Proklamasi Kemerdekaan RI Salah satu upaya mahasiswa dalam Proklamasi kemerdekaan RI dipelopori oleh Sekolah Kedokteran Jawa di Batavia yang dikenal dengan nama STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen). STOVIA menjadi kampus bersejarah pembentuk putra bangsa. Organisasi mahasiswa pertama yaitu Boedi Oetomo terbentuk dari beberapa kumpulan mahasiswa di kampus kedokteran ini. Organisasi mahasiswa inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya organisasi lain untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, seperti Jong Java, Serikat Dagang Islam, Indische Partij, dan lain lain. Keinginan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan juga dicetuskan pertama kalo oleh seorang mahasiswa yang termasuk kedalam golongan muda. Tepatnya pada tanggal 15 Agustus 1945, saat terjadi kekosongan kekuasaan di Indonesia, golongan muda itu dengan cepat mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta untuk segera membacakan proklamasi. Peran besar mahasiswa yang tergabungdalam golongan muda kian terasa saat melakukan “penculikan” Ir.Soekarno dan Drs.Moh.Hatta ke Rangasdengklok untuk mengamankan mereka dari pengaruh Jepang dan menekan kemerdekaan. Orde Lama Tahun 1966 Pada masa ini banyak bermunculan organisasi – organisasi mahasiswa yang bersal dari berbagai kampus, seperti HMI, GMNI, CGMI. Selain organisasi mahasiswa, orde lama juga diwarnai dengan organisasi politik yang sangat membekas di ingatan angkatan ’66, antara lain PSI, Masyumi, PKI. Peran mahasiswa pada orde lama sangat terasa setelah terjadinya G30S yanng dilakukan oleh PKI dan menewaskan Jendral Jendral di Indonesia. Hal tersebut membuat pemerintah dianggap gagal dan berjung pada demonstrasi oleh mahasiswa di seluruh Indonesia dan menuntut 3 hal kepada pemerintah yaitu TRITURA (Tiga Tuntutan Rakyat). TRITURA 1. Bubarkan Partai Komunis Indonesia (PKI) 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga Tingginya gelombang protes mahasiswa saat itu membuat Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban yaitu Soeharto untuk mengeluarkan surat perintah 11 Maret 1966 untuk mengendalikan keamanan dan ketertiban Negara. Hal ini lah yang dijadikan Soeharto sebagai jembatan untuk merebut kekuasaan Ir. Soekarno pada saat itu sehingga runtuhlah masa orde lama dan melahirkan masa orde baru.