PENDAHULUAN
Mineral merupakan salah satu unsur yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan
fungsi tubuh baik pada tingkat sel, jaringan, organ, maupun fungsi tubuh secara keseluruhan.
Mineral digolongkan kedalam mineral makro dan mineral mikro. Mineral mikro adalah
unsur yang dibutuhkan tubuhdalam jumlah lebih dari 100 mg/hari,sedangkan mineral mikro
adalah unsur yang dibutuhkan kurang dari 100 mg/hari. Yang termasuk mineral makro adalah
natrium, kalium, kalsium, fosfor,dan magnesium, sedangkan yang termasuk mineral mikro,
Natrium adalah kation utama dalam darah dan cairan ekstraseluler. Fungsi natrium di
dalam tubuh bersama –sama dengan kalium menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh
dan sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf. Kebutuhan natrium diperkirakan
Melon merupakan salah satu jenis buah – buahan yang digemari masyarkat luas. Buah
melon umumnya di konsumsi sebagai buah segar untuk pencuci mulut(“desert”) atau pelepas
dahaga. Selain itu buah ini dijadikan pencampur minuman atau dibuat “juice” bahkan saat ini
Melon termasuk jenis tanamanboltikultura yang semakin banyak diamati petani( rukmana,
1994). Buah melon sangat beragam baik dalam ukuran , bentuk buah, dan warna daging buah.
Penampakan bagian permukaan buahnya ada yang halus dan ada pula yang memiliki
Melon memiliki banyak varietas . salah satu contoh nya adalah cucumis melo
var.reticulatus(melon sky rocket) dan cucumis melo var. Cantalupensis (melon rock)
(prajnanta, 2003) kedua jenis melon ini merupakan jenis yang banyak ditanam di indonesia
Melon memiliki mineral baik mineral makro maaupun mineral mikro. Mineral makro yang
terdapat di dalam melon adalah kalsium , kalium, natrium, dan fosfor, sedngkan mineral
mikronya antara lain adalah besi. Tiap 100 g melon mengandung kalsium sebanyak 183 mg
Melon mengandung mineral kalium yang tinggi sehingga buah ini baik untuk
dikonsumsi penderita tekanan darah tinggi.melon juga mengandung kalsium yang dapat
kadar kalsium antara lain kompleksometri, spektrofotometri serapan atom, dan gravimetri
(khopkarm 1985).penetapan kadar kalium dan natrium dapat dilakukan dengan gravimetri
fan spektrofotometri serapan atom ( bassert,dkk, 1991). Penetapan kadar kalsium, kalium,
dan natrium pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan spektofotometri serapan
atom,karena pelaksanaan nya relatif cepat dan sederhana, batas deteksi kurang dari 1 ppm
( Gandjar dan Rohman, 2009). Bahan yang digunakan sedikit,dan spesifik untuk setiap
logam tanpa dilakukan pemisahan pendahuluan (Khopkar,1985) oleh karena itu, metode ini
dipilih untuk penetapan kadar kalsium, kalium dan natrium dalam buah melon.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan pengujian kada kalsium, kalium,
natrium yang terdapat pada melon sky rocket dan melon rock.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Natrium
Natrium adalah kation utama dalam darah dan cairan ekstraselular. Fungsi natrium di
dalam tubuh bersama-sama dengan kalium menjaga keseimbangan cairan di dalam tubuh dan
sebagai penghantar impuls dalam serabut syaraf (Almatsier, 2004). Rasio natrium terhadap
kalium yang paling ideal adalah 1:1. Konsumsi harian kita terhadap natrium yang berlebih,
perlu diimbangkan dengan konsumsi kalium yang tinggi (Astawan ,2004). Sumber utama
natrium adalah garam dapur. Kebutuhan natrium diperkirakan sebesar 500 mg/hari
(Almatsier, 2004).
Spektrofotometri serapan atom didasarkan pada penyerapan energi sinar oleh atom-
atom netral, dan sinar yang diserap biasanya sinar tampak atau sinar ultraviolet (Gandjar dan
Rohman, 2009).
mineral dalam jumlah sekelumit (trace) dan sangat sekelumit (ultratrace). Cara analisis ini
memberikan kadar total unsur mineral dalam suatu sampel dan tidak tergantung pada bentuk
molekul mineral dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk analisis sekelumit mineral
karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari 1 ppm) dan
Mode spektrofotometri serapan atom berprinsip pada absorpsi cahaya oleh atom.
Atom-atom menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu, tergantung pada sipat
unsurnya. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi untuk mengubah
tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur bersifat spesifik. Dengan
absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak energi, suatu atom pada keadaan dasar
a. Sumber Radiasi
Sumber radiasi yang digunakan adalah lampu katoda berongga (hollow cathode
lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung suatu katoda dan anoda.
Katoda berbentuk silinder berongga yang dilapisi dengan mineral tertentu (Gandjar dan
Rohman, 2009).
b. Tempat Sampel
Dalam analisis dengan spektrofotometer serapan atom, sampel yang akan dianalisis
harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan azas. Ada berbagai
macam alat yang digunakan untuk mengubah sampel menjadi uap atom-atomnya, yaitu:
Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berubah cairan menjadi bentuk uap
atomnya dan untuk proses atomisasi. Suhu yang dapat dicapai oleh nyala tergantung pada gas
yang digunakan, misalnya untuk gas asetilen-udara suhunya sebesar 2200o C. Sumber nyala
asetilen udara ini merupakan sumber nyala yang paling banyak digunakan. Pada sumber
nyala ini asetilen sebagai bahan pembakar, sedangkan udara sebagai bahan pengoksidasi
Pengatoman dilakukan dalam tungku dari grafit. Sejumlah sampel diambil sedikit
(hanya beberapa mcL), lalu diletakkan dalam tabung grafit, kemudian tabung tersebut
dipanaskan dengan sistem elektris dengan cara melewatkan arus listrik pada grafit. Akibat
pemanasan ini, maka zat yang akan dianalisis berubah menjadi atom-atom netral dan pada
pereaksi atom ini dilewatkan suatu sinar yang berasal dari lampu katoda beronga sehingga
terjadilah proses penyerapan energi sinar yang memenuhi kaidah analisis kuantitatif (Gandjar
c. Monokromator
Monokromator erupakan alat untuk memisahkan dan memilih spektrum sesuai dengan
panjang gelombang yang dilakukan dalam analisis dari sekian banyak spektrum yang
d. Detektor
e. Readout
Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai pencatat
hasiil. Hasil pembacaan dapat berupa angka atau berupa kurva yang menggambarkan
lebih kecil atau lebih besar dari nilai yang sesuai dengan konsentrasinya dalam sampel
(Gandjar dan Rohman, 2009). Secara luas dapat dikatgorikan menjadi dua kelompok, yakni
penggangu dan spesies yang diukur. Interferensi kimia disebabkan adanya reaksi kimia
METODOLOGI PENELITIAN
Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian Februari 2012 sampai April 2012.
Menetapkan kadar natrium dari melon sky rocket dan melon rock dengan menggunakan alat
3.3 Alat
Pipet Volume 4,0 mL, 6,0 mL, 8,0 mL, 10,0 mL, dan 12,0 mL
Neraca anallitik
Tissue lensa
Pipet tetes
Kurs porselen
Hot plate
Desikator
3.4 bahan
Melon rock
Aquadest
HNO3
Sampel yang digunakan adalah melon sky rocket dan melon rock yang diambil secara
purposive di pasar Bakti. Metode pengambilan sampel ini ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa
sampel yang tidak terambil mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel yang diteliti (Sudjana,
2005).
Melon skyrocket dan Melon rock ditimbang sebanyak kurang lebih 1 kg, dicuci bersih.
Sampel yang telah dihaluskan masing-masing ditimbang seksama sebanyak 10g dimasukkan
kedalam kurs porselen, diarangkan diatas hoteplate, lalu diabukan ditanur dengan temperature awal
100o C dan perlahan-lahan temperature dinaikkan menjadi 500 oC dengan interval 25oC sampai 5
menit. Pengabuan dilakukan selama 18 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator. Abu dibasahi
dengan 10 tetes akuabides dan ditambahkan 4 mL HNO 3 (1 :1), kemudian diupkan pada hotplate pada
suhu 100-120oC sampai kering. Kurs porselen dimasukkan kembali kedalam tanur dan diabukan
selama 1 jam dengan suhu 500oC dan dibiarkan hingga dingin pada desikator. Bagan alir proses
Kemudian dimasukkan kedalam labu tentukur. Setelah itu dicukupkan volumenya dengan akuabides
sampai garis tanda. Lalu disaring dengan kertas saring Whatman No.42 dengan membuang 5 mL
larutan pertama hasil penyaringan selanjutnya ditampung kedalam botol. Larutan ini digunakan untuk
uji kualitatif dan kuantitatif kalsium, kalium, dan natrium. Bagan alir proses pembuatan larutan
3.5.5.1 Kalsium
Dibersihkan kawat Ni/Cr dengan HCl pekat lalu dipijar pada api Bunsen sampai tidak
memberikan warna khusus pada nyala Bunsen. Kemudian celupkan kawat pada larutan sampel lalu
dipijar pada api Bunsen, amati warna yang terjadi pada nyala Bunsen. Jika terdapat unsure kalsium
Larutan zat diteteskan 1-2 tetes pada objek glas kemudian ditetesi dengan larutan asam sulfat
dan etanol 96% akan terbentuk endapan putih CaSO 4 lalu diamati dibawah mikroskop jika terdapat
3.5.5.2 Kalium
Dibersihkan kawat Ni/Cr dengan HCl pekat lalu dipijar pada api Bunsen sampai tidak
memberikan warna khusus pada nyala Bunsen. Kemudian celupkan kawat pada larutan sampel lalu
dipijar pada api Bunsen, amati warna yang terjadi pada nyala Bunsen. Jika terdapat unsure kalium
Larutan zat ditetesi 1-2 tetes pada objek glas kemudian ditetesi dengan larutan asam pikrat,
dibiarkan 5 menit lalu diamati dibawah mikroskop. Jika terdapat ion kalium, akan terlihat Kristal
3.5.5.3 Natrium
3.5.5.3.1 Uji nyala Ni/Cr
Dibersihkan kawat Ni/Cr dengan HCl pekat lalu dipijar pada api Bunsen sampai tidak
memberikan warna khusus pada nyala Bunsen. Kemudian celupkan kawat pada larutan sampel lalu
dipijar pada api Bunsen, amati warna yang terjadi pada nyala Bunsen. Jika terdapat unsure natrium
Larutan zat ditetesi 1-2 tetes pada objek glas kemudian ditetesi dengan larutan asam pikrat,
dibiarkan 5 menit lalu diamati dibawah mikroskop. Jika terdapat ion natrium, akan terlihat Kristal
Larutan baku kalsium (konsentrasi 1000 ppm) di pipet sebanyak 1 mL, dimasukkan kedalam
labu tentukur 100mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides (konsentrasi 10 ppm).
Larutan untuk kurva kalibrasi kalsium dibuat dengan memipet (5, 10, 15, 20, dan 25) mL dari
larutan baku 10 ppm, masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan
hingga garis tanda dengan akuabides (larutan ini mengandung 1,0; 2,0; 3,0; 4,0; 5,0 ppm) dan diukur
Larutan baku kalium (konsentrasi 1000 ppm) di pipet sebanyak 1 mL, dimasukkan kedalam
labu tentukur 100mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides (konsentrasi 10 ppm).
Larutan untuk kurva kalibrasi kalium dibuat dengan memipet (2,5; 5; 10; 15; dan 20) mL dari
larutan baku 10 ppm, masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 50 mL dan dicukupkan
hingga garis tanda dengan akuabides (larutan ini mengandung 0,5; 1,0; 2,0; 3,0; 4,0) ppm dan diukur
Larutan baku natrium (konsentrasi 1000 ppm) di pipet sebanyak 1 mL, dimasukkan kedalam
labu tentukur 100mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides (konsentrasi 10 ppm). LIB
II dibuat dengan memipet larutan baku 10 ppm sebanyak 25mL dimasukkan kedalam labu tentukur
100mL dan dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides (konsentrasi 2,5 ppm).
Larutan untuk kurva kalibrasi natrium dibuat dengan memipet (4,0; 6,0; 8,0; 10,0; dan 12,0)
mL dari larutan baku 2,5 (LIB II) ppm, masing-masing dimasukkan kedalam labu tentukur 50 mL dan
dicukupkan hingga garis tanda dengan akuabides (larutan ini mengandung 0,2; 0,3; 0,4; 0,5; 0,6 ppm)
dan diukur absorbansinya pada panjang gelombang 589,0 nm dengan nyala udara-asetilen.
Larutan sampel melon sky rocket dan melon rock hasil destruksi dipipet sebanyak 10mL
dimasukkan kedalam labu tentukur 25 mL dan dicukupkan dengan akubides hingga garis tanda
spektrofotometer serapan atom pada panjang gelombang 422,7 nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai
absorbansi yang diperoleh harus berada pada rentang kurva kalibrasi larutan baku kalsium.
Konsentrasi kalsium dalam sampel dihitung berdasarkan persamaan garis regresi dan kurva kalibrasi.
Larutan sampel melon sky rocket dan melon rock hasil destruksi dipipet sebanyak 0,3mL
dimasukkan kedalam labu tentukur 25 mL dan dicukupkan dengan akubides hingga garis tanda
(faktor pengenceran= 25/0,3 kali). Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer
serapan atom pada panjang gelombang 766,5 nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang
diperoleh harus berada pada rentang kurva kalibrasi larutan baku kalium. Konsentrasi kalium dalam
Larutan sampel melon sky rocket dan melon rock hasil destruksi dipipet sebanyak 0,3mL
dimasukkan kedalam labu tentukur 25 mL dan dicukupkan dengan akubides hingga garis tanda
(faktor pengenceran= 25/0,3 kali). Lalu diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer
serapan atom pada panjang gelombang 589,0 nm dengan nyala udara-asetilen. Nilai absorbansi yang
diperoleh harus berada pada rentang kurva kalibrasi larutan baku natrium. Konsentrasi kalium dalam
berikut :
Berat Sampel(g)
Kadar kalsium, kalium,dan natrium yang diperoleh dari hasil pengukuran masing-masing
larutan sampel dianalisis secara statistic. Menutur (Sudjana, 2005) standart deviasi dapat dihitung
(Xi− X́ )2
dengan menggunakan rumus : SD =
√ n−1
Keterangan :
Xi : Kadar sampel
n : Jumlah Perlakuan
Xi− X́
thitung =
| SD / √n |
dan untuk menentukan kadar mineral di dalam sampel dengan interval kepercayaan 99%, α=0,01, dk=
kadar mineral : µ= X́ ± ¿
Perhitungan :
Larutan baku natrium (konsentrasi 1000 ppm) dalam labu tentukur 100 mL :
100 mg×1000 mg
Timbang =1000 ppm
100 ml
Dipipet 1 mL dalam labu tentukur 100mL
V1.N1=V2.N2
100mL.N1= 1mL.1000ppm
N1= 10 ppm
Larutan Induk Baku II dengan memipet larutan baku 10 ppm sebanyak 25mL, dimasukkan kedalam
Konsentrasi : V1.N1=V2.N2
100mL.N1= 25mL.10ppm
Laruutan dipipet 4,0; 6,0; 8,0; 10,0; 12,0 mL dari larutan baku 2,5 ppm (LIB II) masing-masing
Konsentrasi : V1.N1=V2.N2
50mL.N1= 4,0mL.2,5ppm
Konsentrasi : V1.N1=V2.N2
50mL.N1= 6,0mL.2,5ppm
Konsentrasi : V1.N1=V2.N2
50mL.N1= 8,0mL.2,5ppm
Konsentrasi : V1.N1=V2.N2
\ 50mL.N1= 10,0mL.2,5ppm
Konsentrasi : V1.N1=V2.N2
50mL.N1= 10,0mL.2,5ppm
PerbandinganPersamaanGarisRegresidanKoedisienKorelasi (r).
(X) (Y)
1 0,0000 0,0000
2 0,2000 0,0426
3 0,3000 0,0693
4 0,4000 0.0911
5 0,5000 0,1143
6 0,6000 0,1330
No X Y XY X2 Y2
1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000
2 0,2000 0,0426 0,0085 0,0400 0,0018
3 0,3000 0,0693 0,0208 0,0900 0.0048
4 0,4000 0,0911 0,0364 0,1600 0,0083
5 0,5000 0,1143 0,0572 0,2500 0,0130
6 0,6000 0,1330 0,0796 0,3600 0,0177
Σ 2,0000 0,4503 0,2027 0,9000 0,0456
X́ = 0,3333 Ý = 0, 0750
a = ∑ xy −∑ x ∑ y /n
Σx 2−¿ )2/ n
0,9000- (2,0000)2 / 6
= 0,2254
Ý =a X́ + b
b = Ý - a X́
= 0,0001 ־
Makapersamaangarisregresinyaadalah: Y = 0,2254X-0,0001
r = ∑ xy −∑ x ∑ y /n
√[0,9000−(2,0000)¿ ¿ 2/6]¿ ¿ ¿
= 0,0526
0,0524
= 0,9993
0,2254
Beratsampel (g)
10,028 g
= 163,3255 µg/g
= 16,3325 mg/100g
Lampiran 11.ContohPerhitungan Kadar Natriumdalam Melon Rock
0,2254
Beratsampel (g)
10,059 g
= 216,4837 µg/g
= 21,6484 mg/100g
Lampiran 14.PerhitunganStatistik Kadar NatriumdalamSampel
No Xi (Xi- X́ ) (Xi- X́ )2
Kadar (mg/100g)
1 16,3325 -0,2018 0,0415
2 16,8028 0,2665 0,0710
3 17,1656 0,6293 0,4380
4 16,3958 -0,1405 0,0197
5 16,2604 -0,2759 0,0761
6 16,2284 -0,3079 0,0948
Σ 99,2180 0,7412
X́ = 16,5363
2
SD = ∑ xi− x́
(
√
n−1
)
0,7412
=
√ 6−1
= 0,3850
4,0321.
Data diterimajikathitung<ttabel
thitung= Xi - X́
SD/√ n
0,3850/√ 6
0,3850/√ 6
0,3850/√ 6
0,3850/√ 6
0,3850/√ 6
0,3850/√ 6
No Xi (Xi- X́ ) (Xi- X́ )2
Kadar (mg/100g)
1 21,6484 -0,0431 0,0018
2 21,1726 -0,5188 0,2691
3 21,5770 -0,1144 0,0130
4 22,3710 0,6796 0,4618
5 21,3515 -0,3399 0,1155
6 22,0285 0,3371 0,1136
Σ 130,1484 0,974
X́ = 21,6914
)2
SD = ∑ xi− x́
(
n−1√
0,9748
=
√ 6−1
= 0,3850
4,0321.
Data diterimajikathitung<ttabel
thitung= Xi - X́
SD/√ n
0,4416/√ 6
0,4416/√ 6
thitung3 = -0,1144 = 0,6345 (Data diterima)
0,4416/√ 6
0,4416/√ 6
0,4416/√ 6
0,4416/√ 6
- Ho : ϭ1 = ϭ2
H1: ϭ1 # ϭ2
Fo= S12
S22
Fo= 0,38502
0, 44162
FO = 0,7600
simpanganbakunyaadalah :
2 2
= ( 6−1 ) 0,3850 + ( 6−1 ) 0,4416
√ 6+6−2
= 0,4142
Ho :µ1 = µ2
H1 :µ1 # µ2
- Denganmenggunakantarafkepercayaan 99% dengannilai α = 1% → t0,01/2 = ± 3,1693 untukdf
= 6+6+2 = 10
to = ( X́ 1 - X́ 2)
1 1
Sp
√ +
n1 n2
= (16,5363-21,6914)
1 1
Sp
√ +
6 6
= -21,5569
o el i si (mg/100g li
No X Y XY X2 Y2
1 10,023 0,1105 0,4906 40,7895 95,72%
2 10,015 0,1090 0,4840 40,2752 93,14%
3 10,016 0,1092 0,4942 40,3450 93,50%
4 10,029 0,1113 0,4955 41,0642 97,10%
5 10,028 0,1101 0,4889 40,6279 94,91%
6 10,036 0,1116 0,4955 41,1435 97,50%
Σ 571,87%
X́ 95,31
Lampiran 20.ContohPerhitunganUjiPerolehanKembali Kadar Natriumdalam Melon Sky
Rocket
0,2254
BeratSampel
= 36,5711 mg/100g
Beratsampel rata-rata
10,0278 g
= 199,4455 µg/g
= 19,9445 mg/100g
C*A
19,9445mg/100g
= 100,45%
0,0611
BeratSampel
10,023 g
= 12,3243 mg/100g
Beratsampel rata-rata
10,0245 g
= 29,9266 µg/g
= 2,9927 mg/100g
C*A
2,9927mg/100g
= 98,46%
Lampiran 22.PerhitunganSimpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Natrium Melon Sky Rocket
(Xi)
1 100,45 0,29 0,0841
2 100,34 0,18 0,0324
3 100,16 0,00 0,0000
4 102,93 2,77 7,6729
5 101,33 1,17 1,3689
6 95,76 -4,4 19,36
Σ 600,97 28,5183
X́ 100,97
2
SD = ∑ xi− x́
(
√
n−1
)
28,5183
=
√ 6−1
= 2,38
RSD = SD x 100%
X́
= 2,38 x 100%
100,16
= 2,37%
(Xi)
1 95,72 0,41 0,1681
2 93,14 -2,17 4,7089
3 93,50 -1,81 3,2761
4 97,10 1,79 3,2041
5 94,91 -0,40 0,1600
6 97,50 2,19 4,7961
Σ 571,87 16,3133
X́ 95,31
2
SD = ∑ xi− x́
(
n−1√ )
28,5183
=
√ 6−1
= 1,80
RSD = SD x 100%
X́
= 1,80 x 100%
95,31
= 1,90%
Y = 0,2254X – 0,0001
Slope = 0,2254
i (A)
(µg/ml)
1 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,00000000
2 0,2000 0,0426 0,0449 0,0023 0,00000529
3 0,3000 0,0693 0,0675 0,0018 0,00000324
4 0,4000 0,0911 0,0900 0,0010 0,00000100
5 0,5000 0,1143 0,1126 0,0017 0,00000289
6 0,6000 0,1330 0,1351 -0,0021 0,00000441
Σ 0,00001683
2
∑ ( Y −Yi )
SB=
√
n−2
0,00001683
=
√ 4
= 0,0020512
Batas seteksi = 3 x SB
Slope
= 3 x 0,0020512
0,2254
= 0,0273 µg/ml
Batas kuantitasi = 10 x SB
Slope
= 10 x 0,0020512
0,2254
= 0,0910µg/ml