Anda di halaman 1dari 38

PROSES MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. TAHAP PROSES MANAGEMEN KEPERAWATAN

Tahapan proses manajemen keperawatan yang meliputi pengumpulan data, analisa SWOT
dan identifikasi masalah.

1. Tahapan Indikator proses pengkajian yang berdasarkan 5M(Man,


Material,Method,Money,Mutu)

A. M1 :

Ketenagaan /Perawat
1. Struktur organisasi
2. Pendidikan
3. Beban Kerja
4. Pembagian Kerja
5. Jumlah Ketenagaan yang dibutuhkan (baik perawat/Non)
6. Sertifikasi
7. Pengaturan ketenagaan, jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah
pasien dan tingkat ketergantungan.
8. Komunikasi:
a. Hubungan perawat dengan dokter
b. Hubungan perawat dengan perawat
c. Hubungan perawat dengan pasien
d. Hubungan perawat dengan tim kesehatan lain (petugas lab, gizi, rontgen)

Pasien
9. Tingkat Ketergantungan
10. Alur pasien
11. Gambaran kasus

B. M2: Metode
12. Penerapan MPKP
13. Overan
14. Ronde keperawatan
15. Sentralisasi obat
16. Perencanana pulang
17. Supervisi
18. Dokumentasi keperawatan:
a. Pengkajian
b. Diagnosis keperawatan
c. Perencanaan
d. Implementasi
e. Evaluasi

C. M3: Material/Sarana dan Prasarana


19. Sarana dan prasarana petugas kesehatan
20. Sarana dan prasarana untuk pasien
21. Sarana dan prasarana peralatan kesehatan
22. Ruang penunjang
23. Buku SOP dan SAK
24. Intervensi alat tenun
25. Jumlah tempat tidur

D. M4: Money
26. Pemasukan
27. RAB
a. Operasional
b. Managemen (Pembayaran Bisnis Di Ruangan)
c. Sumber kesejahteraan ruangan
d. Pendanaan alat kesehatan
e. Pendanaan bahan kesehatan habis pakai
f. Pendanaan fasilitas kesehatan bagi petugas
g. Pengembangan

E. M5: Mutu Pelayanan Asuhan Keperawatan


28. Pasien safety
29. Kepuasan pasien
30. Kenyamanan
31. Kecemasan
32. Perawatan diri
33. Pengetahuan/perilaku pasien
34. Jumlah pasien per bulan
35. Jumlah kasus terbanyak
36. Jumlah rawat inap

a. Analisis SWOT

Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat
deskriptif (memberi gambaran).Analisa ini menempatkan situasi dan kondisi sebagai
sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut kontribusinya
masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para pengguna analisa
SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat analisa yang ditujukan
untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau yang mungkin akan
dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib yang mampu
memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh
organisasi.
Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi
atau program pada saat ini.
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini.
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang
dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa depan.
Selain empat komponen dasar ini, analisa SWOT, dalam proses penganalisaannya
akan berkembang menjadi beberapa Subkomponen yang jumlahnya tergantung pada
kondisi organisasi. Sebenarnya masing-masing subkomponen adalah
pengejawantahan dari masing-masing komponen, seperti Komponen Strength
mungkin memiliki 12 subkomponen, Komponen Weakness mungkin memiliki 8
subkomponen dan seterusnya.

b. Identifikasi Masalah

Dari data-data yang sudah dikumpulkan dan sudah dilakukan analisa dengan
pendekatan SWOT maka kita akan menemukan apa saja permasalahan-permasalahan
di dalam sebuah organisasi Rumah Sakit khususnya pada Ruang
Perawatan.Permasalahan yang ditemukan ini tidak saja hanya kekurangan-
kekurangan yang akan menggangu atau menghambat di dalam Organisasi
Keperawatan tetapi juga kemungkinan-kemungkinan peningkatan pelayanan agar
dapat menjadi lebih baik dari sekarang. Masalah-masalah yang ditemukan akan di
kumpulkan untuk selanjutnya dilakukan perencanaan untuk mengatasi permasalahan
atau meningkatkan kwalitasnya.Contoh perumusan masalah TERLAMPIR.

F. PILAR MANAGEMEN KEPERAWATAN

Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya adalah:

a. PilarI : pendekatan manajemen (manajemen approach)

Dalam model praktik keperawatan mensyaratkaan pendekatan manajemen sebagai pilar


praktik perawatan professional yang pertama.Pada pilar I yaitu pendekatan manajemen
terdiri dari :
i. Perencanaan Di Ruang MPKP
1. Pendahuluan
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai
suatu rencana kegiatan tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu
dilaksanakan, dimana kegiatan itu dilakukan. Sehingga perencanaan yang matang
akan memberi petunjuk dan mempermudah dalam melaksanakan suatu kegiatan.
Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola pikir yang dapat
menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari kegiatan pelaksanaan
kegiatan selanjutnya.

Kegiatan perencanaan dalam praktek keperawatan profesional merupakan upaya


meningkatkan profesionalisme dalam pelayanan keperawatan sehingga mutu
pelayanan bukan saja dapat dipertahankan tapi bisa terus meningkat sampai
tercapai derajat kepuasan tertinggi bagi penerima jasa pelayanan keperawatan dan
pelaksana pelayanan itu sendiri. Dengan demikian sangat dibutuhkan perencanaan
yang profesional juga.

Jenis-jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana jangka


menengah dan rencana jangka pendek.Perencanaan jangka panjang disebut juga
perencanaan strategis yang disusun untuk 3 sampai 10 tahun. Perencanaan jangka
menengah dibuat dan berlaku 1 sampai 5 tahun. Sedangkan perencanaan jangka
pendek dibuat satu jam sampai dengan satu tahun. Hirarki dalam perencanaan
terdiri dari perumusan visi, misi, filosofi, peraturan, kebijakan, dan prosedur
(Marquis & Houston, 1998).

Kegiatan perencanaan yang dipakai di ruang MPKP meliputi perumusan visi,


misi, filosofi dan kebijakan.Sedangkan untuk jenis perencanaan yang diterapkan
adalah perencanaan jangka pendek yang meliputi rencana kegiatan harian,
bulanan dan tahunan.

2. Visi Di Ruang MPKP


Visi adalah pernyataan singkat yang menyatakan mengapa organisasi itu dibentuk
serta tujuan organisasi tersebut.Visi perlu dirumuskan sebagai landasan
perencanaan organisasi.

Contoh visi di Ruang MPKP RS XX adalah “Mengoptimalkan kemampuan hidup


klien gangguan jiwa sesuai dengan kemampuannya dengan melibatkan
keluarga.”

3. Misi Di Ruang MPKP

Misi adalah pernyataan yang menjelaskan tujuan organisasi dalam mencapai visi
yang telah ditetapkan.

Contoh misi di Ruang MPKP di RS XX adalah “Memberikan pelayanan prima


secara holistik meliputi bio, psiko, sosio dan spiritual dengan pendekatan
keilmuan keperawatan kesehatan jiwa yang professional.”

4. Filosofi di Ruang MPKP

Filosofi adalah seperangkat nilai-nilai yang mengakar dan menjadi rujukan semua
kegiatan dalam organisasi dan menjadi landasan dan arahan seluruh perencanaan
jangka panjang.Nilai-nilai dalam filosofi dapat lebih dari satu.Beberapa contoh
pernyataan filosofi :

Individu memiliki harkat dan martabat

Individu mempunyai tujuan tumbuh dan berkembang

Setiap individu memiliki potensi berubah

Setiap orang berfungsi holistik (berinteraksi dan bereaksi terhadap lingkungan)

5. Kebijakan di ruang MPKP


Kebijakan adalah pernyataan yang menjadi acuan organisasi dalam pengambilan
keputusan. Contoh kebijakan di ruang MPKP RS M:

“Kepala Ruangan MPKP dipilih melalui fit and proper test”


“Staf MPKP bertugas berdasarkan SK”

6. Rencana Jangka Pendek di Ruang MPKP


Rencana jangka pendek yang diterapkan di ruang MPKP terdiri dari rencana
harian, bulanan dan tahunan.
a. Rencana harian
Rencana harian adalah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh perawat sesuai
dengan perannya masing-masing, yang dibuat pada setiap shift. Isi kegiatan
disesuaikan dengan peran dan fungsi perawat.Rencana harian dibuat sebelum
operan dilakukan dan dilengkapi pada saat operan dan pre conference.

i. Rencana harian kepala ruangan

Isi rencana harian Kepala Ruangan meliputi:

1. Asuhan keperawatan,
2. Supervisi Katim dan Perawat pelaksana
3. Supervisi tenaga selain perawat dan kerja sama dengan unit lain
yang terkait.
Contoh Rencana Harian Kepala Ruangan dapat dilihat pada Tabel 3

Tabel 1
Rencana Harian Kepala Ruangan
Nama : Ruangan : Tanggal:
Jumlah perawat : Jumlah pasien :

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1), mengecek
SDM dan sarana prasarana.
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi dll)
09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien yang
memerlukan perhatian khusus
10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana
Perawat 1 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
Perawat 2 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
Perawat 3 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat
terstruktur/insidentil
12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan yang
belum teratasi
Ishoma
13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan
keperawatan untuk sore, malam dan esok hari sesuai
tingkat ketergantungan pasien
Mengobservasi post conference
14.00 Operan

1.1.1. Rencana Harian Ketua Tim


Isi rencana harian ketua tim adalah:

a. Penyelenggaraan asuhan keperawatan pasien pada tim yang menjadi


tanggung jawabnya
b. Melakukan supervisi perawat pelaksana
c. Kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lain.
d. Alokasi pasien sesuai perawat yang dinas
Contoh Rencana Harian Ketua Tim dapat dilihat pada Tabel 4

Tabel 2
Rencana Harian Ketua Tim
Nama Perawat : Ruangan: Tanggal:
Nama pasien :
1. ________________ 4. ______________
2. ________________ 5. ______________
3. ________________ 6. ______________

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah anggota tim lebih dari 1
orang)
Membimbing makan dan memberi obat pasien
08.00 Pasien 1…………………………(tindakan)
Pasien 2…………………………(tindakan)
Pasien 3………………………...(tindakan)
09.00 Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi dan
kebutuhan)
Perawat 1.......................................(nama)
…………………………… (tindakan)
Perawat 2.......................................(nama)
...........................................(tindakan)
10.00 Memimpin Terapi Aktivitas Kelompok
11.00 Pasien 1…………………………(tindakan)
Pasien 2…………………………(tindakan)
Pasin 3…………………………..(tindakan)
12.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien
Ishoma
13.00 Post conference dan menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
14.00 Operan

1.1.2. Rencana Harian Perawat Pelaksana


Isi rencana harian perawat pelaksana adalah tindakan keperawatan untuk
sejumlah pasien yang dirawat pada shift dinasnya. Rencana harian perawat
pelaksana shif sore dan malam agak berbeda jika hanya satu orang dalam
satu tim maka perawat tersebut berperan sebagai ketua tim dan perawat
pelaksana sehingga tidak ada kegiatan pre dan post conference.

Tabel 3
Rencana Harian Perawat Pelaksana
Nama perawat : Ruangan : Tanggal:
Nama pasien :
1. _____________ 4. ___________________
2. _____________ 5. ___________________
3. _____________ 6. ___________________

Waktu Kegiatan Ket


07.00 14.00 21.00 Operan
Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1 orang)
Membimbing makan dan memberikan obat (dinas
pagi)
08.00 15.00 22.00 Pasien 1……………………………(tindakan)
Pasien 2……………………………(tindakan)
Pasien 3……………………………(tindakan)
09.00 16.00 23.00 Pasien 4……………………………(tindakan)
Pasien 5……………………………(tindakan)
Pasien 6……………………………(tindakan)
10.00 17.00 24.00 Pasien 1……………………………(tindakan)
Pasien 2……………………………(tindakan)
Pasien 3……………………………(tindakan)
11.00 18.00 05.00 Pasien 4……………………………(tindakan)
Pasien 5……………………………(tindakan)
Pasien 6……………………………(tindakan)
12.00 19.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien
Istirahat
13.00 20.00 06.00 Post Conference (jika tim lebih dari satu orang)
dan dokumentasi askep
14.00 21.00 07.00 Operan

1.1.3. Penilaian Rencana Harian Perawat


Untuk menilai keberhasilan dari perencanaan harian dilakukan melalui
observasi menggunakan instrumen jurnal rencana harian (Tabel 6).

Setiap Ketua Tim mempunyai instrumen dan mengisinya setiap hari.Pada


akhir bulan dapat dihitung presentasi pembuatan rencana harian masing-
masing perawat.

Tabel 4
Dokumentasi Pembuatan Rencana Harian (RH) Perawat

No Nama Bulan :
Perawat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 30 Jml %
1 Ali Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö 9 100
2 Adi - Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö Ö 9 90
3 Ani Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö 9 100
4 Ami 0 Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö 8 100
5 Aki - Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö Ö Ö 9 90
6 Bona 0 Ö Ö Ö - Ö Ö Ö Ö 0 Ö 8 88,9
7 Buni Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö 9 100
8 Buri Ö Ö Ö 0 Ö Ö Ö Ö 0 Ö Ö 9 100

Keterangan (Ö ) Perawat membuat rencana harian

(-) Perawat tidak membuat rencana harian

(0) Perawat libur

Presentasi RH = Jumlah RH Yg Dibuat x 100%


Jumlah hari dinas pd bulan tersebut

1.1.4. Rencana bulanan


A. Rencana bulanan karu
Setiap akhir bulan Kepala Ruangan melakukan evaluasi hasil keempat
pilar atau nilai MPKP dan berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala
ruangan akan membuat rrencana tindak lanjut dalan rangka
peningkatan kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup rencana bulanan
karu adalah:

1. Membuat jadual dan memimpin case conference


2. Membuat jadual dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok
keluarga
3. Membuat jadual dinas
4. Membuat jadual dan memimpin rapat bulanan perawat
5. Melakukan jadwal dan memimpin rapat tim kesehatan
6. Membuat jadwal supervisi dan penilaian kinerja ketua tim dan
perawat pelaksana
7. Melakukan audit dokumentasi
8. Membuat laporan bulanan
Tabel 5
Rencana Bulanan Kepala Ruangan
 
RENCANA KEGIATAN BULANAN KEPALA RUANGAN MPKP

Bulan : ______________________

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


1 2 3 4 5 6 7
Rapat Rgn Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Penkes Klp
LapBul Katim PA Klg
8 9 10 11 12 13 14
Rapat Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Case Conf
koord Katim PA
15 16 17 18 19 20 21
Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Penkes Klp
Katim PA Klg
22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Case Conf
jadwal Katim PA
Dinas
29 30 31
Rapat Supervisi Audit dok
Koord Katim
Mengetahui
Kepala Ruangan

( ……………………..)

B. Rencana bulanan ketua tim


Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan
kegiatan yang dilakukan ditimnya. Kegiatan-egiatan yang mencakup
rencana bulanan katim adalah:

1. Mempresentasikan kasus dalam case conference


2. Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
3. Melakukan supervisi perawat pelaksana

Tabel 6
Rencana Bulanan Ketua Tim
 RENCANA KEGIATAN BULANAN KETUA TIM MPKP

Bulan : ______________________
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 2 3 4 5 6 7
Rapat Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
Ruangan PA PA PA PA Penkes
Klg
8 9 10 11 12 13 14
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
pasien PA PA PA PA Penkes
Klg
15 16 17 18 19 20 21
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
pasien PA PA PA PA Penkes
Klg
22 23 24 25 26 27 28
Menyusu Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
n jadwal PA PA PA PA Penkes
dinas Tim Klg
29 30 31
Menyusu Koordinas Menyusu
n Laporan i dg Katim n Laporan
Tim menyusun Bulanan
Lap Bln
Ketua Tim Kepala Ruangan

( ……………………..) ( ………………………)

1.1.5. Rencana tahunan


Setiap akhir tahun kepala ruangan melakukan evalusi hasil kegiatan dalam
satu tahun yang dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta
penyusunan rencana tahunan berikutnya. Rencana kegiatan tahunan
mencakup:

a. Menyusun laporan tahunan yang berisi tentang kinerja MPKP baik


proses kegiatan (aktivitas yang sudah dilaksanakan dari 4 pilar praktek
professional) serta evaluasi mutu pelayanan
b. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing
tim.
c. Penyegaran terkait dengan materi MPKP khusus kegiatan yang masih
rendah pencapaiannya. Ini bertujuan mempertahankan kinerja yang
telah dicapai MPKP bahkan meningkatkannnya di masa mendatang
d. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang
karir perawat (pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu),
rekomendasi untuk melanjutkan pendidikan formal, membuat jadual
untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
a. Pengorganisasian Di Ruang MPKP
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan,
penugasan suatu kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari
pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik vertikal maupun horizontal, yang
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat di ruang MPKP menggunakan
pendekatan Sistem Penugasan Modifikasi Keperawatan Tim-Primer.Secara vertikal
ada Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana.Setiap Tim bertanggung
jawab terhadap sejumlah pasien. Pengorganisasian di Ruang MPKP terdiri dari:
1. Struktur Organisasi Ruang MPKP
Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer
keperawatan.Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi dua
atau lebih Ketua Tim.Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi
beberapa Perawat Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara
menyeluruh kepada sekelompok pasien.Struktur Organisasi tersebut dapat
digambarkan dalam bentuk bagan.
a. Mekanisme Pelaksanaan Pengorganisasian di Ruang MPKP
1. Kepala ruangan membagi perawat yang ada menjadi 2 Tim dan tiap tim
diketuai masing-masing oleh seorang ketua Tim yang terpilih melalui test.
2. Kepala Ruangan bekerja sama dengan Ketua Tim mengatur jadwal dinas
(pagi, sore, malam)
3. Kepala Ruangan membagi klien untuk masing-masing Tim.
4. Apabila suatu ketika satu Tim kekurangan Perawat Pelaksana karena
kondisi tertentu, Kepala Ruangan dapat memindahkan perawat pelaksana
dari tim lain ke Tim yang mengalami kekurangan anggota
5. Ketua Tim menunjuk penanggung jawab shift sore, malam, dan pagi
apabila karena sesuatu hal kepala ruangan sedang tidak bertugas. Untuk
itu yang dipilih adalah perawat yang paling kompeten dari perawat yang
ada. Sebagai pengganti Kepala Ruangan adalah Ketua Tim, sedangkan
jika Ketua Tim berhalangan, tugasnya digantikan oleh anggota tim
(perawat pelaksana) yang paling kompeten di antara anggota tim.
6. Ketua Tim menetapkan perawat pelaksana untuk masing-masing pasien.
7. Ketua Tim mengendalikan asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien baik yang diterapkan oleh dirinya maupun oleh Perawat Pelaksana
anggota Timnya
8. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Jiwa lain dilakukan oleh Ketua Tim.
Bila Ketua Tim karena suatu hal tidak sedang bertugas maka tanggung
jawabnya didelegasikan kepada perawat paling ekspert yang ada di dalam
tim
9. Masing-masing Tim memiliki Buku Komunikasi
10. Perawat Pelaksana melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien yang
menjadi tanggung jawabnya

Tabel 7
Evaluasi Kegiatan Menyusun Struktur Organisasi

No Aspek yang di nilai Dilakukan Tidak keterangan


dilakukan
01 Menggambarkan
kedudukan kepala ruangan
02 Adanya posisi tim I dan II
03 Gambaran jumlah perawat
pelaksana
04 Jumlah pasien yang
dikelola

Nilai AktivitasPenyusunan Struktur Organisasi:


Jumlah nilaiyg dilakukanx 100%
4
Keterangan :
Dilakukan :1
Tidak dilakukan : 0

1. Uraian Tugas ( Job Deskripsi ) Personil di MPKP


a. Kepala Ruangan
1)   Management Approach:
a) Perencanaan
a. Menyusun visi
b. Menyusun misi
c. Menyusun filosofi
d. Menyusun Rencana Jangka Pendek: Harian, Bulanan, Tahunan
b) Pengorganisasian
a. Menyusun struktur organisasi
b. Menyusun jadwal dinas
c. Membuat daftar alokasi pasien
c) Pengarahan
a. Memimpin operan
b. Menciptakan iklim motivasi
c. Mengatur pendelegasian
d. Melakukan supervisi
d) Pengendalian
a. Mengevaluasi indikator mutu
b. Melakukan audit dokumentasi
c. Melakukan survey kepuasan pasien, keluarga, perawat, dan tenaga kesehatan
lainnya
d. Melakukan survey masalah kesehatan/keperawatan
2) Compensatory reward
a. Melakukan penilaian kinerja ketua Tim dan Perawat Pelaksana
b. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan staf
3)    Professional relationship
a. Memimpin rapat keperawatan
b. Memimpin konferensi kasus
c. Melakukan rapat timkesehatan
d. Melakukan kolaborasi dengan dokter

4)    Pasien care delivery


a. Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan
sistim tubuh sesuai tumbuh kembang.
b. Ketua Tim
1)    Management Approach
a)   Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian, Rencana Bulanan)
b)   Pengorganisasian
Menyusun jadwal dinas bersama Kepala Ruangan
Membagi alokasi pasien kepada Perawat Pelaksana
c)   Pengarahan
1. Memimpin pre conference
2. Memimpin post conference
3. Menciptakan iklim motivasi di timnya
4. Mengatur pendelegasian dalam timnya
5. Melaksanakan supervisi kepada anggota timnya
d)  Pengendalian
Mengobservasi pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien yang dilakukan
oleh Perawat Pelaksana
Memberikan umpan balik pada Perawat Pelaksana
2) Compensatory reward
Menilai kinerja perawat pelaksana
3)   Professional Relationship
Melaksanakan konfrensi kasus
Melakukan kolaborasi dengan dokter
4)   Patient Care Delivery
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistim tubuh sesuai
tumbuh kembang.
c.   Perawat pelaksana
1. Perencanaan
Menyusun rencana jangka pendek (Rencana Harian,)
2. Patient Care Delivery
Mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien gangguan sistim tubuh sesuai
tumbuh kembang.
2. Daftar Dinas Ruangan
Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu sehingga perawat
sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan dinas. Pembuatan
jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari terakhir minggu
tersebut untuk jadwal dinas pada minggu yang selanjutnya bekerja sama dengan
Ketua Tim. Setiap tim mempunyai anggota yang berdinas pada pagi, sore dan
malam, dan yang lepas dari dinas ( libur ) malam hari dan yang libur. Contoh Daftar
Dinas seminggu dapat dilihat pada table I.8.
Tabel 8
Daftar Dinas Ruangan Disusun Berdasarkan Tim

No Nama Petugas Sn Sl Rb Km Jm Sb M Sn
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Karu P P P P P P L P
Tim I
2 Katim P P P P P P L P
3 PA. A M M M M - L P P
4 PA. B P P P P L S P S
5 PA. C S L S S S S S L
6 PA .D S* S* L M* M* M* M
7 PA. E S*
P S L S S S S S*
Tim II
8 Katim P P P P P P L P
9 PA. F S S S S* L P P P
10 PA G M* M* M* M* - L P P
11 PA H P P P P P L S S
13 PA I P P P L S* S* S* S
14 PA.J S S S L M M M M*
å Pagi 7 6 6 5 4 4 4 6
å Sore 4 3 4 3 3 5 4 4
å Malam 2 2 2 2 2 2 2 2

Keterangan:
P : Pagi S : Sore M : Malam L: Libur * :Penanggung jawab

Tabel 9
Evaluasi Kegiatan Penyusunan Daftar Dinas Ruangan MPKP

No Aspek yang dinilai Dilakukan Tidak dilakukan Ket


01 Menggunakan format
yang disediakan
02 Tercantum nama-nama
perawat per Tim
03 Tergambar adanya
penanggung jawab
harian
04 Susunan dinas pership,
pagi, sore dan malam
05 Jadual dibuat untuk
satu bulan
Keterangan :
Dilakukan : I
Tidak dilakukan : 0

Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Dinas:


Jumlah nilai x 100%
5
3. Daftar Pasien
Daftar pasien adalah daftar sejumlah pasien yang menjadi tanggung jawab tiap Tim
selama 24 jam. Setiap pasien mempunyai perawat yang bertanggung jawab secara
total selama dirawat dan juga setiap shift dinas. Dalam daftar pasien tidak perlu
mencantumkan diagnosa dan alamat agar kerahasiaan pasien terjaga. Daftar pasien
dapat juga menggambarkan tanggung jawab dan tanggung gugat perawat atas asuhan
keperawatan pasien sehingga terwujudlah keperawatan pasien yang holistik. Daftar
pasien juga memberi informasi bagi kolega kesehatan lain dan keluarga untuk
berkolaborasi tentang perkembangan dan perawatan pasien. Daftar pasien di ruangan
diisi oleh Ketua Tim sebelum operan dengan dinas berikutnya dan dapat dimodifikasi
sesuai kebutuhan. Contoh daftar pasien dapat dilihat pada Tabel 12

Tabel 10
Daftar Pasien Ruangan MPKP

Nama Nama Nama PP Pagi Sore Malam


No Pasien Dokter Katim 7/2-06 6/2-06 6/2-06
Tim I
1 Ferri Dr. Citra Hartini Tono Tono Ulfa* Ujang*
2 Zulkifi Dr. Citra Hartini Ujang Tono* Ulfa* Ujang
3 Arman Dr. Akbar Hartini Henny Henny Pustie* Ujang*
4 Bary Dr. Akbar Hartini Ulfa Henny* Ulfa Ujang*
5 Dullah Dr. Pudi Hartini Tito Tito Pustie* Ujang*
6 Achmad Dr. Anton Hartini Pustie Tito* Pustie Ujang*
7 Polan Dr Joni Hartini Hartini Hartini Pustie* Ujang*

No Tim II

Alokasi pasien terhadap perawat yang dinas pagi, sore atau malam dilakukan oleh Ketua Tim
berdasarkan jadwal dinas. Kegiatan ini dilakukan sebelum operan dari dinas pagi ke dinas sore.
Contoh di atas menunjukkan:
 Dinas pagi tanggal 7 Februari 2006 adalah Tono, Henny, Tito, dan Hartini. Tono
merawat Ferri sebagai penanggung jawab dan merawat Zulkifli sebagai perawat asosiet
karena Ujang yang bertanggung jawab sedang dinas malam
 Dinas sore tanggal 6 Februari 2006 adalah Ulfa dan Pustie
 Dinas malam tanggal 6 Februari 2006 adalah Ujang
 Tabel 11
Evaluasi Daftar Pasien MPKP

No Aspek yang Dinilai Dilakukan Tidak


Dilakukan
1 Tercantum nama pasien tiap tim
2 Tercantum nama Ketua Tim
3 Tergambar nama perawat pelaksana
4 Tergambar perawat asosiet (PA)
5 Tercantum nama dokter yang merawat
6 Tergambar perawat dinas pagi, sore, malam
7 Tercantum tanggal, bulan, dan tahun

Keterangan :
Dilakukan :1 Tidak dilakukan : 0
Nilai Aktivitas Penyusunan Daftar Pasien:

Jumlah nilai yang dilakukan x 100%


6

b. Pengarahan Pelayanan KeperawatanDi Ruang MPKP


Pengarahan adalah langkah keempat dari fungsi manajemen, yaitu penerapan
perencanaan dalam bentuk tindakan dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Istilah lain yang digunakan sebagai padanan pengarahan
adalah pengkoordinasian, pengaktifan. Apapun istilah yang digunakan pada akhirnya
akan bermuara pada “melaksanakan” kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya.
(Marquis & Houston, 1998)
Dalam pengarahan, pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika
perlu dilakukan pendelegasian. Untuk memaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh
staf, seorang manajer harus melakukan upaya-upaya(Marquis & Houston, 1998)
sebagai berikut:
1. Menciptakan iklim motivasi
2. Mengelola waktu secara efisien
3. Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang terbaik
4. Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
5. Melaksanakan sistem pendelegasian dan supervisi
6. Negosiasi
Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1. Menciptakan budaya motivasi
2. Manajemen waktu: Rencana Harian
3. Komunikasi efektif, melalui kegiatan:
a. Operan antar shift
b. Pre conference tim
c. Post conference tim
4. Manajemen konflik
5. Pendelegasian dan supervisi

Berikut adalah penjelasan darimemaksimalkan pelaksanaan pekerjaan oleh staff, seorang


manajer.
1. Menciptakan Budaya Motivasi
Motivasi adalah perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang individu untuk memuaskan
kebutuhannya. Karena kebutuhan manusia bervariasi , maka motivasi memiliki rentang yang
sangat luas. Pemenuhan kebutuhan individu merupakan salah satu cara memotivasi
( Marquis& Houston, 1998).
Iklim motivasi dapat ditumbuhkan melalui kegiatan berikut ( Marquis& Houston, 1998):
a. Memberikan harapan yang jelas kepada staf dan mengkomunikasikan harapan tersebut
secara efektif
b. Bersikap fair dan konsisten terhadap semua staf
c. Membuat keputusan yang bijaksana
d. Mengembangkan konsep kerja kelompok
e. Mengintegrasikan kebutuhan dan keinginan staf dengan kebutuhan dan tujuan organisasi
f. Mengenali staf secara pribadi dan membiarkan staf mengetahui bahwa pimpinan
mengetahui keunikan dirinya
g. Menghilangkan blok tradisionil antara staf dengan pekerjaan yang telah dikerjakan
h. Memberikan tantangan kerja sebagai kesempatan untuk mengembangkan diri
i. Melibatkan staf dalam pengambilan semua keputusan
j. Memastikan bahwa staf mengetahui alasan di belakang semua keputusan dan tindakan
k. Memberikan kesempatan kepada staf untuk membuat penilaian sesering mungkin
l. Menciptakan hubungan saling percaya dan saling tolong dengan staf
m. Memberi kesempatan staf untuk mengontrol lingkungan kerjanya
n. Menjadi role model bagi staf
o. Memberikan reinforcement sesering mungkin

2. Penciptaan Iklim Motivasi di MPKP


Di Ruang MPKP penciptaan iklim motivasi diterapkan dengan cara sebagai berikut:
a. Budaya pemberian reinforcement positif
Reinforcement positif adalah upaya menguatkan perilaku positif dengan memberikan
reward.Reward yang diberikan di MPKP adalah pemberian pujian yang tulus.Masing-
masing staf dibudayakan untuk memberikan pujian yang tulus di antara mereka terhadap
kinerja dan penampilan.
b. Doa bersama sebelum memulai kegiatan.
Doa bersama dilakukan setiap pergantian dinas. Setelah selesai operan semua staf
berkumpul untuk melakukan ritual doa bersama sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing. Dengan berdoa diharapkan timbul self awareness dan dorongan spiritual.
c. Memanggil staf secara periodik untuk mengenal masalah setiap personil secara
mendalam dan membantu penyelesaiannya.
Kepala Ruangan perlu berkomunikasi secara intensif dengan semua staf baik Ketua Tim
maupun perawat pelaksana untuk mempererat hubungan dengan semua staf, memahami
problematika masing-masing sehingga pendekatan kepada staf disesuaikan dengan
kepribadian masing-masing.Hal ini diharapkan dapat memacu motivasi staf perawat yang
bekerja di MPKP.
d. Manajemen Sumber Daya Manusia melalui penerapan pengembangan jenjang karir dan
kompetensi (Lihat Modul Compensatory Reward)
e. Sistem reward yang fair sesuai dengan kinerja (Lihat Modul Compensatory Reward)
3. Evaluasi Aktivitas Menciptakan Iklim Motivasi
Aktivitas menciptakan iklim motivasi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim setiap
6 bulan sekali (per semester) dengan menggunakan instrumen self evaluasi pada Tabel 14

Tabel 12
Instrumen Evaluasi Penciptaan Iklim Motivasi

Nama Kepala Ruangan : ……………………


Tanggal : …………………...
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda Ö pada kolom sebelah
kanan masing-masing pernyataan pada kolom:
        4: Jika Anda Selalu mengerjakan isi pernyataan
       3: Jika Anda Sering mengerjakan isi pernyataan
      2: Jika Anda Kadang-kadang mengerjakan isi pernyataan
        1: Jika Anda Tidak pernah mengerjakan isi pernyataan

No Kriteria 4 3 2 1
1 Anda memberi harapan yang jelas kepada staf
2 Anda bersikap fair dan konsisten terhadap semua
staf
3 Anda mengembangkan konsep kerja kelompok
4 Anda mengintegrasikan kebutuhan staf dengan
kebutuhan organisasi
5 Anda memberikan tantangan kerja sebagai
kesempatan untuk mengembangkan diri
6 Anda melibatkan staf dalam pengambilan keputusan
7 Anda memberikan kesempatan kepada staf menilai
dan mengontrol pekerjaannya
8 Anda menciptakan hubungan saling percaya dan
menolong dengan staf
9 Anda menjadi role model bagi staf
10 Anda memberikan reinforcement (pujian)
Sub total
Total

Total nilai
Nilai = -------------- X 100 Nilai: ……….
56

4. Manajemen Waktu
a. Pengertian
Manajemen waktu adalah penggunaan secara optimal waktu yang dipunyai. Tahapan
manajemen waktu meliputi tiga tahapan yaitu:
1. Membuat perencanaan waktu dan membuat prioritas
2. Melengkapi prioritas tertinggi kapan saja memungkinkan, menyelelesaikan tugas
sebelum memulai tugas yang lain
3. Membuat prioritas ulang berdasarkan informasi yang diterima
b. Penerapan Manajemen Waktu di MPKP
Dalam MPKP manajemen waktu diterapkan dalam bentuk penerapan rencana kerja
harian yaitu suatu bentuk perencanaan kerja melalui jadwal kerja yang disusun secara
berurutan yang disusun sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan. Rencana harian dibahas
secara detail dalam Modul Perencanaan.
c. Evaluasi Aktivitas Manajemen Waktu
Aktivitas manajemen waktu dievaluasi melalui instrumen perencanaan (Modul I-A)
5. Pendelegasian
a. Pengertian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam organisasi
pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan
Pendelegasian dilaksanakan melalui proses:
1. Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan
2. Identifikasi keterampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan untuk
melaksanakan tugas
3. Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan
4. Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa tujuannya.
5. Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas
6. Jika bawahan tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah tertentu,
manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi nara sumber untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi
7. Evaluasi kinerja setelah tugas selesai
8. Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan
b. Penerapan Pendelegasian di MPKP
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh Kepala
Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana. Pendelegasian
dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang. Pendelegasian tugas ini
dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu pendelegasian
terencana dan pendelegasian insidentil.
Pendelegasian terencana adalah pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai
konsekuensi sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya adalah:
a. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan tugas
sementara karena alasan tertentu
b. Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shiff
c. Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan yang telah direncanakan
Pendelegasian insidentil terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan
hadir maka pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur
pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau
Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang berhalangan. Mekanismenya
sebagai berikut:
a. Bila Kepala Ruangan berhalangan, Kepala Seksi menunjuk salah satu Ketua Tim
untuk menggantikan tugas Kepala Ruangan
b. Bila Ketua Tim berhalangan hadir maka Kepala Ruangan menunjuk salah satu
Anggota Tim (perawat pelaksana) menjalankan tugas Ketua Tim
c. Bila ada perawat pelaksana yang berhalangan hadir sehingga satu tim kekurangan
personil maka Kepala Ruangan/Penanggung Jawab Shift berwenang memindahkan
perawat pelaksana dari tim lain masuk tim yang kekurangan personil tersebut atau
Katim melimpahkan pasien kepada perawat pelaksana yang hadir.
c. Prinsip-prinsip Pendelegasian Tugas di MPKP
1. Pendelegasian tugas yang terencana harus menggunakan format pendelegasian tugas
2. Personil yang menerima pendelegasian tugas adalah personil yang berkompeten dan
setara dengan kemampuan yang digantikan tugasnya
3. Uraian tugas yang didelegasikan harus dijelaskan secara verbal terinci, disertai
tertulis
4. Pejabat yang mengatur pendelegasian tugas wajib memonitor pelaksanaan tugas dan
menjadi rujukan bila ada kesulitan yang dihadapi
5. Setelah selesai pendelegasian dilakukan serah terima tugas yang sudah dilaksanakan
dan hasilnya.

Tabel 13
Surat Pendelegasian Tugas

SURAT PENDELEGASIAN TUGAS

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ……………………………
NIP : ……………………………
Unit kerja : ……………………………
Jabatan : …………………………...
Menyatakan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai ………………………….. pada:
Hari, tanggal : ………………………..
Demi kelancaran pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelegasikan pelaksanaan tugas
beserta kewenangannya kepada:
Nama : ……………………………..
NIP : ……………………………..
Unit Kerja : …………………………….
Jabatan : …………………………….
Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh.

Jakarta, ………………. 2017


Yang mendelegasikan tugas Penerima Delegasi

( ………………………….) ( ……………………)

d. Evaluasi Penerapan Pendelegasian Tugas


Pendelegasian tugas di MPKP dievaluasi dengan menggunakan instrumen (Tabel 16)
yang diisi oleh seluruh staf perawat dengan cara self evaluasi
Tabel 14Instrumen Evaluasi Pelaksanaan Pendelegasian
Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikut ini dengan memberi tanda Ö pada kolom sebelah
kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan

Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki
kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan
tugas
2 Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum
melakukan pendelegasian
3 Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga
dilimpahkan
4 Waktu pendelegasian tugas ditentukan
5 Apabila yang melaksanakan tugas mengalami
kesulitan, Kasie, Karu, Katim memberikan arahan
untuk mengatasi masalah
6 Ada evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan
Sub Total
Total skor

Total skor
Nilai = ---------------------- X 100
24

6. Supervisi
a. Pengertian
Supervisi atau pengawasan adalah proses memastikan kegiatan dilaksanakan sesuai
dengan tujuan organisasi dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
kegiatan tersebut. Supervisi dilakukan untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Supervisi dilaksanakan oleh orang yang memiliki kemampuan yang mumpuni dalam
bidang yang disupervisi. Dalam struktur organisasi, supervisi biasanya dilakukan oleh
atasan terhadap bawahan atau konsultan terhadap pelaksana. Dengan supervisi
diharapkan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi, tidak menyimpang
dan menghasilkan keluaran (produk) seperti yang diinginkan.
Supervisi tidak diartikan sebagai pemeriksaan atau mencari kesalahan, tetapi lebih
kepada pengawasan partisipatif yaitu mendahulukan penghargaan terhadap pencapaian
atau hal positif yang dilakukan dan memberikan jalan keluar untuk hal yang masih belum
dapat dilakukan. Dengan demikian bawahan tidak merasakan bahwa ia sekedar dinilai
akan tetapi dibimbing untuk melakukan pekerjaannya secara benar.
b. Penerapan Supervisi di MPKP
Di MPKP kegiatan supervisi dilaksanakan secara optimal untuk menjamin kegiatan
pelayanan di MPKP sesuai dengan standar mutu professional yang telah
ditetapkan.Supervisi dilakukan oleh perawat yang memiliki kompetensi baik dalam
manajemen maupun asuhan keperawatan serta menguasasi pilar-pilar profesionalisme
yang diterapkan di MPKP. Untuk itu pengawasan berjenjang dilakukan sebagai berikut:
1. Kepala Seksi Keperawatan atau Konsultan melakukan pengawasan terhadap Kepala
Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Pelaksana
2. Kepala Ruangan melakukan pengawasan terhadap Ketua Tim dan Perawat Pelaksana
3. Ketua Tim melakukan pengawasan terhadap Perawat Pelaksana
Materi supervisi atau pengawasan disesuaikan dengan uraian tugas dari masing-masing
staf perawat yang disupervisi. Untuk Kepala Ruangan materi supervisi adalah
kemampuan manajerial dan kemampuan dalam asuhan keperawatan. Ketua Tim
disupervisi terkait dengan kemampuan pengelolaan di timnya dan kemampuan asuhan
keperawatan. Sedangkan perawat pelaksana disupervisi terkait dengan kemampuan
asuhan keperawatan yang dilaksanakan.
Agar supervisi dapat menjadi alat pembinaan dan tidak menjadi momok bagi staf maka
perlu disusun standar penampilan yang diharapkan dari masing-masing staf yang sudah
dipahami oleh staf dan jadwal pasti dalam supervisi. Contoh jadwal supervisidapat dilihat
pada Tabel 17

Tabel 15
JADWAL SUPERVISI RUANG ………………
No Waktu Supervisor Yang Materi Supervisi
Disupervisi
1 6/3-06 Karu Katim I Memimpin Pre conference
2 6/3-06 Karu Katim II Memimpin Pre conference
3 7/3-06 Katim I PA: Ujang Askep: halusinasi
4 7/3-06 Katim II PA: Paulin Askep: PK

c. Evaluasi Aktivitas Supervisi


Aktivitas supervisi dievaluasi oleh Kepala Ruangan dan Ketua Tim yang melakukan
supervisi dengan self evaluation. Instrumen dapat dilihat pada Tabel 18

Tabel 16
Instrumen Evaluasi Aktivitas Supervisi
Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda Ö pada kolom sebelah
kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan

Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Supervisi disusun secara terjadwal
2 Semua staf mengetahui jadwal supervisi yang
dilaksanakan
3 Materi supervisi dipahami oleh supervisor maupun
staf
4 Supervisor mengorientasikan materi supervisi
kepada staf yang disupervisi
5 Supervisor mengkaji kinerja staf sesuai dengan
materi supervisi
6 Supervisor mengidentifikasi pencapaian staf dan
memberikan reinfrocement
7 Supervisor mengidentifikasi aspek kinerja yang
perlu ditingkatkan oleh staf
8 Supervisor memberikan solusi dan role model
bagaimana meningkatkan kinerja staf
9 Supervisor menjelaskan tindak lanjut supervisi yang
telah dilaksanakan
10 Supervisor memberikan reinforcement terhadap
pencapaian keseluruhan staf
Sub Total
Total

Total
Nilai aktivitas supervisi: ---------------------- X 100
40
 
7. Komunikasi Efektif
a. Pengertian
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen khususnya pengarahan.
Setiap orang berkomunikasi dalam suatu organisasi. Komunikasi yang kurang baik dapat
mengganggu kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi
adalah proses tukar-menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran yang terjadi antara
dua manusia atau lebih yang bekerja bersama.
b. Penerapan Komunikasi di MPKP
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP
1. Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore dan malam. Operan
dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala
ruangan , sedangkan operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh
penanggung jawab shift sore.
2. Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai operan
untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin oleh Katim atau Pj Tim.
Jika yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan.
Isi pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan
rencana dari Katim atau PJ tim.
3. Post Conference yaitu komunikasi Katim dan Perawat Pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post conference
adalah: hasil Askep tiap perawat dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post
conference dipimpin oleh Katim atau PJ tim.
Tabel 17
Pedoman Operan antar Shift
PEDOMAN OPERAN
Waktu Kegiatan : Awal pergantian shift (pukul 07.30, 14.00, 21.00)
Tempat : Nursing Station/Kantor Perawat
Penanggung Jawab : Kepala Ruangan/PJ Shift
Kegiatan :
1.      Karu/Pj shift membuka acara dengan salam
2.      PJ shift yang mengoperkan menyampaikan:
a.       Kondisi/keadaan pasien: Dx keperawatan, Tuk yang sudah dicapai, tindakan yang
sudah dilaksanakan, hasil asuhan
b.      Tindak lanjut untuk shift berikutnya
3.      Perawat shift berikutnya mengklarifikasi penjelasan yang sudah disampaikan
4.      Karu memimpin ronde ke kamar pasien
5.      Karu merangkum informasi operan, memberikan saran tindak lanjut
6.      Karu memimpin doa bersama dan menutup acara
7.      Bersalaman

Tabel 18
Pedoman Pre Conference

PEDOMAN PRE CONFERENCE

Waktu Kegiatan : Setelah operan


Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab: Ketua Tim/Pj Tim
Kegiatan:
1.      Katim/Pj Tim membuka acara
2.      Katim/Pj Tim menanyakan rencana harian masing-masing perawat pelaksana
3.      Katim/PJ Tim memberikan masukan dan tindak lanjut terkait dengan asuhan yang
diberikan saat itu
4.        Katim/PJ Tim memberikan reinforcement
5.      Katim/Pj Tim menutup acara

Tabel 19
Pedoman Post conference

PEDOMAN POST CONFERENCE

Waktu Kegiatan : sebelum operan ke dinas berikut


Tempat : meja masing-masing tim
Penanggung jawab: Ketua Tim/Pj Tim
Kegiatan:
1. Katim/Pj Tim membuka acara
2. Katim/Pj Tim menanyakan hasil asuhan masing-masing pasien
3. Katim/Pj Tim menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan
4. Katim/Pj Tim menanyakan tindak lanjut asuhan pasien yang harus dioperkan
kepada perawat shift berikutnya
5. Katim/Pj Tim menutup acara

c. Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Komunikasi di MPKP


Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat MPKP. Evaluasi
dilakukan tiap bulan dengan menggunakan format sesuai Tabel 22.
Tabel 20
Instrumen Evaluasi Aktivitas Komunikasi
Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda Ö pada kolom sebelah
kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
4: Jika Anda Selalu melaksanakan isi pernyataan
3: Jika Anda Sering melaksanakan isi pernyataan
2: Jika Anda Kadang-kadang melaksanakan isi pernyataan
1: Jika Anda Tidak pernah melaksanakan isi pernyataan

Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Operan dilaksanakan setiap pergantian dinas
2 Pre conference dilakukan di tiap tim sebelum mulai
dinas
3 Post conference dilakukan setelah selesai
memberikan asuhan di tiap tim
Sub Total
Total

Total Skor
Nilai aktivitas komunikasi: ---------------- X 100
12

8. Manajemen Konflik
a. Pengertian
Konflik adalah perbedaan pandangan atau ide antara satu orang dengan orang yang lain.
Dalam organisasi yang dibentuk dari sekumpulan orang yang memiliki latar belakang
yang berbeda konflik mudah terjadi.Demikian juga di Ruang MPKP konflik pun bisa
terjadi.Untuk mengantisipasi terjadinya konflik maka perlu dibudayakan upaya-upaya
mengantisipasi konflik dan mengatasi konflik sedini mungkin di ruang MPKP.
Cara-cara penanganan konflik ada beberapa macam, meliputi:
a. Bersaing
b. Berkolaborasi
c. Menghindar
d. Mengakomodasi
e. Berkompromi
Mengatasi konflik dengan bersaing adalah penanganan konflik di mana seseorang atau
satu kelompok berupaya memuaskan kepentingannya sendiri tanpa mempedulikan
dampaknya pada orang lain atau kelompok lain. Cara ini kurang sehat apabila diterapkan
karena bisa menimbulkan potensi konflik yang lebih besar terutama pada pihak yang
merasa dikalahkan.Untuk itu organisasi sebaiknya menghindari metode penyelesaian
konflik jenis ini.
Berkolaborasi adalah upaya yang ditempuh untuk memuaskan kedua belah pihak yang
sedang berkonflik. Cara ini adalah salah satu bentuk kerja sama. Berbagai pihak yang
terlibat konflik didorong menyelesaikan masalah yang mereka hadapi dengan jalan
mencari dan menemukan persamaan kepentingan dan bukan perbedaan.Situasi yang
diinginkan adalah tidak ada satu pihakpun yang dirugikan. Istilah lain cara penyelesaian
konflik ini disebut juga win-win solution.
Menghindar adalah cara menyelesaikan konflik di mana pihak yang sedang berkonflik
mengakui adanya konflik dalam interaksinya dengan orang lain tetapi menarik diri atau
menekan konflik tersebut (seakan-akan tidak ada konflik atau masalah). Cara ini tidak
dianjurkan dalam upaya penyelesaian konflik karena masalah mendasar tidak
diselesaikan, penyelesaian yang terjadi adalah penyelesaian semu.Untuk itu tidak
dianjurkan organisasi untuk menggunakan metode ini.
Akomodasi adalah upaya menyelesaikan konflik dengan cara salah satu pihak yang
berkonflik menempatkan kepentingan pihak lain yang berkonflik dengan dirinya lebih
tinggi. Salah satu pihak yang berkonflik mengalah kepada pihak yang lain. Ini suatu
upaya lose – win solution. Upaya penyelesaian konflik dengan akomodasi sebaiknya juga
tidak digunakan terlalu sering karena kepuasan tidak terjadi secara penuh dan bisa
menimbulkan potensi konflik di masa mendatang.
Kompromi adalah cara penyelesaian konflik di mana semua pihak yang berkonflik
mengorbankan kepentingannya demi terjalinnya keharmonisan hubungan dua belah pihak
tersebut. Dalam upaya ini tidak ada salah satu pihak yang menang atau kalah. Ini adalah
lose-lose solution di mana masing-masing pihak akan mengorbankan kepentingannya
agar hubungan yang dijalin tetap harmonis.
b. Penerapan Manajemen Konflik di MPKP
Upaya mengatasi konflik yang diterapkan di MPKP adalah upaya yang win-win solution.
Suatu upaya berkolaborasi. Untuk itu pembudayaan kolaborasi antar staf menjadi
prioritas utama dalam menyelenggarakan pengelolaan ruangan MPKP.
Pendekatan penyelesaian konflik yang ditempuh adalah dengan pendekatan penyelesaian
masalah (problem solving) yang meliputi:
1. Mengidentifikasi akar permasalahan yang terjadi dengan melakukan klarifikasi pada
pihak yang berkonflik
2. Mengidentifikasi penyebab timbulnya konflik
3. Mengidentifikasi alternatif-alternatif penyelesaian yang mungkin diterapkan
4. Memilih alternatif penyelesaian terbaik untuk diterapkan
5. Menerapkan solusi pilihan
6. Mengevaluasi peredaan konflik
Bila pendekatan internal yang telah dilakukan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi
belum berhasil maka Kepala Ruangan dapat berkonsultasi dengan Kepala Seksi
Perawatan atau Konsultan.
c. Evaluasi Penerapan Aktivitas Penyelesaian Konflik
Aktivitas penyelesaian konflik dievaluasi oleh seluruh staf keperawatan MPKP.Evaluasi
dilakukan dengan menggunakan instrumen pada Tabel 23.

Tabel 21
Instrumen Evaluasi Penyelesaian Konflik
Petunjuk:
Jawablah pernyataan-pernyataan berikt ini dengan memberi tanda Ö pada kolom sebelah
kanan masing-masing pernyataan pada kolom skor:
4: Jika Anda Sangat Setuju terhadap isi pernyataan
3: Jika Anda Setuju dengan isi pernyataan
2: Jika Anda Tidak setuju dengan isi pernyataan
1: Jika Anda Sangat Tidak Setuju terhadap isi pernyataan

Skor
No Kriteria 4 3 2 1
1 Komunikasi antar perawat terbuka
2 Konflik diungkapkan secara terbuka
3 Staf saling menghargai pendapat yang lain
4 Semua staf saling mencari solusi menyelesaikan
masalah
5 Solusi terbaik yang dipilih adalah yang terbaik
untuk semua
6 Bila konflik tidak selesai dikonsultasikan kepada
atasan atau konsultan
Sub Total
Total

Total nilai
Nilai aktivitas mengatasi konflik: ------------------- X 100
24

b. Pilar II: Sistem Penghargaan

Manajemen sumber daya manusia diruang model praktik keperawatan professional


berfokus pada proses rekruitmen,seleksi kerja orientasi, penilaian kinerja, staf
perawat.proses ini selalu dilakukan sebelum membuka ruang MPKP dan setiap ada
penambahan perawatan baru.

c. Pilar III: Hubungan Professional

Hubungan professional dalam pemberian pelayanan keperawata (tim kesehatan) dalam


penerima palayana keperawatan (klien dan keluarga). Pada pelaksanaan nya hubungan
professional secara interal artinya hubungan yang terjadi antara pembentuk pelayanan
kesehatan misalnya antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan dan
lain – lain. Sedangkan hubungan professional secara eksternal adalah hubungan antara
pemberi dan penerima pelayanan kesehatan.
d. Pilar IV : Manajemen Asuhan Keperawatan

Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan
mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan
keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan
proses keperawatan

G. Komponen-Komponen MPKP

Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan professional, yaitu sebagai
berikut :
1. Ketenagaan Keperawatan
2. Metoda pemberian asuhan keperawatan
3. Proses Keperawatan
4. Dokumentasi Keperawatan
DAFTAR RUJUKAN BELAJAR MAHASISWA

Depkes. Instrumen Keperawatan. Depkes: Jakarta.

Gillies.(2000). Manajemen keperawatan sebagai suatu pendekatan sistem.Bandung: IAPKP.

Huston, C.J. (2000).Leadership roles & management function in nursing: theory &application.
(third edition). Philadelphia: Lippincott.

Nursalam. (2002). Managemen keperawatan: aplikasi dalam praktik keperawatan profesional.


Jakarta: Salemeba Medika.

Anda mungkin juga menyukai