Disusun Oleh :
Kunjungan industri adalah merupakan salah satu jenis kegiatan pembelajaran diluar
lingkungan kampus untuk menambah wawasan mahasiswa dan serta untuk melihat langsung
bagaimana suasana/kondisi CV.PUTRA CINTA DAMAI. Kunjungan industri dipilih untuk
menambah pengalaman mahasiswa tentang dunia kerja. Kami dituntut untuk aktif menggali
informasi tentang kunjungan industri untuk memperoleh pengetahuan tentang proses
pembuatan minyak atsiri pala di CV.PUTRA CINTA DAMAI. Kunjungan industri
dilakukan untuk memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang industri dan proses
produksi di bidang minyak atsiri khususnya minyak pala. Mahasiswa harus membandingkan
proses produksi di dunia kerja dengan ilmu yang diperoleh.
Buah pala terdiri atas daging buah (77,8%), fuli (4%), tempurung (5,1%), dan biji
(13,1%). Pala dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis dan memiliki
manfaat yang besar dibeberapa sisi, misalnya minyak atsiri yang berasal dari daun, biji dan
fuli digunakan untuk bahan baku industri obat-obatan, parfum dan kosmetik (Ditjen
Perkebunan, 2012). Minyak pala yang dikenal dunia berasal dari biji dan fuli, sedangkan
daging buah pala jarang diolah menjadi minyak atsiri, sehingga menjadi limbah. Dalam 1 kg
daging buah pala terkandung 0,66 % minyak atsiri (Le Doan et al., 2003). Menurut Sipahelut,
S.G (2012), minyak daging buah pala lebih banyak mengandung persenyawaan teroksigenasi
seperti linalool, αterpineol, dan terpinene-4-ol.
1.2 Tujuan
2.1 Metode
Dalam penyusuan laporan ini metode yang digunakan ialah observasi dan wawancara
dengan pemilik.
Proses
Pembuatan Minyak Atsiri Pala
1. Perendaman
Tahap perendaman ini dilakukan untuk mempermudah pemisahan antara fuli dan biji
pala yang akan di keringkan. Perendaman bertujuan untuk mempermudah pelepasan
fuli, selain itu perendaman ini juga berperan untuk membuat biji pala menjadi segar
Kembali. Pada tahap ini biji pala direndam menggunakan air dan didiamkan selama
semalaman, setelah itu air bekas rendaman di buang dan dilakukan sortasi serta
pemisahan antara biji pala dengan fuli.
2. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk pemilihan biji pala yang muda dengan biji pala yang tua serta
pemisahan fuli dengan biji pala. Biji pala yang digunakan ialah biji pala yang masih
muda. Biji dan fuli yang berasal dari buah yang cukup tua dimanfaatkan sebagai
rempah, sedangkan yang berasal dari buah yang muda dimanfaatkan sebagai bahan
baku minyak pala karena kandungan minyak atsirinya yang jauh lebih tinggi daripada
biji yang berasal dari buah yang tua. Pada buah muda (umur 4–5 bulan) kadar minyak
atsiri berkisar antara 8–17% atau rata-rata 12% (Rismunandar, 1990).
3. Pengeringan
4. Penggilingan
Pada proses ini biji pala di haluskan menggunakan mesin perajang atau penggiling
dengan tujuan memperkecil ukuran dan dapat mempermudah pada saat proses
destilasi
5. Penyulingan (destilasi)
Tipe khusus atau spesial dari sebuah distilasi untuk suatu bahan yang sensitif terhadap
suhu seperti senyawa aromatik yang biasanya terdapat didalam minyak atsiri.
Destilasi uap ini dibuat karena terdapatnya masalah dari beberapa senyawa yang
terkadang rusak atau molekul-molekulnya pecah saat pemanasan dengan suhu tinggi.
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap
atau air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah
untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus,
minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari
tumbuhan. Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran
dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas
menuju ke kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat. Proses destilasi uap
sebenarnya bertumpu pada 3 komponen utamanya yaitu retort, kondensor dan
pemisah.
6. Pendinginan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ahmad, M.S., dkk., (2014), “Novel Closed System Extraction of Essential Oil: Impact
of Yield and Phisical
BSN (Badan Standarsasi Nasional), (2006), SNI Minyak Pala, BSN Jakarta.
Ginting, S., (2004), “Pengaruh Lama Penyulingan Terhadap Rendemen dan Mutu
Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi.
Ma‟mun., (2013), “Karakteristik Minyak dan Isolasi Trimiristin Biji Pala Papua
(Myristica argantea)” Jurnal Littri. Vol. 19 (2), pp.72-77.
Marzuki, I., dkk., (2014), “Physico-Chemical Characterization of Maluku Nutmeg
Oil” International Journal of Science and Engineering, Vol. 79(1) pp.
61-64.
Peter, K.V., (2001), “Handbook of herb and spices”, CRC Press, NY, pp. 45-62.
Rahmi, W., dkk. (2014), “Perbandingan Isolasi Minyak Atsiri Biji Pala (Myristica
fragrans Houtt) Cara
Proses Penggilingan
Proses Penyulingan
Proses Pendinginan