Anda di halaman 1dari 38

LUKA BAKAR

Merinda (150100025)
Edi Sunarto (150100077)
Yustry Meliani Meliala (150100167)
Ummilia Saimima (150100205)
Dg Ku Nur Syahrina (150100207)

Pembimbing: dr. Emil Akmal, Sp. BP-RE(K)

Departemen Ilmu Bedah FK USU


DEFINISI
• Luka bakar adalah luka pada kulit atau jaringan organik lainnya
yang terutama disebabkan oleh panas atau akibat radiasi,
radioaktivitas, listrik, friksi atau kontak dengan bahan kimia.

WHO. 2018. Burns. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/burns


EPIDEMIOLOGI
• Morbiditas dan mortalitas pada negara low dan middle-income.
• 1% beban secara global, 71 jt luka, dan 18 jt DALYs, > 265.000
kematian/tahun
• Luka bakar : 4th dari seluruh luka loss secara fisik, psikologis dan
ekonomi
• WHO : mortalitas 9th (5-14 thn : 41.575 kematian), 15th dari usia 15-29
thn (49.067 kematian), 15th dari usia 0-4 thn (62.655 kematian).
• Indonesia : 195.000 kematian/tahun; 6th sebagai luka bakar yang tidak
disengaja
Wardhana, A., Basuki, A., Prameswara, A. D. H., Rizkita, D. N., Andarie, A. A., & Canintika, A.F. The epidemiology of burns in Indonesia’s national
referral burn center from 2013 to 2015. Burns Open. 1 (2017) 67–73
ETIOLOGI
Rule Of Nine Lund and Browder Chart

Hand Palm
Perubahan lokal dan sistemik


PATOFISIOLOGI
Lokal : vasodilatasi, ↑permebeabilitas
Sistemik : sitokin, mediator inflamasi lain dilepaskan  edema organ
• 2 Fase: Koagulasi, Lisis sel
• 3 Regio: Koagulasi (nekrosis), stasis (iskemik), hiperemis (inflamasi)

Trauma pada saluran napas


• Edema Laring
• Keracunan: CO, sianida
Patofisiologi luka bakar

Sumber: Percy, D. & Yu, Y.,


2012, ‘Burns: Pathophysiology
and Complications’, Calgary
Guide, accessed from:
http://calgaryguide.ucalgary.ca/w
p-content/uploads/image.php?img
=2019/11/Inhalational-Injury.jpg
PENILAIAN LUKA BAKAR

Ukuran
• Luka bakar kecil = seluruh tangan
pasien adalah 1% TBSA
• Lund and Browder chart = anak-
anak (TBSA dari pertumbuhan)

Advanced Burn Life Support Course Provider Manual 2018 Update. 2018. Chicago: American Burn Association, pp.10-13.
L Rice, P. and P Orgill, D., 2019. Assessment And Classification Of Burn Injury. [online] Uptodate.com. Available at: <https://www.uptodate.com/contents/assessment-and-
classification-of-burn-injury> [Accessed 26 August 2020].
Rule of Nines (%TBSA):
- setiap dari ekstremitas atas = 9%
- ektremitas bawah = 18%
- setiap sisi torso 18%
- Kepala dan leher = 9%

Advanced Burn Life Support Course Provider Manual 2018 Update. 2018. Chicago: American Burn Association, pp.10-13.
Kedalaman
Tingkat Uraian
Superfisial : • Blister (-), tetapi nyeri, kering,
Tidak lebih merah, dan pucat bila ditekan
dari • 2-3 hari kemudian, rasa sakit dan
papillary eritema mereda, dan sekitar hari
dermis ke-4, epitel yang terluka
mengelupas dari epidermis yang
baru sembuh.
• Umumnya sembuh dalam 6 hari
tanpa bekas luka.
• Sunburn

L Rice, P. and P Orgill, D., 2019. Assessment And Classification Of Burn Injury. [online] Uptodate.com. Available at: <https://www.uptodate.com/contents/assessment-and-
classification-of-burn-injury> [Accessed 26 August 2020].
Tingkat Uraian
Partial thickness : epidermis Superfisial :
dan bagian dari dermis. • Blister (+) dalam 24 jam,
- Superfisial • nyeri, merah, weeping dan pucat bila ditekan.
- Deep • Dapat ditentukan 12 sampai 24 jam kemudian.
• Biasanya sembuh dalam 7 hingga 21 hari;
• jaringan parut jarang terjadi, meskipun perubahan pigmen
dapat terjadi.
• Lapisan eksudat fibrinosa dan debris nekrotik (+) di
permukaan => kolonisasi bakteri. Biasanya sembuh tanpa
gangguan fungsi/jaringan parut hipertrofik.

Deep : dermis >dalam,


• nyeri bila ditekan saja,
• hampir selalu melepuh (mudah dilepas),
• basah atau kering seperti lilin, patchy cheesy white ke merah,
pucat (-) bila ditekan. Sembuh spontan dalam 2-9 minggu.
• Jaringan parut hipertrofik selalu (+)

L Rice, P. and P Orgill, D., 2019. Assessment And Classification Of Burn Injury. [online] Uptodate.com. Available at: <https://www.uptodate.com/contents/assessment-and-
classification-of-burn-injury> [Accessed 26 August 2020].
Tingkat Uraian
full-thickness : • rasa yang keras dan kasar.
menghancurkan • bervariasi dari yang mirip dengan
semua lapisan kulit normal pasien, putih lilin
dermis dan sering hingga abu-abu kasar hingga
melukai jaringan hangus dan hitam, tergantung
subkutan di intensitas panasnya.
bawahnya Tidak ada aliran balik kapiler.
• Seringkali, pembuluh darah
trombosis bisa terlihat di bawah
kulit.
• Luka bakar ini benar-benar
dibius: jarum bisa masuk jauh ke
dalam dermis tanpa ada rasa sakit
atau berdarah.

Williams, N., O'Connell, P. and McCaskie, A., 2018. Bailey & Love's Short Practice Of Surgery. 27th ed. Boca Raton: CRC Press - Taylor & Francis Group, pp.622-623.
L Rice, P. and P Orgill, D., 2019. Assessment And Classification Of Burn Injury. [online] Uptodate.com. Available at: <https://www.uptodate.com/contents/assessment-and-
classification-of-burn-injury> [Accessed 26 August 2020].
Penyebab luka bakar Kemungkinan kedalaman luka bakar

Scald Superfisial, deep dermal patches (+) jika tiada ada


first aid yang bagus.
Fat Deep dermal
Flame Gabungan deep dermal dan full thickness

Alkali (cement) Sering deep dermal/full thickness


Asam konsentrasi lemah superfisial, konsentrasi kuat deep
dermal
Kontak elektris Full thickness
Williams, N., O'Connell, P. and McCaskie, A., 2018. Bailey & Love's Short Practice Of Surgery. 27th ed. Boca Raton: CRC Press - Taylor & Francis Group, pp.622-623.
TATALAKSANA
Perawatan luka bakar modern dapat dibagi menjadi 4 fase umum berikut:
• Fase pertama - Evaluasi awal dan resusitasi; terjadi pada hari 1-3 dan membutuhkan
resusitasi cairan yang akurat dan evaluasi menyeluruh untuk cedera dan kondisi penyerta
lainnya
• Fase kedua - Eksisi luka awal dan biologic closure; termasuk manuver yang mengubah
proses perjalanan penyakit; biasanya dicapai dengan serangkaian operasi bertahap yang
diselesaikan selama beberapa hari pertama setelah cedera
• Fase ketiga - penutupan luka definitif; melibatkan penggantian penutup luka sementara
dengan penutup definitif; ada juga penutupan dan rekonstruksi akut pada area dengan luas
permukaan kecil tetapi kompleksitas tinggi, seperti wajah dan tangan.
• Fase keempat - Rehabilitasi, rekonstruksi, dan reintegrasi; meskipun ini dimulai selama
periode resusitasi, ini menjadi memakan waktu dan terlibat menjelang akhir rawat inap akut
di rumah sakit.
Tatalaksana Awal
• Asesmen awal pada pasien luka bakar dengan trauma lain: kenali dan
obati cedera yang mengancam jiwa / anggota tubuh (life/limb-
threatening injuries) terlebih dahulu.
• Perbedaan paling signifikan antara luka bakar dengan cedera lainnya =>
konsekuensi luka bakar berhubungan secara langsung dengan luasnya
respon inflasmasi. (the larger and deeper the burn, the wors the
inflammation)
Primary Survey: ABCDE
Airway with C-spine Protection
• Untuk memastikan patensi jalan nafas harus.
• Jika ada jelaga di dalam mulut, pertimbangkan intubasi dini bahkan jika pasien
bernapas dengan normal.
• Penilaian jalan nafas meliputi:
 Melepaskan zat pembakar, termasuk bahan kimia.
 Memeriksa bulu hidung, wajah, dan alis yang hangus.
 Mencari luka bakar dan edema di sekitar kepala dan leher.
 Menentukan apakah terdapat circumferential burns yang mungkin
menghambat ventilasi dan membutuhkan eskarotomi
Advanced Trauma Life Support. 2018. Thermal Injuries. American College of Surgeon. 10th edition. Chapter 9. Pg 168-185.
Texas EMS Trauma& Acute Care Foundation (TETAF). 2016. Burn Clinical Practice Guideline.
• Faktor-faktor yang meningkatkan
risiko obstruksi jalan napas bagian
atas:
 Peningkatan ukuran dan
kedalaman luka bakar,
 luka bakar pada kepala dan wajah
 luka bakar inhalasi
 trauma terkait
 luka bakar di dalam mulut.

Advanced Trauma Life Support. 2018. Thermal Injuries. American College of Surgeon. 10th edition. Chapter 9. Pg 168-185.
American Burn Association. 2018. Advanved burn life support course. Provider manual 2018 update
Breathing
• Tentukan apakah dada pasien bergerak atau tidak.
• Penilaian pernapasan meliputi:
 Auskultasi suara napas
 Monitoring rate, depth and work of breathing
 Pemantauan dispnea dan stridor.
• Masalah pernapasan timbul dari tiga penyebab umum:
 hipoksia
 keracunan karbon monoksida
 smoke inhalation injury

Advanced Trauma Life Support. 2018. Thermal Injuries. American College of Surgeon. 10th edition. Chapter 9. Pg 168-185.
Texas EMS Trauma& Acute Care Foundation (TETAF). 2016. Burn Clinical Practice Guideline.
Circulation and fluid resuscitation
• Pantau sirkulasi dan status kardiak
• Berbeda dengan resusitasi untuk jenis trauma lain di mana defisit cairan
biasanya diakibatkan oleh kehilangan hemoragik, resusitasi luka bakar
diperlukan untuk menggantikan kehilangan yang sedang berlangsung akibat
kebocoran kapiler akibat inflamasi.
• Hati-hati:
 Under-resuscitation: hipoperfusi dan end organ injury
 Over-resuscitation: edem => burn depth progression, abdominal/extremity
compartment syndrome

Advanced Trauma Life Support. 2018. Thermal Injuries. American College of Surgeon. 10th edition. Chapter 9. Pg 168-185.
Texas EMS Trauma& Acute Care Foundation (TETAF). 2016. Burn Clinical Practice Guideline.
Advanced Trauma Life Support. 2018. Thermal Injuries. American College of Surgeon. 10th edition. Chapter 9. Pg 168-185.
Helman et al. 2019. Burn and Inhalation Injuries: ED Wound Care, Resuscitation and Airway Management. Emergency Medicine Cases. May, 2019.
Available at: <https://emergencymedicinecases.com/burn-inhalation-injuries/.> Accessed 26 August 2020
Disability
• Biasanya, pasien dengan luka bakar awalnya sadar penuh dan berorientasi.
• Jika tidak, pertimbangkan cedera terkait, keracunan karbon monoksida, penyalahgunaan zat,
hipoksia, atau kondisi medis yang sudah ada sebelumnya.
• Mulailah penilaian dengan menentukan tingkat kesadaran pasien menggunakan metode
AVPU:
 A – Alert
 V – Responds to verbal stimuli
 P – Respond only to painful stimuli
 U – Unresponsive
• Glasgow Coma Scale (GCS) adalah alat yang lebih pasti yang digunakan untuk menilai
kedalaman dan durasi koma dan harus digunakan untuk mengikuti tingkat kesadaran pasien.

Advanced Trauma Life Support. 2018. Thermal Injuries. American College of Surgeon. 10th edition. Chapter 9. Pg 168-185.
American Burn Association. 2018. Advanved burn life support course. Provider manual 2018 update
Exposure
• Singkirkan semua bahan pembakar, termasuk bahan kimia.
• Berusahalah untuk mempertahankan suhu normal dengan melepas pakaian
basah dan tutup dengan pakaian kering, steril
• Mulailah menghangatkan kembali pasien dengan selimut dan cairan hangat.
• Suhu lingkungan harus dari 28 °hingga 32 ° C (82 ° hingga 90 ° F). Suhu inti
pasien harus dipertahankan setidaknya di atas 34 °C. Tingkatkan ruangan suhu
jika perlu.
• Lepas semua perhiasan.

Advanced Trauma Life Support. 2018. Thermal Injuries. American College of Surgeon. 10th edition. Chapter 9. Pg 168-185.
Texas EMS Trauma& Acute Care Foundation (TETAF). 2016. Burn Clinical Practice Guideline.
Secondary Survey: “Head to Toe” Examination
dan tambahan terkait
• Dokumentasi,
• Pemeriksaan darah trauma dasar, termasuk kadar karboksihemoglobin, dan X-
ray
• Pemeliharaan sirkulasi perifer pada circumferential extremity burns,
• Pemasangan gastric tube
• Analgesik, narkotik dan sedatif
• Perawatan luka
 Lepuh dengan diameter <6mm dapat dibiarkan utuh. Untuk membersihkan lepuh,
potong bagian atas dengan gunting untuk menghilangkan atapnya kemudian
gunakan penjepit jaringan untuk membersihkan jaringan yang rusak.
• Imunisasi tetanus
Advanced Trauma Life Support. 2018. Thermal Injuries. American College of Surgeon. 10th edition. Chapter 9. Pg 168-185.
Texas EMS Trauma& Acute Care Foundation (TETAF). 2016. Burn Clinical Practice Guideline.
Kriteria transfer pasien ke Burn Center

American Burn Association. 2018. Advanved burn life support course. Provider manual 2018 update
Indikasi untuk Emergency Escharotomy
• Ketidakmampuan untuk ventilasi yang
adekuat karena restriksi dari luka bakar
dada (chest eschar)
• Denyut nadi tidak ada atau berkurang
• Defisit neurologis baru

Helman et al. 2019. Burn and Inhalation Injuries: ED Wound Care, Resuscitation and Airway
Management. Emergency Medicine Cases. May, 2019. Available at:
<https://emergencymedicinecases.com/burn-inhalation-injuries/.>
Accessed 26 August 2020
Helman et al. 2019. Burn and Inhalation Injuries: ED Wound Care, Resuscitation and Airway Management. Emergency Medicine Cases. May, 2019. Available at:
<https://emergencymedicinecases.com/burn-inhalation-injuries/.> Accessed 26 August 2020
Manajemen Bekas Luka
Pilihan yang tersedia untuk memodifikasi perkembangan pembentukan bekas
luka hipertrofik terbatas dalam jumlah dan efektivitas, meliputi:
• Pijat bekas luka
• Pakaian kompresi
• Silikon topikal
• Suntikan steroid
• Operasi
• Serial casting - Berguna pada beberapa kontraktur pada sendi mayor

Sheridan, Robert L. 2018. Burn Rehabilitation. Available at: <https://emedicine.medscape.com/article/318436-overview#a7> Accessed 26 August 2020
Sebagian besar prosedur rekonstruksi luka bakar dapat dilakukan dengan
menggabungkan beberapa teknik dasar, sebagai berikut:
• Incisional release and grafting
• Excisional release and grafting
• Z-plasty
• Random flaps

Sheridan, Robert L. 2018. Burn Rehabilitation. Available at: <https://emedicine.medscape.com/article/318436-overview#a7> Accessed 26 August 2020
Tambahan
Pertolongan Pertama untuk Luka Bakar
• Yang tidak boleh dilakukan: es menyebabkan vasokonstriksi parah dan bahkan dapat
memperdalam luka bakar. Pasta gigi juga berbahaya karena efek fluorida.
• Yang harus dilakukan: alirkan air dingin setidaknya selama 20 menit. Bukti
menunjukkan bahwa hal ini dapat:
 Mengurangi nyeri dan edema
 Mengurangi kedalaman luka bakar
 Mengurangi respons inflamasi secara keseluruhan
 Meningkatkan kecepatan penyembuhan luka
 Meminimalkan jaringan parut.

Helman et al. 2019. Burn and Inhalation Injuries: ED Wound Care, Resuscitation and Airway Management. Emergency Medicine Cases. May, 2019.
Available at: <https://emergencymedicinecases.com/burn-inhalation-injuries/.> Accessed 26 August 2020
KOMPLIKASI
• Infeksi luka bakar
– kulit yang rusak / nekrosis => rentan terhadap patogen
– penggunaan tabung atau kateter => infeksi traktus urinarius / pneumonia
• Terganggunya suplai darah atau sirkulasi
– kerusakan pembuluh darah berat => kondisi hipovolemik,
– tirah baring lama => obstruksi pembuluh darah (blood clotting) => sirkulasi
terganggu
• Komplikasi jangka panjang (fisik dan psikologis)
– pembentukan jaringan sikatriks terjadi secara berat dan menetap seumur hidup
– area sendi => gangguan pergerakan sendi
– PTSD (Post Traumatic Stress Disorder), Depresi dan ansietas
PROGNOSIS
• Pasien dewasa => luka bakar parah dapat menyesuaikan diri dengan baik, meskipun
beberapa mengalami gangguan psikologis yang signifikan secara klinis, seperti
somatisasi dan kecemasan fobia. Peningkatan persentase luka bakar TBSA, riwayat
psikiatri, dan luka bakar ekstremitas dengan gangguan pekerjaan yang cukup besar.
• Anak-anak => luka bakar parah ditemukan memiliki masalah somatisasi serupa serta
gangguan tidur tetapi secara umum dapat disesuaikan dengan baik.
• Secara umum, luka bakar berat dapat menyebabkan gangguan yang signifikan pada
kesehatan psikiatri dan hasilnya, tetapi dapat diatasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai