PENDAHULUAN
setiap tahun terdapat kurang lebih 350 juta penderita baru Penyakit Menular Seksual
terdapat sekitar 180 juta kasus baru infeksi saluran reproduksi (ISR) tiap tahunnya
dengan angka prevalensinya bervariasi, 5% pada klien KB dan 75% pada pekerja
seks, sedangkan di Amerika Serikat terdapat sekitar 7,4 juta kasus baru setiap
Salah satu infeksi saluran reproduksi adalah kandidiasis vaginalis. Pada tahun
(Daili 2009 ). Gejala klinis kandidiasis vaginalis adalah flour albus, dispareunia,
disuria, vulva dan vagina kemerahan serta edema. Faktor resiko kandidiasis vaginalis
kehamilan, orang yang suka berganti-ganti pasangan seks dan melakukan hubungan
seksual yang tidak aman beresiko tinggi tertular infeksi menular seksual termasuk
University, Nigeriapada tahun 2012 yang dilakukan pada 200 orang pengunjung
2010).
Indonesia pada kelompok perilaku risiko rendah antara tahun 19992000 cukup
tinggi berkisar 57% dari seluruh ISR yang diteliti. Jumlah penderita kandidiasis
kejadian kandidiasis vulvovaginal pada wanita meningkat secara signifikan pada usia
setelah 20 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 30 sampai 40 tahun, hal ini
yang menambah kadar kelembaban tubuh, terutama di organ reproduksi yang tertutup
dan berlipat. Kondisi ini menyebabkan bakteri mudah berkembang biak dan secara
umum menyebabkan terjadinya gangguan pada vagina, baik berupa bau tidak sedap
sebagai berikut bakterial vaginosis 53% serta vaginal kandidiasis 3%. Sedangkan
tahun 2008 prevalensi infeksi saluran reproduksi pada remaja putri dan wanita
dewasa yang disebabkan oleh bacterial vaginosis sebesar 46%, candidia albicans
29%, dan tricomoniasis 12%. Pada tahun 2007 di Jakarta prevalensi infeksi saluran
reproduksi yang terjadi yaitu candidiasis 6,7%, tricomoniasis 5,4% dan bacterial
(23%), Bitung (21%), Surabaya (18%), Bandung (12%), Jakarta Barat (9%) dan
untuk Provinsi Kepulauan Riau yaitu Kota Tanjung Pinang sebesar 12% (Fiari,
2012).
Kandida merupakan flora normal yang berada pada epithelium vagina, yang
bersama dengan koloni lactobacilli menjaga derajat keasaman pH pada vagina tetap
pada range 3,8-4,4, satu faktor yang sangat berperan dalam perkembangan kandida
vagina lebih alkaline, maka mikroba yang sebenarnya merupakan flora normal dapat
tetapi tersembunyi. ISR pada perempuan biasanya lebih serius dan sulit didiagnosis
karena umumnya tidak menunjukkan gejala (asimptomatik). Dampak dari ISR mulai
dari kemandulan, kehamilan ektopik (di luar kandungan), nyeri kronis pada panggul,
keguguran, meningkatkan risiko tertular HIV, hingga kematian. ISR juga menjadi
beban tersembunyi bagi perempuan karena adanya rasa bersalah atau malu untuk
sangat merugikan perempuan seperti timbulnya rasa gatal yang menimbulkan lecet
dan hubungan seks yang tidak nyaman. Selain itu kandidiasis juga dapat
memfasilitasi infeksi HIV. Upaya preventif dengan pemberian informasi yang tepat
kepada perempuan sangat diperlukan mengingat sampai saat ini perempuan masih
menganggap keputihan sebagai suatu hal yang normal yang sebetulnya bisa jadi
merupakan gejala kandidiasis vaginalis. Pemahaman yang belum benar mengenai hal
(Qomariyah, 2011).
aktifitas dan keharmonisan rumah tangga. Penyebab keputihan yang paling sering
adalah kandidiasis vaginalis. Pada kandidiasis vaginalis terjadi infeksi jamur kandida
pada dinding vagina yang disebabkan oleh genus candida. AKDR merupakan salah
dijumpai adanya keputihan atau duh tubuh vagina yang terjadinya akibat reaksi awal
terhadap adanya benda asing. Dilaporkan bahwa keputihan yang dijumpai pada
adalah alat kontrasepsi, hal ini dinyatakan oleh Darmani ( 2010 ) bahwa pengguna
Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) merupakan yang dapat memicu jamur candida
dijumpain keputihan Karena infeksi kandida 13,73% pada akseptor AKDR, 18,5%,
faktor eksogen adalah iklm, penggunaan antibiotik, kontak dengan pasien, dan
sekitar 75% adalah pada pasien yang menggunakan vaginal douches dan kebersihan
dirinya kurang, 71% pada penggunaan antibiotik peroral, 71% pasien yang
p=0,005) dan higiene alat genitalia (OR=5,17 dan p=0,006), sedangkan pemakaian
kandidiasis vaginalis.
Penelitian lainnya oleh Fiari (2012), pada pekerja seks komersial di kawasan
Jondul Pekanbaru didapatkan 11 orang (40,74%) pekerja seks komersial yang positif
yang disertai gatal dan 4 orang (36,36%) tidak mengalami keluhan apa-apa. Pekerja
seks komersial terbanyak ada pada rentang usia 18-25 tahun yaitu sebanyak 16 orang
(59%).
peradangan, gatal, dan perih di daerah kemaluan, juga terdapat keluarnya cairan
vagina yang menyerupai bubur. Gejala lebih sering timbul bila perubahan iklim
kimiawi pada vagina. Penggunaan pakaian dalam nilon dan pakaian yang terlalu ketat
juga merangsang infeksi yeast tersebut. Candidiasis juga dapat ditularkan secara
seksual antar pasangan seks, sehingga kedua pasangan harus diobati secara simultan.
Menurut Hutapea tiga dari empat wanita pernah mengalami kandidiasis, setengahnya
Serdang Bedagai diperoleh data (rekam medik) di ruang klinik IMS/VCT bahwa
wanita usia subur yang sudah memiliki pasangan tercatat di buku kunjungan
sebanyak 177 orang diantaranya adalah jenis penyakit IMS sifilis 8 orang, gonore 4
orang, suspect GO 4 orang, servivitis non GO 6 orang, ulkus mole 2 orang, herpes
sedangkan pada tahun berikutnya periode Januari 2014 Desember 2014 tercatat
sebanyak 189 orang terdiagnosa IMS diantaranya adalah sifilis 7 orang, gonore 3
mole 1 orang, herpes genital 14 orang, kandidiasis vaginalis 130 orang, dan
2015-Mei 2015 tercatat sejumlah IMS sebanyak 107 orang dengan jenis penyakit
Berdasarkan laporan Rumah Sakit Kota Semarang tahun 2011 terdapat 5 jenis
IMS yang meningkat jumlah kasusnya, yaitu Candidiasis dari 297 menjadi 333
penderita IMS berdasarkan laporan rumah sakit kota semarang adalah perempuan, hal
ini disebabkan karena perempuan mempunyai risiko lebih besar untuk terkena IMS
dibanding dengan laki-laki. Sedangkan menurut golongan umur kasus terbanyak pada
umur 21 - 30 tahun, hal tersebut dapat dimungkinkan karena aktivitas seksual pada
kelompok umur tersebut cukup tinggi (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2011).
Kasus yang diperoleh peneliti dari 3 tahun berturut turut diketahui bahwa
jenis penyakit yang paling tertinggi adalah kandidiasis vaginalis, dari tahun 2013
hampir dua kali lipat, namun ditahun 2015 belum diketahui pasti terjadi penurunan
signifikan atau terjadi peningkatan jumlah penyakit kandidiasis vaginalis oleh sebab
vaginalis yang pada saat itu melakukan kunjungan pengobatan ulang sebanyak 10
vaginalis yang masih mereka anggap penyakit yang asing, dan belum sama sekali
tahu penyebab dari munculnya penyakit kandidiasis, yang mereka rasakan hanya
pasangan.
sangat merugikan perempuan seperti timbulnya rasa gatal yang menimbulkan lecet
dan hubungan seks yang tidak nyaman. Adanya luka akibat kandidiasis tersebut dapat
yang tepat kepada perempuan sangat diperlukan mengingat sampai saat ini
perempuan masih menganggap keputihan sebagai suatu hal yang normal yang
sebetulnya bisa jadi merupakan gejala kandidiasis vaginalis. Pemahaman yang belum
Oleh sebab itu, dilihat dari tingginya angka kejadian penyakit kandidiasis
vaginalis dari tahun 2013 2015 pada ibu menjadi alasan utama peneliti untuk
serdang bedagai.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka akan diteliti
wilayah keja Puskesmas Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang
Bedagai.
kandidiasis vaginalis ibu PUS di wilayah kerja Puskesmas Sei Rampah Kecamatan
dan kehamilan dengan kejadian kandidiasis vaginalis pada ibu di wilayah kerja
reproduksi
2. Bagi Puskesmas Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai
penelitian ini akan bermanfaat memberikan masukan dan informasi yang berguna
bagi Puskesmas khususnya tenaga kesehatan yang terkait dan kebijakan program
3. Bagi peneliti selanjutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi dan