PEMBAHARUAN
PROGRAM MANAJEMEN
RISIKO FASILITAS DAN
LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT
DAFTAR ISI
SK
Daftar Isi
BAB I DEFINISI ..........................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Tujuan Pedoman................................................................. 2
C. Ruang Lingkup Pelayanan................................................... 2
D. Batasan Operasional........................................................... 2
E. Landasan Hukun................................................................. 2
BAB II RUANG LINGKUP .................................................................... 3
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia....................................... 3
B. Dsitribusi Ketenagaan......................................................... 4
C. Pengaturan Jaga.................................................................. 5
BAB III KEBIJAKAN ..........................................................................7
A. Denah Ruang....................................................................... 7
B. Standar Fasilitas................................................................. 7
C. Tujuan ..... .......................................................................... 8
BAB IV TATA LAKSANA........................................................................ 10
BAB V DOKUMENTASI ....................................................................... 11
1
Lampiran : Keputusan Direktur RSUD Kota Bogor
Nomor : 800/005.1/SK-RSUD/XII/2020
Tanggal : 11 Desember 2020
Perihal : Panduan Peninjauan dan Pembaharuan Program Manajemen
Risiko Fasilitas dan Lingkungan Rumah Sakit
BAB I
DEFINISI
2
8. Sistem penunjang (utilitas)
Listrik, air dan system utilitas lainya dipelihara sehingga risiko kegagalan
dalam kegiatankerja dapat diminimalkan.
9. Identifikasi Area Berisiko
Dalam upaya manajemen risiko fasilitas, keselamatan dan lingkungan di
RSUD Kota Bogor dilakukan identifikasi terhadap risiko terjadinya ancam
an keselamatan dankeamanan baik terhadap staf, pasien maupun pengu
njung.
3
6 Terpapar Radiasi Radiologi
7 Pasien Hilang/Pasien Kabur Rawat Inap
8 Tertusuk jarum/Benda Tajam Rawat Inap
Bahan Be
dan Berac
dan Limb
A. TUJUAN PEDOMAN
Sebagai pedoman dalam pengelolaan sanitasi di RSUD Kota Bogor
1. Penyehatan Air
2. Penyehatan Udara
3. Penyehatan Tanah
4. Penyehatan Pangan Siap Saji
5. Penyehatan Sarana dan Bangunan
6. Pengamanan Limbah dan Radiasi
7. Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
8. Pengawasan Linen (Laundry)
9. Pengawasan Proses Dekontaminasi Melalui Desinfeksi dan Sterilisasi
4
d. Pelayanan Kesehatan Kerja;
e. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari aspek
keselamatan dan kesehatan kerja;
f. Pencegahan dan pengendalian kebakaran;
g. Pengelolaan prasarana Rumah Sakit dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja;
h. Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan kesehatan
kerja; dan
i. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana.
Adapun ruang lingkup atau standard K3RS di atas wajib dilaksanakan
oleh sumber daya manusia (SDM) yang ada di rumah sakit.
C. BATASAN OPERASIONAL
a. Pe
ny
eh
at
an
air
:
up
ay
a
pe
na
ng
an
an
ku
ali
ta
s
da
n
ku
5
an
tit
as
air
di
ru
m
ah
sa
kit
ya
ng
ter
di
ri
da
ri
un
tu
k
ke
pe
rl
ua
n
hi
gi
en
e
sa
nit
as
i,
air
mi
nu
6
m,
da
n
air
un
tu
k
pe
m
ak
ai
an
kh
us
us
ag
ar
da
pa
t
m
en
un
ja
ng
ke
si
na
m
bu
ng
an
pe
la
ya
na
7
n
di
ru
m
ah
sa
kit
.
b. Pe
ny
eh
at
an
ud
ar
a :
de
ng
an
ca
ra
ku
ali
ta
s
ud
ar
ar
ua
ng
an
ha
ru
s
sel
al
8
u
di
pe
lih
ar
a,
sel
ur
uh
ru
an
ga
n
di
ru
m
ah
sa
kit
di
de
sa
in
ag
ar
m
e
m
en
uh
i k
et
en
tu
an
pe
9
ng
ha
w
aa
n
ru
an
ga
n,
pe
ng
uk
ur
an
mi
kr
ob
iol
og
iu
da
ra
da
pa
td
ila
ku
ka
n
se
ca
ra
m
an
di
ri,
10
Pe
ng
uk
ur
an
su
hu,
k
ele
m
ba
ba
n,
ali
ra
n
da
n
te
ka
na
n
ud
ar
ar
ua
ng
an
da
pa
td
ila
ku
ka
n
se
11
ca
ra
m
an
di
ri,
su
hu
da
n
ke
le
m
ba
ba
n
ud
ar
a
di
ar
ea
kh
us
us
ha
ru
s
di
pa
nt
au
se
ca
ra
ru
12
tin
se
tia
p
ha
ri
da
n
di
bu
kti
ka
n
de
ng
an
la
po
ra
n
pe
m
an
ta
ua
nn
ya
.
c.
d. Pengertian K3RS Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 66
Tahun 2016
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit yang selanjutnya
disingkat K3RS adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan bagi sumber daya manusia
rumah sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun
13
lingkungan rumah sakit melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja
dan penyakit akibat kerja di rumah sakit
e. Sistem Manajemen K3RS
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
yang selanjutnya disebut SMK3 Rumah Sakit adalah bagian dari
manajemen Rumah Sakit secara keseluruhan dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan aktifitas proses kerja di
Rumah Sakit guna terciptanya lingkungan kerja yang sehat, selamat,
aman dan nyaman bagi sumber daya manusia Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
(Permenkes No. 66 Tahun 2016)
Sistem manajemen K3RS tersebut meliputi kegiatan penetapan
kebijakan, perencanaan, pelaksanaan rencana pemantauan dan
evaluasi kerja dan peninjauan serta peningkatan kinerja K3RS.
Pelaksanaan kegiatan K3RS yang wajib dilakukan di rumah sakit
untuk meminimalisasi risiko kecelakaan kerja meliputi kegiatan :
1. Manajemen Risiko K3RS
Manajemen risiko K3RS wajib dilaksanakan secara menyeluruh di
rumah sakit, karena kegitan manajemen risiko bertujuan untuk
meminimalkan risiko keselamatan dan kesehatan di Rumah Sakit
sehingga tidak menimbulkan efek buruk terhadap keselamatan
dan kesehatan SDM Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien
dan pengunjung.
Adapun tahapan kegiatan manajemen risiko yang dapat
dikembangkan di rumah sakit meliputi :
a. Persiapan/penentuan konteks kegiatan yang akan dikelola
risikonya;
b. Identifikasi bahaya potensial;
c. Analisis risiko;
d. Evaluasi risiko;
e. Pengendalian risiko;
f. Komunikasi dan konsultasi; dan
g. Pemantauan dan telaah ulang
2. Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit
Pelaksanaan kegiatan keselataman dan keamanan di rumah sakit
bertujuan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan cidera
14
serta mempertahankan kondisi yang aman bagi sumber daya
manusia Rumah sakit, pasien, pendamping pasien, dan
pengunjung. Kegiatan yang dapat dilaksanakan dalam bidang
keselamatan dan keamanan di rumah sakit meliputi :
a. Identifikasi dan penilaian risiko;
Pelaksanaan kegiatan identifikasi dan penilaian risiko
dilakukan dengan cara inspeksi keselamatandan kesehatan
kerja di area Rumah Sakit secara rutin dan terjadwal
f. Pe
m
et
aa
n
ar
ea
ris
ik
o;
Pemetaan area berisiko merupakan hasil identifikasi bahaya dan
penilaian risiko pada area yang berisiko terhadap kemungkinan
kecelakaan dan gangguan keamanan di Rumah Sakit
3. Pelayanan Kesehatan Kerja
Kegiatan pelayanan kesehatan kerja di rumah sakit dilakukan
secara komprehensif melalui kegiatan yang bersifat promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative. Untuk kegiatan promotif
meliputi : pemenuhan gizi kerja, kebugaran dan pembinaan
mental dan rohani. Kegiatan preventif meliputi : imunisasi
(dilakukan bagi tenaga kesehatan, tenaga non kesehatan dan
SDM rumah sakit lainnya yang berisiko), surveilans lingkungan
kerja, dan surveilans medik dan pemeriksaan kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan di rumah sakit bagi
pekerja rumah sakit, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
No. 66 Tahun 2016, meliputi :
a. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja;
b. Pemeriksaan kesehatan berkala;
c. Pemeriksaan kesehatan khusus; dan
15
d. Pemeriksaan kesehatan pasca bekerja
Adapun pemeriksaan kesehatan bagi pekerja rumah sakit diatas
disesuaikan berdasarkan risiko pekerjaannya.
Kegiatan kuratif meliputi : pelayanan tata laksana penyakit baik
penyakit menular, tidak menular, penyakit akibat kerja dan
kecelakaan akibat kerja, dan penanganan paska pemajanan (post
exposure profilaksis) dan kegiatan rehabilitative meliputi
rehabilitasi medik dan program kembali bekerja (return to work)
4. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) dari Aspek
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) di rumah sakit
dari aspek keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan untuk
melindungi sumber daya manusia rumah sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah
Sakit dari pajanan dan limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3). Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun (B3) di rumah sakit meliputi :
a. Identifikasi dan inventarisasi Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3);
b. Menyiapkan dan memiliki lembar data keselamatan bahan
(material safety data sheet);
c. Menyiapkan sarana keselamatan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3);
d. Pembuatan pedoman dan standar prosedur operasional
pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang aman;
dan
e. Penanganan keadaan darurat Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3).
Peralatan dan fasilitas keselamatan kerja yang diperlukan oleh
petugas dalam melaksanakan aktivitas atau pekerjaan yang
berhubungan dengan bahan berbahaya dan beracun (B3) di
rumah sakit meliputi :
a. Lemari Bahan Berbahaya dan Beracun (B3);
b. Penyiraman badan (body wash);
c. Pencuci mata (eyewasher);
d. Alat Pelindung Diri (APD);
16
e. Rambu dan Simbol Bahan Berbahaya dan Beracun (B3); dan
f. Spill kit.
5. Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran
Kegiatan pencegahan dan pengendalian kebakaran di rumah sakit
bertujuan untuk memastikan SDM Rumah Sakit, pasien,
pedamping pasien, pengunjung, dan aset Rumah Sakit aman dari
bahaya api, asap, dan bahaya lain. Pencegahan dan pengendalian
kebakaran yang dilakukan di Rumah Sakit meliputi :
a. Identifikasi area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan;
b. Pemetaan area berisiko bahaya kebakaran dan ledakan;
c. Pengurangan risiko bahaya kebakaran dan ledakan;
d. Pengendalian kebakaran; dan
e. Simulasi kebakaran (code red)
Simulasi kebakaran (code red) wajib dilaksanakan minimal 1
kali dalam setahun di rumah sakit
Dalam rangka pencegahan dan pengendalian bahaya kebakaran
di gedung atau bangunan rumah sakit, maka peralatan dan
fasilitas keselamatan yang sebaiknya ada di rumah sakit, maka
peralatan dan fasilitas keselamatan yang sebaiknya ada di rumah
sakit meliputi :
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR);
b. Fire blanket
c. Deteksi asap dan api (fire smoke, heat detector dll);
d. Sistem alarm kebakaran (Fire Alarm);
e. Penyemprot air otomatis (sprinkler);
f. Pintu darurat;
g. Jalur evakuasi;
h. Tangga darurat;
i. Pengendali asap;
j. Tempat titik kumpul aman;
k. Penyemprot air manual (hydrant);
l. Pembentukan tim penanggulangan kebakaran; dan
m. Pelatihan dan sosialisasi
17
6. Pengelolaan Prasarana Rumah Sakit dari Aspek Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Pengelolaan prasarana rumah sakit dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja
yang aman dengan memastikan kehandalan sistem utilitas dan
meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi. Pengelolaan terkait
dengan prasarana rumah sakit tersebut meliputi :
a. Penggunaan listrik;
b. Penggunaan air;
c. Penggunaan tata udara;
d. Penggunaan genset;
e. Penggunaan boiler
f. Penggunaan lift;
g. Penggunaan gas medis;
h. Penggunaan jaringan komunikasi;
i. Penggunaan mekanikal dan elektrikal; dan
j. Penggunaan instalasi pengelolaan limbah
7. Pengelolaan Peralatan Medis dari Aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Pengelolaan peralatan medis dari aspek keselamatan dan
kesehatan kerja bertujuan untuk melindungi SDM Rumah Sakit,
pasien, pendamping pasien, pengunjung , maupun lingkungan
Rumah Sakit dari potensi bahaya perlatan medis baik saat
digunakan maupun saat tidak digunakan. Adapun kegiatan
pengelolaan peralatan medis dari aspek K3 berupa pengawasan
untuk memastikan seluruh proses pengelolaan peralatan medis
telah memenuhi aspek keselamatan dan kesehatan kerja.
8. Kesiapsiagaan Menghadapi Kondisi Darurat dan Bencana
Kesiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana di rumah
sakit bertujuan untuk meminimalkan dampak terjadinya kejadian
akibat kondisi darurat dan bencana yang dapat menimbulkan
kerugian fisik, material, dan jiwa, mengganggu operasional, serta
menyebabkan kerusakan lingkungan, atau mengancam finansial
dan citra Rumah Sakit. Kegiatan yang dilaksanakan terkait
dengan kesiagaan menghadapi kondisi darurat atau bencana di
rumah sakit meliputi :
18
a. Identifikasi risiko kondisi darurat atau bencana;
b. Penilaian analisa risiko kerentanan bencana;
Penilaian risiko kerencanaan bencana di rumah sakit ini bisa
dilakukan dengan penilaian Hazard Velnerebility Assessment –
HVA di tingkat rumah sakit
c. Pemetaan risiko kondisi darurat atau bencana;
d. Pengendalian kondisi darurat atau bencana
Untuk kegiatan pengendalian kondidi darurat atau bencana di
rumah sakit berupa :
1. Menyusun pedoman tanggap darurat atau bencana;
2. Membentuk tim tanggap darurat atau bencana; dan
3. Menyusun standar prosedur operasional tanggap darurat
atau bencana.
e. Simulasi kondisi darurat atau bencana
Simulasi kondisi darurat atau bencana dilakukan berdasarkan
dari hasil penilaian analisa risiko kerentanan bencana (Hazard
Velnerebility Assess–HVA)
D. LANDASAN HUKUM
Landasan hukum dalam implementasi atau penerapan K3 di rumah sakit
disajikan pada tabel 1 di bawah ini
19
BAB II
20
STANDAR KETENAGAAN K3rS
21
pelatihan K3
h. Koordinator penjaminan : Pendidikan minimal D3 Kesehatan
sanitasi lingkungan dan memiliki sertifikat pelatihan K3
B. Distribusi Ketenagaan
22
D. Organisasi atau Tim K3RS
23
c. Mengkoordinasikan kegiatan anatar koordinator yang ada di
bawahnya dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
24
Berfungsi dan bertanggung jawab membantu kelancaran
pelaksanaan kerja Tim K3RS
2) Uraian Tugas
a. Mengelola tata administrasi dan urusan rumah tangga Tim K3RS
b. Mencatat data-data dan permasalahan yang berhubungan
dengan Tim K3RS
c. Membuat undangan dan notulen rapat-rapat koordinasi Tim
K3RS
d. Mengkoordinir pelaksaan proses manajemen risiko K3RS
masing-masing ruangan
3) Wewenang
Mengkoordinasikan kegiatan antar koordinator K3 yang berkaitan
dengan proses kelancaran kegiatan Tim K3RS
25
f. Membuat laporan dan evaluasi program K3RS yang berkaitan
dengan aspek penanggulangan kebakaran dan kewaspadaan
bencana kepada Ketua Komite K3RS
3) Wewenang
a. Menghimpun, mengolah data atau permasalahan K3RS dalam
aspek penanggulangan kebakaran dan kewaspadaan bencana
b. Membuat usulan revisi mengenai panduan dan peraturan
berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan yang berkaitan
dengan tugasnya
3) Wewenang
26
a. Menghimpun, mengolah data atau permasalahan K3RS dalam
bidang kesehatan kerja
b. Membuat usulan revisi berdasarkan evaluasi pelaksanaan
evaluasi pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan tugasnya
27
1) Fungsi dan Tanggung Jawab
Berfungsi dan bertanggung jawab atas segala pemantauan,
pelaksanaan serta evaluasi aspek pengamanan bahan dan limbah
B3 yang ada di lingkungan rumah sakit
3) Wewenang
28
1) Fungsi dan Tanggung Jawab
Berfungsi dan bertanggung jawab atas pengamanan bangunan dan
utilitas yanga sda di lingkungan rumah sakit
3) Wewenang
2) Uraian Tugas
29
a) Melakukan kegiatan pemantauan atau inspeksi segala aspek
yang terkait dengan unsur kegiatan keselamatan kerja dan
keamanan
b) Melaksanakan kegiatan risk manajemen terkait dengan
aspek keselamatan kerja dan keamanan
c) Mengadakan koordinasi dengan instalasi atau ruangan
terkait dengan aspek keselamatan kerja dan keamanan
3) Wewenang
BAB III
30
STANDAR FASILITAS
A. Standar Fasilitas
31
2. Masker
3. Google (kacamata safety)
4. Apron (celemek)
5. Earmuff/earplug (sumbat telinga)
6. Saftey shoes (sepatu keselamatan)
7. Helmet
BAB IV
32
TATA LAKSANA PELAYANAN K3RS
A. Tahap Persiapan
a. Penetapan komitmen
Komitmen dimulai dari direktur. Pernyataan komitmen di susun
dalam bentuk dokumen tertulis yang dinyatakan dalamtindakan
nyata, agar dapat diketahui, dipelajari, di hayati dan dilaksanakan
oleh seluruh staf dan petugas rumah sakit
b. Penetapan SK organisasi K3RS
c. Pembentukan organisasi/Tim K3RS
d. Penetapan sumberdaya
B. Tahap Perencanaan K3RS
33
Rumah sakit harus membuat perencanaan K3RS yang efektif agar
tercapai keberhasilan penyelenggaraan K3RS dengan sasaran yang jelas
dan dapat diukur. Perencanaan K3RS dilakukan untuk menghasilkan
perencanaan strategi K3RS yang diselaraskan dengan lingkup
manajemen. Perencanaan K3RS tersebut disusun dan ditetapkan oleh
pimpinan Rumah Sakit dengan mengacu pada kebijakan pelaksanaan
K3RS yang telah ditetapkan dan selanjutnya diterapkan dalam rangka
mengendalikan potensi bahaya dan risiko K3RS yang telah teridentifikasi
dan berhubungan dengan operasional Rumah sakit. Dalam eangka
perencanaan K3RS perlu mempertimbangkan peraturan perundang-
undangan, kondisi yang ada serta hasil identifikasi potensi bahaya
keselamatan dan kesehatan kerja.
34
Rumah Sakit harus menetapkan dan melaksanakan program
K3RS, selanjutnya untuk mencapai sasaran harus dilakukan pencatatan,
pemantauan, evaluasi serta pelaporan. Penyususnan program K3RS
difokuskan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan gangguan
kesehatan serta pencegahan kecelakaan yang dapat mengakibatkan
kecelakaan personil dan cidera kehilangan kesempatan berproduksi,
kerusakan peralatan dan kerusakan/gangguan lingkungan dan juga
diarahkan untuk dapat memastikan bahwa seluruh personil mampu
menghadapi keadaan darurat. Kemajuan program K3RS ini dipantau
secara periodik guna dapat ditingkatkan secara berkesinambungan
sesuai dengan risiko yang telah teridentifikasi dan mengacu kepada
rekaman sebelumnya serta pencapaian sasaran K3RS. Penerapan
inspeksi tempat kerja dengan persyaratan antara lain :
1. Inspeksi tempat kerja dan cara kerja dilaksanakan secara teratur
2. Inspeksi dilaksanakan bersama oleh dan wakil organisasi/unit yang
bertanggung jawab di bidang K3RS dan wakil SDM Rumah Sakit yang
telah memperoleh orientasi dan/atau workshop dan/atau pelatihan
mengenai identifikasi potensi bahaya
3. Inspeksi mencari masukan dari petugas yang melakukan tugas
ditempat yang diperiksa
4. Daftar periksa (check list) tempat kerja telah disusun untuk
digunakan pada saat inspeksi
5. Laporan inspeksi diajukan kepada organisasi/unit yang bertanggung
jawab di bidang K3RS sesuai dengan kebutuhan
6. Tindakan korektif dipantau untuk menentukan efektifitasnya
7. Pimpinan Rumah Sakit atau organisasi/unit unit yang bertanggung
jawab di bidang K3RS menerapkan penanggung jawab untuk
pelaksanaan tindakan perbaikan dari hasil laporan
pemeriksaan/inspeksi
Untuk penilaian atau evaluasi penerapan K3RS dilakukan secara
internal dan eksternal, untuk penilaian internal dilakukan minimal 6
bulan sekali dan penilaian eksternal terintegrasi dengan akreditasi
rumah sakit
35
Pimpinan Rumah Sakit harus melakukan evaluasi dan kaji ulang
terhadap kinerja K3RS. Hasil peninjauan dan kaji ulang ditindaklanjuti
dengan perbaikan berkelanjutan sehingga tercapai tujuan yang
diharapkan. Kinerja K3RS dituangkan dalam indikator kinerja yang akan
dicapai dalam setiap tahun. Indikator kinerja K3RS yang dapat dipakai
antara lain :
1. Menurunkan absensi karyawan karena sakit
2. Menurunkan angka kecelakaan kerja
3. Menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja
4. Meningkatnya produktivitas kerja Rumah Sakit
BAB V
36
LOGISTIK
37
f. APAR tidak boleh dipasang dalam ruangan yang memiliki suhu
melebihi 49 0C atau turun sampai minus 44 C, kecuali APAR
0
D. Hydrant
Hydrant harus tersedia di rumah sakit untuk antisipasi apabila terjadi
kebakaran skala besar yang tidak bisa menggunakan alat pemadam
api ringan (APAR). Ketentuan terkait dengan pemasangan hydrant
mengacu pada Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No :
10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan dengan
persyaratan sebagai berikut :
1. Jarak atau radius antara hydrant 1 dengan hydrant yang lain
adalah 50 m
2. Suplai air untuk hidrant halaman harus sekurang-kurangnya 38
L/detik pada tekanan 3.5 bar serta mampu mengalirkan air
minimal 30 menit
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
38
A. Pengertian
B. Tujuan
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
39
Untuk mendukung pelaksanaan program kegiatan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3RS) di rumah sakit, maka beberapa upaya yang
dilakukan seperti :
1. Sosialisasi budaya keselamatan kerja kepada semua petugas rumah
sakit
2. Sosialisasi penggunaan APAR
3. Keselamatan jalur evakuasi dan titik kumpul
4. Drill atau latihan kewaspadaan bencana kebakaran
5. Menyusun Risk Register berdasarkan identifikasi potensi bahaya atau
risiko yang ada di rumah sakit
6. Menyediakan APD bagi pekerja yang mempunyai risiko bahaya tinggi
7. Identifikasi potensi kejadian kebencanaan di rumah sakit (HVA)
8. Sosialisasi penggunaan alat spill kit untuk penanganan tumpahan B3
kepada petugas terkait
9. Sosialisasi penanganan B3 dan limbahnya
BAB VIII
PENCATATAN DAN PELAPORAN K3RS
40
Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan
penyelenggaraan K3RS yang terintegrasi dengan sistem informasi rumah
sakit. Pencatatan dan pelaporan K3RS secara bulanan meliputi :
a. Insiden penyakit menular
b. Insiden penyakit tidak menular
c. Insiden kecelakaan akinat kerja
d. Insiden penyakit akibat kerja
Pencatatan dan pelaporan K3RS secara tahunan meliputi seluruh
penyelenggaraan kegiatan K3RS yang telah dilaksanakan selama 1 (satu)
tahun.
BAB IX
PENGENDALIAN MUTU
A. PENDIDIKAN
41
1. Program pendidikan dan latihan K3RS meliputi :
- Melakukan diklat K3RS bagi seluruh petugas baik medis, non
medis dan penunjang
- Menyiapkan rumah sakit sebagai pusat pendidikan pengkajian
kegiatan K3RS
- Menyiapkan tenaga K3 yang bersertifikat seperti Ahli K3 umum,
Ahli K3 Kimia, Ahli K3 Kebakaran, Ahli K3 Listrik dll
2. Program identifikasi bahaya dan penilaian risiko :
- Melakukan upaya pencegahan dan pengendalian risiko dan bahaya
yang telah ditemukan di lapangan
- Melakukan pelatihan terkait dengan penyusunan risk register
B. PELAYANAN
Meliputi :
1. Membuat panduan terkait dengan keselamatan dan keamanan rumah
sakit, panduan penanganan B3 dan limbahnya, panduan pekerjaan
pembangunan dan renovasi, panduan kewaspadaan bencana,
panduan kawasan tanpa rokok dll
2. Membuat kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) rumah
sakit sebagai dasar dalam pelaksanaan kegiatan K3RS
3. Menyiapkan fasilitas pendukung yang lengkap demi terlaksananya
program K3RS
C. PENELITIAN
Meliputi :
1. Menyiapkan rumah sakit sebagai tempat untuk penelitian dan
pengembangan K3RS yang sesuai dengan standard keselamatan
nasional dan internasional
2. Menyiapkan model penelitian dan inovasi mutu pelayanan dan
keselamatan di seluruh sektor penunjang untuk mencapai
keberhasilan program
42
2. Monev terhadap angka kejadian kecelakaan kerja di rumah sakit
3. Monev terhadap risk register yang telah di susun di rumah sakit
4. Monev terhadap fasilitas dan peralatan K3RS yang ada di rumah sakit
seperti APAR, Hydrant, Fire Alarm, Fire Detector dll
5. Monev terhadap ketaatn petugas terhadap SPO K3RS yang telah
ditetapkan
BAB X
PENUTUP
43
1. Mewujudkan Kota Bogor yang Sejahtera
Misi RSUD Kota Bogor mendukung Misi Pemerintah Daerah Kota
Bogor yang pertama yaitu “Mewujudkan Bogor sebagai Kota yang Sehat”.
Maksud dari Misi tersebut adalah:
Suatu kondisi kota yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni
penduduk yang dicapai melalui terselenggaranya penerapan beberapa
tatanan dan kegiatan yang terintegrasi serta disepakati oleh masyarakat
dan Pemerintah Daerah Kota Bogor. Kota yang sehat dapat dicapai
melalui upaya menciptakan dan meningkatkan kualitas lingkungan, baik
fisik, sosial, dan budaya serta mengintegrasikan berbagai aspek tersebut
untuk mewujudkan kondisi kota yang bersih, nyaman, dan sehat.
Dalam mendukung untuk terlaksananya misi tersebut, maka
RSUD Kota Bogor akan mewujudkannya dalam bentuk peningkatan
pelayanan kesehatan, peningkatan aksebilitas, peningkatan kualitas
pelayanan, dengan mengembangkan sarana prasarana serta alat
kesehatan di RSUD Kota Bogor.
B. TUJUAN
44
Kanker pada Tahun 2022.
4. Mengembangkan RSUD Kota Bogor menjadi Rumah Sakit Kelas A
pada Tahun 2022.
5. Mengembangkan RSUD Kota Bogor menjadi Rumah Sakit yang
mengusung Teknologi Digital 4.0 dan Green Hospital pada Tahun
2024.
2. Innovative
a.Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi secara aktif dan
mandiri dengan bidang terkait.
b. Menemukan peluang untuk mengantisipasi tantangan ke depan
dan menciptakan hal-hal baru.
c. Saling berbagi pengetahuan dan pengalaman antar individu di
dalam bidang keahlian tertentu untuk mendapatkan praktek
terbaik.
3. Dedication
a. Memahami dan menjalankan peran sebagai anggota tim dengan
baik.
b. Melakukan komunikasi secara efektif untuk membangun
koordinasi antar individu dan unit.
c. Menerima dan memberi kritik atau saran secara terbuka.
d. Saling melengkapi kapabilitas antar karyawan dalam
menyelesaikan fungsi dan tugas.
4. Excellent Service
a. Menunjukkan sikap ramah, tanggap, dan informative dalam
menghadapi setiap pelanggan.
b. Memberikan layanan sesuai standar layanan yang ditetapkan
secara konsisten.
c. Memberikan solusi secara cepat dan akurat terhadap kebutuhan
pelanggan.
5. Reliabel
Keseluruhan kepribadian dan loyalitas dapat dipercaya.
45
BAB IV
DIREKTUR
KOMITE
SATUAN PENGAWAS INTERNAL
BIDANG PELAYANAN MEDIK BIDANG PELAYANAN BIDANG PELAYANAN BIDANG PERENCANAAN DAN BIDANG SUMBER DAYA BAGIAN PEMBIAYAAN DAN
SIM RS MANUSIA DAN DIKLAT JAMINAN KESEHATAN
KEPERAWATAN PENUNJANG BIDANG PENGEMBANGAN BAGIAN KEUANGAN BAGIAN UMUM DAN
BISNIS DAN PENGENDALIAN HUKUM
MUTU RS
STRUKTUR ORGANISASI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(K3RS)
A. STRUKTUR ORGANISASI
Direktur
(Pembuat Kebijakan)
Ka. Sie. K3
RS Tim K3RS
11
BAB VI
URAIAN JABATAN
1. Direktur
2. Wakil Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang
membawahi:
a. Bidang Pelayanan Medik membawahi:
a) Seksi Pelayanan Medik Rawat Jalan;
b) Seksi Pelayanan Medik Rawat Inap;
b. Bidang Pelayanan Keperawatan membawahi:
a) Seksi Keperawatan Rawat Jalan;
b) Seksi Keperawatan Rawat Inap;
c. Bidang Pelayanan Penunjang membawahi:
a) Seksi Sarana Pelayanan Penunjang Medik;
b) Seksi Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit (K3RS);
3. Wakil Direktur Perencanaan, Sumber Daya Manusia dan
Pengembangan Bisnis membawahi:
a. Bidang Perencanaan dan Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit membawahi:
a) Seksi Perencanaan, Anggaran Evaluasi, dan Pelaporan;
b) Seksi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit;
b. Bidang Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Pelatihan
membawahi:
a) Seksi Administrasi Sumber Daya Manusia;
b) Seksi Pendidikan, Pelatihan, dan Penelitian;
c. Bidang Pengembangan Bisnis dan Pengendalian Mutu Rumah
Sakit membawahi:
a) Seksi Hubungan Masyarakat, Pemasaran, dan Pengembangan
Bisnis;
b) Seksi Pengendalian Mutu dan Akreditasi Rumah Sakit;
4. Wakil Direktur Keuangan dan Umum membawahi:
a. Bagian Keuangan membawahi:
a) Sub Bagian Perbendaharaan dan Pelaksanaan Anggaran;
b) Sub Bagian Akuntansi;
b. Bagian Umum dan Hukum membawahi:
a) Sub Bagian Umum dan Rumah Tangga;
b) Sub Bagian Hukum;
c. Bagian Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan membawahi:
a) Sub Bagian Pembiayaan dan Invenstasi Kesehatan;
b) Sub Bagian Jaminan Kesehatan;
5. Jabatan Fungsional
6. Unit-unit non struktural.
12
B. Uraian Jabatan Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit
(K3RS)
1. Tugas dan Fungsi
1. Direktur
a) Bertanggungjawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap p
enyelenggaraan upaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3RS)
b) Bertanggungjawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan pras
arana termasuk anggaran yang dibutuhkan
c) Menentukan kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
d) Mengadakan Evaluasi kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerj
a berdasarkan saran dari Seksi K3RS
e) Mengesahkan Pedoman dan SPO untuk K3RS
2. Kasie K3RS
Tugas Pokok
a) Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada Direktur
mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan K3RS dan dal
am hal upaya peningkatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja.
b) Menyusun kebijakan program dan langkah-langkah kegiatan demi
tercapainya pelaksanaan program K3 RS.
c) Membuat Program K3RS yang berkaitan dengan kesehatan dan ke
selamatan kerja
d) Mengidentifikasi sumber bahaya, penilaian dan pengendalian fakt
or resiko
e) Melakukan inspeksi rutin pemantauan terhadap kegiatan yang be
rhubungan dengan K3RS
f) Melakukan rujukan keselamatan terhadap pengendalian risiko ke
celakaan dan penyakit akibat kerja
g) Menerima dan menyelidiki serta menganalisa penyebab dasar, pen
yebab langsung dan dampak dari kecelakaan
h) Pemantauan kesehatan karyawan.
i) Melakukan evaluasi dan tindak lanjut hasil kegiatan program K3R
S
j) Melaporkan pelaksanaan kegiatan K3RS kepada Direktur melalui
Ka Bid Penunjang Medik dan Wadir Pelayanan.
Fungsi
a) Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta
permasalahan yang berhubungan dengan K3RS
b) Membantu Direktur mengadakan dan meningkatkan upaya
promosi, pelatihan dan penelitian K3RS.
c) Pengawasan terhadap pelaksanaan program K3RS.
d) Koordinasi dengan satuan-satuan kerja lain yang melakukan
kegiatan K3RS.
13
e) Memberikan masukan tentang manajemen K3RS di tempat kerja,
kontrol bahaya, mengeluarkan peraturan dan pencegahan.
f) Investigasi dan melaporkan kecelakaan dan merekomendasikan
sesuai kegiatannya.
g) Berpartisipasi dalam perencanaan pembelian peralatan baru,
bahan medis maupun non medis, pembangunan gedung dan jasa.
14
BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA
15
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
Pola ketenagaan yang ada pada tim K3RS pada saat ini adalah:
NAMA JABATAN PENDIDIKAN TENAGA YANG ADA
Ka. Sie. K3 RS S2 Lingkungan 1
Bagian Kesehatan S1 Kedokteran 1
Bagian Lingkungan S2 Kehatan Masyarakat 1
Bagian Keselamatan S1 Lingkungan 1
Administrasi D3 Manajemen 1
Operator Kesehatan SMA
3
Lingkungan
Jumlah 7
BAB IX
16
KEGIATAN ORIENTASI
17
2. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi
karyawan yang menderita sakit
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan
fisik karyawan
4. Perlidungan spesifik dengan pemberian imunisasi pada karyawan
yang bekerja pada area/ tempat kerja yang berisiko dan berbahaya
7. Pelayanan Keselamatan Kerja Kegiatannya meliputi :
a. Pembinaan dan pengawasan keselamatan/keamanan sarana dan
prasarana serta peralatan kesehatan di RSUD Kota Bogor
b. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan keselamatan kerja di
RSUD Kota Bogor
18
BAB X
PERTEMUAN / RAPAT
Kegiatan rapat ini biasanya dihadiri oleh Kepala Seksi K3RS, Kepala
urusan Kesehatan Lingkungan, staff seksi K3RS, adminsitrasi K3RS dan
operator Kesehatan Lingkungan. Dalam rapat dibahas tentang kegiatan-
kegiatan di Seksi K3RS, pelaporan kegiatan, serta kendala-kendala yang
dihadapi.
19
BAB XI
PELAPORAN
A. Laporan Kegiatan
Laporan kegiatan di laporkan setelah melakukan kegiatan berdasarkan p
rogram K3 untuk disampaikan kepada Direktur RSUD Kota Bogor.
B. Laporan triwulan
Laporan triwulan merupakan evalusi kegiatan K3 RS setelah melaksanak
an program atau data kejadian yang terjadi di RSUD Kota Bogor dalam k
urun waktu per tiga bulan dalam bentuk laporan tiap bulan untuk
disampaikan kepada Direktur RSUD Kota Bogor.
C. Laporan Tahunan
Laporan tahunan merupakan evalusi kegiatan K3 RS setelah melaksanak
an program atau data kejadian yang terjadi di RSUD Kota Bogor dalam k
urun waktu satu tahun untuk disampaikan kepada Direktur RSUD Kota
Bogor.
d r.
20