NIM : 04011281924123
Kelas : Delta 2019
Luka akibat benda tumpul meliputi luka lecet, memar, luka gigitan, dan
laserasi. Luka lecet ditandai dengan terlepasnya lapisan kulit terluar akibat gaya
gesekan yang diberikan ke kulit. Luka lecet terdiri dari luka cakar (disebabkan
oleh kuku atau cakar kucing) dan luka gores (disebabkan oleh permukaan rata
seperti jalan beraspal). Luka memar merupakan perubahan warna kulit yang
disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah kecil yang menyebabkan pendarahan
di jaringan subkutan. Gelapnya warna memar ditentukan oleh banyaknya lemak,
kedalaman, kekuatan serta tipe benda tumpul yang digunakan untuk menyerang.
Adanya luka lecet pada memar mengindikasikan titik dimana tekanan diberikan
(Darnell and Michel, 2012).
a. Lokasi
b. Ukuran
c. Bentuk (bulat, oval, linear, ireguler, dll)
d. Warna
e. Kemerahan, bengkak, keras, atau indurasi
Contoh pada kasus :
Pada leher samping kiri, 5 cm dari garis tengah, 3 cm di bawah telinga
(lokasi)
Terdapat luka terbuka berukuran 1 cm x 0,5 cm x 0,5 cm
Bentuk teratur, tepi rata, tidak terdapat jembatan jaringan
Warna merah.
2. Visum et Repertum
2.1. Definisi
Visum et Repertum adalah keterangan tertulis yang dibuat oleh dokter atas
permintaan penyidik secara resmi yang memuat tentang pemeriksaan medis
terhadap seseorang manusia baik hidup maupun mati ataupun bagian dari tubuh
manusia, berupa temuan dan interpretasinya, di bawah sumpah dan untuk
kepentingan peradilan (Afandi, 2017).
2.4. Fungsi
Fungsi dari visum et repertum adalah sebagai salah satu bentuk alat bukti
yang sah berupa surat. Hal ini tertulis di dalam pasal 184 KUHAP (Safitry,
2013).
a. Pro Justicia
Kata “Pro Justicia” berarti dibuat hanya untuk kepentingan
peradilan, wajib diletakkan di kiri atas surat visum. Di bagian atas
tengah dapat dituliskan judul surat yaitu : Visum et Repertum.
b. Pendahuluan
Bagian ini memuat identitas pemohon VER, tanggal dan
pukul diterimanya permohonan VER, identitas dokter yang
melakukan pemeriksaan, indentitas pasien yang diperiksa (nama,
jenis kelamin, umur, bangsa, alamat, tanggal dan tempat dilakukan
pemeriksaan).
c. Pemberitaan
Bagian ini memuat hasil pemeriksaan sesuai dengan apa yang
diamati atau ditemukan pada korban. Pada pemeriksaan korban
hidup, bagian ini terdiri dari :
i. Seluruh hasil pemeriksaan
ii. Tindakan dan perawatan berikut indikasinya
iii. Keadaan akhir korban
d. Kesimpulan
Kesimpulan memuat hasil interpretasi dan dikaitkan dengan
maksud dan tujuan dimintakannya VER. Bagian ini harus memuat
minimal dua unsur, yaitu jenis luka dan kekerasan dan derajat
kualifikasi luka.
Rumusan hukum terkait penganiayaan diatur di dalam pasal
352 ayat (1) KUHP yang menyatakan bahwa “penganiayaan yang
tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
pekerjaan jabatan atau pencarian, diancam, sebagai penganiayaan
ringan”. Untuk penganiayaan sedang apabila pasien menjadi sakit
akibat penganiayaan tersebut. Untuk penganiayaan berat
dicantumkan di dalam pasal 90 KUHP yaitu berupatidak mampu
terus-menerus menjalankan tugas jabatan atau pencarian,
kehilangan salah satu panca indra, menderita cacat berat, menderita
lumpuh, terganggunya daya piker, atau gugur atau matinya
kandungan seorang perempuan.
Contoh kesimpulan :
i. Kualifikasi luka derajat 1 (ringan)
“Pada pemeriksaan korban laki-laki yang menurut
surat keterangan permintaan visum et repertum
berusia tiga puluh ini ditemukan luka lecet pada
lengan kanan dan kaki kiri akibat kekerasan tumpul.
Cedera tersebut tidak menyebabkan halangan
dalam menjalankan pekerjaan”
ii. Kualifikasi luka derajat 2 (sedang)
“Pada pemeriksaan korban laki-laki berusia tiga
puluh empat tahun ini ditemukan cedera kepala
ringan, luka terbuka pada belakang kepala kiri dan
dagu serta patah tulang tertutup pada lengan atas kiri
akibat kekerasan tumpul. Cedera tersebut telah
mengakibatkan penyakit /halangan dalam
menjalankan pekerjaan jabatan/pencaharian
untuk sementara waktu.”
iii. Kualifikasi luka derajat 3 (berat)
“Pada pemeriksaan korban perempuan berusia dua
puluh lima tahun ini ditemukan luka terbuka pada
daerah dada kiri yang menmbus sampai ke rongga
dada dan mengenai paru-paru kiri lobus atas akibat
kekerasan tajam. Luka tersebut telah
mengakibatkan/mendatangkan bahaya maut
pada korban.”
2.7. Snppdi
Pembuatan VER memiliki tingkat kompetensi 4A (Henky et al., 2017)