekerja dalam aspek kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan mereka
3. Perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka dari resiko akibat factor yang
merugikan bagi kesehatan
4. Menempatkan dan memelihara pekerja didalam lingkungan pekerjaannya
disesuaikan dengan kapabilitas fisiologis dan psikologis
5. Untuk menyimpulkan dan menyesuaikan pekerjaan terhadap setiap orang
dalam tugasnya
WHO 2001
◦ PERLINDUNGAN & PROMOSI KESEHATAN PARA PEKERJA MELALUI
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT-PENYAKIT &
KECELAKAAN KERJA SERTA DGN MENGELIMINASI FAKTOR2 &
KONDISI PEKERJAAN YG BERISIKO MJD PEKERJAAN YG SEHAT &
AMAN.
◦ Pengembangan & promosi kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan kerja dan
organisasi kerja
◦ Peningkatan kesehatan fisik mental dan social pekerja serta mendukung
pengembangan dan pemeliharaan kapasitas pekerjaan mereka, serta
pengembangan professional dan social dalam pekerjaan
◦ Memampukan para pekerja untuk melaksanakaan hidup produktif secara social
dan ekonomi serta berkontribusi secara positif terhadap pengembangan yang
berkelanjutan
Barnett-Schuster 2008
◦ KESEHATAN & KESELAMATN KERJA (K3) isu multidisiplin
yang terkonsentrasi pada proteksi keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan.
EFEK Sekunder
NAKES OH Pekerja
Lingkungan
KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA
(OHN)
American Assosiation Occupational Health Nursing 2004
Kep kesehatan kerja & lingkungan praktik spesialis yang
focus ttg promosi, pencegahan dan pembaruan kesehatan
dalam konteks keselamatan & kesehatan lingkungan, juga
pencegahan efek kesehatan yang merugikan, yg berasal dari
risiko pekerjaan & lingkungan
Sasaran pekerja, masyarakat pekerja, dan kelompok
komunitas
Lanjutan…
◦ Perawatan Kesehatan Kerja (Occupational Health Nursing) merupakan
cabang dari perawatan kesehatan masyarakat, yang memberikan
pelayanan pada tenaga kerja atau kelompok tenaga kerja.
◦ Pelayanan berfokus pada promosi, proteksi, dan pemulihan kesehatan
naker dalam hubungannya dengan keselamatan dan lingkungan kerja
yang sehat.
◦ Pelayanan keperawatan kesehatan kerja bersifat otonom dan
independen dalam menentukan penatalaksanaan keperawatan bidang
kesehatan kerja. (AAOHN-American Association of Occupational
Health Nursing, 1994)
MODEL KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA
Assesment Evaluation
Diagnosis Implementation
Planning
LEVEL PENCEGAHAN
◦LEVEL PENCEGAHAN primer, sekunder dan
tertier, diperlukan untuk melakukan tindakan-
tindakan pencegahan dan promosi kesehatan
◦Dalam melakukan perencanaan, implementasi dan
evaluasi tahapan level pencegahan harus digunakan
PRIMARY PREVENTION
◦ Mendukung kebijakan perusahaan Zero Tolerance thd terjadinya konflik
◦ Mendukung kebijakan perusahaan dalam hal reward, kolaburasi,
kolegial, dan kerjasama tim serta sanki utk mengontrol perilaku
pekerja
◦ Menjaga lingkungan tempat kerja pd semua pekerja diperlalukan
secara terhormat dan membanggakan
◦ Mempromosikan kebijakan yang meningkatkan status wanita dalam
perusahaan
◦ Menyediakan & memasang poster “safety bulletin board”ttg kesadaran
thd kekerasan dlm perusahaan
Primary Prevention
◦Health promotion
◦Disease prevention
◦Non-occuptional program
SECONDARY PREVENTION
◦ Mendukung kebijakan perusahaan dengan pernyataaan yg jelas
mendemonstrasikan kepedulian dan komitmen thd karyawan yg
mengalami kekerasan di rumahnya
◦ Menawarkan sebuah kesempatan tahunan yg dapat bermanfaat untuk
meningkatkan kesadaran thd pencegahan kekerasan dalam rumah
tangga.
◦ Mempromosikan konseling dan intervensi thd karyawan.
◦ Screening kekerasan dalam rumah tangga dan pemeriksaan kesehatan
tahunan
Secondary Prevention
◦Early diagnosis
◦Early treatment intervention
◦Limit disability
TERTIER PREVENTION
◦Memberikan aspek keamanan pada karyawan.
◦Menawarkan jam kerja yang flexible. Karyawan yang
mengalami kekerasan membutuhkan waktu untuk
pemulihan, kesehatan, konseling, perpindahan tempat
tinggal dll
◦Pemberian dukungan finansial karyawan.
Tertiary Prevention
◦Rehabilitation
◦Restoration
◦Return to work
PENERAPAN LEVEL PENCEGAHAN
1. Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)
◦ HYPERKES pd pekerja
◦ Peningkatan dan perbaikan gizi pekerja
◦ Perkembangan kejiwaan pekerja yg sehat
◦ Penyediaan perumahan pekerja yg sehat
◦ Rekreasi bagi pekerja
◦ Penyediaan tempat & lingkungan kerja yg sehat
◦ Pemeriksaan sebelum bekerja
◦ Perhatian terhadap faktor keturunan
2. Perlindungan Khusus (Specifik Protection)
◦Pemberian imunisasi
◦Hygiene kerja yang baik
◦Sanitasi lingkungan kerja yang sehat
◦Perlindungan diri thd bahaya pekerjaan
◦Pengend bhy akibat kerja agar dlm kead aman
◦Perlindungan thd factor karsinogen
◦Menghindari sebab alergi
◦Perserasian manusia (pekerja) dg mesin
3. Diagnosa
Dini dan Pengobatan yang Tepat
(Early Diagnosis and Promtreatment)
◦ Mencari tenaga kerja, baik perorangan / kelp thd
gangguan penyakit ttt.
◦ General ceck up scr teratur thd pekerja dg tujuan:
◦ mengobati & mencegah proses peny
◦ mencegah penularan peny
◦ mencegah komplikasi.
◦ Penyaringan.
4. Pencegahan Kecacatan (disability
Limitation)
◦Pengobatan yg adekuat untuk mencegah &
menghentikan proses peny
◦Perawatan yg baik.
◦Penyediaan fasilitas untuk membatasi
kecacatan dan mencegah kematian.
5. Pemulihan (Rehabilitation)
◦ Diklat untuk melatih kemampuan yg ada
◦ Dik masy untuk menggunakan tenaga cacat
◦ Penempatan tenaga cacat scr selektif
◦ Terapi kerja dirumah sakit
◦ Menyediakan tempat kerja yang dilindungi
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Definisi
◦Setiap penyakit yg disebabkan oleh pekerjaan/
lingkungan kerja.
◦Penyakit akibat kerja dapat dicegah & berat
ringannya penyakit yg disebabkan pekerjaan
tergantung dr jenis & tingkat penyakit
INDIKATOR PENGUKURAN
1. Frekuensi Penyakit Akibat KerjaJumlah kasus akibat Penyakit Akibat Kerja
(PAK). Indikatornya bisa berupa tingkat frekuensi (frequency rate) PAK per satu
juta jam paparan kerja.
2. Kecelakaan akibat PAK atau yang diakibatkan oleh penyakit yang dapat
dicegahJumlah pekerja yang terkena penyakit infeksi atau penyakit yang dapat
dicegah, seperti malaria, keracunan makanan, penyakit lionaires, dll. Indikatornya
adalah jumlah penyakit baru yang muncul.
Penilaian
◦Menilai hasil askep berpedoman pd tujuan
◦Membandingkan hasil dg tujuan yg dirumuskan
Pelayanan kesehatan
◦ Meyakinkan bahwa perusahaan memenuhi peraturan dan perundangan
◦ Mengembangkan progran surveilance kesehatan
◦ Melakukan konseling
◦ Melakukan koordinasi untuk kegiatan promosi kesehatan dan fitnes
◦ Melakukan penilaian bahaya potensial kesehatan dan keselamatan di tempat kerja
◦ Mengelola penatalaksanaan penyakit umum dan penyakit akibat kerja dan pertolongan
pertama pada kecelakaan serta masalah kesehatan primer di perusahaan.
◦ Melaksanakan evaluasi kesehatan dan kecelakaan kerja
◦ Konsultasi dengan pihak manajemen dan pihak lain yang diperlukan
◦ Mengelola pelayanan kesehatan, termasuk merencanakan, mengembangkan dan
menganalisa program, pembiayaan, staffing serta administrasi umum.
FAKTOR RESIKO DI TEMPAT KERJA
BEBAN KERJA
◦Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga
upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuanya
perlu diperhatikan.
◦Beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik
yangterlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja
menderita gangguanatau penyakit akibat kerja
KAPASITAS KERJA
◦ Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan,
keterampilan,kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan
sebagainya.
◦ Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja
yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang
pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
◦ Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai modal awal seseorang
untuk melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisi awal
seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja, gizi
kerja, dll..
LINGKUNGAN KERJA
◦Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa
faktor fisik,kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek
psikososial. Kondisi lingkungan kerja (misalnya, panas,
bising, berdebu, zat-zat kimia, dll)dapat menjadi beban
tambahan terhadap pekerja.
◦Beban-beban tambahan tersebut secara sendiri atau bersama-
sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibat
kerja
PENGKAJIAN OHN
1)Kapasitas Kerja.
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya
belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat
gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori
protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat
besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak
memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan
produktivitas yang optimal
Lanjutan…..
2) Beban Kerja.
Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan yang
meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh).
Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji
dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang
berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara
berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan stress
3)Lingkungan kerja.
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat
mempengaruhi kesehatan kerja dan dapat menimbulkan
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja.
Pelayanan Rehabilitatif
◦ Ada sarana konsultasi psikologis (rehabilitasi mental) ?
◦ (pemberian alat bantu misalnya : alat bantu dengar, tangan/kaki palsu dll) ?
◦ Ada penempatan kembali dan optimalisasi tenaga kerja yang mengalami cacat akibat
kerja disesuaikan dengan kemampuannya.
◦ Ada program rehabilitasi kerja ?
FINISH