Anda di halaman 1dari 22

KELOMPOK 3 :

● Novia(131501)
● Aulia Rohim(131501) TUGAS
● Tia Audina(131501) PEDIATRIK
● Rosita (131501098)
● Lusi Indriani(131501)
● Hafizah(131501)
● Sylvia Mardaliza(131501)
● Dhaifiana Alyani(131501)
● Andini(131501)
● Nuraini(131501)
● Zha - Zha(131501)
● Ayu A (131501) Meningitis
● Sry Ayu (131501)
● Fadhilatul Zuhro (131501)
● Revi(131501)
● Adina Yasmin (131501)
● Nidia(131501)
● Sangkot (131501)
● Anita(131501)
● Dinda Elisa(131501)
● Mutia(131501)
● Anisa Aulia(131501)
● Finni Rizki Aulia(131501)
● Syari Widia Alfiah (131501)
● Isma Nanda Tarfiani (131501)
Pengertian Meningitis
 Meninga (Bahasa Latin) dan Menix (Bahasa Yunani)
berarti “membran”. Akhiran “itis” (Bahasa Yunani)
berarti “berkaitan dengan”. “itis” (Bahasa Inggris
Medis) berarti “peradangan”.
 Secara Umum
Meningitis adalah peradangan pada cairan dan
selaput yang menutupi otak dan sumsum tulang
belakang.
Penyakit ini biasanya diakibatkan oleh tiga jenis
agen infeksi, yaitu bakteri, virus, atau jamur.
Pembagian Meningitis
Meningitis dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu :
a) Meningitis Virus
b) Meningitis Bakteri
c) Meningitis Jamur
a) Meningitis Virus
 Meningitis secara tipikal mempunyai karakteristik purulent atau aseptik.
Meningitis purulent menunjuk pada etiologi bakteri, sedangkan meningitis
aseptik sejak dahulu didefinisikan sebagai yang di luar dari itu.
 Tanda umum pada dewasa meliputi : Sakit kepala Demam ringan (<40 C)
Kekakuan leher belakang, Malaise Mengantuk Mual Muntah danFotobia
 Pada bayi, hanya demam dan gelisah yang mungkin ditemui, dan meningitis
harus dikesampingkan sebagai penyebab demam bila temuan lokal lain tidak
terobservasi pada anak.
 Pemeriksaan laboratorium CSS biasanya menunjukkan pleositosis dengan
100-11000 sdp/mm3, yang terutama adalah limfosit; akan tetapi 20-75%
pasien dengan meningitis virus mungkin menunjukkan sel-sel
polimorfonekleus yang dominan pada awal pemeriksaan CSS terutama
meningitis enteroviral.
a) Meningitis Virus Lanjutan.....
TERAPI
 Asiklovir adalah obat pilihan untuk ensefalitis herpes
simpleks. Pada pasien dengan fungsi ginjal normal, asiklovir
biasanya diberikan 10 mg/kg setiap 8 jam untuk 2-3 minggu.
Herpes virus yang resisten terhadap asiklovir dilaporkan
meningkat insidennya, terutama dari pasien
immunocompromised yang menggunakan asiklovir
sebelumnya atau secara kronik.
Terapi alternatif untuk herpes simpleks yang resisten
asiklovir adalah foscarnet, dan harus disesuaikan dosisnya
sesuai fungsi ginjal.
b) Meningitis Bakteri
Meningitis bakteri umumnya infeksi serius. Hal ini disebabkan
oleh tiga jenis bakteri : Haemophilus Influenzae tipe b,
Neisseria Meningitidis (Meningococcus) dan Pneumonia
Streptokokus (Pneumokokus atau Diplokokus)
b 1) Meningitis Bakteri pada bayi baru
lahir dan bayi prematur
Suatu jenis streptokokus, yang disebut kelompo B
streptokokus biasanya mendiami vagina dan merupakan
penyebab umum meningitis pada bayi prematur dan bayi baru
lahir selama minggu pertama kehidupan. Eschericia coli, yang
menghuni saluran pencernaan, juga dapat menyebabkan
meningitis antara bayi baru lahir. Meningitis yang terjadi
selama epidemi dapat mempengaruhi bayi yang baru lahir-
Listeria monocytogenes yang paling umum.
 MeningitisPneumonia Streptokokus
(Pneumokokus atau Diplokokus)
Meningitis streptokokus terjadi pada usia sangat muda (1-4
bulan) dan pada usia sangat tua. Ini adalah pneumonia yang
sangat umum terjadi pada dewasa dan sekitar 12% pada
anak-anak berumur antara 2 bulan – 10 tahun.
 Meningitis Pneumonia Streptokokus
(Pneumokokus atau Diplokokus) lanjutan.....
TERAPI

 Terapi pilihan sebelum sensitivitas mikroba penyebab


diketahui adalah kombinasi vankomisin dan seftriakson.
Terapi dengan penisilin G IV pada orang dewasa yang fungsi
ginjalnya normal biasanya memberikan hasil yang baik. Akan
tetapi sekitar 35 % S. Pneumoniae dapat sangat atau intermediate
resisten terhadap penisilin.
Kombinasi vankomisin dan seftriakson mungkin rejimen yang
paling efektif untuk strain yang resisten terhadap penisilin.
Seftriakson, sefotaksim, dan meropenem dapat digunakan
untuk isolat yang sensitif atau resisten terhadap penisilin.
 Meningitis Litseria Monocytogenesis
L. Monocytogenesis adalah bakteri gram positif yang mirip
dengan diphteri dan bertanggung jawab untuk 8% dari seluruh
kasus meningitis yang dilaporkan. Penyakit ini terutama
mempengaruhi neonatus, alkoholik, pasien dengan gangguan
sistem imun dan orang tua
 Meningitis Litseria Monocytogenesis
lanjutan....
TERAPI
Kombinasi penisilin G atau ampisilin dengan aminoglikosida
memberikan efek bakterisid. Pasien harus diterapi untuk 2-3
minggu sesudah penyembuhan untuk mencegah kemungkinan
kambuh.
Trimethoprim-sulfametoksazol mungkin efektif alternatif
karena penetrasi adekuat ke cairan serebrosipanl (CSS).
b 2) Meningitis Bakteri pada anak di
bawah 5 tahun
Anak-anak di bawah usia lima tahun di negara-negara yang
tidak menawarkan vaksin umumnya terinfeksi oleh
Haemophilus influenzae tipe B.
 Meningitis Haemophilus influenzae
Di masa lalu Haemophilus influenzae adalah penyebab utama
meningitis pada anak usia 6 bualan – 3 tahun, tetapi menurun
drastis sejak vaksin yang efektif di pasarkan. Penyakit ini
sering merupakan komplikasi dari infeksi primer di telinga
tengah, sinus paranasal atau paru.
 Meningitis Haemophilus influenzae lanjutan....
TERAPI

Sekitar 30-40 % Haemophilus influenzae resisten terhadap


ampisilin. Karena itu, beberapa klinisi menggunakan
sefalosforin generasi ketiga (sefotaksim dan seftriakson) atau
kloramfenikol dengan ampisilin untuk terapi awal. Segera
setelah data sensitivitas tersedia, gunakan ampisilin bila
ternyata sensitif.
 Meningitis Haemophilus influenzae
PENCEGAHAN
Tujuan dari profilaksis adalah untuk meniadakan penyebaran Haemophilus
influenzae di nasofaring dan orofaring. Kasus sekunder dapat terjadi dalam 30
hari kasus indeks, karena itu direkomendasikan agar diberikan terapi pada
orang yang kontak dekat dengan pasien (anggota keluarga/yang tinggal
serumah, perawat). Sasaran dari profilaksis adalah untuk mengeliminasi
perpindahan Haemophilus influenzae dari nasofaring dan orofaring.
Profilaksis untuk orang yang berhubungan dekat dengan penderita harus
dimulai setelah berkonsultasi dengan departemen kesehatan setempat. Pada
umumnya anak harus menerima 20 mg/kg (maksimum 600 mg) dan dewasa
600 mg/hari dalam satu dosis untuk 4 hari, Individu yang telah menerima
vaksin lengkap tidak perlu menerima profilaksis.
Vaksinasi dengan vaksin Haemophilus influenzae tipe b (HIB) umumnya
dimulai pada bayi berumur 2 bulan.
Vaksin harus dipertimbangkan pada pasien yang lebih tua dari 5 tahun
dengan sickle cell desease, asplenia, atau peyakit-penyakit
immunocompromising.
c 2) Meningitis Bakteri pada anak-
anak yang lebih tua
Anak-anak yang lebih tua umumnya memiliki meningitis yang
disebabkan oleh Nesseria meningitides (meningococcus), dan
Streptococcus pneumoniae.
 Meningitis Neisseria Meningitidis
(Meningococcus)
Meningitis ini umum terbanyak di dapati pada anak dan
dewasa muda. Sebagian besar kasus terjadi biasanya pada
musim dingin atau semi, di waktu itu virus meningitis relatif
tidak umum terjadi.
 Meningitis Neisseria Meningitidis (Meningococcus)
MANIFESTASI KLINIK
 Sekitar 10-14 hari sesudah onset penyakit dan walaupun
terapi berhasil, pasien akan mengalami karakteristik reaksi
imunologi dari demam, artritis (sendi besar) dan perikarditis.
Unilateral ketulian, atau bilateral (> umum) dapat terjadi di
awal atau belakangan.
Lebih kurang 50% penderita mengalami lesi purpura, petekia,
atau keduanya. Pasien mungkin daat mengalami gambaran
subklinik DIC, yang mungkin berkembang menjadi infark
kelenjar adrenal dan korteks ginjal dan menyebabkan
trombosis yang meluas.
 Meningitis Neisseria Meningitidis (Meningococcus)
TERAPI DAN PENCEGAHAN
 Terapi agresif yang direkomendasikan, intervensi awal dengan Penisilin G
kristal dosis tinggi IV, 50 000 unit/kg setiap 4 jam.
Kloramfenikol dan sefalosforin generasi ketiga (contohnya sefotaksim) dapat
digunakan sebagai alternatif pengganti penisilin G.
Kontak erat dengan pasien dapat beresiko terinfeksi. Profilaksis harus dimulai
tanpa menunggu dan tanpa bantuan uji kultur dan sensitivitas.
Pasien dewasa seharusnya menerima rifampin 600 mg secara oral setiap 12
jam untuk 4 dosis. Anak-anak umur 1 bulan- 12 tahun harus mendapatkan
rifampin 10 mg/kgbb setiap 12 jam untuk 4 dosis, dan bayi berumur kurang
dari 1 bulan harus menerima rifampin 5 mg/ kgbb secara oral untuk 4 dosis.
Pasien yang menggunakan rifampin harus mendapatkan konseling mengenai
perubahan warna urin dan cairan tubuh menjadi merah.
c) Meningitis Jamur
 di Amerika, meningitis crytopoccal adalah bentuk umum
utama meningitis jamur dan penyebab utama morbiditas dan
mortalitas pada pasien dengan penurunan imunitas
Demam dan riwayat sakit kepala adalah gejala paling umum
dari meningitis crytopoccal, walau perubahan mental dan
adanya penurunan fokus neurologik mungkin terjadi. Diagnosa
ditegakkan berdasarkan pada adanya Crytococcus neoformans
di kultur CSS, darah, dan urin.
Kultur CSS positif pada > 90% kasus.
c) Meningitis Jamur
TERAPI
 Amfoterisin B adalah obat pilihan utama untuk meningitis
Cryptococcus neoformans akut. Amfotericin B 0,5-1 mg/kg/hari,
dikombinasikan dengan flusitocin 100 mg/kg/hari, lebih efektif
daropada amfotericin B tunggal. Pada populasi pasien AIDS,
flusitocin sering ditoleransi buruk karena menyebabkan supresi
sumsum tulang dan gangguan saluran cerna.
Karena tingginya kecepatan relaps sesudah terapi akut untuk
Cryptococcus neoformans, pasien AIDS membutuhkan perawatan
sepanjang hidup atau terapi supresif. Standar pelayanan untuk pasien
AIDS dengan meningitis Cryptococcal adalah terapi utama umumnya
dengan amfotericin B dengan atau tanpa flucitocin diikuti dengan
terapi rumatan dengan flukonazol sepanjang hidup.

Anda mungkin juga menyukai