Anda di halaman 1dari 29

Laporan & Rencana Pemecahan

Masalah beresiko sedang Instalasi


Farmasi Kesehatan Kerja Di RSUD
Torabelo SIGI

FIRA MAGFIRA
13 17777 14220
PEMBIMBING
dr Lusiana Ningsih

Kepaniteraan Klinik IKM / IKK


Fakultas Kedokteran Universitas
Alkhairaat Palu
PENDAHULUAN

• Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi pekerja


hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan

Keselamatan kerja :
Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya
dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktivitas nasional

Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja terjamin pula


keselamatannya

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Pasal 164


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
PENDAHULUAN

Tujuan K3 yaitu Terciptanya lingkungan kerja yg aman, sehat & produktif


utk SDM Rumah Sakit, aman & sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar
pasien, masyarakat & lingkungan sekitar Rumah Sakit sehingga proses
pelayanan Rumah Sakit berjalan baik dan lancar.

Kemenkes RI. Standar kesehatan & keselamatan kerja di RS. Jakarta; Direktorat bina kesehatan kerja: 2010.
PENDAHULUAN

MANFAAT K3 RUMAH SAKIT

Bagi pasien dan


Bagi RS Bagi karyawan RS
pengunjung

• Meningkatkan • Melindungi • Mutu layanan


mutu pelayanan karyawan dari yang baik
• Mempertahankan Penyakit Akibat • Kepuasan pasien
kelangsungan Kerja (PAK) dan pengunjung
operasional RS • Mencegah
• Meningkatkan terjadinya
citra RS. Kecelakaan
Akibat Kerja
(KAK)
Kemenkes RI. Standar kesehatan & keselamatan kerja di RS. Jakarta; Direktorat bina
kesehatan kerja: 2010.
GAMBARAN UMUM
RS TORABELO

RSUD Tora Belo Sigi didirikan oleh Pemerintah


Kabupaten Sigi pada tahun 2010. Pembangunan RSUD
Tora Belo Sigi atas rekomendasi Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sigi Nomor: 440/800/1052.a/Kep-Dinkes
Tanggal 12 Oktober 2010 tentang Rekomendasi
Penerbitan izin Rumah Sakit dan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Berdasarkan surat rekomendasi
tersebut maka dikeluarkan izin mendirikan Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Sigi pada tanggal 20 Oktober
2010 melalui Surat Keputusan Bupati Sigi Nomor:
445/306/B.Sigi/2010.

Sumber : Profil RSUD Torabelo 2017


GAMBARAN UMUM
RS TORABELO

Sebelah : Kabupaten Donggala dan Kota


Utara Palu

Sebelah
Selatan : Propinsi Sulawesi Selatan

Sebelah : Kabupaten Parigi Moutong dan


Timur Kabupaten Poso

Sebelah : Kabupaten Donggala dan


Barat Propinsi Sulawesi Barat

Sumber : Profil RSUD Torabelo 2017


GAMBARAN UMUM
RS TORABELO
VISI
Menjadi rumah sakit kebanggaan masyarakat Kabupaten Sigi yang
Profesional dan Berdaya saing di Sulawesi Tengah

MISI
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang optimal,
profesinal dan berkualitas bagi segenap lapisan masyarakat
2. Mengembangkan sarana dan prasarana rumah sakit sesuai
dengan kemajuan pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan kesejahteraan karyawan Rumah Sakit secara
proposional sesuai dengan kemampuan Rumah Sakit

Sumber : Profil RSUD Torabelo 2017


GAMBARAN UMUM
RS TORABELO
No Sarana Luas
1 Gedung Administrasi dan Poliklinik 570,18 m2
2 Unit Gawat Darurat 303,75 m2
3 Unit Tranfusi Darah 183,75 m2
4 ICCU 310,00 m2
5 Gedung Bedah Sentral 400,05 m2
6 Gedung Bersalin 222,75 m2
7 Gedung Laboratorium 211,12 m2
8 Gedung Perawatan ( 2 Unit) 512,42 m2
9 Gedung Medical Record 210,12 m2
10 Gedung Instalasi Gizi 290,57 m2
11 Gedung Loundry 257,87 m2
12 Gedung Farmasi 234,27 m2
13 Gedung Radiologi 298,75 m2
14 Gedung Fisioteraphy 203,82 m2
15 Gedung Pemulasaran Jenazah 148,75 m2
16 Gedung Perawatan Bedah dan Anak 1024,84 m2
17 Gedung Maternal 502,42 m2
18 Gedung Isolasi 512,42 m2
19 Mushola 152,00 m²
20 Gedung CSSD 203,82 m2
21 Gedung Oksigen Center 183,75 m2
TOTAL
Sumber : Profil RSUD Torabelo 2017 6.937,42 m2
Instalasi Farmasi

No. Indikator Ya Tidak


1. Ada SK penanggung jawab pelayanan obat 
2. Ada SOP penyediaan dan penggunaan obat 
3. Ada SOP penyimpanan obat 
4. Ketika meracik obat, petugas menggunakan sarung 
tangan &masker
5. Ada SOP penyediaan & penyimpanan obat-obat 
emergenci di Unit pelayanan
6. Tersedia tempat khusus meracik obat/bahan untuk 
penyakit tertentu
7 Tersedia lemari pendingin untuk menyimpan jenis obat 
tertentu yang memerlukan suhu dingin
8 Penerangan gudang yang cukup 

9 Gudang penyimpanan obat terpisah dari ruang 


pelayanan
10 Gudang cukup besar untuk menyimpan semua 
persediaan obat yang terpisah dengan alat kesehatan
11 Tersedia lemari khusus yang terkunci untuk 
menyimpan obat narkotika da psikotropika
12 Tidak adanya ruangan khusus tempat penyimpanan 
bahan –bahan berbahaya
Tampak ruangan
Instalasi farmasi
dari depan

STANDAR INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (IFRS) Keputusan Menteri


Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/III/2010 ;
Tentang Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan kefarmasian di Rumah Sakit.
Ruang tunggu
Instalasi farmasi

STANDAR INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT (IFRS) Keputusan


Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/III/2010 ;
Tentang fasilitas penunjang dalam kegiatan pelayanan di Instalasi
Farmasi, yaitu ruang tunggu pasien
Tempat pengambilan obat

Tempat menerima resep


STANDAR INSTALASI FARMASI (IFRS) RUMAH SAKIT Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 351/Menkes/SK/III/2003 tentang Komite
K3 Sektor Kesehatan ;

SANITAIR:
1) Ketinggian wastavel 70-80 cm
STANDAR INSTALASI FARMASI (IFRS) RUMAH SAKIT Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 351/Menkes/SK/III/2003 tentang Komite K3
Sektor Kesehatan ;
LISTRIK:
1Penerangan ruangan cukup, tidak gelap

Ventilasi :
2-Ventilasi alami memberikan sirkulasi udara yang cukup

-Ventilasi utama berupa kipas angin,exhaust,AC memberikan sirkulasi


udara yang baik

Lantai :
3Lantai ruangan dari bahan berkualitas baik, kedap air,permukaan rata,
tidak licin, dan mudah dibersihkan
STANDAR INSTALASI FARMASI (IFRS) RUMAH SAKIT Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 72 TAHUN 2016:
Peralatan penyimpanan kondisi khusus:
1) Lemari pendingin dan AC untuk obat yang termolabil
2) Lemari penyimpanan khusus untuk obat narkotika dan obat Psikotropika
Tempat penyimpanan obat

STANDAR INSTALASI FARMASI (IFRS) RUMAH SAKIT


Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 72 TAHUN
2016:
Penyimpanan :
Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan
untuk penyimpanan barang lainya yang
menyebabkan kontaminasi
Tempat penyimpanan bahan medis habis pakai

STANDAR INSTALASI FARMASI (IFRS) RUMAH SAKIT


Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 72 TAHUN
2016 TENTANG STANDAR PELAYANAN
KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT:
Sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai harus disimpan secara terpisah,yaitu :
Metode penyimpanan dapat dilakukan berdasarkan
kelas terapi, bentuk sediaan, dan jenis sediaan
farmasi, alat kesehatan,dan bahan medis habis pakai
dan disusun secara alfabetis dengan menerapkan
prinsip First Expired Out (FEFO) dan First In First
Out(FIFO) diserat system informasi manajemen.
Penyimpanan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai yang penampilan dan
penamaan yang mirip ( LASA, Look Alike Sound
Alike) tidak ditempatkan berdekatan dan harus
diberi penandaan khusus untuk mencegah
terjadinya kealahan pengambilan obat.
Tempat Peracikan
STANDAR INSTALASI FARMASI RUMAH
SAKIT (IFRS) Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor
1144/Menkes/Per/III/2010 ;
Tentang Ruang distribusi untuk
pelayanan rawat jalan, dimana ada ruang
khusus/terpisah untuk penerimaan resep
dan peracikan.
 
Pada gambar peracikan tidak dilakukan di
ruangan khusus melainkan di ruangan
yang sama dengan ruangan penerimaan
resep
KEMENKES RI NO 1087 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI RUMAH SAKIT (K3RS)
Peracikan :
Tersedia alat pelindung diri seperti masker, topi, baju kerja,
sepatu,kaos tangan
Pada gambar terlihat peracikan yang dilakukan tanpa
menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan handscoon.
 
Alat Pemadam Api Ringan

STANDAR INSTALASI FARMASI (IFRS) RUMAH SAKIT Keputusan


Menteri Kesehatan Nomor 1197/Menkes/SK/X/2004 ;
Harus ada alat pemadam api ringan
Gudang Cairan

Gudang Cairan tampak dari luar

Tampak dari luar

Trolley yang digunakan untuk


distribusi obat
Gudang Obat

STANDAR INSTALASI FARMASI (IFRS) RUMAH


SAKIT Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
351/Menkes/SK/III/2003 Tentang Komite K3
Sektor Kesehatan ;
Ruang Distribusi untuk pelayanan rawat inap :
1Ada ruangan khusus/ terpisah untuk
penerimaan barang dan penyimpanan barang
2Dilengkapi kereta dorong Trolley

Alat untuk menditribusikan obat


Tempat Penyimpanan Barang Bahaya

STANDAR INSTALASI FARMASI (IFRS) RUMAH


SAKIT Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
72 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR
PELAYANAN KEFARMASIAN DI RUMAH SAKIT:
Bahan yang mudah terbakar, disimpan dalam
ruang tahan api dan diberi tanda khusus bahan
berbahaya
Tempat penyimpanan barang yang telah Expired

STANDAR INSTALASI FARMASI (IFRS) RUMAH SAKIT Keputusan Menteri Kesehatan


Nomor 72 TAHUN 2016:
Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan medis habis
pakai yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
STANDAR INSTALASI FARMASI (IFRS)
RUMAH SAKIT Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 72 TAHUN 2016:
Peralatan system komputerisasi :
Sistem komputerisasi harus diadakan
dan difungsikan secara optimal untuk
kegiatan sekretariat, pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai dan pelayanan farmasi klinik.
Sistem informasi ini harus terintegrasi
dengan system informasi Rumah Sakit
untuk meningkatkan efisiensi fungsi
material dan agar data klinik pasien mudah
diperoleh untuk monitoring terapi
pengobatan dan fungsi klinik lainnya

Sistem komputer
Bahaya-bahaya
potensial di
Rumah Sakit
No. Masalah Rencana pemecahan masalah

1 Tidak ada ruangan khusus untuk Meminta kepada kepala ruangan IGD untuk
peracikan obat menyediakan satu ruangan khusus untuk peracikan obat
 

2 Tidak digunakannya alat APD ketika Membuat SOP tentang penggunaan APD saat meracik
meracik obat, seperti masker dan obat
handscoon

3 Tidak adanya ruangan khusus Meminta kepada kepala ruangan IGD untuk
untuk menyimpan baha-nbahan menyediakan satu ruangan khusus untuk penyimpanan
yang berbahaya bahan-bahan yang berbahaya seperti bahan korosif dan
bahan yang mudah terbakar.
Daftar pustaka
• Keselamatan dan kesehatan kerja. International labour organization,
Jakarta; 2013 [serial online], Available from:URL;
http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-ja
karta/documents/publication/wcms_237650.pdf
(diakses 27 mei 2018).
• Winarni R.P, Hariyono P. Penerapan Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (MK3) di Instalasi Famasit RSU Muhammadiyah
Jogjakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan
Jogjakarta. Vol. 5, No. 1, Januari 2011 : 1 – 67.
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1087/Menkes/SK/VIII/2010 Tentang Standar Instalasi Kesehatan dan
Keselamatan Kerja di Rumah Sakit. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia Direktorat Bina Kesehatan Kerja Tahun 2010.
Daftar pustaka
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
856/Menkes/SK/IX/2009 Tentang Standar Instalasi Farmasi
Rumah Sakit ( IFRS ). [serial online], Available from:URL;
http://sardjitohospital.co.id/sardjitowp/wpcontent/upload
s/2015/12/kepmenkes-856-thn-2009-standar-
IFRS.pdf (diakses 26 Mei 2018).
• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indoneia Nomor 66
Tahun 2016 Tentang Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Rumah Sakit Menteri Kesehatan Republik Indonesia. [serial
online], Available from:URL;
http://www.kesjaor.kemkes.go.id/documents/PMK_No._6
6_ttg_Keselamatan_dan_Kesehatan_Kerja_Rumah_Sakit_.
pdf

Anda mungkin juga menyukai