Dosen Pembimbing:
Dra. Aulia Ajizah M.Kes.
Disusun Oleh:
1. Norlaila (1810120120030)
2. Nurul Azkia (1810120220022)
3. Nur Febriani Ghadah (1810120220014)
4. Yustiana Meida (1810120220026)
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM KOORDINASI PADA
MANUSIA DAN HEWAN”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengajar kami dalam mata kuliah
biologi umum dan juga sekaligus untuk menambah pengetahuan kami mengenai
sistem koordinasi pada manusia dan hewan.
Terima kasih pula kami sampaikan kepada dosen pengajar kami dalam
mata kuliah ini dan juga rekan-rekan mahasisawa-mahasiswi yang dalam hal ini
telah membimbing kami untuk menyusun dan menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Memang
makalah ini jauh dari kata sempurna, karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Kami juga berharap makalah
ini dapat menjadi salah satu referensi dan tambahan ilmu ke depannya pada
bidang terkait.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..............................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................3
BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Tujuan............................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.4 Manfaat..................................................................................................................4
BAB 2. PEMBAHASAN......................................................................................5
2.1 Pengertian Sistem Koordinasi........................................................................5
2.2 Klasifikasi Sistem Koordinasi....................................................................... 5
a) Sistem Saraf Pada Manusia......................................................................5
b) Sistem Saraf Pada Hewan.........................................................................9
c) Sistem Indra Pada Manusia.....................................................................11
d) Sistem Indra Pada Hewan........................................................................14
e) Sistem Hormon Pada Manusia................................................................16
f) Sistem Hormon Pada Hewan...................................................................17
BAB 3. PENUTUP.................................................................................18
3.1 Kesimpulan....................................................................................................18
3.2 Saran............................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................19
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang berguna untuk
mengetahui tentang diri kita dan bumi yang kita huni. Salah satu ilmu biologi
tentang diri kita yang harus kita ketahui yaitu sistem koordinasi atau sistem
pengatur tubuh makhluk hidup. Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf , sistem
hormon dan sistem indera. Sebagai makhluk hidup, kita harus mengetahui tentang
hal itu. Dan pada kenyataannya masih banyak yang belum mengetahui tentang
sistem koordinasi. Oleh karena itulah makalah tentang sistem saraf,sistem hormon
dan sistem indera ini penyusun tulis.
1.4 Manfaat
1. Kita dapat mengetahui yang dimaksud dengan sistem koordinasi.
2. Kita dapat mengetahui sistem koordinasi pada manusia dan hewan beserta
fungsinya.
4
3. Kita dapat mengetahui yang dimaksud dengan sistem saraf
4. Kita dapat mengetahui yang dimaksud dengan sistem indera
5. Kita dapat mengetahui yang dimaksud dengan sistem hormon
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Sel Saraf
Sel saraf atau neuron merupakan unit dasar dari sistem saraf. Berdasarkan
fungsinya, sel saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu neuron dan neuroglia.
Neuron berfungsi sebagai pembawa impuls dari organ ke saraf pusat atau
sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan untuk mendukung neuron
melaksanakan tugasnya dengan baik. Neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu: badan
sel, dendrit, dan neurit. Badan sel memiliki sebuah inti dan di dalam
sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang mengandung RNA. Butir-butir Nissl
ini berfungsi untuk mensintesis protein. Dendrit berfungsi untuk menyampaikan
impuls (rangsangan) menuju badan sel. Sedangkan, neurit berfungsi
menyampaikan informasi dari badan sel ke sel lainnya. Pertemuan antara neurit
dengan dendrit disebut sinapsis. Di dalam neurit terdapat serabutserabut halus
yang disebut neurofibril. Neurofibril diselubungi oleh selaput mielin yang
5
berfungsi melindungi dan memberi makan neurit. Pada tempat tertentu, terdapat
penyempitan yang tidak diselubungi selaput mielin, disebut nodus ranvier.
Macam-Macam Neoron
Neuron beredasarkan jumlah ukuran
1. Neuron Unipolar
Neuron Unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel.
Misalnya neuron sensorik unipolar yang terdapat pada hewan tingkat rendah.
2. Neuron Bipolar
Neuron ini memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya
berbentuk lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini
terdapat pada retina (mata), koklea (telinga) dan epitel olfaktori (hidung).
3. Neuron Multipolar
Neuron ini memiliki satu akson dan beberapa dendrit. Penyebaran neuron
multipolar ini paling banyak terdapat di dalam tubuh di bandingkan neuron
unipolar dan bipolar. Contoh neuron multipolar adalah neuron motorik yang
keluar dari sumsum tulang belakang
Neuron berdasarkan struktur dan fungsinya.
1. Neuron sensorik (neuron aferen)
Neuron ini berfungsi untuk menghantarkan impuls dari indera ke sistem saraf
pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
2. Neuron motoris (neuron eferen)
Neuron ini berfungsi untuk menghantar impuls dari sistem saraf pusat ke
kelenjar atau otot.
3. Neuron Konektor (Interneuron)
Neuron ini berfungsi untuk meneruskan impuls (rangsangan) dari neuron
sensorik ke neuron motoris. Interneuron merupakan sel saraf yang memiliki
banyak dendrit dan akson (multipolar).
6
Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan,
sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (saraf kraniospinal) dan saraf tak
sadar (saraf otonom).
7
Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan
merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi
neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih
karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur
pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.
Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas tulang
belakang. Bagian luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna kelabu.
Sumsum tulang belakang terletak memanjang dari ruasruas leher sampai ruas
pinggang yang kedua. Selaput otak juga menyelaputi sumsum tulang belakang.
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:
a) Pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak.
b) Menghantarkan impuls menuju atau dari otak.
c) Mengatur gerak refleks tubuh.
2) Sistem saraf tak sadar (saraf otonom). Sistem saraf otonom dibagi menjadi
dua bagian, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik yang memiliki susunan
dan fungsi yang khas.
Sistem saraf simpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat kembar berupa ganglion-
ganglion yang tersebar di beberapa daerah, seperti daerah
leher, daerah dada, daerah pinggang, dan daerah pelvis. Serabut saraf
simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot jantung, otot-otot tak
sadar semua pembuluh darah, dan semua alat-alat dalam, seperti lambung,
pankreas,dan usus. Selain itu, merangsang serabut motorik
sekretorik pada kelenjar keringat dan mempertahankan tonus semua otot,
termasuk tonus otot sadar.
Sistem saraf parasimpatik
Susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan saraf yang berhubungan
dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
8
berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem
sarafnya.
1. Sistem Saraf Vertebrata
Sistem saraf verebrata telah berkembang lebih baik dari pada system saraf
invertebrata
Sistem Saraf Ikan
Sistem saraf pada ikan terdiri dari otak. Otak ikan terdirii dari otak besar,
otak tengah, otak keci, an sumsum lanjutan (medulla oblongata). Pada ikan, otak
kecil berkembang lebih baik karena merupakan tempat berakhirnya saraf
keseimbangan dan gurat sisi. Oleh karena it, ikan memiliki keseimbangan tubuh
yang baik. Otak tengah dan otak besar tidak mengalami perkembangan yang baik
sehingga pusat penglihatan dan penciuman tidak berkembang dengan baik pula.
Sisten Saraf Amfibi
Sistem saraf amfibi juga terdiri dari otak. Pada amfibi, otak tengah sebagai
pusat penglihatan berkembang lebih baiksehingga amfibi memiliki penglihatan
yang baik.
Sistem Saraf burung
Sistem saraf burung berupa otak dan sumsum tulang belakang. Pada
burung, otak besar dan otak kecil berkembang dengan baik. Permukaan otak kecil
berlipat-lipat sehingga permukaannya semakin luas. Hal tersebut menyebabkan
burung memiliki keseimbangan yang cukup baik.
Sistem Saraf Reptilia
Bangsa reptil umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam, oleh
sebab itu bagian otak yang merupaka pusat penciumannya lebih berkembang dan
bentuknya lebih besar dan memanjang kearah depan.
Sistem Saraf Pada Mamalia
Mamalia merupakan vertebrata yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini
terbukti dari perkembangan otaknyapun jelas terlihat dimana otak kecil dan otak
besarnya berkembang dengan baik.
2. Sistem Saraf Invertebrata
Sistem saraf invertebrate masih sangat sederhana.
Sistem saraf Pada Protozoa
9
Protozoa misalnya amoeba tidak mempunyai susunan saraf, tetapi
mempunyai kepekaan terhadap rangsang dari luar dan mampu menanggapi
rangsang tersebut. Misalnya rangsangan berupa cahaya atau sentuhan.
Sistem Saraf Pada Coelenterata
Hydra memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karenasel sel
saraf masih tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala.
Sistem Saraf Pada Echinodermata
Pada bintang laut memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin
saraf yang melingkari kerongkongan dengan cabang cabangnya menuju kesetiap
lengan.
Sistem Saraf Cacing
Cacing pipih, misalnya Planaria mmiliki sistem saraf yang terdiri dari dua
ganglia yang terletak di daerah kepala. Di tiap ganglion terdapat seberkas saraf
yang memanjang di bagian lateral tubuhnya. Tiap-tiap berkas saraf bercabng-
cabang menuju ke seluruh bagian tubuh membentuk susunan saraf seperti tngga.
Hal tersebut menyebabkan system saraf pada Planaria disebut system saraf tangga
tali.
Sistem saraf Cacing Tanah
Sistem saraf cacing tanah juga di namakan system saraf tangga tali.
System saraf cacing tanah berupa dua buah ganglion dan sebuah serabut saraf
yang memanjan di sepanjang poros tubuhnya.
Sistem Saraf Serangga
Sistem saraf serangga, misalnya belalang berupa system saraf tangga tali
yang terdiri dari serabut saraf yang memenjang di bagian ventral (bawah)
tubuhnya. Disetiap segmen tubuh, serabut saraf membentuk simpul saraf yang
disebut ganglion.
B.Sistem Indera
10
adanya rangsang tertentu karena ada sel-sel reseptor. Reseptor adalah bagian saraf
yang menanggapi rangsang. Reseptor tertentu peka terhadap rangsang tertentu.
1. Indera Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina. Kemudian, rangsangan ini dialihkan
ke pusat penglihatan melalui serabut-serabut nervus optikus untuk ditafsirkan.
a. Struktur Mata
Mata manusia berbentuk agak bulat, dilapisi oleh tiga lapis jaringan yang
berlainan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam mata.
1) Lapisan luar mata (lapisan sklera)
Lapisan sklera sangat kuat dan berwarna putih. Di lapisan ini terdapat
kornea yang bening, yang menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata
dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat
difokuskan.
2) Lapisan tengah mata (lapisan koroid)
Lapisan koroid berpigmen melanin dan mengandung banyak
pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas
cahaya yang menyimpang di dalam mata. Lapisan koroid membentuk iris.
3) Lapisan dalam mata (retina)
Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu
berbentuk batang dan kerucut. Pada bagian lapisan retina yang dilewati
berkas saraf ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar.
Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.
b. Reseptor Mata
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel
yang tersusun rapat di bawah permukaan retina.
1) Sel batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak mampu
membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen
yang disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika
kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang dihasilkan sedikit sehingga kamu
tidak bisa melihat dalam gelap atau yang disebut buta senja.
2) Sel kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk
penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya
menyerap satu macam warna. Pada mataterdapat tiga sel kerucut yang masing-
masing menyerap warna merah, hijau, dan biru.
11
Selain itu, terdapat kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan
gendang telinga tidak kering.
b. Telinga Tengah
Telinga tengah disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang
mengandung udara. Rongga ini terletak di sebelah dalam membran timpani atau
gendang telinga. Di sebelah depan telinga tengah terdapat saluran eustachius yang
menghubungkan rongga dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara di dalam telinga
tengah.
c. Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-
saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan
dilapisi membran membentuk labirin membranosa. Labirin tulang terdiri atas tiga
bagian, yaitu vestibula, saluran setengah lingkaran yang bersambung dengan
vestibula, dan kokhlea. Kokhlea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang
membelit dirinya seperti rumah siput. Dalam setiap belitan terdapat saluran
membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan
dalam labirin membranosa disebut endolimfa dan di luar labirin membranosa
disebut perilimfa.
d. Saraf Pendengaran
Saraf pendengaran (nervus auditorius) terdiri atas dua bagian, salah satunya
berkaitan dengan bagian vestibuler rongga telinga dalam yang berhubungan
dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus
vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata,
kemudian bergerak ke cerebellum. Bagian kokhleris pada nervus auditorus adalah
saraf pendengar yang sebenarnya. Cedera pada saraf kokhlearis akan
mengakibatkan ketulian saraf. Sedangkan, cedera pada saraf vestibularis akan
menimbulkan vertigo.
12
melalui dermis dan epidermis, kemudian bermuara ke pori-pori kulit. Pada kulit
terdapat beberapa jenis reseptor, antara lain rasa nyeri, rasa panas, rasa dingin,
rasa sentuhan, dan rasa tekanan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai
tempat penyimpanan air dan jaringan adiposa tempat menyimpan lemak. Hal ini
sangat diperlukan agar panas tubuh tidak cepat keluar dari tubuh (untuk
menghangatkan tubuh).
5. Indera Penciuman
Indera penciuman terdapat di rongga hidung. Sel-sel sensori penerima
rangsang berupa bau terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung dan
dilindungi oleh mukus (lendir). Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau
rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa
penciuman ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila dihadapkan
pada suatu bau yang sama untuk waktu yang lama. Rasa penciuman akan
melemah bila kamu sedang flu karena terdapat penumpukan cairan yang
menghalangi silia untuk membaui sesuatu.
13
Indera ikan yang berkembang dengan baik adalah indera pembau dan
indera penglihatannya. Indra penglihatan pada ikan berupa sepasang mata yang
dilindungi selaput yang tembus cahaya. Mata ikan tidak memiliki kelopak tetapi
dilindungi oleh selaput epidermis. Akomodasi dilakukan dengan cara mengubah
kedudukan lensa matanya. Telinga ikan hanya terdiri dari bagian dalam saja yang
berfungsi untuk menangkap getaran melalui tulang kepala. . Indera pencium
pada ikan terdapat didekat mulutnya. Untuk mengetahui tekanan air ikan
memiliki gurat sisi yang terletak di tengah badan ikan membujur dari tutup
insang sampai ke ekor. mekanisme kerjanya adalah tekanan air à pori-pori
gurat sisi à cairan gurat sisi àsaraf àotak.
Indera pada Katak
Indera katak yang berkembang baik adalah mata dan pendengarannya.
Mata katak tidak dapat berakomodasi. Mata katak memiliki membrana niktitan
atau selaput tidur yang terletak pada kelopak mata bawah. Fungsinya adalah
melindungi dan membersihkan bola mata. Membran ini juga berfungsi menjaga
kelembaban mata selama didarat dan menghindari gesekan selama di air. Alat
pendengaran katak terdiri atas dua bagian yaitu bagian tengah dan dalam.
Getaran suara pertama kali diterima oleh gendang suara yang diteruskan ke
tulang pendengaran selanjutnya melalui cairan limfe diteruskan ke saraf
pendengaran.
Indera pada Reptil
Indera reptilia yang berkembang denngan baik yaitu indera pembaunya
yang disebut organ Jacobson yang terletak di langit-langit rongga mulut. Lidah
ular berfungsi membawa zat kimia berupa gas ke indera pembaunya dengan
cara difusi. Pada ular derik terdapat organa pit berbentuk lubang di depan mata
dan dapat mendeteksi radiasi sinar infra merah. Organa pit berfungsi menerima
pancaran panas tubuh musuhnya. Dalam keadaan gelap total, ular ini dapat
menentukan lokasi mangsanya.
Indera pada Burung
14
mencari makanan pada retinanya banyak mengandung sel kerucut, contohnya
burung hantu.
Indera pada Mamalia
Protozoa pada umumnya tidak memiliki indera. Meskipun demikian protozoa peka
terhadap rangsangan, yaitu terhadap rangsang yang lembut akan mendekat dan
terhadap rangsang yang kuat akan menjauh. Euglena salah satu jenis protozoa memiliki
bintik mata yang dapat menerima rangsang cahaya.
Bekicot memiliki dua pasang tentakel yaitu sepasang tentakel panjang yang
diujungnya terdapat sepasang mata sebagai indera penglihat dan sepasang tentakel
pendek yang berfungsi sebagai inderaperaba.
Cacing tanah memiliki dua macam indera yang berkembang dengan baik yaitu
(1) indera penerima rangsang cahaya yang terdapat di lapisan kulit bagian dorsal, dan
banyak terkumpul di daerah ujung tubuh terutama di ujung anterior (2) sel-sel sensori
yang peka terhadap rangsang sentuhan. Pada Planaria, mempunyai bintik mata yang
fungsinya tidak untuk melihat tetapi peka terhadap rangsang cahaya.
Serangga memiliki dua macam indera yang berkembang dengan baik yaitu
sepasang sungut yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Serangga memiliki
indera penglihatan berupa mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata faset) dan ada
pula yang memiliki keduanya. Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga, mata
majemuk terdiri dari ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang disebut Omatidium.
Setiap omatidiun terdiri dari lensa, sel konus, pigmen, sel fotoreseptor, dan jatuh tegak
lurus pada lensa. Omatidium dapat mendeteksi bentuk dan bayangan. Hanya cahaya
yang tegak lurus yang dapat diterimanya.
15
Belalang memiliki sepasang potongan kecil sensori pada antena, toraks dan
abdomen yang sensitif terhadap panas. Bila potongan kecil itu dihilangkan maka
belalang tidak lagi merespon terhadap sumber panas.
C.Sistem Hormon
Hormon memiliki wujud berupa cairan yang diangkut dalam plasma darah.
Hormon disusun oleh protein dan memiliku beragam fungsi, yaitu:
16
Merangsang sel ata kelenjar tertentu untuk bekerja
Merangsang terjadinya proses tertentu
Merangsang kelenjar penghasil hormon lainnya untuk mengsekresikan
hormonnya.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga komponen agar fungsi koordinasi
dapat berlangsung, yaitu reseptor, konduktor, dan efektor.
1. Reseptor
Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan.
Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut adalah indera.
2. Konduktor
17
Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan.
Bagian tersebut adalah sel-sel saraf (neuron) yang membentuk sistem saraf. Sel-
sel saraf ini ada yang berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf ada juga
yang membawa pesan dari pusat saraf.
3. Efektor
Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar
(baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin).
3.2 Saran
Untuk dapat memahami sistem koordinasi, selain membaca dan
memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan
lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan
kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk dipahami dan akan selalu diingat.
DAFTAR PUSTAKA
18