Anda di halaman 1dari 23

BAB V

PERENCANAAN

Pada bab ini akan diuraikan perencanaan Model Asuhan Keperawatan


Profesional (MAKP) yang dilaksanakan dalam Praktik Profesi Manajemen
Keperawatan di Instalasi Rawat Inap Al Aqsho 5 RSU Haji Surabaya pada tanggal
15 April 2019 sampai dengan 28 April 2019. Pelaksanaan MAKP ditekankan pada
komponen utama yaitu Pengorganisasian, Sistem MAKP, Penerimaan Pasien
Baru, Sentralisasi Obat, Ronde Keperawatan, Timbang Terima, Supervisi,
Dischage Planning, dokumentasi keperawatan. Selain itu pada bab ini akan
diuraikan tentang pelaksanaan role play.
A. Pengorganisasian
Struktur Organisasi
Ketua : Agung Hadi Prabowo, S.Tr.Kep
Sekretaris : Ika Sugiyanti Pratiwi, S.Tr.Kep
Bendahara : Maheval Candra Kirana, S.Tr.Kep
Penanggung Jawab Kegiatan
1. MAKP : Agung Hadi Prabowo, S.Tr.Kep
2. Penerimaan pasien baru : Agung Octanihando Rokawie, S.Tr.Kep
3. Timbang terima : Maheval Candra Kirana, S.Tr.Kep
4. Supervisi : Dyan Nuli Angrenggani, S.Tr.Kep
5. Sentralisasi obat : Ika Sugiyanti Pratiwi, S.Tr.Kep
6. Discharge planning : Jannatun Nikmah H.N., S.Tr.Kep
7. Ronde keperawatan : Fathimatuzzahra, S.Tr.Kep

B. Model Asuhan Keperawatan Profesional


1. Penanggungjawab: Agung Hadi Prabowo, S.Tr.Kep
2. Tujuan:
a. Tujuan Umum:
Mahasiswa dapat menerapkan Model Asuhan Keperawatan
Profesional dengan model keperawatan primer di ruang Al Aqsho 5.

78
79

b. Tujuan Khusus
Setelah menerapkan MAKP Primer, mahasiswa mampu:
1) Mengatur kebutuhan tenaga perawat
2) Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan.
3) Melakukan sistem pendokumentasian
4) Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme
5) Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat dan
tim kesehatan lain
c. Rencana Pelaksanaan
1) Mendiskusikan bentuk dan penerapan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) yang akan dilaksanakan
yaitu akan dilaksanakan yaitu model primer
2) Merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan
3) Melakukan deskripsi tugas dan tanggungjawan perawat
4) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
5) Menerapkan model MAKP yang direncanakan
3. Pelaksanaan
MAKP dilaksanakan sesuai dengan jadwal mulai 15 April 2019 –
28 April 2019.
4. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
Model Asuhan Keperawatan Profesional di ruang Al Aqsho 5
berjalan sesuai dengan rencana.
b. Proses
Selama pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional di
ruang Al Aqsho 5 berjalan sesuai dengan rencana.
c. Hasil
Pemahaman mahasiswa dan perawat ruang Al Aqsho 5 tentang
model asuhan keperawatan professional meningkat.
80

C. Penerimaan Pasien Baru


1. Penanggung jawab: Agung Octanihando R., S.Tr.Kep
2. Tujuan
a. Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan senyum
dan salam
b. Meningkatkan komunikasi antara perawat, keluarga, dan pasien
c. Mengetahui kondisi pasien secara umum
d. Melakukan atau melengkapi pengkajian pasien baru
e. Mengurangi kecemasan keluarga dan pasien
f. Membina hubungan saling percaya
3. Rencana Strategi
Waktu pelaksanaan: 15 April – 28 April 2019
a. Tahap pra penerimaan pasien baru
1) KARU memberitahu PP bahwa akan ada pasien baru dan
menyuruh PP untuk mempersiapkan hal-hal yang
berkaitan dengan penerimaan pasien baru
2) PP memberitahu dan meminta bantuan PA untuk
mempersiapkan tempat tidur pasien baru
3) PP menyiapkan hal-hal yang diperlukan dalam penerimaan
pasien baru, diantaranya lembar pasien masuk RS, lembar
serah terima pasien dari ruangan lain, lembar pengkajian,
lembar informed consent, nursing kit, dan lembar tata-
tertib pasien
4) KARU menanyakan kembali pada PP tentang kelengkapan
untuk penerimaan pasien baru.
5) PP menyebutkan hal-hal yang telah dipersiapkan.
b. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru
1) KARU, PP, dan PA menyambut pasien dan keluarga
dengan memberi salam
2) PP menunjukkan pada pasien tempat tidur yang akan
ditempati.
81

3) PP meminta PA untuk mengantarkan pasien ke


ruangannya dan melakukan TTV
4) PP melakukan serah terima pasien baru dengan petugas
yang mengantar pasien
5) PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang
dibawa dan catatan khusus kemudian mendokumentasikan
pada lembar serah terima pasien dari ruangan lain.
6) KARU, PP, dan PA ke ruangan pasien, KARU
memperkenalkan diri dan memperkenalkan PP serta PA
kepada pasien dan keluarga
7) PP mengajak salah satu keluarga pasien ke ners station, PP
mengisi lembar pasien masuk serta menjelaskan mengenai
beberapa hal yang tercantum dalam lembar penerimaan
pasien baru.
8) PP dan PA kembali ke ruangan perawatan pasien untuk
memberitahu fasilitas yang ada dan melakukan pengkajian
9) Ditanyakan kembali pada pasien dan keluarga mengenai
hal-hal yang belum dimengerti.
10) PP dan PA kembali ke Nurse Station.
4. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Penerimaan Pasien Baru
a. Pelaksanaan secara efektif dan efisien
b. Dilakukan oleh kepala ruangan, perawat primer atau perawat
pelaksana yang telah diberi wewenang atau delegasi.
c. Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi pasien.
d. Saat berkomunukasi dengan pasien dan keluarga tetaplah
tersenyum dan gunakan komunikasi terapeutik.
82

5. Alur Perawatan Pasien

Rumah/ Puskesmas/
Praktik swasta

IGD Ruangan lain


Poliklinik

Admisi

Ruangan Ruang Al-Aqsho 5


Lain RSU Haji Surabaya

KRS Kontrol

Pindah ke unit/ Meninggal 1. Pulang paksa


RS yang lain 2. Pulang sembuh

(Nursalam, 2014)

6. Evaluasi Penerimaan Pasien Baru


a. Evaluasi struktur:
1) Sarana dan prasarana yang menunjang antara lain lembar
penerimaan pasien baru, lembar serah terima pasien dari
ruangan lain, informed consent, format pengkajian, nursing kit,
dan lembar tata tertib pasien.
2) Penerimaan pasien baru pada shift pagi dilakukan oleh KARU,
PP, dan PA. Pada shift sore dilakukan oleh PP dan PA. Pada
shift malam dilakukan oleh PP dan PA.
3) Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan di ruang Al-Aqsho 5
RSU Haji Surabaya
4) Persiapan dilakukan sebelumnya
5) Perawat yang bertugas
83

b. Evaluasi proses:
1) Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
2) PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang
dibawa dan catatan khusus.
3) PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA.
4) Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan,
perawatan,
5) Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan
keluarga
c. Evaluasi hasil:
1) Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
2) Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis
serta tata tertib ruangan
3) Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat dan
mengetahui alur pengambilan obat (askeskin, askes dan umum).

D. Timbang Terima
Penerimaan Timbang Terima
1. Penanggungjawab: Maheval Candra Kirana, S.Tr.Kep
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan
diharapkan Ruang Al Aqsho 5 menerapkan prosedur timbang
terima secara optimal.
b. Tujuan Khusus
1) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
paripurna
2) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
3) Akan terjalin sesuatu hubungan kerjasama yang
bertanggungjawab antar anggota tim perawat
4) Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
84

3. Rencana Strategi Keperawatan


a. Menyusun teknik timbang terima bersama-sama dengan staf
perawat
b. Menentukan materi timbang terima penderita
c. Membuat format timbang terima penderita
d. Melaksanakan timbang terima bersama-sama dengan kepala
ruangan dan staf keperawatan
e. Mendokumentasikan hasil timbang terima pasien
4. Pelaksanaan Timbang Terima
a. Hari/tanggal :Selasa, 23 April 2019
b. Pukul : 14.00 – 14.30 WIB
c. Topik : Timbang terima dinas pagi dengan dinas sore
d. Tempat : Nurse Station Ruang Bedah (Al Aqsho 5)
RSU Haji Surabaya
5. Alur Timbang Terima

SITUATION

DATA DEMOGRAFI DIAGNOSIS


DIAGNOSIS MEDIS KEPERAWATAN (DATA)

BACKGROUND

RIWAYAT KEPERAWATAN

ASSESMENT
KU, TTV, GCS, SKALA
NYERI, SKALA RESIKO
JATUH, ROS (Poin yang
penting)

RECCOMENDATION
TINDAKAN YANG SUDAH
DILANJUTKAN
STOP
MODIFIKASI
STRATEGI BARU
85

6. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Pada timbang terima, sara dan prasarana yang menunjang telah
tersedia, antara lain:
1) Catatan timbang terima
2) Status pasien
3) Kelompok shift timbang terima
Kepala ruang selalu mempimpin kegiatan timbang terima
yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan
pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam
dipimpin oleh perawat primer yang bertugas pada saat itu.
b. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh semua perawat yang bertugas maupun yang akan
mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer
berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama
dilakukan di nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah
pasien, diagnosis keperawatan, intervensi yang belum atau sudah
dilakukan. Waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat
klarifikasi di pasien.
c. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.
Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien,
komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.

E. Ronde Keperawatan
Penerapan ronde keperawatan
Penanggung jawab: Fathimatuzzahra, S.Tr.Kep
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan, mahasiswa mampu
86

menyelesaikan masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis dan


diskusi untuk meningkatkan kualitas pelayanan pasien di ruang rawat.
b. Tujuan Khusus:
Setelah dilaksanakan ronde keperawatan, mahasiswa mampu:
1) Menumbuhkan cara berpikir kritis, ilmiah serta sistematis dalam
pemecahan masalah keperawatan klien.
2) Meningkatkan kemampuan menganalisa masalah.
3) Meningkatkan kemampuan validasi data klien
4) Meningkatakan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan.
5) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi intervensi
keperawatan.
6) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien.
7) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
8) Meningkatkan kemampuan justifikasi
9) Meningkatkan kemampuan asuhan keperawatan secara
menyeluruh.
2. Rencana Strategi
Waktu Pelaksanaan: 29 April 2019
a. Praronde
1) Menentukan kasus dan topik.
2) Menentukan Tim ronde.
3) Menentukan literatur.
4) Membuat proposal
5) Mempersiapkan pasien dengan pemberian informed consent
b. Pelaksanaan
Pembukaan:
1) Salam pembuka.
2) Memperkenalkan tim ronde.
3) Menjelaskan tujuan ronde.
4) Mengenalkan masalah pasien
87

c. Penyajian masalah
1) Memberi salam dan memperkenalkan pasien dan keluarga kepada
tim ronde.
2) Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien.
3) Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu
didiskusikan.
d. Validasi data (bed pasien)
1) Mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang telah
disampaikan dengan wawancara observasi dan pemeriksaan
keadaan pasien secara langsung, dan melihat dokumentasi.
2) Diskusi antar nanggota tim dan pasien tentang masalah
keperawatan tersebut di bed pasien
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau
kepala ruangan tentang masalah pasien
e. Pasca Ronde
1) Melanjutkan diskusi dan masukan dari tim.
2) Menyimpulkan untuk menentukan tindakan keperawatan pada
masalah prioritas yang telah ditetapkan.
3) Merekomendasikan intervensi keperawatan
88

3. Alur Ronde Keperawatan

PP
Tahap

Pra Ronde Penetapan Pasien

Persiapan Pasien :
- Inform consent
- Hasil pengkajian / Validasi data

- Apa diagnosis keperawatan


Tahap Penyajian masalah - Apa data yang mendukung
Pelaksanaan - Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan
di Nurse
- Apa hambatan yang ditemukan

Station
Validasi data di
bed pasien
Tahap

Ronde di PP, Konselor,KARU


bed klien

Lanjutan diskusi di nurse


station

Tahap
Pasca
Lanjut diskusi kesimpulan dan
Ronde rekomendasi Solusi masalah

Sumber : Nursalam, 2014


89

4. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1) Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya).
2) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3) Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
c. Hasil
1) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2) Masalah pasien dapat teratasi.
3) Perawat dapat :
a) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
d) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
f) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
g) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
90

E. Sentralisasi Obat
Penerapan Sentralisasi Obat
1. Penanggungjawab: Ika Sugiyanti Pratiwi, S.Tr.Kep
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan
sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan
sentralisasi obat.

b. Tujuan Khusus
1) Mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat dan benar
sesuai dengan prinsip 6T + 1W dan mendokumentasikan hasil
pengelolaan.
2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer
dan perawat asosiet dalam penerapan 6T + 1W
3) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan
4) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap
perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat
5) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi
3. Teknik Pengelolaan Obat Kontrol Penuh (Sentralisasi Obat)
Teknik pengelolaan obat control penuh (sentralisasi) adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang diberikan pada pasien
deiserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan pembagian
obat sepenuhnya oleh perawat.
a. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
b. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat.
c. Penerimaan obat.
91

1) Obat yang telah diresepkan ditunjukkan kepada perawat dan


obat yang telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada
perawat dengan menerima lembar terima obat.
2) Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah
dan sediaan (bila perlu) dalam kartu kontrol, serta diketahui
(ditandatangani) oleh keluarga atau pasien dalam buku masuk
obat. Keluarga atau pasien selanjutnya mendapatkan
penjelasan kapan atau bilaman obat tersebut akan habis, serta
penjelasan tentang 5T (jenis, dosis, waktu, pasien, dan cara
pemberian).
3) Pasien atau keluarga selanjutnya mendapatkan salinan obat
yang harus diminum beserta kartu sediaan obat.
4) Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat
dalam kotak obat.
d. Pembagian obat.
1) Obat yang telah diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku
daftar pemberian obat.
2) Obat yang telah disimpan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang tercantum dalam
buku daftar pemberian obat; dengan terlebih dahulu
dicocokkan dengan terapi yang diinstruksi dokter dan kartu
obat yang ada pada pasien.
3) Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat,
kegunaan obat, jumlah obat, dan efek samping. Usahakan
tempat/wadah obat kembali ke perawat setelah obat
dikonsumsi. Pantau efek samping pada pasien.
4) Sediaan obat yang ada selanjutnya diperiksa setiap pagi oleh
kepala ruang atau petugas yang ditunjuk dan
didokumentasikan dalam buku masuk obat. Obat-obatan yang
hampir habis akan diinformasikan kepada keluarga dan
kemudian dimintakan resep (jika masih perlu dilanjutkan)
kepada dokter penanggung jawab pasien.
92

e. Penambahan obat baru.


1) Bilamana terdapat penambahan atau perubahan jenis, dosis
atau perubahan alur pemberian obat, maka informasi ini akan
dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus dilakukan
perubahan dalam kartu sediaan obat.
2) Pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja)
maka dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat
dan selanjutnya diinformasikan kepada keluarga dengan kartu
khusus obat.

f. Obat khusus.
1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga
yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup
sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya
diberikan dalam waktu tertentu/sewaktu saja.
2) Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus
obat, dilaksanakan oleh perawat primer.
3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama
obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping,
penanggung jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya
diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah
pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat
pemberian obat (Nursalam, 2014). Seorang manajer
keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat
dengan cara-cara berikut ini.
93

4. Alur Sentralisasi Obat


DOKTER
KOORDINASI DENGAN
PERAWAT
PASIEN/KELUARGA

 SURAT PERSETUJUAN
SENTRALISASI OBAT
FARMASI/APOTEK DARI PERAWAT
 LEMBAR SERAH
TERIMA OBAT
PASIEN/KELUARGA  BUKU SERAH
TERIMA/MASUK OBAT

PP/PERAWAT YANG MENERIMA

PENGATURAN DAN PENGELOLAAN


OLEH PERAWAT

PASIEN/KELUARGA
(Nursalam, 2014)
5. Rencana Strategi
a. Hari/tanggal : Senin / 22 April 2019
b. Pukul : 14.00 – 14.30 WIB
c. Topik : Sentralisasi obat
d. Tempat : Ruang Rawat Inap Bedah Al Aqsho 5 RSU
Haji Surabaya
6. Kriteria Evaluasi
a. Struktur (Input)
1) Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Rawat
Inap Bedah Al-Aqsha 5.
2) Persiapan dilakukan sebelumnya
3) Perawat yang bertugas.
94

b. Proses
1) Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan
ruangan yang telah ditentukan dan pasien yang telah
menyetujui informed consent untuk dilakukan sentralisasi
obat.
2) Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah
ditentukan.
c. Hasil
1) Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
2) Obat dapat diberikan secara tepat dan benar 6T dan 1W.
3) Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
4) Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan
benar.

F. Discharge Planning
Pengorganisasian Discharge Planning
1. Penanggungjawab: Jannatun Nikmah H.N.
2. Tujuan:
a. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikososial dan
social
b. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
c. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
d. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan
e. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam memperbaiki sikap serta mempertahankan
status pasien
f. Melaksanakan tentang perawatan rumah sakit dan masyarakat
95

3. Alur Discharge Planning

Dokter dan Ners PP dibantu PA


tim kesehatan lain

Penentuan keadaan pasien


Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
Tingkat ketergantungan pasien

Perencanaan pulang

Penyelesaian administrasi Program HE


Kontrol dan obat
Nutrisi
Aktivitas dan istirahat
Perawatan diri

Monitor
(sebagai program service safety)
oleh keluarga dan petugas

Sumber : Nursalam (2014)

4. Rencana Strategi
a. Rencana Tindakan
1) Menentukan penanggungjawab discharge planning
2) Menentukan materi discharge planning
3) Menentukan pasien yang akan dijadikan subyek discharge
planning
4) Menentukan pelaksanaan discharge planning
5) Pelaksanaan discharge planning
96

b. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan pada tanggal 24 April 2019
c. Kriteria Evaluasi
1) Struktur
a) Persiapan pasien, peralatan, status, kartu dan lingkungan
b) Menyusun struktur pelaksanaan discharge planning
2) Proses
a) Discharge planning dilaksanakan pada setiap pasien
pulang
b) Materi yang disampaikan sesuai kebutuhan pasien
3) Hasil
a) Terdokumentasinya pelaksanaan discharge planning
b) Pasien dan keluarga dapat mengetahui perawatan di rumah
tentang: aturan diet, obat yang harus diminum di rumah,
aktivitas dan istirahat, rencana control, dan yang perlu
dibawa saat control.

G. Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif. Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya
adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (Nursalam,
2014).

3. Teknik Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut:
a. Supervisi Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang
sedang berlangsung, yaitu supervisor dapat terlibat dalam
kegiatan, umpan balik dan perbaikan. Proses supervisi
meliputi:
97

1) Perawat pelaksana melakukan secara mandiri suatu


tindakan keperawatan didampingi oleh supervisor.
2) Selama proses, supervisor dapat memberi dukungan,
reinforcement dan petunjuk.
3) Setelah selesai, supervisor dan perawat pelaksana
melakukan diskusi yang bertujuan untuk menguatkan
yang telah sesuai dan memperbaiki yang masih kurang.
Reinforcement pada aspek yang positif sangat penting
dilakukan oleh supervisor.
b. Supervisi Tidak Langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun
lisan. Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di
lapangan sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan
balik dapat diberikan secara tertulis.
4. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengaplikasikan peran supervisor
dalam supervisi keperawatan dan mendokumentasikan hasil
pengelolaan supervisi keperawatan sehingga tercapai
pemenuhan dan peningkatan pelayanan pada pasien dan
keluarga yang berfokus pada kebutuhan, keterampilan dan
kemampuan perawat dalam melaksanakan tugas.
b. Tujuan Khusus
1) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswa
dalam pelaksanaan supervisi keperawatan
2) Meningkatkan kepuasan pasien dal keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan
3) Meningkatkan kinerja perawat dalam asuhan keperawatan
5. Pengorganisasian Peran
a. Peran Kepala Ruangan.
1) Sebagai konsultan dan pengendali mutu perawat primer.
2) Mengorientasi dan merencanakan karyawan baru.
98

3) Menyusun jadwal dinas dan memberi penugasan pada PP.


4) Evaluasi kerja.
5) Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf.
b. Peran Perawat Primer.
1) Menerima klien dan mengkaji kebutuhan pasien secara
komprehensif.
2) Membuat tujuan dan merencanakan keperawatan.
3) Melaksanakan rencana yang telah dibuat.
4) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan
yang diberikan oleh disiplin lain atau perawat.
5) Menerima dan menyesuaikan rencana asuhan.
6) Menyiapkan penyuluhan untuk pasien pulang.
7) Menyiapkan rujukan kepada tim pelayanan kesehatan
terkait.
8) Mengadakan kunjungan rumah bila perlu.
c. Peran Perawat Associate
Peran PA adalah melaksanakan tindakan keperawatan
sesuai dengan rencana yang telah disusun oleh PP.
6. Pelaksanaan
Hari/tanggal : Rabu/ 24 April 2019
Pukul : 13.00 – 13.30 WIB
Topik : Supervisi pelaksanaan discharge planning
Tempat : Kamar pasien

7. Rencana Strategi
a. Menyusun konsep keperawatan
b. Menentukan supervisi keperawatan
c. Menyiapkan format supervise
d. Melaksanakan supervisi bersama-sama kepala ruangan
e. Mendokumentasikan hasil supervisi keperawatan
99

8. Alur Supervisi Keperawatan


ALUR SUPERVISI
R. INAP BEDAH AL-AQSHA 5 RSU HAJI SURABAYA

PRA SUPERVISI KA.BID PERAWATAN

MENETAPKAN KEGIATAN DAN TUJUAN KEPALA RUANGAN


SERTA INSTRUMEN/ALAT UKUR
SUPERVISI
SUPERVISI

MENILAI KINERJA PERAWAT: PP 1 PP 2


RESPONSIBILITY,
ACCOUNTABILITY, AUTHORITHY
PA PA
PASCA SUPERVISI

PEMBINAAN (3F)
 FAIR (Penyampaian Penilaian) KINERJA PERAWATAN
 FEED BACK (Umpan Balik) DAN KUALITAS
 FOLLOW UP (Tindak Lanjut) PELAYANAN
Pemecahan Masalah.
Reward/Reinforcement

9. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1) Menentukan penanggungjawab supervisi keperawatan
2) Menyusun konsep supervisi keperawatan
3) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
4) Menentukan materi supervisi
5) Persiapan alat dan pasien
b. Proses
1) Melaksanakan supervisi keperawatan oleh kepala ruang
kepada perawat primer dan perawat asosiet
2) Perawat primer dan perawat asosiet melaksanakan tugas
sesuai dengan dekripsi tugas masing-masing
3) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi
keperawatan
100

4) Karu mengisi lembar penilaian sesuai petunujuk teknis


pengisian
c. Hasil
1) Mahasiswa mampu melaksanakan supervisi secara
optimal
2) Supervisi dilaksanakan sesuai dengan rencana
3) Supervisor mengevaluasi hasil supervisi
4) Supervisi memberikan reward/ feedback pada perawat
primer dan perawat pelaksana

Anda mungkin juga menyukai