Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK : 4C

LAPORAN PRAKTIKUM
KLINIK SANITASI
DI PUSKESMAS GUNTUNG PAYUNG

DIV KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN AKADEMIK 2016


NAMA :

1) Keke Sri Andi Mulyani


2) Muhammad Syifa Maududdy
3) Noor Fatimah
4) Uswahtun Hasanah
Latar
Belakang
HENDRIK Menurut pasal 162
L.BLUM UU No 36 Thn 2014

PENYAKIT
PUSKESMAS
BERRBASIS
LINGKUNGAN
Tujuan Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan klinik sanitasi
Umum
di Puskesmas Guntung Payung yang meliputi kegiatan
konseling, inspeksi, kesehatan lingkungan, intervensi
kesehatan lingkungan, pemantauan dan evaluasi.

• Mahasiswa mampu melakukan kegiatan konseling bagi pasien/klien klinik


Tujuan sanitasi di dalam gedung Puskesmas Guntung Payung.
Khusus • Mahasiswa mampu melakukan kegiatan inspeksi bagi pasien/klien klinik
sanitasi di luar gedung Puskesmas Guntung Payung.
.• Mahasiswa mampu melakukan kegiatan intervensi bagi pasien/klien klinik
sanitasi di luar gedung Puskesmas Guntung Payung.
• Mahasiswa mampu melakukan kegiatan pemantauan dan evaluasi hasil
kegiatan klinik sanitasi.
Kegiatan
Klinik Sanitasi
Kegiatan Dalam Gedung Kegiatan Luar Gedung
(Indoor Activities) (Outdoor Activities)

• Kunjungan Rumah
(Inspeksi Sanitasi
Kegiatan Rumah).
Konseling • Inspeksi Sanitasi
Tempat-Tempat
Umum.
Penyakit Berbasis
Lingkungan Diare ISPA Campak

DBD

Hepatitis
Kercunan Malaria
Pestisida Flu
Tb Paru Burung

Felariasis
Cacingan Keracunan
Makanan Penyakit
Kulit
Waktu dan
Tempat Pelaksanaan

Praktik Lapangan Mata Kuliah Klinik Sanitasi Semester VI


Program Studi Diploma IV Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin Tahun 2019 ini dilaksanakan pada:
Tanggal : 1 – 13 April 2019
Tempat : Puskesmas Guntung Payung Kelurahan Guntung
Payung Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru
Jenis Kegiatan

Dalam Gedung

• Konseling penyakit berbasis


lingkungan.
• Meregistrasi data dan status
pasien.
• Mengukur intensitas cahaya
diruang tindakan (IGD, GIGI, KB,
LAB, TU, dan KIA)
Luar Gedung

• Melakukan inspeksi rumah sehat.


• Melakukan pengambilan sampel
air bersih.
• Mengikuti Penyuluhan Kader Usia
Dini untuk Lomba Nasional PHBS.
HASIL :
HASIL :
HASIL :
HASIL :

Berdasarkan data tabel disamping di dapatkan


hasil dengan persentase tertinggi pada
variabel kontruksi bangunan rumah, jendela -
jendela rumah, dan sistem pembuangan air
kotor yaitu 95,6%. Hasil dengan persentase
terendah pada variabel tandon air minum/bak
mandi yaitu 26% dan variabel pagar halaman
rumah yaitu 28,9%. Rata-rata kategori rumah
masih tergolong kurang.
Pembahasan :
Kegiatan Dalam Gedung
Secara spesifik, saran yang diberikan
3. Penyakit Diare
kepada pasien antara lain: Upaya pencegahan berdasarkan faktor
penyebab, meliputi:
1. Penyakit Kulit a. Perilaku tidak hygienis.
Upaya pencegahan berdasarkan faktor
penyebab, meliputi:
a. Penyediaan air tidak memenuhi syarat.
b. Personal hygiene perorangan.
c. Perilaku tidak hygienis.

2. Penyakit ISPA
Upaya pencegahan berdasarkan faktor
penyebab, meliputi:
a. Tingkat hunian rumah padat.
b. Ventilasi rumah/dapur tidak memenuhi syarat.
c. Perilaku tidak hygienis.
Pembahasan :
Kegiatan Dalam Gedung

4. Konseling Tentang Penggunaan Abate


Memberitahu klien bagaimana cara menggunakan bubuk abate mulai dari jumlah yang harus digunakan dengan
perbandingan airnya.
perbedaan yang cukup signifikan antara jumlah pasien penyakit berbasis lingkungan di Poli Umum dan Unit MTBS
1
dengan pasien yang dirujuk ke Klinik Sanitasi. Hanya 3 pasien berbasis lingkungan dari seluruh pasien yang dirujuk ke
Klinik Sanitasi
pada ruang IGD intensitas cahaya tidak memenuhi syarat meskipun telah ditambah oleh pencahayaan buatan dan perlu
ditambah lagi sumber cahaya buatannya karna merupakan ruang yang sering melakukan tindakan. Pada ruang Gigi juga
tidak memenuhi syarat meskipun telah ditambah oleh pencahayaan buatan. Pada ruang KB ketika cahaya buatan
dinyalakan dapat memenuhi syarat intensitas cahaya. Pada ruang Lab pengukuran intensitas cahaya alami dan buatan
dilakukan pada lokasi yang berbeda dan keduanya lokasi tidak memenuhi syarat dan perlu ditambahn pencahayaan
buatan agar pemeriksaan dapat dilakukan secara optimal dan tidak menggangu penglihatan analis. Pada ruang TU juga
pengukuran intensitas cahaya alami dan buatan dilakukan pada lokasi yang berbeda, yang mana pada salah satu titik
cahaya yang dihasilkan sangat tinggi dan titik lainnya rendah. Pada ruang KIA dibagian depan (administrasi) intensitas
cahaya sangat kurang dan berisiko merusak penglihatan tenaga medis, sedangkan pencahayaan dibagian belakang
(tindakan) hampir memenuhi syarat setelah ditambah pencahayaan buatan.
Pembahasan :
Kegiatan Luar Gedung

1. Inspeksi Rumah Sehat


Masih ditemukan beberapa variabel yang sangat kurang yaitu
pada variabel tandon air minum/bak mandi yaitu 26% dan variabel
pagar halaman rumah yaitu 28,9%. Namun, ada beberapa variabel
yang sudah baik yaitu pada variabel kontruksi bangunan rumah,
jendela-jendela rumah, dan sistem pembuangan air kotor yaitu
95,6%. Sedangkan rata-rata kategori rumah masih tergolong
Kurang.

2. Pengambilan Sampel Air Bersih


Sampel yang diambil berasal dari sumur dan PDAM.
Beberapa rumah sumber air masih ada yang sangat b
erdekatan dengan sumber pencemar seperti kandang
ayam dan WC.
Pembahasan :
Kegiatan Luar Gedung

3. Penyuluhan Kader Usia Dini untuk Lomba Nasional PHBS


Penyuluh terdiri dari PKM Unit Gizi dengan materi Menu Makan Sehat
sehari-hari, PKM Promkes dengan materi PHBS, dan PKM Unit Kesling
dengan materi JUMANTIK dan Asap Rokok.
Kader diberikan sebuah buku yang sangat unik dan kreatif sesuai
dengan usia mereka yang masih sangat dini dan buku tersebut sangat
efektif dan disenangi kader karna dapat menjalankan tugas sambil
bermain.
Analisis Masalah :
1. kurangnya rujuk pasien yang menderita penyakit
berbasis lingkungan dari Poli lain ke Klinik Sanitasi,
sehingga terjadinya perbedaan jumlah pasien penyakit
berbasis lingkungan dan tindak lanjut menjadi terhambat. 3. Perumahan disekitar Puskesmas Guntung
Payung masih banyak yang belum memiliki
pagar dan tempat penampungan air, banyak
dari warga hanya menggunakan mesin
penyedot air dan menyalakannya ketika
2. Masih banyak ruangan yang perlu ditambah intensitas memerlukan air saja. Kecoak dan nyamuk
cahayanya agar pekerjaan dapat berlangsung secara yang keberadaannya masih dapat
optimal, tidak menyebabkan kecelakaan kerja, dan aman ditemukan walau dalam jumlah sedikit.
bagi kesehatan tenaga medis ataupun petugas didalam Ventilasi udara juga masih kurang dan tidak
ruangan-ruangan tersebut. digunakan semestinya.Adanya kandang
ayam dan WC yang masih berdekatan
dengan sumber air yang digunakan warga.
Pemecahan Masalah :
1. Sebaiknya lebih ditekankan kepada petugas
medis dipoli lain mengenai penyakit berbasis lingkun
gan yang seharusnya dirujuk ke Klinik Sanitasi untuk
dilakukan konseling maupun tindak lanjut berupa 2. penambahan pencahayaan segera dilakukan, seperti
kunjungan ke rumah pasien. menambah sumber cahaya buatan di ruang Gigi, Lab, TU,
dan IGD Membuka dan mengganti pembatas diruang KIA
dengan tirai berwarna gelap agar cahaya alami dari ruang
belakang (tindakan) dapat masuk ke ruang depan
(administrasi) ketika tidak ada pasien dan dapat ditutup
untuk menjaga privasi ketika ada pasien yang perlu tindakan.
Memberikan tirai pada salah satu lokasi diruang TU yang
intensitas cahayanya tergolong menyilaukan.
3. Diadakannya penyuluhan mengenai rumah
sehat agar warga menjadi lebih tahu bagaimana
rumah yang baik dan sesuai dengan persyaratan
yang berlaku agar dapat meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
Kesimpulan :
1. Klinik sanitasi di Puskesmas Guntung Payung berdiri sejak tahun 2005 dan mulai berjalan sejak tahun 2006 sampai sekarang. Lokasi
Puskesmas Guntung Payung berada di Kelurahan Guntung Payung Kecamatan Landasan Ulin Kota Banjarbaru. Program atau kegiatan klinik
sanitasi di Puskesmas Guntung Payung ada dua, yaitu dalam gedung (konseling) dan luar gedung (kusades inspeksi sanitasi).

2. Konseling klinik sanitasi dilaksanakan dengan adanya klien dan pasien. Klien datang tanpa rujukan dokter untuk meminta saran seputar
kesehatan lingkungan dan ruang lingkup sanitasi. Sedangkan pasien berkonsultasi dengan rujukan dokter berdasarkan jenis penyakit
berbasis lingkungan. cara pelaksanaan yaitu dengan wawancara, konsultasi atau pemberian saran. Jumlah pasien pada tanggal 1 – 13 April
2019 di Puskesmas Guntung Payung adalah sebanyak 13 orang, sedangkan klien sebanyak 4 orang. Dari 13 orang pasien tersebut
10 orang pasien penderita penyakit kulit (scabies), 1 orang penderita penyakit ISPA, dan 2 orang penderita penyakit diare. Sedangkan klien
merupakan klien tentang abatesasi. Dan ditemukan perbedaan jumlah pasien di Poli Umum dan MTBS dengan pasien yang dirujuk ke
Klinik Sanitasi yang sangat signifikan.

3. Inspeksi rumah sehat dilakukan pada rumah disekitar Puskesmas yang sebelumnya belum pernah diinspeksi sekaligus diambil sampel
sumber air bersihnya. Sedangkan penyuluhan kader usia dini dilakukan pada anak Paud, TK, dan SD dalam persiapan Lomba Nasional
PHBS.

4. Faktor risiko dari penyakit berbasis lingkungan yang diderita oleh pasien yang berkunjung ke Puskesmas (klinik sanitasi) yaitu personal
hygiene yang rendah, sanitasi rumah yang kurang baik, sanitasi lingkungan yang buruk. Dengan mengetahui faktor risiko dari penyakit
yang diderita pasien, sehingga diberikan saran untuk perubahan perilaku pasien dan keluarga dengan meningkatkan PHBS dan sanitasi
lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai