1. IDENTITAS PASIEN
Nama Klien : Ny. S
Diagnosa Medis : Hemoroidektomi
No. CM : 020980
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
Resiko pola nafas tidak efektif berhubungan dengan pengaruh dari anestsi
2. PENGKAJIAN
DS : --
DO : Pasien tampak lemah
TD :120/90 mmhg
N : 84 x/mnt
RR : 20 x/menit
SUHU : 36,5
SPO2 ; 96 %
3. TINDAKAN
Pemberian terapi oksigen selama proses operasi baik pre,intra maupun post operasi
histerektomi
4. ANALISIS
Peranan oksigenasi dalam metabolism memproduksi energy utama untuk
berlangsungnya kehidupan sangat tergantung pada fungsi paru yang
menghantarkan oksigen oksigen sampai berdifusi lewat alveoli kekapiler dan fungsi
sirkulasi sebagai transport oksigen kejaringan . disamping sebagai bahan bakar
pembentukan energy oksigen dapat juga dipakai sebagai terapi berbagai kondisi
tertentu,termasuk pada pasien dalam keadaan terpengaruh obat obat anestesi.
Terapi oksigen bertujuan untuk mempertahankan oksigenasi jaringan yang
adekuat. Sehingga metabolisme intra seluler berjalan lancar untuk memproduksi
fosfat berenergi tinggi sebagai motor kehidupan disamping untuk terapi beberapa
keadaan tertentu. Terapi oksigen pada pasien dengan pengaruh anestesi mencegah
terjadinya hipoksia dan hiperkarbia.
Penggunaan anestesi spinal dapat menyebabkan beberapa komplikasi yaitu
yang bersifat akut,yaitu hipo tensi karena dilatasi pembuluh darah
maksimal,bradikardi terlalu tinggi,hipoventilasi. Maka pemberian terapi oksigenasi
sanggat diperlukan mencegah terjadinya hipoksia dan hiperkarbia yang ditandai
dengan sesak nafas dan sukar bernafas sebagai gejala utamanya.
Terapi oksigen adalah dasar dari terapi,pemberian oksigen 30-60% oksigen
biasanya cukup untuk mencegah terjadinya hipoksia dengan hipoventilasi sedang.
Terapi oksigen sebaiknya dipandu dengan memonitor SPO2.
Pemberian oksigen dengan gangguan sirkulasi akut atau sesak nafas akut
sesuai dengan ketentuan sebagai berikut ;
a. Tanpa gangguan nafas oksigen diberikan 2 liter/menit melalui kanul
binasal
b. Dengan gangguan nafas sedang oksigen yang diberikan 5-6
liter/menitmelaluikanul binasal.
c. Dengan gangguan nafas berat,gagal jantung,henti jantung gunakan
system yang dapat memberikan oksigen 100%.
d. Pada pasien yang rangsangan nafas tergantung hipoksia diberikan
oksigen < 50% dengan pengawasan ketat
e. Atur kadar oksigen berdasarkan PaO2 atau SaO2 kalau ada fasilitas
BGA
f. Dalam keadaan darurat lakukan bantuan nafas intubasi beri 100%
oksigen.
Terapi oksigen dalam anestesi spinal tidak cukup hanya
memberikan O2 tapi harus dikoreksi latarbelakang terjadinya hipoksia dan
didukung pengetahuan yang cukup mengenai faal respirasi,sirkulasi,dan sifat
dari oksigen itu sendiri. Oksigen sebagai terapi haruslah dianggapsebagai obat
sehingga dalam penggunaanya harus tepatdosis,indikasi,cara pemberian,dan
cara mencegah atau mengatasi efek sampingnya. Dalam pemberian oksigen
dosis tinggi jangan lupa selalu dipantau PaO2.
5. DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh:
RATNAWATI,SKep
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
KUDUS
2017