Disusun Oleh :
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
Daftar Isi
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
2.1 Minyak Atsiri Serai Wangi....................................................................................4
2.2 Distilasi....................................................................................................................5
2.3 Destilasi Water System pada Minyak Atsiri........................................................6
BAB III..............................................................................................................................7
METODOLOGI PENELITIAN.........................................................................................7
3.1 Bahan yang digunakan..........................................................................................7
3.2 Deskripsi Peralatan yang Digunakan...................................................................7
3.3 Prosedur Metode Distilasi......................................................................................8
3.4 Analisa Gas Chromatography – Mass Spectrometry (GC – MS)...........................9
BAB IV............................................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................10
4.1 Pengaruh Efek Kondisi dan Perlakuan Bahan Terhadap % Rendemen
Minyak Serai Wangi..................................................................................................10
4.2 Pengaruh Efek Bagian Terhadap % Rendemen Minyak Serai Wangi............12
4.3 Pengaruh Efek Suhu Terhadap % Rendemen Minyak Serai Wangi...............12
4.4 Perbandingan Kualitas Minyak Serai Wangi....................................................14
4.5 Kandungan dan Komposisi Minyak Nilam........................................................14
BAB V.............................................................................................................................15
KESIMPULAN................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ii
i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
peningkatan mutu dan ekspor minyak atsiri memerlukan waktu yang cukup
panjang.
Minyak atsiri saat ini sudah dikembangkan dan menjadi komoditas ekspor
Indonesia yang meliputi minyak atsiri dari nilam, akar wangi, pala, cengkeh, serai
wangi, kenanga, kayu putih, cendana, lada, dan kayu manis. Minyak atsiri
didapatkan dari bahan-bahan diatas yang meliputi pada bagian daun, bunga,
batang dan akar. Dari sekian bahan atsiri diatas yang selama ini mulai tidak
dikembangkan adalah minyak atsiri dari serai wangi, karena untuk mendapatkan
minyak atsiri tersebut menggunakan hydro distillation dan steam distillation
membutuhkan waktu yang relatif lama yaitu sekitar 4 – 7 jam.
Serai wangi selama ini masih mendominasi dan lebih umum diambil
minyaknya dibanding golongan serai lainnya. Dalam penelitian ini dilakukan
pengambilan minyak atsiri dari bahan diatas dengan peningkatan teknologi yang
sebelumnya umum digunakan, sehingga waktu pengambilan menjadi lebih
singkat dan rendemen yang dihasilkan lebih bagus dan meningkat. Dalam hal ini
perlu ditemukan metode baru untuk mencapai target tersebut sehingga digunakan
microwave, dimana microwave efektif dalam distribusi panas dan efisien karena
waktu yang diperlukan relatif lebih singkat untuk mendapatkan rendemen yang
sama untuk cara seperti metode hydro distillation dan steam distillation.
Berdasarkan hal itu maka diperlukan penelitian mengenai distilasi dari daun dan
batang serai wangi dengan metode modifikasi dari penelitian terdahulu yaitu
steam and hydro distillation dengan bantuan microwave dan penelitian bertujuan
mempelajari pengaruhnya terhadap kualitas minyak serai wangi yang dihasilkan
untuk setiap kondisi yang telah ditentukan.
1.2.2 Bagaimana cara pengambilan minyak atsiri daun dan batang serai wangi
menggunakan metode destilasi?
1.2.3 Alat apa saja yang akan digunakan untuk metode destilasi?
2
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahaasiswa dapat mengetahui metode destilasi
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui cara pengambilan minyak atsiri daun dan
batang serai wangi menggunakan metode destilasi.
1.3.3 Mahasiswa dapat mengetahui alat yang digunakan untuk metode destilasi
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kegunaan minyak serai adalah untuk pewangi sabun, detergen dan jenis
produk teknis. Sedangkan minyak kasar digunakan untuk pembuatan isolate sitral
yang banyak digunakan dalam flavor, kosmetik, dan parfum atau diubah menjadi
4
ionon. Minyak serai merupakan salah satu jenis minyak atsiri terpenting yang
digunakan sebagai sumber pembuatan ionon. Minyak serai juga dapat digunakan
sebagai bumbu masak, obat gosok terhadap sakit encok, sakit gigi dan obat
sengatan serangga.
Proses pembuatan minyak atsiri dari daun serai wangi yaitu dengan proses
destilasi uap langsung. Sistem ini menggunakan uap bertekanan tinggi sehingga
bahan baku tidak kontak langsung dengan air. Prinsip kerjanya adalah membuat
uap bertekanan tinggi di boiler , kemudian uap itu diairkan melalui pipa dan
masuk ketel berisi bahan baku. Uap yang keluar dari ketel dihubungkan dengna
kondensor.Cairan kondensat yang berisi minyak dan air dipisahkan dengan
separator yang sesuai dengan berat jenis minyak.(Wilis et al., 2017)
2.2 Distilasi
Distilasi adalah merupakan metode operasi pemisahan suatu campuran
atau (cairan-cairan saling melarutkan), berdasarkan perbedaan titik didih atau
perbedaan tekanan uap murni, (masingmasing komponen yang terdapat dalam
campuran) dengan menggunakan sejumlah panas sebagai tenaga pemisah atau
“Energy Separating Agent”
Pada proses pemisahan secara distilasi, fasa uap akan segera terbentuk
setelah campuran dipanaskan. Uap dan sisa cairannya dibiarkan saling kontak
sedemikian hingga pada suatu saat, semua komponen yang terdapat dalam
campuran akan terdistribusi dalam kedua fasa membentuk keseimbangan. Setelah
keseimbangan dicapai, uap segera dipisahkan dari cairannya kemudian
dikondensasikan membentuk destilat (Manis et al., n.d.)
5
2.3 Destilasi Water System pada Minyak Atsiri
Penyulingan dengan air dan uap ini biasa dikenal dengan sistem kukus.
Cara ini sebenarnya mirip dengan sistem rebus, hanya saja bahan baku dan air ini
adalah yang paling banyak dilakukan pada dunia industri karena cukup
membutuhkan air sedikit sehingga bisa menyingkat waktu proses produksi.
Metode kukus ini biasa dilengkapi sistem kohobasi yaitu air kondensat yang
keluar dari separator masuk kembali secara otomatis ke dalam ketel agar
meminimalkan kehilangan air. Bagaimanapun cost produksi juga diperhitungkan
dalam aspek komersial. Disisi lain sistem kukus kohobasi lebih menguntungkan
oleh karena terbatas, dari proses hidrolisa terhadap komponen minyak atsiri dan
proses difusi minyak dengan air panas. Selain itu dekomposisi minyak akibat
panas akan lebih baik dibandingkan dengan metode uap langsung (Direct Stem
Distilations). Metode penyulingan dengan sistem kukus ini dapat menghasilkan
uap dan panas yang stabilkarena tekanan uap yang konstan. Setelah itu uap yang
keluar dari ketel diembunkan menggunakan kondensor (Pendingin). Prinsip kerja
alat ini adalah merubah fase uap menjadi fase cair karena pertukaran kalor pada
pipa pendingin.Uap yang sudah diubah menjadi fase cair dipisahkan dengan
separator (Pemisah minyak).Alat ini berfungsi untuk memisahkan minyak atsiri
dengan air berdasarkan perbedaan berat jenis. Kemudian minyak diekstraksi pada
kisaran 2 sampai 10 jam. Minyak diekstrak dan dianalisa menggunakan Gas
Choromatography Mass Spectrometry (Gc-Ms) untuk menentukan komposisi
kimia.(Wilis et al., 2017)
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Microwave
7
2. Distiller yang digunakan berupa labu leher tiga yang terbuat dari kaca
dengan volume 1000 ml dan sebuah connector yang terbuat dari kaca yang
berfungsi untuk menghu-bungkan distiller dengan kondensor.
3. Pembangkit steam yang terdiri dari labu leher dua yang terbuat dari kaca
dengan volume 1000 ml dan sebuah heating mantle yang digunakan untuk
memanaskan air dalam labu serta sebuah connector berupa selang karet
berlapis plastik berfungsi untuk menghubungkan pembangkit steam
dengan distiller.
4. Kondensor yang digunakan adalah kondensor Liebig yang berfungsi
mendinginkan uap yang terbentuk menjadi liquid.
5. Corong pemisah yang digunakan untuk memisahkan minyak serai wangi
dengan air.
6. Alat pengukur suhu (thermometer) yang digunakan untuk mengukur suhu
pada microwave.
8
10. Kemudian mengambil minyak yang bebas dari kandungan air tersebut lalu
melakukan analisa terhadap minyak yang dihasilkan.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Gambar 2. Grafik hubungan waktu terhadap % rendemen untuk suhu 110 ª
pada daun dengan berbagai variable
Gambar 4. Diagram pengaruh bagian serai wangi terhadap % rendemen minyak serai wangi pada
berbagai suhu
11
Grafik 5. Grafik pengaruh suhu terhadap % rendemen minyak serai wangi pada daun segar cacah
Gambar 6. Grafik pengaruh suhu terhadap % rendemen minyak serai wangi pada batang segar
cacah
12
Warna Kuning pucat sampai Kuning pucat sampai
kuning kecoklatan kuning kecoklatan
0,862 – 0,882 0,875- 0,893
Berat Jenis, 25 °C
(gr / cm3)
Metode Distilasi
13
4.5 Kandungan dan Komposisi Minyak Serai Wangi
Minyak serai wangi mengandung banyak komponen kimia dan tiga besar
komponennya yaitu Citronellal, Citronellol dan Geraniol. Hal ini dapat dilihat
pada Tabel 2 yang menyajikan data kandungan Citronella Oil dalam minyak serai
wangi dengan menggunakan Gas Chromatography – Mass Spectrometry (GC –
MS). Dari data tersebut dapat diketahui bahwa untuk variabel daun yang
mempunyai kualitas bagus adalah saat kondisi daun segar, hal ini disebabkan
karena kadar air yang menutupi permukaan jaringan tidak begitu mempengaruhi
dalam proses ekstraksi karena kecilnya ketebalan jaringan sedangkan untuk
kondisi daun layu mempunyai kualitas yang rendah karena pada daun ketebalan
jaringan sangat kecil sehingga saat terjadi proses pelayuan akan mengurangi lagi
ketebalan jaringan dan atsiri banyak yang ikut teruapkan seiring waktu
pelayuan. Pada batang kualitas bagus adalah saat kondisi batang layu, hal ini
disebabkan karena ketebalan jaringan pada batang adalah besar sehingga saat
proses pelayuan sangat membantu mengurangi ketebalan dan mengurangi kadar
air yang terdapat pada kelenjar bahan sehingga saat proses ekstraksi dilakukan
banyak atsiri yang terekstrak. (Feriyanto et al., 2013). Dari kedua bagian serai
wangi tersebut, % Citronella terbesar adalah pada bagian batang dibandingkan
daun. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah penggunaan metode steam and hydro
distillation dengan pemanasan microwave lebih bagus dari sisi kuantitas (%
rendemen lebih banyak) dan sisi kualitas (%Citronella lebih tinggi).
BAB V
KESIMPULAN
14
Kesimpulan dari hasil penelitian proses pengambilan minyak atsiri dari
daun dan batang serai wangi dengan metode distilasi uap dan air menggunakan
pemanasan microwave Adalah sebagai berikut :
1. Pada pengambilan minyak atsiri dari daun dan batang serai wangi
(Cymbopogon winterianus) menggunakan metode distilasi uap dan air
dengan pemanasan microwave dihasilkan % rendemen sebesar 1,52 % dan
lebih tinggi bila dibanding penelitian terdahulu yaitu hydro distillation dan
steam distillation dengan masing-masing % rendemen sebesar 1, 14 % dan
0,942 %.
2. Pengaruh kondisi bahan dari daun dan batang serai wangi yang
menghasilkan % rendemen yang tinggi adalah saat kondisi bahan layu
dibandingkan segar dan kualitas tinggi pada daun adalah saat kondisi daun
segar.
3. Pengaruh perlakuan bahan dari daun dan batang serai wangi yang
menghasilkan % rendemen yang tinggi adalah saat kondisi bahan dicacah
(± 2cm) dibandingkan utuh.
4. Pengaruh bagian dari serai wangi yang menghasilkan % rendemen yang
tinggi adalah pada bagian daun sedangkan kualitas Citronella oil yang
tinggi adalah pada bagian batang. % Citronella serai wangi pada daun
segar sebesar 67,36 %, daun layu sebesar 44,92 %, batang segar 75,16 %
dan batang layu 85,73 % .
5. Kenaikan suhu operasi distilasi akan menyebabkan kenaikan % rendemen
yang didapatkan
15
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, I. K. (2013). ATSIRI PADA HERBA KERING SERAI WANGI DENGAN. 11–14.
Feriyanto, Y. E., Sipahutar, P. J., Mahfud, & Prihatini, P. (2013). Menggunakan Metode
Distilasi Uap dan Air dengan Pemanasan Microwave. Jurnal Teknik Pomits, 2(1),
93–97.
Manis, K., H, M. I., & Djojosubroto, H. (n.d.). Destilasi uap minyak atsiri dari kulit dan
daun kayu manis (. 0–16.
Puspawati, N., Suirta, I., & Bahri, S. (2016). Isolasi, Identifikasi, Serta Uji Aktivitas
Antibakteri Pada Minyak Atsiri Sereh Wangi (Cymbopogon Winterianus Jowitt).
Jurnal Kimia, 10(2), 219–227.
Sani, N. S., Racchmawati, R., & Mahfud. (2012). Pengambilan minyak atsiri dari melati
dengan metode enfleurasi dan ekstraksi pelarut menguap. Jurnal Teknik POMITS,
1(1), 1–4. digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-23898-2310105004-Paper.pdf
Wilis, A. O., Marsaoly, R. H., & Ma’sum, Z. (2017). Analisa Komposisi Kimia Minyak Atsiri
Dari Tanaman Sereh Dapur dengan Proses Destilasi Uap Air Arum Octiandini Wilis 1
Rahayu H Marsaoly 2 , Zuhdi Ma’sum 3 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Tribhuwana Tunggadewi. Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana
Tunggadewi.
ii