Anda di halaman 1dari 6

Kehidupan awal

Perangko Wakil Presiden Jusuf Kalla, 2004

Foto resmi sebagai Wapres, 2004


Foto resmi sebagai Wapres (2014)
Jusuf Kalla lahir di Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan pada tanggal 15
Mei 1942 sebagai anak ke-2 dari 17 bersaudara dari pasangan Haji Kalla dan Athirah,
pengusaha keturunan Bugis yang memiliki bendera usaha Kalla Group.[4] Bisnis keluarga Kalla
tersebut meliputi beberapa kelompok perusahaan di berbagai bidang industri. Di Makassar,
Jusuf Kalla dikenal akrab disapa oleh masyarakat dengan panggilan Daeng Ucu.
Pengalaman organisasi kepemudaan dan kemahasiswaan Jusuf Kalla antara lain adalah Pelajar
Islam Indonesia (PII) Cabang Sulawesi Selatan 1960–1964, Ketua HMI Cabang Makassar tahun
1965–1966, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Hasanuddin (UNHAS) 1965–1966, serta
Ketua Presidium Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tahun 1967–1969. Sebelum terjun
ke politik, Jusuf Kalla pernah menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah
(Kadinda) Sulawesi Selatan. Hingga kini, ia pun masih menjabat Ketua Ikatan Keluarga Alumni
(IKA) di alamamaternya Universitas Hasanuddin, setelah terpilih kembali pada musyawarah
September 2006.

Pengusaha
Tahun 1968, Jusuf Kalla menjadi CEO dari NV Hadji Kalla. Di bawah kepemimpinannya, NV
Hadji Kalla berkembang dari sekadar bisnis ekspor-impor, meluas ke bidang-bidang perhotelan,
konstruksi, pejualan kendaraan, perkapalan, real estate, transportasi, peternakan udang, kelapa
sawit, dan telekomunikasi.
Karier Politik

Jusuf Kalla sebagai menteri di Kabinet Persatuan Nasional.


Jusuf Kalla menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Abdurrahman Wahid (Presiden RI
yang ke-4), tetapi diberhentikan dengan tuduhan terlibat KKN. Jusuf Kalla kembali diangkat
sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat di bawah pemerintahan Megawati
Soekarnoputri (Presiden RI yang ke-5). Jusuf Kalla kemudian mengundurkan diri sebagai
menteri karena maju sebagai calon wakil presiden, mendampingi calon presiden Susilo
Bambang Yudhoyono.
Dengan kemenangan yang diraih oleh Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden RI yang
ke-6, secara otomatis Jusuf Kalla juga berhasil meraih jabatan sebagai Wakil Presiden RI yang
ke-10. Bersama-sama dengan Susilo Bambang Yudhoyono, keduanya menjadi Presiden dan
Wakil Presiden RI yang pertama kali dipilih secara langsung oleh rakyat.

Jusuf Kalla sebagai Ketua Umum Partai Golongan Karya, 2004.


Ia menjabat sebagai ketua umum Golongan Karya menggantikan Akbar
Tanjung sejak Desember 2004 hingga 9 Oktober 2009. Pada 10 Januari 2007, ia melantik 185
pengurus Badan Penelitian dan Pengembangan Kekaryaan Partai Golkar di Kantor DPP Partai
Golongan Karya di Slipi, Jakarta Barat, yang mayoritas anggotanya adalah cendekiawan,
pejabat publik, pegawai negeri sipil, pensiunan jenderal, dan pengamat politik yang kebanyakan
bergelar master, doktor, dan profesor.
Melalui Munas Palang Merah Indonesia XIX, Jusuf Kalla terpilih menjadi ketua umum Palang
Merah Indonesia periode 2009–2014 dan terpilih untuk kedua kalinya pada Munas XX untuk
periode 2014–2019[5]. Selain itu ia juga terpilih sebagai ketua umum Pengurus Pusat Dewan
Masjid Indonesia periode 2012–2017 dalam Muktamar VI DMI di Jakarta.

Kehidupan pribadi

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla dan istri saat menghadiri G20 Argentina.
Jusuf Kalla menikah pada 27 Agustus 1967 dengan Hj. Mufidah Miad Saad, dan dikaruniai
seorang putra dan empat putri, serta sepuluh orang cucu.
Pada tanggal 10 September 2011, Jusuf Kalla mendapat penganugerahan doktor Honoris Causa
dari Universitas Hasanuddin, Makassar.[6]

Pendidikan

 SMA Negeri 3 Makassar


 Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (1967)
 The European Institute of Business Administration, Prancis (1977)

Menjelang Pemilu Presiden 2009


Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, 2007.
Setelah tidak berkomitmen untuk koalisi dengan Partai Demokrat, ia ditetapkan dalam Rapat
Pimpinan Nasional Khusus Partai Partai Golkar sebagai Calon Presiden dalam Pemilihan
Presiden 2009. Dalam perkembangan terakhir, JK memutuskan menggandeng Ketua
Umum Partai Hanura Wiranto sebagai cawapresnya. Namun JK dinyatakan kalah dalam quick
count (hitung cepat) yang dilakukan oleh sejumlah lembaga survei maupun hasil tabulasi Komisi
Pemilihan Umum.

Pemilihan Presiden 2014 dan Wakil Presiden Periode II

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla menyampaikan pidatonya pada Sidang Umum PBB, pada
tahun 2014 di New York, Amerika Serikat.

Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla saat menyambut kunjungan Perdana Menteri Australia Scott Morrison,
2018.
Jusuf Kalla digandeng calon presiden Joko Widodo dalam ajang Pemilihan Presiden 2014.
Pasangan ini kemudian dalam pengundian mendapat nomor urut dua dan mempunyai tagline
populer, "Salam Dua Jari". Oleh Komisi Pemilihan Umum, tanggal 22 Juli 2014 atau enam hari
sebelum Hari Raya Idul Fitri 1435 H, Jokowi-JK memenangkan pilpres namun ditolak oleh
kubu Prabowo-Hatta yang kemudian menggugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Serangkaian sidang di MK ternyata menolak permohonan kubu Prabowo-Hatta dan secara
hukum menguatkan legitimasi Jokowi-JK selaku presiden dan wapres terpilih periode 2014-2019.
JK dilantik sebagai wapres pada 20 Oktober 2014. Seiring dengan pelantikannya tersebut, ia
adalah wakil presiden pertama yang terpilih untuk dua kali masa jabatan melalui pemilihan
umum. Masa jabatan pertama dilaluinya bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode
2004-2009.
Riwayat Karier Politik

 Wakil Presiden Indonesia (2014–2019)


 Wakil Presiden Indonesia (2004–2009)
 Ketua Umum Partai Golongan Karya (2004–2009)
 Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (2001–2004)
 Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia (1999–2000)
 Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Fraksi Golongan Karya (1982–1999)
 Anggota DPRD Sulawesi Selatan dari Sekber Golkar (1965–1968) [7]

Riwayat Organisasi

 Ketua Umum Palang Merah Indonesia (2009–)


 Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (2010–2014)
 Mustasyar (Dewan Penasehat) Nahdlatul Ulama
 Ketua Centrist Asia Pasific Democrat Internatiotional (2010–2012) [8]
 Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia (1997–2002)
 Ketua Ikatan Alumni Universitas Hasanuddin (1992–)
 Wakil Ketua ISEI Pusat (1987–2000)
 Ketua Umum KADIN Sulawesi Selatan (1985–1997)
 Ketua Umum ISEI Sulawesi Selatan (1985–1995)

Riwayat Pekerjaan

 Direktur Utama Grup Usaha PT. Hadji Kalla (1968–2001)


 Komisaris Utama PT. Bukaka Teknik Utama (1988–2001)
 Direktur Utama PT. Bumi Sarana Utama (1988–2001)
 Komisaris Utama PT. Bukaka Singtel International Organisasi (1995–2001)
 Direktur Utama PT. Kalla Inti Karsa (1993–2001)
 Direktur Utama PT. Bumi Karsa (1969–2001)

Anda mungkin juga menyukai