PERENCANAAN
78
79
b. Tujuan Khusus
Setelah menerapkan MAKP Primer, mahasiswa mampu:
1) Mengatur kebutuhan tenaga perawat
2) Mengatur tugas dan kewenangan perawat dalam pemberian
asuhan keperawatan.
3) Melakukan sistem pendokumentasian
4) Meningkatkan integritas perawat menuju profesionalisme
5) Meningkatkan komunikasi yang adekuat antara perawat dan
tim kesehatan lain
c. Rencana Pelaksanaan
1) Mendiskusikan bentuk dan penerapan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) yang akan dilaksanakan
yaitu akan dilaksanakan yaitu model primer
2) Merencanakan kebutuhan tenaga keperawatan
3) Melakukan deskripsi tugas dan tanggungjawan perawat
4) Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
5) Menerapkan model MAKP yang direncanakan
3. Pelaksanaan
MAKP dilaksanakan sesuai dengan jadwal mulai 15 April 2019 –
28 April 2019.
4. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
Model Asuhan Keperawatan Profesional di ruang Al Aqsho 5
berjalan sesuai dengan rencana.
b. Proses
Selama pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional di
ruang Al Aqsho 5 berjalan sesuai dengan rencana.
c. Hasil
Pemahaman mahasiswa dan perawat ruang Al Aqsho 5 tentang
model asuhan keperawatan professional meningkat.
80
Rumah/ Puskesmas/
Praktik swasta
Admisi
KRS Kontrol
(Nursalam, 2014)
b. Evaluasi proses:
1) Pasien baru disambut oleh KARU, PP, dan PA.
2) PP menerima obat, alat, data pemeriksaan penunjang yang
dibawa dan catatan khusus.
3) PP melakukan anamnesa dengan dibantu oleh PA.
4) Pasien baru diberi penjelasan tentang orientasi ruangan,
perawatan,
5) Perawat melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan
keluarga
c. Evaluasi hasil:
1) Hasil penerimaan pasien baru didokumentasikan dengan benar.
2) Pasien mengetahui tentang fasilitas ruangan, perawatan, medis
serta tata tertib ruangan
3) Pasien sudah menandatangani persetujuan sentralisasi obat dan
mengetahui alur pengambilan obat (askeskin, askes dan umum).
D. Timbang Terima
Penerimaan Timbang Terima
1. Penanggungjawab: Maheval Candra Kirana, S.Tr.Kep
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan
diharapkan Ruang Al Aqsho 5 menerapkan prosedur timbang
terima secara optimal.
b. Tujuan Khusus
1) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara
paripurna
2) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
3) Akan terjalin sesuatu hubungan kerjasama yang
bertanggungjawab antar anggota tim perawat
4) Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
84
SITUATION
BACKGROUND
RIWAYAT KEPERAWATAN
ASSESMENT
KU, TTV, GCS, SKALA
NYERI, SKALA RESIKO
JATUH, ROS (Poin yang
penting)
RECCOMENDATION
TINDAKAN YANG SUDAH
DILANJUTKAN
STOP
MODIFIKASI
STRATEGI BARU
85
6. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur
Pada timbang terima, sara dan prasarana yang menunjang telah
tersedia, antara lain:
1) Catatan timbang terima
2) Status pasien
3) Kelompok shift timbang terima
Kepala ruang selalu mempimpin kegiatan timbang terima
yang dilaksanakan pada pergantian shift, yaitu malam ke pagi dan
pagi ke sore. Kegiatan timbang terima pada shift sore ke malam
dipimpin oleh perawat primer yang bertugas pada saat itu.
b. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan
dilaksanakan oleh semua perawat yang bertugas maupun yang akan
mengganti shift. Perawat primer mengoperkan ke perawat primer
berikutnya yang akan mengganti shift. Timbang terima pertama
dilakukan di nurse station. Isi timbang terima mencakup jumlah
pasien, diagnosis keperawatan, intervensi yang belum atau sudah
dilakukan. Waktu untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit saat
klarifikasi di pasien.
c. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift.
Setiap perawat dapat mengetahui perkembangan pasien,
komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
E. Ronde Keperawatan
Penerapan ronde keperawatan
Penanggung jawab: Fathimatuzzahra, S.Tr.Kep
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah dilakukan ronde keperawatan, mahasiswa mampu
86
c. Penyajian masalah
1) Memberi salam dan memperkenalkan pasien dan keluarga kepada
tim ronde.
2) Menjelaskan riwayat penyakit dan keperawatan pasien.
3) Menjelaskan masalah pasien dan rencana tindakan yang telah
dilaksanakan dan serta menetapkan prioritas yang perlu
didiskusikan.
d. Validasi data (bed pasien)
1) Mencocokkan dan menjelaskan kembali data yang telah
disampaikan dengan wawancara observasi dan pemeriksaan
keadaan pasien secara langsung, dan melihat dokumentasi.
2) Diskusi antar nanggota tim dan pasien tentang masalah
keperawatan tersebut di bed pasien
3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau
kepala ruangan tentang masalah pasien
e. Pasca Ronde
1) Melanjutkan diskusi dan masukan dari tim.
2) Menyimpulkan untuk menentukan tindakan keperawatan pada
masalah prioritas yang telah ditetapkan.
3) Merekomendasikan intervensi keperawatan
88
PP
Tahap
Persiapan Pasien :
- Inform consent
- Hasil pengkajian / Validasi data
Station
Validasi data di
bed pasien
Tahap
Tahap
Pasca
Lanjut diskusi kesimpulan dan
Ronde rekomendasi Solusi masalah
4. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1) Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan lainnya).
2) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde
keperawatan.
3) Persiapan dilakukan sebelumnya.
b. Proses
1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran
yang telah ditentukan.
c. Hasil
1) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2) Masalah pasien dapat teratasi.
3) Perawat dapat :
a) Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b) Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c) Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
d) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah pasien.
f) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan
keperawatan
g) Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
90
E. Sentralisasi Obat
Penerapan Sentralisasi Obat
1. Penanggungjawab: Ika Sugiyanti Pratiwi, S.Tr.Kep
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mengaplikasikan peran perawat primer dalam pengelolaan
sentralisasi obat dan mendokumentasikan hasil pengelolaan
sentralisasi obat.
b. Tujuan Khusus
1) Mengelola obat pasien: pemberian obat secara tepat dan benar
sesuai dengan prinsip 6T + 1W dan mendokumentasikan hasil
pengelolaan.
2) Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman perawat primer
dan perawat asosiet dalam penerapan 6T + 1W
3) Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga atas asuhan
keperawatan yang diberikan
4) Meningkatkan kepercayaan pasien dan keluarga terhadap
perawat dalam pengelolaan sentralisasi obat
5) Meningkatkan kepatuhan pasien terhadap program terapi
3. Teknik Pengelolaan Obat Kontrol Penuh (Sentralisasi Obat)
Teknik pengelolaan obat control penuh (sentralisasi) adalah
pengelolaan obat dimana seluruh obat yang diberikan pada pasien
deiserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan pembagian
obat sepenuhnya oleh perawat.
a. Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang
secara operasional dapat didelegasikan kepada staf yang ditunjuk.
b. Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan
obat.
c. Penerimaan obat.
91
f. Obat khusus.
1) Obat dikategorikan khusus apabila sediaan memiliki harga
yang cukup mahal, menggunakan alur pemberian yang cukup
sulit, memiliki efek samping yang cukup besar atau hanya
diberikan dalam waktu tertentu/sewaktu saja.
2) Pemberian obat khusus dilakukan menggunakan kartu khusus
obat, dilaksanakan oleh perawat primer.
3) Informasi yang diberikan kepada pasien atau keluarga; nama
obat, kegunaan obat, waktu pemberian, efek samping,
penanggung jawab pemberian, dan wadah obat sebaiknya
diserahkan atau ditunjukkan kepada keluarga setelah
pemberian. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat
pemberian obat (Nursalam, 2014). Seorang manajer
keperawatan kesehatan dapat mendidik staf mengenai obat
dengan cara-cara berikut ini.
93
SURAT PERSETUJUAN
SENTRALISASI OBAT
FARMASI/APOTEK DARI PERAWAT
LEMBAR SERAH
TERIMA OBAT
PASIEN/KELUARGA BUKU SERAH
TERIMA/MASUK OBAT
PASIEN/KELUARGA
(Nursalam, 2014)
5. Rencana Strategi
a. Hari/tanggal : Senin / 22 April 2019
b. Pukul : 14.00 – 14.30 WIB
c. Topik : Sentralisasi obat
d. Tempat : Ruang Rawat Inap Bedah Al Aqsho 5 RSU
Haji Surabaya
6. Kriteria Evaluasi
a. Struktur (Input)
1) Pelaksanaan sentralisasi obat dilaksanakan di Ruang Rawat
Inap Bedah Al-Aqsha 5.
2) Persiapan dilakukan sebelumnya
3) Perawat yang bertugas.
94
b. Proses
1) Pelaksanaan sentralisasi obat dilakukan sesuai dengan
ruangan yang telah ditentukan dan pasien yang telah
menyetujui informed consent untuk dilakukan sentralisasi
obat.
2) Pelaksanaan sentralisasi obat sesuai dengan alur yang telah
ditentukan.
c. Hasil
1) Pasien puas dengan hasil pelaksanaan sentralisasi obat.
2) Obat dapat diberikan secara tepat dan benar 6T dan 1W.
3) Perawat mudah mengontrol pemberian obat.
4) Pendokumentasian pemberian obat dapat dilakukan dengan
benar.
F. Discharge Planning
Pengorganisasian Discharge Planning
1. Penanggungjawab: Jannatun Nikmah H.N.
2. Tujuan:
a. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikososial dan
social
b. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga
c. Meningkatkan perawatan yang berkelanjutan pada pasien
d. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan
e. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan
keterampilan dalam memperbaiki sikap serta mempertahankan
status pasien
f. Melaksanakan tentang perawatan rumah sakit dan masyarakat
95
Perencanaan pulang
Monitor
(sebagai program service safety)
oleh keluarga dan petugas
4. Rencana Strategi
a. Rencana Tindakan
1) Menentukan penanggungjawab discharge planning
2) Menentukan materi discharge planning
3) Menentukan pasien yang akan dijadikan subyek discharge
planning
4) Menentukan pelaksanaan discharge planning
5) Pelaksanaan discharge planning
96
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan pada tanggal 24 April 2019
c. Kriteria Evaluasi
1) Struktur
a) Persiapan pasien, peralatan, status, kartu dan lingkungan
b) Menyusun struktur pelaksanaan discharge planning
2) Proses
a) Discharge planning dilaksanakan pada setiap pasien
pulang
b) Materi yang disampaikan sesuai kebutuhan pasien
3) Hasil
a) Terdokumentasinya pelaksanaan discharge planning
b) Pasien dan keluarga dapat mengetahui perawatan di rumah
tentang: aturan diet, obat yang harus diminum di rumah,
aktivitas dan istirahat, rencana control, dan yang perlu
dibawa saat control.
G. Supervisi Keperawatan
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif. Supervisi adalah suatu teknik pelayanan yang tujuan utamanya
adalah mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (Nursalam,
2014).
3. Teknik Supervisi
Supervisi dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut:
a. Supervisi Langsung
Supervisi dilakukan secara langsung pada kegiatan yang
sedang berlangsung, yaitu supervisor dapat terlibat dalam
kegiatan, umpan balik dan perbaikan. Proses supervisi
meliputi:
97
7. Rencana Strategi
a. Menyusun konsep keperawatan
b. Menentukan supervisi keperawatan
c. Menyiapkan format supervise
d. Melaksanakan supervisi bersama-sama kepala ruangan
e. Mendokumentasikan hasil supervisi keperawatan
99
PEMBINAAN (3F)
FAIR (Penyampaian Penilaian) KINERJA PERAWATAN
FEED BACK (Umpan Balik) DAN KUALITAS
FOLLOW UP (Tindak Lanjut) PELAYANAN
Pemecahan Masalah.
Reward/Reinforcement
9. Kriteria Evaluasi
a. Struktur
1) Menentukan penanggungjawab supervisi keperawatan
2) Menyusun konsep supervisi keperawatan
3) Koordinasi dengan pembimbing klinik dan akademik
4) Menentukan materi supervisi
5) Persiapan alat dan pasien
b. Proses
1) Melaksanakan supervisi keperawatan oleh kepala ruang
kepada perawat primer dan perawat asosiet
2) Perawat primer dan perawat asosiet melaksanakan tugas
sesuai dengan dekripsi tugas masing-masing
3) Mendokumentasikan hasil pelaksanaan supervisi
keperawatan
100