Anda di halaman 1dari 6

PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

“Ekstraksi Minyak Biji Pinang”


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktikum Kimia Organik
(ABKK 3501)

Dosen:
Dra. Hj. Leny, M.Si.
Dra. Hj. Rilia Iriani, M.Si.
Dr. Syahmani, M.Si.

Oleh:
Kelompok 2
Aliyya Khairunnisa Adzahra (1810120220010)
Hana Nabilla Sofia (1810120220014)
Norlaila (1810120120030)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
OKTOBER 2020
Percobaan

Ekstraksi Minyak Biji Pinang

Tujuan Percobaan

1. Mengisolasi minyak biji pinang dengan proses ekstraksi sokletasi


2. Mempelajari dan mengamati proses ekstraksi suatu komponen dari suatu
bahan alam dengan metode sokletasi

Dasar Teori

Tanaman pinang diklasifikasikan dalam divisi spermatophyta, sub divisi


angiospermae, kelas monocotyledonae, bangsa arecales, suku arecaceae/palmae,
marga areca, dan jenis Areca catechu L. (Syamsuhidayat and Hutapea, 1991;
Backer and Van Den Brink, 1965). Biji buah pinang mengandung alkaloid, seperti
arekolin, arekolidine, arekain, guvakolin, guvasine, dan isoguvasine, tannin,
flavan, senyawa fenolik, asam galat, getah, lignin, minyak atsiri serta garam
(Abdul R.F., 2008 dalam Parianti & Ariyasa, 2015). Menurut Wikipedia
Berdasarkan data Dirjen pertanian, sedikitnya ada 13 provinsi selain Jawa Barat
yang memiliki area cukup baik untuk tanaman pinang, seperti Provinsi Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Riau, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan.
Beberapa penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa tanin dan alkaloid
dalam minyak biji pinang adalah komponen yang memiliki manfaat bagi
kesehatan. Alkaloid yang terkandung dalam minyak biji pinang telah teruji dapat
digunakan untuk mengobati cacingan, terutama untuk mengatasi cacing pita.
Namun, alkaloid pada minyak biji pinang juga memiliki efek samping berupa rasa
mual, sakit perut, pening dan menimbulkan gelisah (Barlina, 2007).

Komponen mudah menguap pada umumnya diisolasi dengan cara metoda


ekstraksi seperti maserasi, sokletasi, destilasi uap, perkolasi serta refluks dari
tanaman pada tekanan atmosfer (Syahmani & Iriani, 2016). Ekstraksi yang
dilakukan menggunakan metoda sokletasi, yakni sejenis ekstraksi dengan pelarut
organik yang dilakukan secara berulang- ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif
konstan, dengan menggunakan alat soklet. Minyak nabati merupakan suatu
senyawa trigliserida dengan rantai karbon jenuh maupun
tidak jenuh. Minyak nabati umumnya larut baik dalam pelarut organik, seperti
benzen dan heksan. Untuk mendapatkan minyak nabati dari bagian tumbuhan
dapat dilakukan metode sokletasi dengan menggunakan pelarut yang sesuai.
Proses sokletasi digunakan untuk ekstraksi lanjutan dari suatu senyawa dari
material atau bahan padat dengan pelarut panas (Nazarudin, 1992).

Alat dan Bahan

Alat :

1. Satu set alat soklet


2. Test tube Bahan :

3. Corong 1. Biji pinang


4. Pipet tetes 2. Etanol
5. Gelas piala 100 ml 3. Kertas saring
6. Erlenmeyer 100 ml 3 buah
7. Gelas ukur 50 ml 1 buah
8. Oven
9. Mortir & Stamper

Cara Kerja

1. Bersihkan soklet, masukkan 3 butir batu didih ke dalam labu dan timbang serta
catat berat labu + batu didih.

2. Siapkan sampel dari biji pinang. Biji pinang digiling halus dan keringkan
dengan oven untuk mengilangkan kandungan air yang terdapat dalam sample.

3. Buat selongsong dari kertas saring, ukurannya disesuaikan dengan besarnya


tabung soklet. Timbang berat selongsong kosong.
4. Isi selongsong dari kertas saring dengan sampel biji pinang yang telah digiling
halus. Timbang berat selongsong dan sampel.

5. Masukkan selongsong yang berisi contoh kedalam tabung soklet.

6. Sambungkan tabung soklet yang berisi sampel dengan labu soklet, jangan lupa
mengolesi bagian ujung yang disambungkan dengan vaselin, untuk
memudahkan waktu membukanya nanti.

7. Berdirikan labu pada mantel pemanas, dan tabung soklet yang tersambung pada
labu di klem, posisinya harus berdiri tegak lurus.

8. Masukkan pelarut etanol dari mulut tabung soklet, sampai terisi penuh. Setelah
penuh, pelarut dengan sendirinya akan turun ke labu soklet.

9. Pasangkan pendingin pada mulut tabung soklet. Jangan lupa mengolesi bagian
yang disambung dengan vaselin.

10.Alirkan air pendingin dari kran, periksa kalau ada kebocoran, kalau ada, harus
diperbaiki sebelum pekerjaan dilanjutkan.

11. Hidupkan mantel pemanas, dan proses sokletasi dimulai.

12.Setelah semua minyak terlarutkan, matikan mantel pemanas. Biarkan beberapa


saat, kemudian keluarkan selongsong yang berisi sampel dari dalam tabung
soklet, diremas, agar pelarut turun kebawah, pelarut hasil remasan dimasukkan
kedalam tabung soklet

13.Setelah sampel dikeluarkan, unit alat dipasangkan kembali, dan mantel


pemanas dihidupkan lagi. Dimulai proses pengambilan pelarut. Amati dengan
teliti, bila tabung sudah hampir penuh, pemanas cepat dimatikan, dan pelarut
yang ada dalam tabung diambil, disimpan dalam botol tersendiri. Kalau
terlambat, tabung sampai penuh, maka semua pelarut akan turun kelabu
dibagian bawah, sedangkan sekarang kita pada tahap pengambilan pelarut.
14.Bila proses pengambilan pelarut sudah dianggap selesai, yakni minyak dalam
labu sudah terlihat lebih pekat, maka pemanas dimatikan, dan alat dilepas
menjadi bagian–bagiannya

15. Minyak yang ada dalam labu, dikeringkan lagi dari pelarutnya dengan cara
memanaskan dalam oven pada suhu diatas titik didih pelarut. Diovenkan
selama 15 menit, kemudian didinginkan, ulangi tahap ini beberapa kali agar
tidak ada pelarut yang tersisa

16. Minyak hasil sokletasi disimpan pada botol tersendiri

Pertanyaan untuk Bahan Diskusi

1. Mengapa dalam isolasi minyak dari biji pinang dilakukan dengan metode
ekstraksi sokletasi, dan tidak dengan destilasi uap ? Jelaskan jawaban anda!
2. Pada lapisan manakah minyak yang akan diperoleh dari ekstraksi sokletasi
tersebut berada, apakah bagian atas atau bagian bawah ? Jelaskan jawaban
anda!
3. Coba buatlah interpretasi dari data-data spektra Limonen berdasarkan literatur.
Daftar Pustaka

Abdul R.F. 2008 Tanaman Obat Berkhasiat Penggobatan http://tanaman dan


obat.com/Pinang.hmtl.[diakses 6 Maret 2015]

Anonim. (2020, September Sabtu). Wikipedia. Retrieved Oktober Jum'at, 2020,


from Pinang: https://id.wikipedia.org/wiki/Pinang
Backer, C.A., and Van Den Brink, R.C., 1968, Flora of Java (Spermatophytes
Only), Noordhoff NV, Groningen, Netherlands, Vol III, p.164-194.
Barlina, R. (2007). Peluang Pemanfaatan Buah Pinang Untuk Pangan. Buletin
Palma, No. 33.
Nazarudin, dkk: .1992. Pengembangan Minyak Biji Karet di Indonesia.
Surabaya:. Indonesian Press. tkk_handout_minyak _nabati
Parianti, N., & Ariyasa, I. (2015). Hubungan Kebiasaan Menyirih Terhadap
Kejadian Karies Gigi Pada Lanjut Usia Di Desa Batubulan Kangin. Jurnal
Virgin, Jilid 1,No. 2, Hal: 200-208.
Syahmani & Iriani, R. (2016). Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Banjarmasin:
FKIP ULM.
Syamsuhidayat, S.S., Hutapea, J.R., 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia,
Balitbang Departemen Kesehatan, Vol I: 64-65.

Anda mungkin juga menyukai