Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIOLOGI

SISTEM KOORDINASI PADA MANUSIA DAN HEWAN

Dosen Pembimbing:
Dra. Aulia Ajizah M.Kes.

Disusun Oleh:

1. Norlaila (1810120120030)
2. Nurul Azkia (1810120220022)
3. Nur Febriani Ghadah (1810120220014)
4. Yustiana Meida (1810120220026)

Universitas Lambung Mangkurat


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Kimia
2018
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM KOORDINASI PADA
MANUSIA DAN HEWAN”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan oleh dosen pengajar kami dalam mata kuliah
biologi umum dan juga sekaligus untuk menambah pengetahuan kami mengenai
sistem koordinasi pada manusia dan hewan.

Terima kasih pula kami sampaikan kepada dosen pengajar kami dalam
mata kuliah ini dan juga rekan-rekan mahasisawa-mahasiswi yang dalam hal ini
telah membimbing kami untuk menyusun dan menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua. Memang
makalah ini jauh dari kata sempurna, karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Kami juga berharap makalah
ini dapat menjadi salah satu referensi dan tambahan ilmu ke depannya pada
bidang terkait.

Banjarmasin, 28 Oktober 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..............................................................................1
KATA PENGANTAR................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................3

BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................4
1.2 Tujuan............................................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.4 Manfaat..................................................................................................................4

BAB 2. PEMBAHASAN......................................................................................5
2.1 Pengertian Sistem Koordinasi........................................................................5
2.2 Klasifikasi Sistem Koordinasi....................................................................... 5
a) Sistem Saraf Pada Manusia......................................................................5
b) Sistem Saraf Pada Hewan.........................................................................9
c) Sistem Indra Pada Manusia.....................................................................11
d) Sistem Indra Pada Hewan........................................................................14
e) Sistem Hormon Pada Manusia................................................................16
f) Sistem Hormon Pada Hewan...................................................................17

BAB 3. PENUTUP.................................................................................18
3.1 Kesimpulan....................................................................................................18
3.2 Saran............................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................19

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Biologi merupakan ilmu pengetahuan alam yang berguna untuk
mengetahui tentang diri kita dan bumi yang kita huni. Salah satu ilmu biologi
tentang diri kita yang harus kita ketahui yaitu  sistem koordinasi atau   sistem
pengatur tubuh makhluk hidup. Sistem koordinasi terdiri dari sistem saraf , sistem
hormon dan sistem indera. Sebagai makhluk hidup, kita harus mengetahui tentang
hal itu. Dan pada kenyataannya masih banyak yang belum mengetahui tentang
sistem koordinasi. Oleh karena itulah makalah tentang sistem saraf,sistem hormon
dan sistem indera ini penyusun tulis.

1.2  Rumusan Masalah


1.      Apa yang dimaksud dengan sistem koordinasi?
2.   Apa saja sistem koordinasi pada manusia dan hewan beserta fungsinya ?
3. Apa yang dimaksud dengan sistem saraf ?
4.      Apa yang dimaksud dengan sistem indera?
5. Apa yang dimaksud dengan sistem hormon?
1.3  Tujuan
1.    Untuk mengetahui yang dimaksud dengan sistem koordinasi
2.     Untuk mengetahui sistem koordinasi pada manusia dan hewan beserta
fungsinya
3.   Untuk   mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem saraf
4.     Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem indera
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sistem hormon

1.4  Manfaat
1.      Kita dapat mengetahui yang dimaksud dengan sistem koordinasi.
2.      Kita dapat mengetahui sistem koordinasi pada manusia dan hewan beserta
fungsinya.

4
3. Kita dapat mengetahui yang dimaksud dengan sistem saraf
4. Kita dapat mengetahui yang dimaksud dengan sistem indera
5. Kita dapat mengetahui yang dimaksud dengan sistem hormon

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Koordinasi


Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja semua
sistem organ agar dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja untuk
menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya untuk
menanggapi rangsangan.

2.2 Klasifikasi Sistem Koordinasi


A.Sistem Saraf
Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi tubuh. Selain sistem
saraf, terdapat sistem hormon yang mengendalikan sistem fisiologis tubuh. Sistem
saraf berhubungan erat dengan alat indera manusia. Misalnya, ketika kamu
menyentuh batang bunga yang berduri, kamu terlebih dahulu melihat batang
tersebut dengan mata. Kemudian, kamu menyentuh duri tersebut, lalu kamu
terkejut karena duri tersebut melukai kulitmu. Dari responmu tersebut pun sistem
saraf telah bekerja.

a) Sistem Saraf Pada Manusia


Sistem saraf disusun oleh satuan terkecil yang disebut sel saraf. Sistem
saraf terdiri atas otak, sumsum tulang belakang, dan saraf (neuron). Fungsi sistem
saraf adalah sebagai pengatur koordinasi alat-alat tubuh dan sebagai pusat
kesadaran, kemauan, dan pikiran.

1. Sel Saraf
Sel saraf atau neuron merupakan unit dasar dari sistem saraf. Berdasarkan
fungsinya, sel saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu neuron dan neuroglia.
Neuron berfungsi sebagai pembawa impuls dari organ ke saraf pusat atau
sebaliknya. Sedangkan, neuroglia berperan untuk mendukung neuron
melaksanakan tugasnya dengan baik. Neuron terdiri atas tiga bagian, yaitu: badan
sel, dendrit, dan neurit. Badan sel memiliki sebuah inti dan di dalam
sitoplasmanya terdapat butir-butir Nissl yang mengandung RNA. Butir-butir Nissl
ini berfungsi untuk mensintesis protein. Dendrit berfungsi untuk menyampaikan
impuls (rangsangan) menuju badan sel. Sedangkan, neurit berfungsi
menyampaikan informasi dari badan sel ke sel lainnya. Pertemuan antara neurit
dengan dendrit disebut sinapsis. Di dalam neurit terdapat serabutserabut halus
yang disebut neurofibril. Neurofibril diselubungi oleh selaput mielin yang

5
berfungsi melindungi dan memberi makan neurit. Pada tempat tertentu, terdapat
penyempitan yang tidak diselubungi selaput mielin, disebut nodus ranvier.
Macam-Macam Neoron
  Neuron beredasarkan jumlah ukuran
1.      Neuron Unipolar
Neuron Unipolar hanya memiliki satu uluran yang timbul dari badan sel.
Misalnya neuron sensorik unipolar yang terdapat pada hewan tingkat rendah.
2.      Neuron Bipolar
Neuron ini memiliki dua uluran, yaitu akson dan dendrit. Badan selnya 
berbentuk lonjong dan ulurannya timbul dari dua ujung badan sel. Neuron ini
terdapat pada retina (mata), koklea (telinga) dan epitel olfaktori (hidung).
3.      Neuron Multipolar
Neuron ini memiliki satu akson dan beberapa dendrit. Penyebaran neuron
multipolar ini paling banyak terdapat di dalam tubuh di bandingkan neuron
unipolar dan bipolar. Contoh neuron multipolar adalah neuron motorik yang
keluar dari sumsum tulang belakang
  Neuron berdasarkan struktur dan fungsinya.
1. Neuron sensorik (neuron aferen)
Neuron ini berfungsi untuk menghantarkan impuls dari indera ke sistem saraf
pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
2. Neuron motoris (neuron eferen)
Neuron ini berfungsi untuk menghantar impuls dari sistem saraf pusat ke
kelenjar atau otot.
3. Neuron Konektor (Interneuron)
Neuron ini berfungsi untuk meneruskan impuls (rangsangan) dari neuron
sensorik ke neuron motoris. Interneuron merupakan sel saraf yang memiliki
banyak dendrit dan akson (multipolar).

2. Gerak Biasa dan Gerak Refleks


Gerak adalah suatu aktivitas tubuh karena adanya rangsangan oleh saraf.
Gerak dibagi menjadi dua macam, yaitu gerak biasa dan gerak refleks. Gerak
biasa adalah gerak yang dilakukan dengan kesadaran. Sedangkan, gerak refleks
dilakukan di luar kesadaran. Gerak refleks sangat dibutuhkan untuk menghindari
bahaya. Berdasarkan letak neuron penghubung (neuron konektor), gerak refleks
dibagi menjadi dua macam, yaitu refleks otak dan refleks tulang belakang. Jika
neuron konektornya terletak di otak disebut refleks otak. Contohnya, gerakan
pupil mata yang menyempit dan melebar karena terkena rangsangan cahaya. Jika
neuron konektornya terletak di sumsum tulang belakang disebut refleks sumsum
tulang belakang. Contohnya, gerakan lutut yang tidak disengaja.

3. Sistem Saraf Pusat dan Saraf Tepi

6
Sistem saraf dibagi menjadi dua macam, yaitu sistem saraf pusat dan saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan,
sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar (saraf kraniospinal) dan saraf tak
sadar (saraf otonom).

 Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi. Seluruh aktivitas
tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan
sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum tulang
belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang
belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi sistem saraf halus,
membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut
cairan serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan
guncangan. Meningia terdiri atas tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan
duramater.
1. Otak
Otak merupakan pusat saraf yang terletak di dalam rongga tengkorak. Otak
manusia terdiri atas dua belahan, yaitu otak kiri dan kanan. Otak kiri
mengendalikan tubuh bagian kanan. Sebaliknya, otak kanan mengendalikan
tubuh bagian kiri. Hal ini terjadi karena pindah silang pada jalur-jalur spinal.
Otak dibagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar, otak tengah, otak kecil,
dan sumsum lanjutan.

 Otak Besar (cerebrum)


Otak besar pada manusia dewasa memiliki volume sekitar ± 1500 cm3.
Permukaan otak berlipat-lipat sehingga dapat memuat jutaan neuron. Bagian luar
otak berisi neuron sehingga berwarna kelabu (substansia grissea). Sedangkan,
otak bagian dalam berisi neurit dan dendrit sehingga berwarna putih (substansia
alba). Otak besar merupakan pusat ingatan, kesadaran, kecerdasan, dan kemauan.
Selain itu, otak besar juga merupakan sumber semua kegiatan yang manusia
sadari. Otak besar terbagi menjadi empat bagian, yaitu:
1) bagian depan : pusat gerakan otot
2) bagian tengah : pusat perkembangan ingatan dan kecerdasan
3) bagian samping : pusat pendengaran
4) bagian belakang : pusat penglihatan

 Otak tengah (mesensefalon)


Otak tengah merupakan bagian otak yang terletak di antara pons vasoli dan
diensefalon. Otak tengah berhubungan dengan sistem penglihatan dan
pendengaran. Di bagian depan dari otak tengah terdapat Talamus dan
Hipotalamus.

 Otak kecil (cerebelum)


Otak kecil terletak di bawah otak besar, di dalam rongga tengkorak bagian
belakang. Fungsi otak kecil adalah untuk mengatur keseimbangan tubuh, posisi
tubuh, dan gerakan otot yang disadari. Bagian kiri dan bagian kanan otak kecil
dihubungkan oleh suatu penghubung yang disebut jembatan varol, seperti otak
besar. Bagian luar otak kecil (korteks) berwarna kelabu dan bagian dalam
(medula) berwarna putih.

7
 Sumsum lanjutan (medula oblongata)
Sumsum lanjutan terdapat di muka otak kecil dan di bawah otak besar, dan
merupakan perpanjangan dari sumsum tulang belakang. Bagian dalamnya berisi
neuron sehingga berwarna kelabu. Sedangkan, bagian luarnya berwarna putih
karena berisi neurit dan dendrit. Fungsi sumsum lanjutan adalah sebagai pengatur
pernapasan, gerakan jantung, dan gerak alat pencernaan.
 Sumsum tulang belakang (medula spinalis)
Sumsum tulang belakang dilindungi atau berada di dalam ruas-ruas tulang
belakang. Bagian luarnya berwarna putih dan bagian dalam berwarna kelabu.
Sumsum tulang belakang terletak memanjang dari ruasruas leher sampai ruas
pinggang yang kedua. Selaput otak juga menyelaputi sumsum tulang belakang.
Fungsi sumsum tulang belakang, yaitu:
a) Pusat perantara antara susunan saraf tepi dan otak.
b) Menghantarkan impuls menuju atau dari otak.
c) Mengatur gerak refleks tubuh.

 Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi terdiri atas sistem saraf sadar dan sistem saraf tidak sadar.
Sistem saraf sadar meliputi sistem saraf kepala (kranial). Sedangkan, sistem saraf
tidak sadar dibagi menjadi dua macam, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik.

1) Sistem saraf sadar (kraniospinal) merupakan saraf yang mengatur


gerakan yang dilakukan secara sadar. Sistem saraf sadar dibagi menjadi dua
macam, yaitu kranial dan spinal. Sistem saraf kranial atau kepala disusun
oleh 42 pasang saraf yang keluar dari otak. Saraf kranial berhubungan
dengan reseptor dan efektor untuk daerah kepala. Sedangkan, saraf spinal
disusun oleh 31 pasang saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.

2) Sistem saraf tak sadar (saraf otonom). Sistem saraf otonom dibagi menjadi
dua bagian, yaitu saraf simpatik dan parasimpatik yang memiliki susunan
dan fungsi yang khas.
Sistem saraf simpatik
Sistem saraf simpatik terdiri atas serangkaian urat kembar berupa ganglion-
ganglion yang tersebar di beberapa daerah, seperti daerah
leher, daerah dada, daerah pinggang, dan daerah pelvis. Serabut saraf
simpatik berfungsi untuk merangsang kerja otot jantung, otot-otot tak
sadar semua pembuluh darah, dan semua alat-alat dalam, seperti lambung,
pankreas,dan usus. Selain itu, merangsang serabut motorik
sekretorik pada kelenjar keringat dan mempertahankan tonus semua otot,
termasuk tonus otot sadar.
Sistem saraf parasimpatik
Susunan saraf parasimpatik berupa jaringan susunan saraf yang berhubungan
dengan ganglion-ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.

b) Sistem Saraf Pada Hewan


Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi hewan, karena sistem
saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan. Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan

8
berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem
sarafnya.
1. Sistem Saraf Vertebrata
Sistem saraf verebrata telah berkembang lebih baik dari pada system saraf
invertebrata
 Sistem Saraf Ikan
Sistem saraf pada ikan terdiri dari otak. Otak ikan terdirii dari otak besar,
otak tengah, otak keci, an sumsum lanjutan (medulla oblongata). Pada ikan, otak
kecil berkembang lebih baik karena merupakan tempat berakhirnya saraf
keseimbangan dan gurat sisi. Oleh karena it, ikan memiliki keseimbangan tubuh
yang baik. Otak tengah dan otak besar tidak mengalami perkembangan yang baik
sehingga pusat penglihatan dan penciuman tidak berkembang dengan baik pula.
 Sisten Saraf Amfibi
Sistem saraf amfibi juga terdiri dari otak. Pada amfibi, otak tengah sebagai
pusat penglihatan berkembang lebih baiksehingga amfibi memiliki penglihatan
yang baik.
 Sistem Saraf burung
Sistem saraf burung berupa otak dan sumsum tulang belakang. Pada
burung, otak besar dan otak kecil berkembang dengan baik. Permukaan otak kecil
berlipat-lipat sehingga permukaannya semakin luas. Hal tersebut menyebabkan
burung memiliki keseimbangan yang cukup baik.
 Sistem Saraf Reptilia
Bangsa reptil umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam, oleh
sebab itu bagian otak yang merupaka pusat penciumannya lebih berkembang dan
bentuknya lebih besar dan memanjang kearah depan.
 Sistem Saraf Pada Mamalia
Mamalia merupakan vertebrata yang memiliki derajat tertinggi dan hal ini
terbukti dari perkembangan otaknyapun jelas terlihat dimana otak kecil dan otak
besarnya berkembang dengan baik.
2. Sistem Saraf Invertebrata
Sistem saraf invertebrate masih sangat sederhana.
 Sistem saraf Pada Protozoa

9
Protozoa misalnya amoeba tidak mempunyai susunan saraf, tetapi
mempunyai kepekaan terhadap rangsang dari luar dan mampu menanggapi
rangsang tersebut. Misalnya rangsangan berupa cahaya atau sentuhan.
 Sistem Saraf Pada Coelenterata
Hydra memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karenasel sel
saraf masih tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala.
 Sistem Saraf Pada Echinodermata
Pada bintang laut memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin
saraf yang melingkari kerongkongan dengan cabang cabangnya menuju kesetiap
lengan.
 Sistem Saraf Cacing
Cacing pipih, misalnya Planaria mmiliki sistem saraf yang terdiri dari dua
ganglia yang terletak di daerah kepala. Di tiap ganglion terdapat seberkas saraf
yang memanjang di bagian lateral tubuhnya. Tiap-tiap berkas saraf bercabng-
cabang menuju ke seluruh bagian tubuh membentuk susunan saraf seperti tngga.
Hal tersebut menyebabkan system saraf pada Planaria disebut system saraf tangga
tali.
 Sistem saraf Cacing Tanah
Sistem saraf cacing tanah juga di namakan system saraf tangga tali.
System saraf cacing tanah berupa dua buah ganglion dan sebuah serabut saraf
yang memanjan di sepanjang poros tubuhnya.
 Sistem Saraf Serangga
Sistem saraf serangga, misalnya belalang berupa system saraf tangga tali
yang terdiri dari serabut saraf yang memenjang di bagian ventral (bawah)
tubuhnya. Disetiap segmen tubuh, serabut saraf membentuk simpul saraf yang
disebut ganglion.
B.Sistem Indera

a) Sistem Indera Pada Manusia


Tubuh manusia mempunyai berbagai organ indera. Masing-masing organ
indera dikhususkan untuk mendeteksi adanya rangsang tertentu. Mata mendeteksi
adanya cahaya. Hidung dan lidah mendeteksi adanya molekul-molekul zat kimia.
Telinga mendeteksi adanya getaran atau gelombang udara. Kulit mendeteksi
adanya panas, dingin, sentuhan, dan tekanan. Organ indera bisa menentukan

10
adanya rangsang tertentu karena ada sel-sel reseptor. Reseptor adalah bagian saraf
yang menanggapi rangsang. Reseptor tertentu peka terhadap rangsang tertentu.

1. Indera Penglihatan
Mata merupakan indera penglihatan yang dibentuk untuk menerima
rangsangan berkas-berkas cahaya pada retina. Kemudian, rangsangan ini dialihkan
ke pusat penglihatan melalui serabut-serabut nervus optikus untuk ditafsirkan.

a. Struktur Mata
Mata manusia berbentuk agak bulat, dilapisi oleh tiga lapis jaringan yang
berlainan, yaitu lapisan luar, lapisan tengah, dan lapisan dalam mata.
1) Lapisan luar mata (lapisan sklera)
Lapisan sklera sangat kuat dan berwarna putih. Di lapisan ini terdapat
kornea yang bening, yang menerima cahaya masuk ke bagian dalam mata
dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa sehingga dapat
difokuskan.
2) Lapisan tengah mata (lapisan koroid)
Lapisan koroid berpigmen melanin dan mengandung banyak
pembuluh darah. Lapisan ini berfungsi untuk menghentikan refleksi berkas
cahaya yang menyimpang di dalam mata. Lapisan koroid membentuk iris.
3) Lapisan dalam mata (retina)
Retina terdiri atas reseptor cahaya yang sesungguhnya, yaitu
berbentuk batang dan kerucut. Pada bagian lapisan retina yang dilewati
berkas saraf ke otak tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap sinar.
Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta.

b. Reseptor Mata
Reseptor penglihatan mata ialah sel batang dan sel kerucut, yaitu sel-sel
yang tersusun rapat di bawah permukaan retina.
1) Sel batang
Sel batang berfungsi untuk penglihatan dalam cahaya suram, tetapi tidak mampu
membedakan warna. Agar cahaya dapat diserap, pada sel batang terdapat pigmen
yang disebut rodopsin. Untuk pembentukan rodopsin diperlukan vitamin A. Jika
kamu kekurangan vitamin A, rodopsin yang dihasilkan sedikit sehingga kamu
tidak bisa melihat dalam gelap atau yang disebut buta senja.
2) Sel kerucut
Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk
penglihatan pada siang hari dan dapat membedakan warna. Satu sel kerucut hanya
menyerap satu macam warna. Pada mataterdapat tiga sel kerucut yang masing-
masing menyerap warna merah, hijau, dan biru.

2. Indera Pendengaran (Telinga)


Telinga terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telinga tengah, dan
rongga telinga dalam.
a. Telinga Luar
Telinga luar terdiri atas daun telinga yang merupakan tulang rawan elastis. Daun
telinga berfungsi untuk menerima dan mengumpulkan suara yang masuk, terdapat
rambut rambut halus yang berfungsi untuk menghalangi benda asing yang masuk.

11
Selain itu, terdapat kelenjar lilin yang menjaga agar permukaan saluran luar dan
gendang telinga tidak kering.
b. Telinga Tengah
Telinga tengah disebut juga rongga timpani merupakan bilik kecil yang
mengandung udara. Rongga ini terletak di sebelah dalam membran timpani atau
gendang telinga. Di sebelah depan telinga tengah terdapat saluran eustachius yang
menghubungkan rongga dengan faring. Saluran ini berfungsi untuk menjaga
keseimbangan tekanan udara antara udara luar dengan udara di dalam telinga
tengah.
c. Telinga Dalam
Rongga telinga dalam terdiri atas berbagai rongga yang menyerupai saluran-
saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga ini disebut labirin tulang dan
dilapisi membran membentuk labirin membranosa. Labirin tulang terdiri atas tiga
bagian, yaitu vestibula, saluran setengah lingkaran yang bersambung dengan
vestibula, dan kokhlea. Kokhlea adalah sebuah tabung berbentuk spiral yang
membelit dirinya seperti rumah siput. Dalam setiap belitan terdapat saluran
membranosa yang mengandung ujung-ujung akhir saraf pendengaran. Cairan
dalam labirin membranosa disebut endolimfa dan di luar labirin membranosa
disebut perilimfa.
d. Saraf Pendengaran
Saraf pendengaran (nervus auditorius) terdiri atas dua bagian, salah satunya
berkaitan dengan bagian vestibuler rongga telinga dalam yang berhubungan
dengan keseimbangan. Serabut-serabut saraf ini bergerak menuju nukleus
vestibularis yang berada pada titik pertemuan antara pons dan medula oblongata,
kemudian bergerak ke cerebellum. Bagian kokhleris pada nervus auditorus adalah
saraf pendengar yang sebenarnya. Cedera pada saraf kokhlearis akan
mengakibatkan ketulian saraf. Sedangkan, cedera pada saraf vestibularis akan
menimbulkan vertigo.

3. Indera Peraba (Kulit)


Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh dan bersambung dengan
selaput lendir yang melapisi rongga-rongga dan lubanglubang masuk. Kulit
mempunyai banyak fungsi, yaitu sebagai indera peraba, membantu mengatur suhu
dan mengendalikan hilangnya air dari tubuh, dan mempunyai sedikit kemampuan
eksretori, sekretori, dan absorpsi. Kulit dibagi menjadi dua lapisan, yaitu
epidermis (kutikula) dan dermis (korium).
a. Epidermis
Epidermis tersusun atas epitelium berlapis dan terdiri atas dua lapisan,
yaitu lapisan tanduk dan zona germinalis. Lapisan tanduk (lapisan epidermal)
terletak paling luar dan tersusun atas tiga lapisan sel yang membentuk epidermis,
yaitu stratum korneum, stratum lusidum, dan stratum granulosum. Zona
germinalis terletak di bawah lapisan tanduk, terdiri atas sel berduri dan sel basal.
Sel berduri adalah sel dengan fibril halus yang menyambung sel satu dengan yang
lain. Sedangkan, sel basal terus-menerus memproduksi sel epidermis baru.
b. Dermis
Lapisan dermis tersusun atas jaringan fibrus dan jaringan ikat yang elastis.
Pada permukaan dermis tersusun papila-papila kecil yang berisi pembuluh darah
kapiler. Ujung akhir saraf sensoris terletak di dalam dermis. Kelenjar keringat
yang berbentuk tabung berbelit-belit terletak di sebelah dalam dermis, salurannya

12
melalui dermis dan epidermis, kemudian bermuara ke pori-pori kulit. Pada kulit
terdapat beberapa jenis reseptor, antara lain rasa nyeri, rasa panas, rasa dingin,
rasa sentuhan, dan rasa tekanan. Kulit dan jaringan di bawahnya bekerja sebagai
tempat penyimpanan air dan jaringan adiposa tempat menyimpan lemak. Hal ini
sangat diperlukan agar panas tubuh tidak cepat keluar dari tubuh (untuk
menghangatkan tubuh).

4. Indera Perasa ( Pengecap)


Selain membantu proses pencernaan, lidah juga dapat merasakan rasa
makanan. Permukaan lidah kasar karena terdapat tonjolan yang disebut papila.
Papila ini berfungsi untuk mengecap. Ada empat macam rasa kecapan, yaitu rasa
manis, pahit, asam, dan asin. Umumnya, makanan memiliki ciri harum dan ciri
rasa. Ciri harum merangsang ujung saraf penciuman, bukan pengecapan. Agar
dapat dirasakan, semua makanan harus menjadi cairan dan harus bersentuhan
dengan ujung saraf yang mampu menerima rangsangan berbeda-beda. Reseptor
rasa manis dan asin terdapat di ujung lidah, rasa pahit di pangkal lidah, dan untuk
rasa asam ada di sisi lidah bagian dalam.

5. Indera Penciuman
Indera penciuman terdapat di rongga hidung. Sel-sel sensori penerima
rangsang berupa bau terdapat di lapisan epitel dalam rongga hidung dan
dilindungi oleh mukus (lendir). Di akhir setiap sel sensori terdapat silia atau
rambut pembau. Rasa penciuman dirangsang oleh gas yang terhirup. Rasa
penciuman ini sangat peka, tetapi kepekaan ini mudah hilang bila dihadapkan
pada suatu bau yang sama untuk waktu yang lama. Rasa penciuman akan
melemah bila kamu sedang flu karena terdapat penumpukan cairan yang
menghalangi silia untuk membaui sesuatu.

b) Sistem Indera Pada Hewan


1. Sistem Indera Vertebrata
Pada dasarnya sistem saraf vertebrata mirip dengan manusia, karena
sama-sama mempunyai sistem saraf pusat. Perbedaanya terletak pada tingkat
kesempurnaanya (tingkat perkembangannya). Hewan-hewan bertulang belakang
memiliki otak yang dapat dibedakan atas 3 bagian:
1) Otak depan
· Tumbuh menjadi otak besar dan lobus olfaktorius.
· Otak besar untuk belajar dan gerakan yang disadari.
· Lobus olfaktorius berfungsi sebagai lobus pembau.
2) Otak tengah, berfungsi sebagai lobus penglihatan.
3) Otak belakang

 Indera pada Ikan

13
Indera ikan yang berkembang dengan baik adalah indera pembau dan
indera penglihatannya. Indra penglihatan pada ikan berupa sepasang mata yang
dilindungi selaput yang tembus cahaya. Mata ikan tidak memiliki kelopak tetapi
dilindungi oleh selaput epidermis. Akomodasi dilakukan dengan cara mengubah
kedudukan lensa matanya. Telinga ikan hanya terdiri dari bagian dalam saja yang
berfungsi untuk menangkap getaran melalui tulang kepala. . Indera pencium
pada ikan terdapat didekat mulutnya. Untuk mengetahui tekanan air ikan
memiliki gurat sisi yang terletak di tengah badan ikan membujur dari tutup
insang sampai ke ekor. mekanisme kerjanya adalah tekanan air à pori-pori
gurat sisi à cairan gurat sisi àsaraf àotak.
 Indera pada Katak
Indera katak yang berkembang baik adalah mata dan pendengarannya.
Mata katak tidak dapat berakomodasi. Mata katak memiliki membrana niktitan
atau selaput tidur yang terletak pada kelopak mata bawah. Fungsinya adalah
melindungi dan membersihkan bola mata. Membran ini juga berfungsi menjaga
kelembaban mata selama didarat dan menghindari gesekan selama di air. Alat
pendengaran katak terdiri atas dua bagian yaitu bagian tengah dan dalam.
Getaran suara pertama kali diterima oleh gendang suara yang diteruskan ke
tulang pendengaran selanjutnya melalui cairan limfe diteruskan ke saraf
pendengaran.
 Indera pada Reptil
Indera reptilia yang berkembang denngan baik yaitu indera pembaunya
yang disebut organ Jacobson yang terletak di langit-langit rongga mulut. Lidah
ular berfungsi membawa zat kimia berupa gas ke indera pembaunya dengan
cara difusi. Pada ular derik terdapat organa pit berbentuk lubang di depan mata
dan dapat mendeteksi radiasi sinar infra merah. Organa pit berfungsi menerima
pancaran panas tubuh musuhnya. Dalam keadaan gelap total, ular ini dapat
menentukan lokasi mangsanya.
 Indera pada Burung

Indera burung yang berkembang dengan baik adalah indera penglihatannya.


Susunan mata burung serupa dengan susunan mata mamalia. Umumnya burung
memiliki daya akomodasi yang sangat baik sehingga dapat melihat mangsanya
dari jauh. Pada retinanya terdapat dua macam sel indera penerima rangsang,
yaitu sel kerucut yang peka terhadap rangsang cahaya yang kuat dan sel
batang.yang peka terhadap rangsang cahaya yang lemah.
Burung yang hidup dan mencari makanan pada malam hari pada
retinanya banyak mengandung sel batang. Sedangkan burung yang hidup dan

14
mencari makanan pada retinanya banyak mengandung sel kerucut, contohnya
burung hantu.
 Indera pada Mamalia

Indera mamalia umumnya berkembang dengan baik. Kepekaan indera


pada masing- masing mamalia berbeda- beda misalnnya kuncing, anjing
mempunyai indera pendengaran yang istimewa.
Selain indera pendengran, anjing memiliki indera pencium yang sangat
tajam. Anjing dapat mendengar bunyi infrasonik yang getarannya kurang dari
20Hz. Kalelawar dapat menimbulkan dan menerima getaran infrasonik.
. Sistem Indera pada Hewan Invetebrata

2. Sistem Indera pada Hewan Invetebrata


 Indera pada Protozoa

Protozoa pada umumnya tidak memiliki indera. Meskipun demikian protozoa peka
terhadap rangsangan, yaitu terhadap rangsang yang lembut akan mendekat dan
terhadap rangsang yang kuat akan menjauh. Euglena salah satu jenis protozoa memiliki
bintik mata yang dapat menerima rangsang cahaya.

 Indera pada Bekicot

Bekicot memiliki dua pasang tentakel yaitu sepasang tentakel panjang yang
diujungnya terdapat sepasang mata sebagai indera penglihat dan sepasang tentakel
pendek yang berfungsi sebagai inderaperaba.

 Indera pada Cacing

Cacing tanah memiliki dua macam indera yang berkembang dengan baik yaitu
(1) indera penerima rangsang cahaya yang terdapat di lapisan kulit bagian dorsal, dan
banyak terkumpul di daerah ujung tubuh terutama di ujung anterior (2) sel-sel sensori
yang peka terhadap rangsang sentuhan. Pada Planaria, mempunyai bintik mata yang
fungsinya tidak untuk melihat tetapi peka terhadap rangsang cahaya.

 Indera pada Serangga

Serangga memiliki dua macam indera yang berkembang dengan baik yaitu
sepasang sungut yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Serangga memiliki
indera penglihatan berupa mata tunggal (oseli), mata majemuk (mata faset) dan ada
pula yang memiliki keduanya. Mata tunggal umumnya berbentuk segitiga, mata
majemuk terdiri dari ribuan alat penerima rangsangan cahaya yang disebut Omatidium.
Setiap omatidiun terdiri dari lensa, sel konus, pigmen, sel fotoreseptor, dan jatuh tegak
lurus pada lensa. Omatidium dapat mendeteksi bentuk dan bayangan. Hanya cahaya
yang tegak lurus yang dapat diterimanya.

15
Belalang memiliki sepasang potongan kecil sensori pada antena, toraks dan
abdomen yang sensitif terhadap panas. Bila potongan kecil itu dihilangkan maka
belalang tidak lagi merespon terhadap sumber panas.

C.Sistem Hormon

a) Sistem Hormon Pada Manusia


Hormon adalah zat kimia berbentuk senyawa organik yang dihasikan oleh
senyawa organik. Hormon mengatur berbagai aktivitas dalam tubuh, seperti
homeostasis (pengaturan secara otomatis dalam tubuh agar kelangsungan hidup
dapat dipertahankan), metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan
Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin, atau disebut juga kelenjar buntu,
karena hormon tidak dialirkan melalui saluran, namun langsung masuk ke
pembuluh darah.

Hormon dalam tubuh manusia dihasilkan di berbagai tempat, yaitu:


 Hipofisa, yang terbagi atas tiga bagian:
 Hipofisa lobus anterior
 Hipofisa pars intermedia
 Hipofisa lobus posterior
 Tiroid (disebut juga kelenjar gondok)
 Paratiroid
 Adrenal (disebut juga kelenjar anak ginjal), yang terbagi atas dua bagian:
 Kortisan (bagian kulit luar)
 Medula (bagian dalam)
 Pankreas
 Ovarium
 Testis
 Placentae

Ciri – ciri hormon adalah sebagai berikut :


Diproduksi dan disekresikan ke dalam darah oleh sel kelenjar endokrin dalam
jumlah sedikit.
Diangkut ke sel atau jaringan tujuan oleh darah.
Mengadakan interaksi dengan reseptor khusus yang berada di sel target.
Memiliki pengaruh mengaktifkan enzim khusus.
Dapat memengaruhi beberapa sel target yang berlainan.
Hormon bekerja atas perintah dari saraf.
Sistem yang mengatur kerjasama antara sistem saraf dan sistem hormn terletak
di daerah hipotalamus, atau disebut juga kendali saraf endokrin.
Karena hormon memengaruhi kerja organ yang sifatnya spesifik, maka kelainan
yang timbul akan mudah ditelusuri.
Pengaruh kerja hormon tidak secepat pengaruh saraf.

Hormon memiliki wujud berupa cairan yang diangkut dalam plasma darah.
Hormon disusun oleh protein dan memiliku beragam fungsi, yaitu:

16
 Merangsang sel ata kelenjar tertentu untuk bekerja
 Merangsang terjadinya proses tertentu
 Merangsang kelenjar penghasil hormon lainnya untuk mengsekresikan
hormonnya.

b) Sistem Hormon Pada Hewan

1. Hormon pada vertebrata


Umumnya hormon yang di hasilkan vertebrata hamper sama dengan
hormon yang di hasilkan manusia. Contohnya, katak menghasilkan hormone yang
disekresi oleh kelenjar epifisis dan hipofisis yang berperan dalam mengontrol
perubahan warna kulit.

2. Hormon pada invertebrata


Invertebrata, misalnya serangga menghasilkan hormon otak, hormone
ekdison dan hormone juvenil. Ketiga hormon tersebut berperan dalam
metamorphosis. Hormon otak disekresikan oleh bagian otak. Adanya hormone
otak menyebabkan sekresi hormone ekdison dan memacu otak meningkatkan
sekresi hormon juvenil. Hormon Edikson berfungsi pada pergantian kulit.
Sedangkan hormone juvenil. Berperan untuk menghambat proses metamorphosis.
Pengaturan ketiga hormone tersebut mengakibatkan pergantian kulit pada
serangga.
Beberapa jenis hewan menghasilkan suatu zat kimia selain hormone yang
disebut feronom. Feronom umumnya berfungsi untuk menarik lawan jenisnya.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam sistem koordinasi diperlukan tiga komponen agar fungsi koordinasi
dapat berlangsung, yaitu reseptor, konduktor, dan efektor.
1. Reseptor
Reseptor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penerima rangsangan.
Bagian yang berfungsi sebagai penerima rangsangan tersebut adalah indera.
2. Konduktor

17
Konduktor adalah bagian tubuh yang berfungsi sebagai penghantar rangsangan.
Bagian tersebut adalah sel-sel saraf (neuron) yang membentuk sistem saraf. Sel-
sel saraf ini ada yang berfungsi membawa rangsangan ke pusat saraf ada juga
yang membawa pesan dari pusat saraf.
3. Efektor
Efektor adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan, yaitu otot dan kelenjar
(baik kelenjar endokrin dan kelenjar eksokrin).

3.2 Saran
Untuk dapat memahami sistem koordinasi, selain membaca dan
memahami materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan
lain-lain) kita harus dapat mengkaitkan materi-materi tersebut dengan kehidupan
kita sehari-hari, agar lebih mudah untuk dipahami dan akan selalu diingat.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2006. “Sistem koordinasi” (online) http://www.modulonline.co.id

Anonymoous,2009. Sistem koordinasi pada hewan vertebrata.

Biolosgi, Klaten:PT Intan Pariwara, 2009


Brotowidjoyo, M. 1989. Zoologi Dasar. Penerbit Erlangga: Jakarta
http://fadhildarmawi.blogspot.co.id/2014/06/sistem-koordinasi.html diakses
padatanggal 26 Oktober 2018
http //free. vlsm. Praweda /biologi. diakses tanggal 14 maret 2009.

J. H Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Tanggerang: Binarupa


Aksara
John w. Kimbal, BIOLOGI Edisi kelima jilid 2 , Jakarta ; ERLANGGA, 1983
Kimball, John W,1994. Biologi Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
L. Carlos Junqueira, Histologi Dasar, Jakarta: EGC, 1997
Setiadi, Anatomi & Fisiologi Manusia , Yogyakarta : GRAHA ILMU,2007
Slamet prawi hartono dkk., Sains Biologi 3.
Sripujiynto, Menjelajahi Dunia Biologo 2, Solo: Latinu, 2006
Syaifuddin, Anatomi Tubuh Manusia, Jakarta: Salemba Medika, 2009
Syamsuri, I. 2004. Biologi. Penerbit Erlangga: Jakarta

18

Anda mungkin juga menyukai