Anda di halaman 1dari 79

INGGRID DIRGAHAYU, SKP.

, MKM
LATAR BELAKANG OH
◦ Banyak penyakit diderita pekerja yang berhubungan dengan pekerjaan
◦ Banyak yang tidak sadar dampak negative dari pekerjaan
◦ Banyak masyarakat yang juga terkena dampak negative dari tempat
kerja
◦ Lingkungan kerja berpengaruh buruk pada kesehatan
◦ Perkembangan ekonomi berdampak pada perkembangan sector kerja
◦ Perlu regulasi dari pemerintah yang mengontrol isu global (Global
economic transfer manufacturing)
Gangguan Penyakit Akibat Pekerjaan
NO PENYAKIT ATAU GANGGUAN KESEHATAN (2009)
1 PENYAKIT PARU-PARU
2 INJURI MUSCULOSKELETAL (Back Pain)
3 CANCERS
4 SEVERE TRAUMA
5 GANGGUAN JANTUNG & PEMBULUH DARAH
6 GANGGUAN REPRODUKSI
7 GANGGUAN NEUROTOKSIK
8 GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT NOISE (BISING)Hearing Loss
9 KONDISI DERMATOLOGIS
10 KETEGANGAN PSIKOLOGIS & KEBOSANAN
DATA
PENYAKIT & MASALAH KESEHATAN DI DUNIA AKIBAT
KERJA
Nyeri punggung 37 %
Hearing loss 16 %
PPOK 13%
Asma 11% Kematian 850.000 org di DUNIA
Injury 8%
Lung cancer 9%
Leukemia 2%
PENGERTIAN OH
◦ILO & WHO 1995
Promosi & mempertahankan level tertinggi dari fisik
mental social pekerja dalam pekerjaan mereka yang
dimulai dari pencegahan kesehatan, mengontrol resiko
dan adaptasi pekerjaan terhadap orang-orang serta
orang-orang terhadap pekerjaan mereka.
ILO & WHO 1995
◦ Kesehatan Kerja sebaiknya ditujukan pada :
1. Promosi dan pemeliharaan derajat kesehatan tertinggi fisik, mental, dan social
pekerja dalam semua pekerjaan
2. Pencegahan pada pekerja dalam aspek kesehatan yang disebabkan oleh kondisi
pekerjaan mereka
3. Perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka dari resiko akibat factor yang
merugikan bagi kesehatan
4. Menempatkan dan memelihara pekerja didalam lingkungan pekerjaannya
disesuaikan dengan kapabilitas fisiologis dan psikologis
5. Untuk menyimpulkan dan menyesuaikan pekerjaan terhadap setiap orang
dalam tugasnya
WHO 2001
◦ PERLINDUNGAN & PROMOSI KESEHATAN PARA PEKERJA MELALUI
PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PENYAKIT-PENYAKIT &
KECELAKAAN KERJA SERTA DGN MENGELIMINASI FAKTOR2 &
KONDISI PEKERJAAN YG BERISIKO MJD PEKERJAAN YG SEHAT &
AMAN.
◦ Pengembangan & promosi kesehatan dan keselamatan kerja, lingkungan kerja dan
organisasi kerja
◦ Peningkatan kesehatan fisik mental dan social pekerja serta mendukung
pengembangan dan pemeliharaan kapasitas pekerjaan mereka, serta
pengembangan professional dan social dalam pekerjaan
◦ Memampukan para pekerja untuk melaksanakaan hidup produktif secara social
dan ekonomi serta berkontribusi secara positif terhadap pengembangan yang
berkelanjutan
Barnett-Schuster 2008
◦ KESEHATAN & KESELAMATN KERJA (K3) isu multidisiplin
yang terkonsentrasi pada proteksi keselamatan, kesehatan dan
kesejahteraan orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan.
EFEK Sekunder

Bertujuan Melindungi rekan kerja, anggota keluarga, karyawan,


pengguna, penyedia, komunitas terdekat dan anggota masyarakat
lainnya yang terkena dampak lingkungan tempat kerja
◦Merupakan spesialisasi ilmu kesehatan beserta praktiknya
yang bertujuan agar masyarakat pekerja memperoleh derajat
kesehatan yang optimal , baik fisik, mental ataupun sosial
dengan usaha prefentif dan kuratif, terhadap
penyakit/gangguan kesehatan yang diakibatkan factor pekerja
dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit umum.
SITUASI KESJA DI INDONESIA
◦ BPS mengestimasikan puncak demografi (keuntungan/peluang yang
akan didapat oleh suatu negara jika mencapai kondisi rasio
ketergantungan rendah karena jumlah penduduk usia produktif (15-
64tahun) lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk usia
nonproduktif (anak-anak dan lansia))akan terjadi pada tahun 2025
◦ Kualitas generasi di masa tersebut akan menentukan peluang
Indonesia menjadi negara maju.
◦ Perbaikan upaya kesehatan kerja menjadi penting untuk menciptakan
SDM yang berkualitas
Lanjutan….situasi
◦ Jumlah angkatan kerja diperkirakan sebesar 121,9 juta pada Agustus 2014. Jumlah
angkatan kerja tahun 2012 dan 2013 (Agustus) hampir sama, sedangkan dari tahun 2013
ke tahun 2014 angkatan kerja di Indonesia naik 1,7 juta
◦ Jumlah yang bekerja tahun 2013 dan 2014 naik 1,8 juta
◦ Jumlah Kasus kecelakaan akibat kerja tahun 2011-2014 yang paling tinggi pada 2013
yaitu 35.917 kasus kecelakaan kerja (Tahun 2011 = 9.891; Tahun 2012 = 21.735; Tahun
2014 = 24.910).
◦ Jumlah kasus penyakit akibat kerja tahun 2011-2014 terjadi penurunan (tahun 2011 =
57.929; tahun 2012 = 60.322; tahun 2013 = 97.144; tahun 2014 = 40.696).
◦ Besarnya potensi kecelakaan dan penyakit kerja tersebut tergantung dari jenis produksi,
teknologi yang dipakai, bahan yang digunakan, tata ruang dan lingkungan
bangungan serta kualitas manajemen dan tenaga tenaga pelaksana.
ISU-ISU KESEHATAN KERJA
1) Transfer teknologi dari negara industry ke negara berkembang atau
pada area negara tersebut
2) Tenaga kerja anak di negara-negara maju dan berkembang
3) Penggunaan pestisida berlebihan, toksik dan kontaminasi makanan
4) Kerusakan ekologi dari tumpahan limbah beracun dan pembuangan
limbah
5) Transfer limbah beracun negara industry ke negara berkembang
6) Limbah beracun dari industry dengan teknologi yang tinggi
Lanjutan…isu
7) Energi nuklir, kecelakaan kerja dan pembuangan limbah
8) Masalah umum dari tehknologi dan professional antara kesehatan kerja dan
kesehatan lingkungan
9) Rendahnya standar keamanan dan control pada former soviet dan negara
berkembang
10)Upah rendah, stress psikologis, kebosanan dan shift kerja
11)Kelalaian manajemen dan kurangnya pertanggungjawaban terhadap kemanan
tempat kerja
12)Kelalaian negara dan korupsi dalam mengembangkan peran regulasi
13)Tidak adekuatnya pengukuran terhadap kesehatan dan kaamanan di negara
berkambang
14)Melebarnya kesenjangan pendapatan antara kelompok dengan pendapatan tinggi
dan rendah
Kesehatan Kerja (OCCUPATIONAL HEALTH)
Sehat

NAKES OH Pekerja

Lingkungan
KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA
(OHN)
American Assosiation Occupational Health Nursing 2004
Kep kesehatan kerja & lingkungan praktik spesialis yang
focus ttg promosi, pencegahan dan pembaruan kesehatan
dalam konteks keselamatan & kesehatan lingkungan, juga
pencegahan efek kesehatan yang merugikan, yg berasal dari
risiko pekerjaan & lingkungan
Sasaran pekerja, masyarakat pekerja, dan kelompok
komunitas
Lanjutan…
◦ Perawatan Kesehatan Kerja (Occupational Health Nursing) merupakan
cabang dari perawatan kesehatan masyarakat, yang memberikan
pelayanan pada tenaga kerja atau kelompok tenaga kerja.
◦ Pelayanan berfokus pada promosi, proteksi, dan pemulihan kesehatan
naker dalam hubungannya dengan keselamatan dan lingkungan kerja
yang sehat.
◦ Pelayanan keperawatan kesehatan kerja bersifat otonom dan
independen dalam menentukan penatalaksanaan keperawatan bidang
kesehatan kerja. (AAOHN-American Association of Occupational
Health Nursing, 1994)
MODEL KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA

Assesment Evaluation

Diagnosis Implementation

Planning
LEVEL PENCEGAHAN
◦LEVEL PENCEGAHAN primer, sekunder dan
tertier, diperlukan untuk melakukan tindakan-
tindakan pencegahan dan promosi kesehatan
◦Dalam melakukan perencanaan, implementasi dan
evaluasi tahapan level pencegahan harus digunakan
PRIMARY PREVENTION
◦ Mendukung kebijakan perusahaan Zero Tolerance thd terjadinya konflik
◦ Mendukung kebijakan perusahaan dalam hal reward, kolaburasi,
kolegial, dan kerjasama tim serta sanki utk mengontrol perilaku
pekerja
◦ Menjaga lingkungan tempat kerja pd semua pekerja diperlalukan
secara terhormat dan membanggakan
◦ Mempromosikan kebijakan yang meningkatkan status wanita dalam
perusahaan
◦ Menyediakan & memasang poster “safety bulletin board”ttg kesadaran
thd kekerasan dlm perusahaan
Primary Prevention
◦Health promotion
◦Disease prevention
◦Non-occuptional program
SECONDARY PREVENTION
◦ Mendukung kebijakan perusahaan dengan pernyataaan yg jelas
mendemonstrasikan kepedulian dan komitmen thd karyawan yg
mengalami kekerasan di rumahnya
◦ Menawarkan sebuah kesempatan tahunan yg dapat bermanfaat untuk
meningkatkan kesadaran thd pencegahan kekerasan dalam rumah
tangga.
◦ Mempromosikan konseling dan intervensi thd karyawan.
◦ Screening kekerasan dalam rumah tangga dan pemeriksaan kesehatan
tahunan
Secondary Prevention
◦Early diagnosis
◦Early treatment intervention
◦Limit disability
TERTIER PREVENTION
◦Memberikan aspek keamanan pada karyawan.
◦Menawarkan jam kerja yang flexible. Karyawan yang
mengalami kekerasan membutuhkan waktu untuk
pemulihan, kesehatan, konseling, perpindahan tempat
tinggal dll
◦Pemberian dukungan finansial karyawan.
Tertiary Prevention
◦Rehabilitation
◦Restoration
◦Return to work
PENERAPAN LEVEL PENCEGAHAN
1. Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)
◦ HYPERKES pd pekerja
◦ Peningkatan dan perbaikan gizi pekerja
◦ Perkembangan kejiwaan pekerja yg sehat
◦ Penyediaan perumahan pekerja yg sehat
◦ Rekreasi bagi pekerja
◦ Penyediaan tempat & lingkungan kerja yg sehat
◦ Pemeriksaan sebelum bekerja
◦ Perhatian terhadap faktor keturunan
2. Perlindungan Khusus (Specifik Protection)
◦Pemberian imunisasi
◦Hygiene kerja yang baik
◦Sanitasi lingkungan kerja yang sehat
◦Perlindungan diri thd bahaya pekerjaan
◦Pengend bhy akibat kerja agar dlm kead aman
◦Perlindungan thd factor karsinogen
◦Menghindari sebab alergi
◦Perserasian manusia (pekerja) dg mesin
3. Diagnosa
Dini dan Pengobatan yang Tepat
(Early Diagnosis and Promtreatment)
◦ Mencari tenaga kerja, baik perorangan / kelp thd
gangguan penyakit ttt.
◦ General ceck up scr teratur thd pekerja dg tujuan:
◦ mengobati & mencegah proses peny
◦ mencegah penularan peny
◦ mencegah komplikasi.
◦ Penyaringan.
4. Pencegahan Kecacatan (disability
Limitation)
◦Pengobatan yg adekuat untuk mencegah &
menghentikan proses peny
◦Perawatan yg baik.
◦Penyediaan fasilitas untuk membatasi
kecacatan dan mencegah kematian.
5. Pemulihan (Rehabilitation)
◦ Diklat untuk melatih kemampuan yg ada
◦ Dik masy untuk menggunakan tenaga cacat
◦ Penempatan tenaga cacat scr selektif
◦ Terapi kerja dirumah sakit
◦ Menyediakan tempat kerja yang dilindungi
PENYAKIT AKIBAT KERJA
Definisi
◦Setiap penyakit yg disebabkan oleh pekerjaan/
lingkungan kerja.
◦Penyakit akibat kerja dapat dicegah & berat
ringannya penyakit yg disebabkan pekerjaan
tergantung dr jenis & tingkat penyakit
INDIKATOR PENGUKURAN
1. Frekuensi Penyakit Akibat KerjaJumlah kasus akibat Penyakit Akibat Kerja
(PAK). Indikatornya bisa berupa tingkat frekuensi (frequency rate) PAK per satu
juta jam paparan kerja.

2. Kecelakaan akibat PAK atau yang diakibatkan oleh penyakit yang dapat
dicegahJumlah pekerja yang terkena penyakit infeksi atau penyakit yang dapat
dicegah, seperti malaria, keracunan makanan, penyakit lionaires, dll. Indikatornya
adalah jumlah penyakit baru yang muncul.

3. Jumlah kompensasi yang dikarenakan sakitJumlah klaim perusahaan yang


diakibatkan oleh sakit. Indikatornya adalah persentase jumlah klain sakit
dibandingkan dengan jumlah total klaim. Data bisa diambil dari perusahaan
asuransi.
LANJUTAN….
4. Jumlah pekerja yang berhenti akibat PAKData ini diambil dari
jumlah pekerja yang diberhentikan atau dipensiunkan dini, akibat
menderita PAK.

5. Jumlah evakuasi medisYaitu jumlah evakuasi medis yang telah


dilakukan. Indikatornya adalah jumlah evakuasi medis yang dilakukan
pada pekerja yang beresiko per satu juta jam paparan kerja.

6. Absensi karena sakitAbsen karena sakit didefinisikan sebagai


ketidakhadiran pekerja dikarenakan tidak mampu bekerja dikarenakan
sakit. Indikatornya berupa jumlah absensi per persentase jumlah total
hari kerja.
Lanjutan….
7. Penggunaan fasilitas bantuan kantor karena alasan kesehatan

Beberapa perusahaan mempunyai fasilitas/program bantuan bagi para


pekerjanya terkait alasan kesehatan.

8. Hasil akhir dari surveilens kesehatan

Adalah jumlah pekerja yang mengikuti surveilens kesehatan, yang telah


terbukti positif menderita penyakit akibat kerja yang tidak dapat
disembuhkan (adverse health effect)
◦ Penyakit umum yg diderita pekerja: TBC, jantung dsb
◦ Penyakit yg timbul akibat kerja: pneumoconiosis, dermatosis, dsb
◦ Keadaan gizi pekerja yg kurang baik.
◦ Lingkungan kerja yg kurang menunjang produktifitas, misalnya suhu,
kelembaban, ventilasi, penerangan dsb.
◦ Kesejahteraan tenaga kerja yg kurang memadai.
◦ Fasilitas perusahaan yg masih kurang.
◦ Penerapan perUU yg belum dp dilaks sepenuhnya.
Penyebab Penyakit/
Gangguan
Kebisingan Kerusakan indera pendengaran
Getaran Agioneorosis/ fenomena pseudo reynoud

Suhu tinggi Heat rash


Kelelahan karena panas
Kejang panas
Sengatan panas
Suhu rendah Radang dingin
Tekanan udara tinggi Dekompresi/penyakit kaison.
Cahaya Gangguan penglihatan, kerusakan mata.

Radiasi Kanker, kemandulan.


Sinar ultra violet Konjungtifitis
Sinar infra merah Katarak lensa mata
Penyebab Penyakit/
Gangguan
Debu organic; Pneumo coniosis
1. silicon 1. Silikosis (silika, batu)
2. asbes ,dsb 2. Asbestosis (serat
asbes)
3. Talkosis (debu talk)
4. Antrakosis (batubara)
5. Siderosis (debu besi)
6. Bisinosis (kapas,
rami)
Timah hitam (Pb) Keracunan timah
Air raksa (merkuri) Penyakit mini mata
Pestisida organo fospat; Keracunan pestisida
1. devine organoklorin
2. thyme
3. systex, dll. Keracunan
pestisida organo fospat
Pestisida karbonat; Keracunan pestisida
1. furadene karbonat.
2. baygon

Pestisida organoklorin; Keracunan pestisida


1. endrin organo klorin.
2. DTT
3. lundan, dll.
Gas; iritan Keracunan gas
Asfiksan Keracunan gas
Bacillus Antraksis:
anthracis pada 1. kulit
penyakit kulit. 2. jarang terjadi pada
paru dan usus.
Kesalahan konstruksi Luka fraktur, truma
mesin, sikap tubuh, fisik lainnya.
kelelahan.

Hubungan kerja tidak baik, Stres


jenis pekerjaan yang
monoton, upah kerja terlalu
rendah
◦ Peny umum yg terjadi pd pekerja & tak berhub dg pekerjaan
yg dilakukan.
◦ Peny ini dp menyerang berbagai sistem tubu ,misal peny:
◦ saluran pernafasan:TBC, Bronkopneumonia,
◦ Cardiovaskular: miokarditis, miokard infrak,
◦ penyakit endokrin: diabetus militus, struma dll
Upaya pencegahan Penyakit akibat Kerja secara
Umum
◦ Substitusi
◦ Ventilasi Umum
◦ Isolasi
◦ Pakaian/Alat Pelindung
◦ Pemeriksaan Sebelum Bekerja
◦ Pemeriksaan Kes Scr Berkala
◦ Penerangan Sebelum Bekerja
◦ Pendidikan Kesehatan
Lingkungan Kerja yg Sehat
◦ Penerangan tempat bekerja.
◦ Ventilasi udara yang cukup.
◦ Penataan dan disain tempat kerja yang baik.
◦ Pengaturan suhu udara ruangan memenuhi standar.
◦ Kamar mandi, tempat pemb tinja memenuhi syarat.
◦ Sumber air bersih yg memenuhi syarat.
◦ Pembuangan air limbah/ mempunyai alat untuk memproses limbah yg dibuang.
◦ Tempat pemb sampah khusus untuk bahan berbahaya.
◦ Kantin pekerja yg memenuhi syarat.
◦ Menyediakan ruang istirahat khusus& tempat ibadah.
◦ Menyediakan ruang ganti pakaian.
◦ Memiliki ruang isolasi bahan berbahaya/ mesin yg hiruk pikuk.
PRIMER
◦ Membuat Undang-undang dan peraturan menyangkut penyakit akibat kerja
◦ Memodifikasi alat industri
◦ Substitusi. Yaitu dengan mengganti bahan-bahan yang membahayakan dengan
bahan yang tidak berbahaya, tanpa mengurangi hasil pekerjaan maupun mutunya
◦ Ventilasi
◦ Baik secara umum maupun secara lokal yaitu dengan udara bersih yang dialirkan
ke ruang kerja dengan menghisap udara keluar ruangan.
◦ Alat Pelindung Diri. Alat ini dapat berbentuk pakaian, topi, pelindung kepala,
sarung tangan, sepatu yang dilapisi baja bagian depan untuk menahan beban yang
berat, masker khusus untuk melindungi pernafasan terhadap debu atau gas
berbahaya, kaca mata khusus dsb.
Lanjutan….
◦ Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja. Hal ini meliputi pemeriksaan
kesehatan sebelum bekerja dan pemeriksaan secara berkala untuk
mencari faktor penyebab yang menimbulkan gangguan maupun
kelainan kesehatan terhadap tenaga kerja.
◦ Latihan dan informasi sebelum bekerja
◦ Agar pekerja mengetahui dan berhati-hati terhadap berbagai
kemungkinan adanya bahaya.
◦ Pendidikan dan penyuluhan tentang K3, Dilaksanakan secara teratur
SEKUNDER
◦Penyuluhan
◦Identifikasi zat berbahaya
◦Pemerikasaan kesehatan berkala
◦Surveilans penyakit akibat kerja
TERSIER
◦Mengistrahatkan pekerja
◦Melakukan pemindahan pekerja dari tempat yang
terpajan
◦Melakukan pemeriksaan berkala untuk evaluasi
penyakit
Standar pelayanan klinis bidang kesehatan kerja (the
Standards of Clinical Nursing Practice and the Professional
Practice Standards – AAOHN, 1994) :
◦Penilaian secara sistematis status kesehatan klien
◦Melakukan analisa data yang dikumpulkan untuk menegakkan
diagnosis keperawatan
◦Mengidentifikasi tujuan spesifik keperawatan yang diharapkan
◦Mengembangkan rencana keperawatan yang komprehensif dan
memformulasikan tindakan intervensi yang dilakukan pada setiap
tingkat pencegahan serta terapi untuk mencapai tujuan perawatan
Lanjutan…
◦Melaksanakan intervensi untuk mempromosikan
kesehatan, pencegahan penyakit dan kecelakaan,
memfasilitasi pemulihan yang kesemuanya dipandu
dengan rencana keperawatan (renpra)
◦Secara sistimatis membuat evaluasi berkesinambungan
terhadap respons klien dan kemajuan-kemajuan
mencapai tujuan yang ditetapkan
Ruang lingkup peran perawat
a) Pengembangan program meliputi :
◦Assessment
◦data
◦worker related assessment
◦environmental assessment
◦workplace assessment
◦assessment tools
◦Perencanaan program
◦SWOT analysis
◦Identifikasi sumber daya
◦Pengembangan tujuan
b) Implementasi program Mengikuti rencana dan tahapan
c) Evaluasi program
◦evaluasi proses
◦QA : structure, process dan outcome
◦methods
◦ost-effective and cost benefit program
MULTIDISIPLINER TEAM
◦Perawat harus bekerja sama dengan bidang-bidang lain
misalnya dokter, ahli higine perusahaan, ergonomi,
psikolog, ahli gizi dan lain-lainnya.
◦Fungsi seorang perawat di perusahaan sebenarnya
sangat bergantung pada kebijakan perusahaan dalam
hal luasnya ruang lingkup upaya kesejahteraan dan
keselamatan kerja
PERAN PERAWAT KESJA
Fungsi/ Tugas Perawat
◦Mengkaji Masalah Kesehatan Pekerja
◦Mengumpulkan data para pekerja, mencakup
biodata, riwayat peny yang lalu, masl kes pekerja
saat ini.
◦Menganalisa masalah kes pekerja.
◦Menentukan kes pekerja.
◦Menyusun prioritas masalah.
Menyusun Rencana Askep Pekerja
◦Merumuskan tujuan
◦Menyusun rencana tindakan
◦Menyusun kriteria keberhasilan
Melaksanakan Pely Kes & perawatan thd Pekerja
◦Memberikan askep di klinik sesuai dg perencanaan
◦Kolaborasi dg dokter dl melakukan tindakan medik
◦Melakukan P3K
◦Melakukan rujukan

Penilaian
◦Menilai hasil askep berpedoman pd tujuan
◦Membandingkan hasil dg tujuan yg dirumuskan
Pelayanan kesehatan
◦ Meyakinkan bahwa perusahaan memenuhi peraturan dan perundangan
◦ Mengembangkan progran surveilance kesehatan
◦ Melakukan konseling
◦ Melakukan koordinasi untuk kegiatan promosi kesehatan dan fitnes
◦ Melakukan penilaian bahaya potensial kesehatan dan keselamatan di tempat kerja
◦ Mengelola penatalaksanaan penyakit umum dan penyakit akibat kerja dan pertolongan
pertama pada kecelakaan serta masalah kesehatan primer di perusahaan.
◦ Melaksanakan evaluasi kesehatan dan kecelakaan kerja
◦ Konsultasi dengan pihak manajemen dan pihak lain yang diperlukan
◦ Mengelola pelayanan kesehatan, termasuk merencanakan, mengembangkan dan
menganalisa program, pembiayaan, staffing serta administrasi umum.
FAKTOR RESIKO DI TEMPAT KERJA
BEBAN KERJA
◦Beban Kerja berupa beban fisik, mental dan sosial sehingga
upaya penempatan pekerja yang sesuai dengan kemampuanya
perlu diperhatikan.
◦Beban kerja yang terlalu berat atau kemampuan fisik
yangterlalu lemah dapat mengakibatkan seorang pekerja
menderita gangguanatau penyakit akibat kerja
KAPASITAS KERJA
◦ Kapasitas Kerja yang banyak tergantung pada pendidikan,
keterampilan,kesegaran jasmani, ukuran tubuh, keadaan gizi dan
sebagainya.
◦ Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja
yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang
pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
◦ Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai modal awal seseorang
untuk melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisi awal
seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja, gizi
kerja, dll..
LINGKUNGAN KERJA
◦Lingkungan Kerja sebagai beban tambahan, baik berupa
faktor fisik,kimia, biologik, ergonomik, maupun aspek
psikososial. Kondisi lingkungan kerja (misalnya, panas,
bising, berdebu, zat-zat kimia, dll)dapat menjadi beban
tambahan terhadap pekerja.
◦Beban-beban tambahan tersebut secara sendiri atau bersama-
sama dapat menimbulkan gangguan atau penyakit akibat
kerja
PENGKAJIAN OHN
1)Kapasitas Kerja.
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya
belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat
gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori
protein, 30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat
besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak
memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan
produktivitas yang optimal
Lanjutan…..
2) Beban Kerja.
Pola kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan yang
meningkat, akibat terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh).
Faktor lain yang turut memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji
dan jaminan sosial bagi pekerja yang masih relatif rendah, yang
berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja tambahan secara
berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan stress
3)Lingkungan kerja.
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat
mempengaruhi kesehatan kerja dan dapat menimbulkan
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan penyakit akibat
hubungan kerja.

3)Pelayanan Kesehatan Kerja


Pelayanan kesehatan kerja meliputi upaya promotive, kuratif
dan rehabilitatif
FORMAT PENGKAJIAN OHN
◦ Nama Perusahaan : ...................................................................
◦ Jenis Produk yang dihasilkan : ......................................................................
◦ Alamat : ................................................................
◦ Tanggal Pengkajian : ...................................................................
A. BEBAN KERJA
◦ Umur :
◦ Jenis Kelamin :
◦ Berapa jam dalam sehari bekerja :
◦ Berapa jam istirahat :
◦ Pengaturan waktu kerja (rotasi, mutasi, pengurangan jam kerja terpapar faktor risiko
dll) :
◦ Ergononi Kerja
◦ Kekuatan otot :
◦ Bentuk dan ukuran tubuh :
◦ Sikap tubuh selama bekerja :
◦ Kejadian selama dan setelah bekerja (kelelahan kerja) :
B. KAPASITAS KERJA
◦Pendidikan Pekerja :
◦Pelatihan dalam bidang pekerjaan :
◦Kejadian selama dan setelah bekerja :
◦Penyakit yang dialami (3 bulan terakhir) :
C. LINGKUNGAN KERJA
◦ Lingkungan Fisik
◦ Kebersihan ruangan kerja :
◦ Kebisingan ruangan kerja :
◦ Penerangan :
◦ Kelembaban :
◦ Vibrasi/getaran :
◦ Bahan kimia :
◦ Gas :…Uap :…Debu :…..
◦ Binatang/vektor :
◦ Kamar mandi/Toilet (kebersihan, penerangan, kelembaban, dll) :
◦ Pembuangan limbah :
Lingkungan psikologis :
◦Suasana tempat kerja :
◦Hubungan antar pekerja :
◦Hubungan pekerja dengan majikan :

Alat Pelindung Kerja


◦Jenis APD yang ada :
◦Penggunaanya :
D. PELAYANAN KESEHATAN KERJA
◦ Pelayanan Promotif
◦ Ada pembinaan kesehatan pada pekerja ?
◦ Ada pendidikan dan pelatihan bidang kesehatan pekerja ?
◦ Ada upaya perbaikan gizi pekerja ?
◦ Ada program olah raga di tempat kerja ?
◦ Ada pembinaan cara hidup sehat ?
◦ Ada program pencegahan dan penanggulangan penyakit di tempat kerja ?
◦ Ada penyebarluasan informasi kesehatan kerja melalui penyuluhan dan media
KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi), dengan topik yang relevan ?
Pelayanan Promotif
◦ Ada penilaian terhadap faktor risiko kesehatan di tempat kerja (health hazard risk
assesment) yang meliputi :
◦ Ada penilaian untuk mengidentifikasi faktor bahaya kesehatan kerja melalui :
pengamatan, walk through survey, pencatatan/pengumpulan data dan informasi
◦ Ada penilaian/pengukuran potensi bahaya kesehatan kerja
◦ Ada pemeriksaan kesehatan tenaga kerja (awal, berkala dan khusus) ?
◦ Ada survailans dan analisis penyakit akibat kerja (PAK) dan penyakit umum lainnya ?
◦ Ada pencegahan keracunan makanan bagi tenaga kerja ?
◦ Penempatan tenaga kerja sesuai kondisi/status kesehatannya ?
◦ Ada Penetapan prosedur kerja aman atau Standard Operating Procedure (SOP)
◦ Ada pengendalian binatang penular (vektor) penyakit. ?
Pelayanan Kuratif
◦ Ada kegiatan pengobatan dan perawatan ?
◦ Ada tindakan P3K dan kasus gawat darurat lainnya ?
◦ Ada respons tanggap darurat ?
◦ Ada tindakan operatif ?

Pelayanan Rehabilitatif
◦ Ada sarana konsultasi psikologis (rehabilitasi mental) ?
◦ (pemberian alat bantu misalnya : alat bantu dengar, tangan/kaki palsu dll) ?
◦ Ada penempatan kembali dan optimalisasi tenaga kerja yang mengalami cacat akibat
kerja disesuaikan dengan kemampuannya.
◦ Ada program rehabilitasi kerja ?
FINISH

Anda mungkin juga menyukai