Anda di halaman 1dari 12

PENYULINGAN FULI PALA (Myristica fragrans) DENGAN METODE

DESTILASI UAP SECARA LANGSUNG


(Laporan Praktikum Teknologi Bahan Penyegar)

Oleh :
Kelompok 5

Muhammad Rhevanza Alrin Azhar


2054051007

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyulingan merupakan proses pemisahan komponen yang berupa cairan dari dua
macam campuran atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap dari masing-
masing komponen tersebut. Campuran cairan yang disuling dapat berupa cairan
yang tidak larut dan selanjutnya menghasilkan distilat dua fase atau cairan yang
saling melarutkan secara sempurna yang hanya membentuk distilat satu fase. Pada
prakteknya prinsip penyulingan campuran cairan dua fase dilakukan untuk
memisahkan minyak atsiri dari bahan tanaman dengan cara penguapan dengan
bantuan uap air (Mulyono dkk, 2016). Penyulingan dibagi menjadi dua cara, yaitu
penyulingan secara langsung dan penyulingan secara tidak langsung.

Penyulingan langsung merupakan proses penyulingan dengan menggunakan air.


Metode ini digunakan dengan cara menempatkan bahan langsung dengan air. Bahan
yang di suling nantinya akan terendam air secara sempurna ataupun mengapung
diatas air (Hendartomo 2005 dalam Jayanudin 2011). Penyulingan secara tidak
langsung merupakan proses penyulingan menggunakan metode penyulingan
dengan air dan uap. Metode ini dilakukan dengan cara bahan baku diletakkan di
atas saringan, sehingga tidak berhubungan langsung dengan air yang mendidih,
tetapi akan berhubungan dengan uap air (Yulianti 2012 dalam Zaituni 2016).
Metode penyulingan yang paling baik adalah penyulingan secara langsung. Metode
penyulingan secara langsung dinilai paling baik karena dari segi biaya lebih murah,
kecepatan penyulingan, dan kapasitas minyak yang dihasilkan (Sumarni dkk,
2008).
1.2 Tujuan

Praktikum penyulingan fuli pala dengan metode destilasi uap secara langsung ini
bertujuan untuk mengetahui proses ekstraksi fuli pala secara langsung.
II. METODOLOGI

2.1 Waktu dan Tempat

Praktikum penyulingan fuli pala dilaksanakan pada tanggal 4 Maret 2023, pukul
10.00 WIB – 12.50 WIB, di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

2.2 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah presto, kondensator,
kompor, dan selang. Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah
fuli pala dan air.

2.3 Prosedur Praktikum

Prosedur praktikum penyulingan fuli pala dengan metode destilasi uap secara
langsung akan disajikan pada Gambar 1.
Disiapkan alat dan bahan

Ditimbang fuli pala sebanyak 500 gr

Ditambah air 1000 mL kedalam steam dan diletakkan fuli


pala diatas saringan steam

Dipanaskan dengan api kecil t = 1-2 jam

Dialirkan uap minyak melalui spiral

Didinginkan uap minyak pada kondensator dan dialirkan


menuju bak penampung

Hasil

Gambar 1. Diagram alir penyulingan fuli pala dengan metode destilasi uap secara
langsung.

Penyulingan fuli pala dengan metode destilasi uap secara langsung dilakukan
dengan menyiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Praktikan menimbang fuli pala
sebanyak 500 gr, kemudian praktikan memasukkan fuli pala yang sudah ditimbang
tadi kedalam alat steam (presto) yang sudah berisi air 1000 mL. Setelah
memasukkan fuli pala, langkah selanjutnya adalah memanaskan alat steam (presto)
dengan api sedang selama 1-2 jam. Selama proses pemanasan uap minyak akan
mengalir melewati selang kedalam bak pendingin yang didalamnya terdapat spiral.
Minyak hasil ekstraksi akan ditampung di bak penampung.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Hasil pengamatan praktikum penyulingan fuli pala dengan metode destilasi uap
secara langsung akan disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil pengamatan penyulingan fuli pala dengan metode destilasi uap
secara langsung.
Keterangan Gambar
Warna Aroma
Putih keruh Agak pedas khas
pala

3.2 Pembahasan

Tanaman pala merupakan rempah asli Kepulauan Maluku yang dikenal dengan
aromanya dan merupakan komoditas unggulan ekspor yang banyak diincar sejak
dahulu, sehingga potensi perkebunan pala Banda saat ini sangat layak untuk
dikembangkan (Marfin dkk, 2017). Tanaman pala berbentuk lonjong, berwarna
kuning, dan memiliki aroma yang khas. Tanaman pala terdiri atas daging buah, biji
buah, dan fuli pala. Daging buah pala merupakan bagian terbesar dari buah pala,
yaitu sebanyak 77,8%. Daging, biji, dan fuli buah pala mengandung minyak atsiri
dengan komponen utama monoterpene hidrokarbon (61% - 88% seperti α-pinene
dan β-pinene), asam monoterpene (5% - 15%), aromatic eter (2% - 18% seperti
myristicin, saflore) (Nurdjannah, 2007 dalam Sophia, 2011).

Proses destilasi uap merupakan metode yang menggunakan uap bertekanan tinggi
sehingga bahan baku tidak kontak langsung dengan air. Prinsip kerjanya adalah
membuat uap bertekanan tinggi di boiler , kemudian uap itu diairkan melalui pipa
dan masuk ketel berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengan
kondensor. Cairan kondensat yang berisi minyak dan air dipisahkan dengan
separator yang sesuai dengan berat jenis minyak. Kelebihan metode dalam
penelitian ini adalah dapat menghasilkan minyak atsiri lebih banyak daripada
menggunakan metode Stahl dengan komposisi minyak atsiri yang tidak jauh
berbeda. Sehingga proses destilasi minyak atsiri dengan menggunakan metode ini
memenuhi standar (Arum dkk, 2017). Proses destilasi uap menggunakan uap jenuh
atau uap kelewat panas pada tekanan diatas satu atmosfer (Fuki, 2012).

Gambar 2. Proses destilasi uap.

Umumnya biji dan fuli buah pala yang sudah tua dimanfaatkan sebagai rempah dan
dagingnya dimanfaatkan sebagai bahan baku minyak palak arena kandungan
minyak atsiri yang terkandung didalam dagingnya. Kandungan minyak atsiri pada
daging buah pala yang sudah tua umumnya lebih banyak dibandingkan biji dan
fulinya, sedangkan kandungan minyak atsiri pada daging buah pala yang masih
muda hanya berkisar 12%. Kandungan minyak lemak pada biji buah pala utuh
bervariasi mulai dari 25% hingga 40% dengan kandungan minyak atsiri sebanyak
2% - 16%, sedangkan pada fuli buah pala kandungan minyak lemak berkisar 20%
hingga 30%. Biji pala yang dimakan ulat mempunyai presentase minyak atsiri yang
lebih besar karena kandungan lemak dan patinya sudah dimakan oleh ulat. Minyak
atsiri pada buah pala mengandung komponen myristicin yang dapat menimbulkan
rasa kantuk. Selain kandungan myristicin, minyak atsiri pada buah pala
mengandung komponen monoterpen. Minyak atsiri pada buah pala mengandung
sifat antioksidan yang kuat. Aktivitas antioksidan tersebut disebabkan sinergisme
antara komponen-komponen minyak atsiri tersebut. Minyak atsiri yang terkandung
dalam fuli pala dapat dimanfaatkan sebagai aroma terapi, karena minyak atsiri pada
fuli pala mengandung myristicin, elemicin, dan isoelemicin. Kandungan-kandungan
yang terdapat pada minyak atsiri fuli pala tersebut cocok dijadikan sebagai aroma
terapi karena bersifat menghilangkan stres (Nurdjannah, 2007).

Terdapat beberapa faktor yang dapat menentukan berhasil atau tidaknya suatu
proses penyulingan seperti jenis dan kadar air bahan yang akan disuling, suhu,
tekanan uap yang digunakan, kerapatan bahan yang disuling, dan waktu proses
penyulingan. Selain itu, hal yang mempengaruhi proses penyulingan adalah
kelarutan minyak atsiri dari bahan yang digunakan. Komponen β-Caryophyllene
dapat merusak kandungan minyak atsiri suatu bahan. Komponen tersebut dapat
meningkat berdasarkan lamanya waktu penyulingan. Kadar komponen β-
Caryophyllene tertinggi pada saat waktu penyulingan 4 jam dan kadar
komponennya menurun setelah penyulingan selama 8 jam. Komponen β-
Caryophyllene yang tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas warna dan bau
pada minyak atsiri (Justus dkk, 2021).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum penyulingan fuli pala dengan metode destilasi uap
secara langsung ini adalah proses ekstraksi fuli pala dilakukan dengan steam
(presto) yang berisi air dan fuli pala ditaruh diatas air menggunakan alat penyangga
seperti kukus. Proses penyulingan dilakukan selama 1 – 2 jam dengan api sedang.
Proses ekstraksi fuli pala memanfaatkan tekanan uap untuk menghasilkan minyak
atsiri dari fuli pala, kemudian minyak disalurkan kedalam kondensator yang
didalamnya terdapat spiral menggunakan selang. Selanjutnya minyak atsiri fuli
pala ditampung didalam bak penampung.

4.2 Saran

Sebaiknya dibuatkan panduan praktikum bahan penyegar. Terimakasih, Mba.


DAFTAR PUSTAKA

Jayanudin, J. (2018). Komposisi Kimia Minyak Atsiri Daun Cengkeh dari Proses
Penyulingan Uap. Jurnal Teknik Kimia Indonesia, 10(1), 37-42.

Lawalata, M., Thenu, S. F., & Tamaela, M. (2018). Kajian Pengembangan Potensi
Perkebunan Pala Banda di Kecamatan Banda Neira Kabupaten Maluku
Tengah. Agrilan: Jurnal Agribisnis Kepulauan, 5(2), 132-150.

Loppies, J. E., Wahyudi, R., Ardiansyah, A., Rejeki, E. S., & Winaldi, A. (2021).
Kualitas Minyak Atsiri Daun Cengkeh yang Dihasilkan dari Berbagai
Waktu Penyulingan. Jurnal Industri Hasil Perkebunan, 16(2), 89-96.

Nurdjannah, N. (2007). Teknologi Pengolahan Pala. Bogor: Badan Penelitian dan


Pengembangan Pertanian.

Sipahelut, S. G., & Telussa, I. (2011). Karakteristik Minyak Atsiri Dari Daging
Buah Pala Melalui Beberapa Teknologi Proses Characteristic of the
Essential Oil of Fruit Nutmeg By Some Process Technology. Jurnal
Teknologi Hasil Pertanian, 4(2), 126-134.

Sumarni, S., Aji, N. B., & Solekan, S. (2008). Pengaruh Volume Air Dan Berat
Bahan Pada Penyulingan Minyak Atsiri. Jurnal Teknologi, 1(1), 83-87.
Wilis, A. O., Marsaoly, R., & Ma'sum, Z. (2017). Analisa Komposisi Kimia Minyak
Atsiri Dari Tanaman Sereh Dapur dengan Proses Destilasi Uap Air.
EUREKA: Jurnal Penelitian Teknik Sipil Dan Teknik Kimia, 1(1).

Yuliarto, F. T. (2012). Pengaruh Ukuran Bahan dan Metode Destilasi (Destilasi


Air dan Destilasi Uap-air) Terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu
Manis (Cinnamomum burmannii).

Yunianto, N. S. V. D., & Setiadi, A. (2013). Analisis Faktor-faktor Produksi yang


Mempengaruhi Keuntungan Agroindustri Kecil Penyulingan Minyak Pala
dan Dampaknya pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bogor.
AGROMEDIA: Berkala Ilmiah Ilmu-ilmu Pertanian, 31(1).

Zaituni, Z., Khathir, R., & Agustina, R. (2016). Penyulingan Minyak Atsiri Sereh
Dapur (Cymbopogon citratus) dengan Metode Penyulingan Air-uap.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian, 1(1), 1009-1016.
LAMPIRAN

Gambar 3. Alat steam Gambar 4. Alat kondensat


(presto) dengan spiral didalamnya

Gambar 5. Bahan fuli pala Gambar 6. Minyak atsiri


yang sudah di suling dari fuli pala

Anda mungkin juga menyukai