SKENARIO 1
BLOK KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL
Kelompok 2
2019
1
Skenario 1
Seorang korban laki-laki berusia kurang lebih 26 tahun, pekerjaan penjual air
datang bersama penyidik dari TKP (Tempat Kejadian Perkara) ke Unit Gawat
Darurat RS UMP dengan keluhan luka-luka di pipi kanan, lengan atas kanan,
lengan bawah kiridan perut kiri serta diduga patah tulang di lengan bawah kiri.
Menurut pengakuan korban, awalnya korban adu mulut dengan pelaku yang juga
sama-sama penjual air karena pelaku berusaha merebut lahan tempat korban
menjual. Kemudian terjadi perkelahian dimana pipi kanan korban dipukul dengan
tangan kosong pelaku, dilanjutkan memukul dengan kayu pada lengan atas kanan
dan lengan bawah kiri korban serta menyayat perut kiri korban dengan pisau lipat.
Saat itu korban berusaha melawan dan menahan serangan pelaku. Akhirnya
korban melaporkan kejadian tersebut ke pihak berwajib. Penyidik yang
mendampingi korban memohon bantuan dokter jaga untuk dilakukan visum pada
korban sebelum dilakukan pengobatan dan perawatan pada luka-luka.
2
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................... 1
3
BAB 1
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Visum Et Repertum
laporan tertulis yang dibuat dokter berdasarkan sumpah atas permintaan
yang berwajib untuk kepentingan peradilan tentang segala hal yang dilihat
dan ditemukan menurut pengetahuan yang sebaikbaiknya (Afandi, 2017).
2. Korban
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan
Korban (UU PSK) dalam pasal 1 angka (2) menyebutkan bahwa korban
adalah seseorang yang mengalami penderitaan fisik, mental dan/atau kerugian
ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana (Lugianto A, 2014).
3. Penyidik
Pejabat polisi RI atau pejabat PNS tertentu yang diberi kewenangan
khusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyelidikan (Idries, 2008).
4. Tempat Kejadian Perkara (TKP)
Tempat Kejadian Perkara yang selanjutnya disingkat TKP adalah tempat
di mana suatu tindak pidana dilakukan atau terjadi dan tempat-tempat lain di
mana tersangka dan/atau korban dan/atau barang-barang bukti yang
berhubungan dengan tindak pidana tersebut dapat ditemukan (Peraturan
Kepala POLRI, 2009).
4
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
5
BAB III
ANALISIS MASALAH
6
Trauma benda tumpul adalah luka yang disebabkan karena
persentuhan tubuh dengan benda yang permukaannya tumpul. Pada trauma
tumpul dapat mengakibatkan luka seperti memar (kontusi), luka lecet
(abrasi), dan luka robek (laserasi). Benda tumpul yang sering
mengakibatkan luka antara lain adalah batu, besi, sepatu, tinju, lantai dan
lain-lain. Ciri dari benda tumpul itu sendiri adalah tidak bermata tajam,
konsistensi keras / kenya, permukaan halus / kasar. Luka akibat trauma
benda tumpul dapat terjadi karena dua sebab yaitu benda yang mengenai
atau melukai orang yang relatif tidak bergerak dan orang bergerak ke arah
benda yang tidak bergerak (Di Maio Dominick & Di Maio Vincent J.M.,
2007).
Tabel Perbedaan Luka Memar Dan Lebam Mayat
7
Visum et Repertum juga memuat keterangan atau pendapat dokter
mengenai hasil pemeriksaan medis tersebut yang tertuang di dalam bagian
kesimpulan. Dengan demikian Visum et Repertum secara utuh telah
menjembatani ilmu kedokteran dengan ilmu hukum sehingga dengan
membaca Visum et Repertum, dapat diketahui dengan jelas apa yang telah
terjadi pada seseorang, dan para praktisi hukum dapat menerapkan norma-
norma hukum pada perkara pidana yang menyangkut tubuh dan jiwa
manusia.
Bagi penyidik (Polisi/Polisi Militer) Visum et Repertum berguna
untuk mengungkapkan perkara. Bagi Penuntut Umum (Jaksa) keterangan
itu berguna untuk menentukan pasal yang akan didakwakan, sedangkan
bagi hakim sebagai alat bukti formal untuk menjatuhkan pidana atau
membebaskan seseorang dari tuntutan hukum (Afandi, 2017).
8
4. Siapa saja yang dapat membuat visum et repertum?
Visum et repertum oleh dokter forensik, dokter umum, dokter
spesialis, dokter sipil, militer, dokter pemerintah/swasta agar memperoleh
bantuan yang maksimal maka perlu diperhatikan dua hal yaitu: spesialis
perlu disesuaikan kasusnya dan fasilitasnya.
Berdasarkan KUHAP Pasal 133 ayat 1 yang berhak membuat visum yaitu
1) Ahli kedokteran kehakiman
2) Dokter atau ahli lainnya
Hal tersebut sesuai dengan pasal 133 KUHAP yang berbunyi:
Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa
yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan
keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau
ahli lainnya (Afandi, 2010).
9
b) Luka atau penyakit yang menghalangi pekerjaan korban
selamanya
c) Hilangnya salah satu panca indra korban
d) Cacat besar
e) Terganggunya akan selama > 4 minggu
f) Gugur atau matinya janin dalam kandungan ibu
10
hamba ini, dimana dia melanggar perintah Rabb-nya, dan mentaati
setan; maka dia mengharamkan bagi dirinya kebaikan yang banyak.
B. Wajib berdamai
Ketahuilah wahai saudaraku yang mulia, bahwasanya apabila terjadi
permusuhan diantara kedua orang, maka akan terhalang bagi mereka
mendapatkan ampunan, sampai mereka berdamai. Jika salah seorang
dari mereka berusaha berdamai, dan yang lainnya menolaknya, maka
orang yang menolak tersebutlah yang akan tertutup baginya
ampunan, disebabkan karena penolakannya dan ketidak taatannya
kepada Allah. Wajib bagimu wahai saudaraku, untuk sungguh-
sungguh dalam berusaha untuk berdamai, dan meminta pertolongan
– setelah pertolongan kepada Allah – kepada orang-orang yang baik
(untuk mendamaikan kalian)
11
BAB IV
KERANGKA TEORI
Korban laki-laki
berusia 26 tahun
Perkelahian akibat
perebutan lahan
Melaporkan ke
pihak berwajib
Pengisian form
Visum et repertum
Bukti penegakan
keadilan
12
BAB V
LEARNING OBJECTIVES
13
BAB VI
BELAJAR MANDIRI
14
BAB VII
BERBAGI INFORMASI
15
Visum et repertum diberikan bila korban setelah diperiksa
didapatkan lukanya tidak menimbulkan penyakit atau halangan
untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian.
b) Visum et repertum sementara
Visum et repertum sementara diberikan apabila setelah
diperiksa korban perlu dirawat atau diobservasi. Karena korban
belum sembuh, visum et repertum sementara tidak memuat
kualifikasi luka.
c) Visum et repertum lanjutan
Visum et repertum lanjutan diberikan apabila setelah dirawat
atau observasi korban sembuh, korban belum sembuh, pindah
rumah sakit, korban belum sembuh pulang paksa, dan korban
meninggal dunia.
2) Visum et repertum untuk orang mati (jenazah)
a) Visum et repertum tempat kejadian perkara (TKP)
Visum ini dibuat setelah dokter selesai melaksanakan
pemeriksaan ditempat kejadian perkara.
b) Visum et repertum penggalian jenazah
Visum ini dibuat setelah dokter selesai melaksanakan
penggalian jenazah.
c) Visum et repertum psikiatri
Visum ini dilakukan pada terdakwa yang pada saat
pemeriksaan di sidang pengadilan menunjukkan gejala-gejala
penyakit jiwa.
d) Visum et repertum barang bukti
Misalnya visum terhadap barang bukti yang ditemukan yang
ada hubungannya dengan tindak pidana, contohnya darah,
bercak mani, selongsong peluru, pisau.
d. Yang Berhak Meminta Visum et Repertum
Yang berhak meminta visum et repertum antara lain:
1) Penyidik
16
Penyidik adalah pejabat kepolisian negara Republik Indonesia dan
pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus
oleh undang-undang. Sedangkan untuk pejabat kepolisian negara
berpangkat serendah-rendahnya Inspektur Dua Polisi, sedangkan
pangkat terendah untuk penyidik pembantu adalah Brigadir Dua
Polisi.
2) Hakim Pidana
Hakim pidana biasanya tidak langsung minta visum et repertum
pada dokter, tetapi memerintahkan kepada jaksa untuk melengkapi
berita acara pemeriksaan dengan visum et repertum. Kemudian
jaksa melimpahkan permintaan hakim kepada penyidik.
e. Kedudukan Visum et Repertum (VeR)
Visum et repertum berkedudukan sebagai salah satu alat bukti yang
sah dalam proses pembuktian perkara pidana terhadap kesehatan dan
jiwa manusia. Dalam VeR terdapat uraian hasil pemeriksaan medis
yang tertuang dalam bagian pemberitaan, yang karenanyadapat
dianggap sebagai pengganti barang bukti. VeR juga memuat
keterangan atau pendapat dokter mengenai hasil pemeriksaan medis
yang tertuang dalam bagian kesimpulan.
Sebagaimana diketahui bahwa alat-alat pembuktian didalam pidana
sudah diatur dalam pasal 184 ayat 1 Undang-undang Hukum Acara
Pidana (UU No. 8 Tahun 1981) yang menyebutkan adanya beberapa
alat-alat bukti yang sah, antara lain:
1) Keterangan saksi;
2) Keterangan ahli;
3) Surat;
4) Petunjuk;
5) Keterangan terdakwa.
f. Peranan Visum Et Repertum Dalam Proses Penanganan Delik
Pidana
17
Menurut H.M. Soedjatmiko, sebagai suatu keterangan tertulis yang
berisi hasil pemeriksaan seorang dokter ahli terhadap barang bukti
yang ada dalam suatu perkara pidana, maka visum et repertum
mempunyai peran sebagai berikut:
1) Sebagai alat bukti yang sah Hal ini sebagaimana disebutkan
dalam KUHAP pasal 184 ayat 1.
2) Bukti penahanan Tersangka Didalam suatu perkara yang
mengaharuskan penyidik melakukan penahanan tersangka
pelaku tindak pidana, maka penyidik harus mempunyai
buktibukti yang cukup untuk melakukan tindakan tersebut.
Salah satu bukti adalah akibat tindak pidana yang dilakukan
oleh tersangka terhadap korban. Visum Et Repertum yang
dibuat oleh dokter dapat dipakai oleh penyidik sebagai
pengganti barang bukti untuk melengkapi surat perintah
penahanan tersangka.
3) Sebagai bahan pertimbangan hakim Meskipun bagian
kesimpulan Visum Et Repertum tidak mengikat hakim, namun
apa yang diuraikan di dalam bagian pemberitaan sebuah Visum
Et Repertum adalah merupakan bukti materiil dari sebuah
akibat tindak pidana, disamping itu bagian pemberitaan ini
adalah dapat dianggap sebagai pengganti barang bukti yang
telah dilihat dan ditemukan oleh dokter.
g. Dasar Hukum Visum et Repertum
Mengenai dasar hukum peranan visum et repertum dalam
fungsinya membantu aparat penegak hukum menangani suatu perkara
pidana, hal ini berdasarkan ketentuan dalam KUHAP yang memberi
kemungkinan dipergunakannya bantuan tenaga ahli untuk lebih
memperjelas dan mempermudah pengungkapan dan pemeriksaan suatu
perkara pidana.
Ketentuan dalam KUHAP yang memberi dasar hukum bahwa pada
tahap penyidikan penyidik dapat meminta keterangan ahli, dimana hal
18
ini meliputi pula keterangan ahli yang diberikan oleh dokter pada
visum et repertum yang dibuatnya atas pemeriksaan barang bukti,
adalah sebagai berikut :
1) Pasal 7 KUHAP mengenai tindakan yang menjadi wewenang
Penyidik, khususnya dalam hal mendatangkan orang ahli yang
diperlukan dalam pemeriksaan perkara.
2) Pasal 120 KUHAP. Pada ayat (1) pasal ini disebutkan : “Dalam
hal penyidik menganggap perlu, ia dapat minta pendapat orang
ahli atau orang yang memiliki keahlian khusus.”
3) Pasal 133 KUHAP dimana pada ayat (1) dinyatakan: “Dalam
hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang
korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena
peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter atau ahli lainnya”.
4) Pasal 133 Ayat (2) KUHAP menyebutkan : “Permintaan
keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan
dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat
dan atau pemeriksaan bedah mayat.”
19
h. Bentuk Umum Visum Et Repertum
Agar didapat keseragaman mengenai bentuk pokok visum et
repertum, maka ditetapkan ketentuan mengenai susunan visum et
repertum sebagai berikut:
1) Pada sudut kiri atas dituliskan “PRO YUSTISIA”, artinya
bahwa isi visum et repertum hanya untuk kepentingan
peradilan
2) Di tengah atas dituliskan Jenis visum et repertum serta nomor
visum et repertum tersebut;
3) Bagian Pendahuluan, merupakan pendahuluan yang berisikan :
a) Identitas peminta visum et repertum;
b) Identitas surat permintaan visum et repertum;
c) Saat penerimaan surat permintaan visum et repertum;
d) Identitas dokter pembuat visum et repertum;
e) Identitas korban/barang bukti yang dimintakan visum et
repertum;
f) Keterangan kejadian di dalam surat permintaan visum et
repertum.
4) Bagian Pemberitaan, merupakan hasil pemeriksaan dokter
terhadap apa yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti;
5) Bagian Kesimpulan, merupakan kesimpulan dokter atas analisa
yang dilakukan terhadap hasil pemeriksaan barang bukti;
6) Bagian Penutup, merupakan pernyataan dari dokter bahwa
visum et repertum ini dibuat atas sumpah dan janji pada waktu
menerima jabatan;
7) Di sebelah kanan bawah diberikan Nama dan Tanda Tangan
serta Cap dinas dokter pemeriksa.
20
2. Membuat contoh Visum et Repertum berdasarkan kasus
PRO JUSTITIA
VISUM ET REPERTUM
21
g. Ciri rambut : lurus pendek warna hitam---------------------------------------------------------------
h. Keadaan gizi : cukup -------------------------------------------------------------------------------------
2. Identitas Khusus Korban :-------------------------------------------------------------------------------
a. Tato : tidak ada ------------------------------------------------------------------------------------------
b. Jaringan parut : tidak ada-----------------------------------------------------------------------------
c. Tanda lahir : tidak ada ---------------------------------------------------------------------------------
d. Tahi lalat : tidak ada -----------------------------------------------------------------------------------
e. Cacat lahir : tidak ada----------------------------------------------------------------------------------
f. Pakaian : menggunakan kemeja lengan pendek berwarna merah---------------------------------
g. Perhiasan : tidak ada------------------------------------------------------------------------------------
h. Lain-lain : tidak ada------------------------------------------------------------------------------------
22
di kiri dari garis tengah tubuh, dan ujung luka kedua dua belas sentimeter di bawah garis
mendatar yang melewati kedua puting susu dan sembilan sentimeter di kiri garis tengah
tubuh. Sebelum dirapatkan, bentuk berupa celah, panjang lima sentimeter, lebar satu koma
lima sentimeter, dalam nol koma dua sentimeter. Setelah dirapatkan, luka berbentuk garis
lurus yang cenderung mirip, panjang enam koma lima sentimeter. Batas luka tegas. Kedua
sudut luka lancip. Tepi luka rata. Tebing luka rata yang terdiri dari kulit dan jaringan
bawah kulit. Dasar luka jaringan bawah kulit. Tidak terdapat jembatan jaringan. Disekitar
luka tidak terlihat memar. -----------------------------------------------------------------------------
g. Bokong :--------------------------------------------------------------------------------------------------
Bokong kiri : tidak ada kelainan -----------------------------------------------------------------
Bokong kanan : tidak ada kelainan --------------------------------------------------------------
h. Dubur :----------------------------------------------------------------------------------------------------
Lingkaran dubur : tidak ada kelainan------------------------------------------------------------
Liang dubur : tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------------
i. Anggota gerak :------------------------------------------------------------------------------------------
Anggota gerak atas :--------------------------------------------------------------------------------
Kanan : terdapat sebuah luka tertutup di lengan atas kanan. Bentuk tidak teratur,
panjang lima sentimeter, lebar tiga sentimeter. Batas luka tidak terlalu tegas.
Perabaan kasar. Warna merah kecoklatan. -------------------------------------------------
Kiri : terdapat sebuah luka tertutup di lengan bawah kiri. Bentuk tidak teratur,
panjang delapan sentimeter dan lebar lima sentimeter. Batas luka tidak tegas,
perabaan lebih menonjol daripada jaringan sekitarnya, warna merah kebiruan.------
Anggota gerak bawah :-----------------------------------------------------------------------------
Kanan : tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------
Kiri : tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------------------
2. Bagian Tubuh Tertentu : --------------------------------------------------------------------------------
a. Mata : ----------------------------------------------------------------------------------------------------
o Alis mata : tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------
o Bulu mata : tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------
o Kelopak mata : tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------
o Selaput kelopak mata : tidak ada kelainan------------------------------------------------------
o Selaput biji mata : tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
o Selaput bening mata : tidak ada kelainan-------------------------------------------------------
o Pupil mata : tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------
o Pelangi mata : tidak ada kelainan----------------------------------------------------------------
b. Hidung :--------------------------------------------------------------------------------------------------
o Bentuk hidung : tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------
o Permukaan kulit hidung : tidak ada kelainan---------------------------------------------------
o Lubang hidung : tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------
c. Telinga :--------------------------------------------------------------------------------------------------
o Bentuk telinga : tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------
o Permukaan daun telinga : tidak ada kelainan---------------------------------------------------
o Lubang telinga : tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------
d. Mulut :---------------------------------------------------------------------------------------------------
o Bibir atas : tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------
23
oBibir bawah : tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------------
oSelaput lendir mulut : tidak ada kelainan-------------------------------------------------------
oLidah: tidak ada kelainan-------------------------------------------------------------------------
oRongga mulut : tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------
oGigi – geligi : --------------------------------------------------------------------------------------
Gigi rahang atas : tidak ada kelainan-------------------------------------------------------
Gigi rahang bawah : tidak ada kelainan----------------------------------------------------
o Langit – langit mulut : tidak ada kelainan------------------------------------------------------
e. Alat kelamin : Laki-laki-------------------------------------------------------------------------------
o Pelir : tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------------
o Kantong buah zakar : tidak ada kelainan-------------------------------------------------------
3. Tulang - Tulang :-------------------------------------------------------------------------------------------
a. Tulang tengkorak : tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------
b. Tulang-tulang belakang : tidak ada kelainan-------------------------------------------------------
c. Tulang-tulang rusuk: tidak ada kelainan-----------------------------------------------------------
d. Tulang dada : tidak ada kelainan--------------------------------------------------------------------
e. Tulang-tulang panggul : tidak ada kelainan--------------------------------------------------------
f. Tulang-tulang anggota gerak : teraba derik tulang lengan bawah kiri.-------------------------
KESIMPULAN :----------------------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dari pemeriksaan atas korban tersebut maka saya
simpulkan bahwa korban adalah seorang laki-laki, umur kurang lebih dua puluh enam tahun.
Dari pemeriksaan luar dan penunjang didapatkan tanda-tanda kekerasan tumpul berupa memar di
pipi kanan dan lengan bawah kiri; luka lecet di lengan atas kanan; dan patah tulang lengan bawah
kiri. Didapatkan pula tanda-tanda kekerasan tajam berupa luka iris di perut. Luka tersebut dapat
menimbulkan halangan pada korban dalam menjalankan mata pencahariannya, dan memerlukan
pengobatan dan perawatan untuk sementara waktu. ------------------------------------------------------
PENUTUP:-----------------------------------------------------------------------------------------------------
Demikianlah keterangan tertulis ini saya buat dengan sesungguhnya, dengan mengingat sumpah
sewaktu menerima jabatan sebagai dokter ahli forensik/umum -----------------------------------------
24
Purwokerto, 1 Maret 2019
Dokter yang memeriksa,
Nama (_______________________)
NIK.
25
autonomi pasien. Beracuan dari pasal 184 KUHAP bahwa RM adalah alat
bukti yang sah. Namun peran RM dalam Kedokteran Forensik berbeda,
dimana sertifikasi dalam pelayanan kedokteran adalah berupa Surat
Keterangan Medis, dimana penerbitan surat keterangan medis dibuat
berdasarkan data-data dalam RM atas seijin pasien, kecuali Visum et
Repertum (Wahyono A, 2004).
26
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan visum untuk kejadian
yang telah lampau adalah tidak dibenarkan untuk dilakukan. Apabila
pemeriksaan visum tetap harus dilakukan, maka dokter harus melaksanakan
visum sesuai dengan syarat formil dan materil serta dengan kehadiran pasien
didampingi penyidik yang membawa Surat Permintaan Visum et Repertum
(SPVR) (instruksi Kapolri No.Pol: INS/E/20/IX/75).
27
BAB VIII
PENUTUP
1. SIMPULAN
Pada skenario, dari hasil visum pemeriksaan luar yang telah dilakukan
didapatkan kesimpulan seorang laki-laki berusia kurang lebih 26 tahun
terdapat luka akibat kekerasan benda tumpul yaitu berupa luka memar di pipi
sisi kanan dan pada anggota gerak atas kanan dan kiri dan mengalami patah
tulang lengan kiri bawah. Selain itu, didapatkan juga adanya tanda kekerasan
benda tajam berupa luka iris pada bagian perut kiri bagian atas. Hasil
pemeriksaan penunjang juga didapatkan melalui foto sinar X pada lengan
bawah kiri tampak patah tulang sebagian di sepertiga pertengahan os radial
dan patah tulang lengkap di sepertiga pertengahan os ulna. Kejadian tersebut
dapat mengganggu pekerjaan korban dan korban memerlukan pengobatan dan
perawatan untuk sementara waktu.
2. SARAN
Diharapkan untuk tutorial selanjutnya mahasiswa mencari sumber informasi
yang lebih akurat dan diharapkan dapat memperluas pengetahuan secara
mandiri, lebih aktif lagi dalam diskusi, dapat mengikuti dan memahami tiap
learning objective.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
Wahyono A, Alit IB, Atmadja DS. 2004. Peran Rekam Medis dalam Pelayanan
Forensik. Disampaikan pada Kongres Nasional III PDFI.
30