Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KUNJUNGAN INDUSTRI

CV . PUTRA CINTA DAMAI


Dosen Pengampu : Fina Uzwatania S.Tp., M.Si. Matakuliah : Teknologi Atsiri dan Fitofarmaka

Disusun Oleh :

Akram Dzulfiqar B.1910142


Arul Abdulah B.1810533
Muhamad Yadi B.1910712
Najwa Faizah Azima Buhang B.1910533

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU PANGAN HALAL
UNIVERSITAS DJUANDA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kunjungan industri adalah merupakan salah satu jenis kegiatan pembelajaran diluar
lingkungan kampus untuk menambah wawasan mahasiswa dan serta untuk melihat langsung
bagaimana suasana/kondisi CV.PUTRA CINTA DAMAI. Kunjungan industri dipilih untuk
menambah pengalaman mahasiswa tentang dunia kerja. Kami dituntut untuk aktif menggali
informasi tentang kunjungan industri untuk memperoleh pengetahuan tentang proses
pembuatan minyak atsiri pala di CV.PUTRA CINTA DAMAI. Kunjungan industri
dilakukan untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang industri dan proses
produksi di bidang minyak atsiri khususnya minyak pala. Mahasiswa harus membandingkan
proses produksi di dunia kerja dengan ilmu yang diperoleh.

CV.PUTRA CINTA DAMAI berlokasi di jl.raya mayjen H.E Sukma km 16 caringin,


merupakan salah satu tempat penyulingan minyak pala yang berada di Kawasan caringin CV
ini berdiri dari tahun 2000 dan memproduksi minyak atsiri pala sebagai produk utama, selain
minyak pala terdapat juga minyak atsiri lainnya seperti minyak cengkeh dan sereh wangi.
Pala sebagai bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan minyak atsiri ini berasal
dari petani yang menjualnya langsung kepada pihak pemilik, pemilihan pala sebagai bahan
baku utama pembuatan minyak pala dikarena nilai jualnya yang tinggi dan pemanfaatannya
yang luas, selain itu fuli pada pala juga dapat di gunakan sebagai bahan rempah yang
memiliki nilai jual yang tinggi.

Buah pala terdiri atas daging buah (77,8%), fuli (4%), tempurung (5,1%), dan biji
(13,1%). Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan memiliki
manfaat yang besar dibeberapa sisi, misalnya minyak atsiri yang berasal dari daun, biji dan
fuli digunakan untuk bahan baku industri obat-obatan, parfum dan kosmetik (Ditjen
Perkebunan, 2012). Minyak pala yang dikenal dunia berasal dari biji dan fuli, sedangkan
daging buah pala jarang diolah menjadi minyak atsiri, sehingga menjadi limbah. Dalam 1 kg
daging buah pala terkandung 0,66 % minyak atsiri (Le Doan et al., 2003). Menurut Sipahelut,
S.G (2012), minyak daging buah pala lebih banyak mengandung persenyawaan teroksigenasi
seperti linalool, αterpineol, dan terpinene-4-ol.

1.2 Tujuan

Kunjungan industri ini bertujuan sebagai proses pembelajaran dan pemahaman


mahasiswa mengenai pegolahan minyak atsiri dan penerapan ilmu yang telah di pelajari pada
mata kuliah minyak atsiri dan fitofarmaka.
BAB II

METODE DAN HASIL PENGAMATAN

2.1 Metode

Dalam penyusuan laporan ini metode yang digunakan ialah observasi dan wawancara
dengan pemilik.

2.2 Hasil Pengamatan

 Diagram Alir Proses Produksi Minyak Atsiri Pala

Gambar 1. Diagram alir pembuatan minyak atsiri pala


Proses
Pembuatan Minyak Atsiri Pala
1. Perendaman

Tahap perendaman ini dilakukan untuk mempermudah pemisahan antara fuli dan biji
pala yang akan di keringkan. Perendaman bertujuan untuk mempermudah pelepasan
fuli, selain itu perendaman ini juga berperan untuk membuat biji pala menjadi segar
Kembali. Pada tahap ini biji pala direndam menggunakan air dan didiamkan selama
semalaman, setelah itu air bekas rendaman di buang dan dilakukan sortasi serta
pemisahan antara biji pala dengan fuli.

2. Sortasi

Sortasi dilakukan untuk pemilihan biji pala yang muda dengan biji pala yang tua serta
pemisahan fuli dengan biji pala. Biji pala yang digunakan ialah biji pala yang masih
muda. Biji dan fuli yang berasal dari buah yang cukup tua dimanfaatkan sebagai
rempah, sedangkan yang berasal dari buah yang muda dimanfaatkan sebagai bahan
baku minyak pala karena kandungan minyak atsirinya yang jauh lebih tinggi daripada
biji yang berasal dari buah yang tua. Pada buah muda (umur 4–5 bulan) kadar minyak
atsiri berkisar antara 8–17% atau rata-rata 12% (Rismunandar, 1990).

3. Pengeringan

Pengeringan bertujuan menghilangkan sebagian besar air dari bahan dengan


menggunakan energi panas. Pengeluaran air dari bahan dilakukan sampai kadar air
keseimbangan dengan lingkungan tertentu dimana jamur, enzim, mikroorganisme,
dan serangga yang dapat merusak menjadi tidak aktif. Tujuan pengeringan adalah
untuk mengurangi kandungan air bahan sampai batas tertentu sehingga aman
disimpan sampai pemanfaatan yang lebih lanjut. Dengan pengeringan, bahan menjadi
lebih tahan lama disimpan, volume bahan lebih kecil, mempermudah dan menghemat
ruang pengagukutan, mempermudah transportasi, dan biaya produksi menjadi murah.
Prinsip pengeringan adalah proses penghantaran panas dan massa yang terjadi secara
serempak. Dalam pengeringan, air dihilangkan dengan prinsip perbedaan kelembaban
antara udara pengering dengan bahan yang dikeringkan.

4. Penggilingan
Pada proses ini biji pala di haluskan menggunakan mesin perajang atau penggiling
dengan tujuan memperkecil ukuran dan dapat mempermudah pada saat proses
destilasi

5. Penyulingan (destilasi)

Tipe khusus atau spesial dari sebuah distilasi untuk suatu bahan yang sensitif terhadap
suhu seperti senyawa aromatik yang biasanya terdapat didalam minyak atsiri.
Destilasi uap ini dibuat karena terdapatnya masalah dari beberapa senyawa yang
terkadang rusak atau molekul-molekulnya pecah saat pemanasan dengan suhu tinggi.
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah
untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus,
minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari
tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran
dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas
menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat. Proses destilasi uap
sebenarnya bertumpu pada 3 komponen utamanya yaitu retort, kondensor dan
pemisah. 

6. Pendinginan

Pendinginan bertujuan untuk mendinginkan minyak hasil penyulingan, sebelum


masuk ke kondensor, uap air yang terbentuk akan mengalir dari retort melalui pipa
pengalir menuju ke kondensor. Air/uap yang membawa hasil tadi nantinya akan
didinginkan pada bagian kondensor yang berbentuk tabung yang berisi spiral panjang
itu yang berbentuk seperti tabung yang melingkar proses pendinginan ini dilakukan
dengan bantuan bak yang sudah terisi air.

7. Pemisahan dan penyaringan


Tujuan pemisahan dengan cara filtrasi/penyaringan adalah untuk memisahkan zat
padat dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan perbandingan wujudnya. Hasil
dari penyaringan berupa zat padat yang tertinggal (residu atau ampas) dan cairan yang
tertampung dalam wadah (fltrat). Untuk menghasilkan minyak yang berkulitas maka
perlu dilakukan proses pemisahan dan penyaringan ini selain itu tahap ini merupakan
tahap akhir dalam proses penyulingan, setelah disaring minyak atsiri pala siap
dikemas dan dikirim.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kunjungan industri ke CV.PUTRA CINTA DAMAI bertujuan meningkatkan


pemahaman mahasiswa terhadap materi yang telah di pelajari, mahasiswa juga dapat
mengetahui secara langsung bagaimana tahapan proses pembuatan minyak atsiri pala
dari tahap awal hingga menjadi minyak pala.
DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu, H., dkk., (2004), “Penggunaan Distilasi Fraksionasi Vakum Untuk


Pemisahan Komponen Minyak Pala”.

Ahmad, M.S., dkk., (2014), “Novel Closed System Extraction of Essential Oil: Impact
of Yield and Phisical

Al-Jumaily, E. and Al-Amiry, M., (2012), “Extraction and Purification of Terpenes


from Nutmeg (myristica fragrans)”, Journal of Al-Nahrain University
Vol.15 (3) pp.151-160.

BSN (Badan Standarsasi Nasional), (2006), SNI Minyak Pala, BSN Jakarta.

Characterization”, 4th International Conference on Biotechnology and Environment


Management, IPCBEE Vo. 75, pp. 42-46. Fakultas Pertanian”
Universitas Sumatra Utara.

Ginting, S., (2004), “Pengaruh Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan Mutu
Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi.

Gopalakrishan, M., (1992), ”Chemical Composition of nutmeg and mace”, Journal of


spices and Aromatic Crops, Vol. 1 (1) pp. 49-54.

Guenther, E., (1987), “Minyak Atsiri Jilid I. Penerjemah Ketaren S. Jakarta:


Universitas Indonesia Press.

Hidrodistilasi Microwave dan Konvensional serta Uji Aktivitas Antibakteri dan


Antioksidan” JOM FMIPA. Vol.1, pp. 335-342.

Kementrian Perdagangan Republik Indonesia., (2011). “Handbook of Commodity


Profile “Indonesian Essential Oil : The Scents of Natural Life”. Jakarta
: TRECYDA.

Ma‟mun., (2013), “Karakteristik Minyak dan Isolasi Trimiristin Biji Pala Papua
(Myristica argantea)” Jurnal Littri. Vol. 19 (2), pp.72-77.
Marzuki, I., dkk., (2014), “Physico-Chemical Characterization of Maluku Nutmeg
Oil” International Journal of Science and Engineering, Vol. 79(1) pp.
61-64.

Nurdjannah,N., (2007). “Teknologi Pengolahan Pala” Badan Penelitian Dan


Pengembangan Pertanian. Jakarta.

Peter, K.V., (2001), “Handbook of herb and spices”, CRC Press, NY, pp. 45-62.

Pusat Penelitian Kimia-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Tangerang.

Rahmi, W., dkk. (2014), “Perbandingan Isolasi Minyak Atsiri Biji Pala (Myristica
fragrans Houtt) Cara

Sastrohamidjojo, H., (2004), “Kimia Minyak Atsiri”, Yogyakarta : Gajah Mada


University Press.

Somaatmadja, D., (1984), “Penelitian dan Pengembangan Pala dan Fuli”,


Komunikasi, No.215. BBIHP, Bogor.
LAMPIRAN
 Proses Sortasi dan pengeringan

 Proses Penggilingan

 Proses Penyulingan
 Proses Pendinginan

 Proses Pemisahan dan Penyaringan

 Bahan bakar yang digunakan dalam proses penyulingan

Anda mungkin juga menyukai