Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

Konsep Kewirausahaan Dilandasi ide dan Peluang Usaha

Oleh :
Yulian Dwi Adi Prayogi
NIM 1531120070
D3 1D Teknik Listrik

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2016

KATA PENGANTAR
Puji

syukur

Esa, atas berkah dan

penulis
limpahan

panjatkan
rahmat-Nya

kehadirat
sehingga

Tuhan

Yang

makalah

ini

Maha
dapat

terselesaikan, dengan judul makalah Ide bisnis dalam berwirausaha.


.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak

dalam hal ini pengajar dan rekan lainnya, maka dalam praktek maupun
penmbuatan makalah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik, oleh karena itu
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak terkait, khususnya
kepada dosen pengajar (instruktur).
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan, baik dari isi, penyusunan maupun penulisannya, oleh karena itu,
penulis menyampaikan maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk perbaikan pembuatan makalah ke depannya.

Malang,26 Juni 2016

Penulis,

Yulian Dwi Adi P


NIM 1531120070

DAFTAR ISI

COVER............................................................................................................. 1
KATA PENGANTAR....................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
1. BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan & Manfaat Penulisan............................................ 5
2. BAB II PEMBAHASAN
2.1.Konsep Kewirausahaan..................................................................... 6
2.2 Karakteristik Kewirausahaan dan Wirausaha................................... 7
2.3 Nilai dan Perilaku Wirausaha........................................................... 12
2.4 Motif Menjadi Wirausaha.................................................................. 13
2.5 Proses ,enjadi Wirausaha................................................................... 13
2.6 Faktor Penyebab Kegagalan dan Keberhasilan................................. 15
2.7 Pengertian ide dan Peluang Usaha.................................................... 17
BAB III PENUTUP.......................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 28

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa


Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal
dari bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko,
kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan
pencipta yang menjual hasil ciptaannya.
Entrepreneurship adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang
ada dalam diri Anda untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal
(baik) sehingga bisa meningkatkan taraf hidup Anda dimasa mendatang.
Indonesia entrepreneurial skill untuk bisa menekan sekecil mungkin tingkat
kemiskinan yang tinggi.
Mengandalkan investor asing untuk membuka lapangan kerja tidaklah
cukup, menghimbau kepada perusahaan untuk tidak mem-PHK karyawan atau
buruhnya juga sulit diwujudkan. Salah satu cara atau jalan terbaiknya adalah
mengandalkan sector pendidikan utnuk mengubah pola pikir
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu kewirausahaan ?
2. Bagaimana karakteristik kewirausahaan dan karakteristik wirausaha ?
3. Bagaimana nilai dan perilaku wirausaha ?
4. Apa saja motif menjadi wirausaha ?
5. Bagaimana proses kewirausahaan ?
6. Apa saja faktor-faktor penyebab keberhasilan dan kegagalan wirausaha ?
7. Apakah yang dimaksud ide dan peluang usaha ?

1.3 TUJUAN PENULISAN


Untuk mengetahui pengertian kewirausahaan, memahami karakteristik
kewirausahaan maupun karakteristik wirausaha, memahami hakikat nilai dan perilaku
wirausaha, mengetahui motif yang mendasari menjadi wirausaha memahami proses
kewirausahaan serta factor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan wirausaha

1.4 MANFAAT PENULISAN


1. Membantu mahasiswa memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya
tentang konsep dasar kewirausahaan, karakteristik kewirausahaan dan
wirausaha, nilai dan perilaku wirausaha, motif menjadi wirausaha, serta
proses kewirausahaan dan factor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan
wirausaha.
2. Memberikan informasi secara mendalam mengenai pengertian

kewirausahaan, karakteristik kewirausahaan dan wirausaha, nilai dan perilaku


wirausaha, motif menjadi wirausaha, serta proses kewirausahaan dan factorfaktor penyebab kegagalan dan keberhasilan wirausaha

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KONSEP KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jwa yang selalu aktif dalam
usaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan
pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahaan adalah
kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya
untuk mencari peluang menuju sukses.
Sedangkan menurut Menurut Peggy A. Lambing & Charles R. Kuehl dalam
buku Entrepreneurship (1999), kewirausahaan adalah suatu usaha yang kreatif
yang membangun suatu value dari yang belum ada menjadi ada dan bisa dinikmati
oleh orang banyak.
Dari beberapa konsep yang ada di atas, ada enam hakekat penting
kewirausahaan sebagai berikut ( Suryana,2003 : 13) :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis (Acad Sanusi,1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda ( Drucker,1959)
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan
(Zimmerer,1996)
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
dan perkembangan usaha ( Soeharto Prawiro,1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara
baru untuk menghasilkan barang dan jasa
6

2.2 KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTERISTIK


WIRAUSAHA
2.2.1

Karakteristik Kewirausahaan

1. Motif Berprestasi Tinggi


Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha
karena adanya motif tertentu,yaitu motif berprestasi. Menurut Gede Anggan
Suhada (dalam Suryana, 2003 : 32) motif berprestasi adalah suatu nilai social
yang menekankan pada hasrat utuk mencapai yan terbaik guna mencapai
kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.
Seprti yang dikemukakan oleh Maslow (1943) tentang teori motivasi yang
dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan-kebutuhan sesuai dengan tingkatan
pemuasannya.
Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan
sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibandingkan sebelumnya.Wirausaha
yang memiliki motif berprestasi pada umumnya memiliki cirri-ciri sebagai berikut
(Suryana, 2003 : 33-34):
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada
dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan
kegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang. Jika tugas yang
diembannya sangat ringan.maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia
selalu menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pecapaian
keberhasilan sangat rendah.

2. Selalu Perspektif
7

Seorang wirausaha hendaknya seorang yang mampu menatap depan


dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha
memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke
masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan.
Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu berusaha
untuk berkarsa dan berkarya ( Suryana,2003 : 23). Kuncinya pada kemampuan
utnuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada.
Walaupun dengan resiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif
harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa
depan.Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas
dengan karya yang sudah ad. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan
mencari suatu peluang.

3. Memiliki Kreatifitas Tinggi


Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang
baru dan berbeda. Oleh karena itu menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan
bertindak sesuatu yang baru atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara
baru. Menurut Zimmerer dalam buku yang ditulis Suryana (2003 : 24),
mengungkapkan bahwa ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat
sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu
kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari asalnya tidak ada.
Dari definisi di atas, kreativitas mengandung pengertian yaitu :
1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru
3. Menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik
4. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
4. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab

Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan


tekad yang bulat didalam mencurahkan semua perhatiannya pada usaha yang akan
digelutinya, di dalam menjalankan usaha tersebut wirausaha yang sukses terus
memiliki tekad yang menggebu-gebu dan menyala-nyala dalam mengembangkan
usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko,
bekerja keras dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada di pasar.
Tanpa usaha yang sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digeluti maka
wirausaha sehebat apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh
karena itu pentng sekali bagi seorang wirausaha untuk komit terhadap usaha dan
pekerjaannya, serta memiliki etos keja dan tanggung jawab yang baik.
5. Mandiri atau Tidak Ketergantungan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui berfikir kreatif dan bertindak
inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka
seorang wirausaha harus mempuyai kemampuan kreatif dalam mengembangkan
ide dan pikirannya terutama dalam menciptakan peluang usaha dalam pikrannya,
dia dapat mandiri dalam usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada
orang lain. Seorang wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang
baru dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber yang ada.
7. Berani Mengambil Resiko
Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur
di awal abad ke 18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang
menanggung resiko. Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak
didasari oleh spekulasi, melainkan perhitugan yang matang. Ia berani mengambil
resiko terhadap pekerjaannya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu
wirasaha selalu berani engambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil
tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian resiko yang didukung
komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang
sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata atau jelas dan obyektif, dan
merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatannya ( Suyana, 2003 : 14-15 ).

8. Selalu Mencari Peluang


Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik
pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai
tujuan serta sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut.
9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
Wirausahawan yang berhasil juga merupakan pemimpin yang berhasil.
Dikatakan sebagai pemimpin karena mereka harus mencari peluang-peluang,
mengumpulkan sumber daya ( bahan, manusia , teknologi, dan modal ) yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan, menentukan tujuan, baik untuk mereka
Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha adalah
kemampuan untuk managerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha
harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengkoordinasikan usaha,
mengelola usaha dan sumer daya manusia, mengontrol usaha, maupun
kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaannya yang kesemuannya itu
adalah merupakan kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang
wirausaha, tanpa itu semua maka bukan eberhasilan yang diperoleh tetapi
kegagalan usaha yang diperoleh.
2.2.2 Karakteristik Wirausaha
Menurut McGraith & Mac Milan (2000), ada tujuh karakter dasar yang perlu
dimiliki setiap calon wirausaha. Ketujuh karakter tersebut adalah sebagai berikut.
1. Action oriented.
Seorang entrepreneur selalu ingin segera bertindak, sekalipun situasinya
tidak pasti (uncertain). Prinsip yang mereka anut adalah see and do. Bagi mereka,
resiko bukanlah untuk dihindari, melainkan untuk dihadapi dan ditaklukkan
dengan tindakan dan kelihaian.

10

2. Berpikir simpel.
Sekalipun dunia telah berubah menjadi sangat kompleks, mereka selalu
belajar menyederhanakannya. Dan sekalipun berilmu tinggi, mereka bukanlah
manusia teknis yang ribet dan menghendaki pekerjaan yang kompleks. Mereka
melihat persoalan dengan jernih dan menyelesaikan masalah satu demi satu secara
bertahap
. 3. Mereka selalu mencari peluang-peluang baru.
Apakah itu peluang usaha yang benar-benar baru, atau peluang dari usaha
yang sama. Untuk usaha-usaha yang baru, mereka selalu mau belajar yang baru,
membentuk jaringan dari bawah dan menambah landscape atau scope usahanya.
Sedangkan dalam usaha yang sama, mereka selalu tekun mencari alternatifalternatif baru, seperti model, desain, platform, bahan baku, energi, kemasan, dan
struktur biaya produksi. Mereka meraih keuntungan bukan hanya dari bisnis atau
produk baru, melainkan juga dengan cara-cara baru
4. Mengejar peluang dengan disiplin tinggi.
Seorang wirausahabukan hanya awas, memiliki mata yang tajam dalam
melihat peluang, atau memiliki penciuman yang kuat terhadap keberadaan
peluang itu, tetapi mereka bergerak ke arah itu. Peluang bukan hanya dicari,
diciptakan, dibuka, dan diperjelas. Karena wirausaha melakukan investasi dsn
menanggung resiko, maka seorang wirausaha harus memiliki disiplin yang tinggi.
Wirausah-wirausaha yang sukses bukanlah pemalas atau penunda pekerjaan.
Mereka ingin pekerjaannya beres, dan apa ya g dipikirkan dapat dikerjakan
segera. Mereka bertarung dengan waktu karena peluang selslu berhubungan
dengan waktu. Apa yang menjadi peluang pada suatu waktu, belum tentu masih
menjadi peluang di lain waktu. Sekali kesempatan itu hilang, belum tentu akan
kembali lagi. Setiap gagasan brilliant dan inovasi biasanya harus dibangun dari
bawah dan disusun seluruh mata rantai nilainya (value chain).
5. Hanya mengambil peluang yang terbaik.
Cara penilaian peluang tersebut ada pada nilai-nilai ekonomis yang
terkandung didalamnya, masa depan yang lebih cerah, kemampuan menunjukkan
prestasi, dan perubahan yang dihasilkan. Semua itu biasanya dikaitkan dengan
11

"rasa suka" terhadap objek usaha atau kepercayaan bahwa dia "mampu"
merealisasikannya. Pada akhirnya, sukses yang diraih setiap orang ditentukan oleh
keberhasilan orang itu dalam memilih.
6. Fokus pada eksekusi.
Wirausaha bukanlah orang yang bergulat dengan pikiran, merenung atau
menguji hipotesis, melainkan orang yang fokus pada eksekusi. Mereka tidak mau
berhenti pada eksploitasi pikiran atau berputar-putar dalam pikiran penuh
keraguan. "Manusia dengan entrepreneur mindset mengeksekusi, yaitu melakukan
tindakan dan merealisasikan yang dipikirkan daripada menganalisa ide-ide baru
sampai mati" (McGraith dan Mac Millan,2000,hlm.3). Mereka juga adaptif
7. Memfokuskan energi setiap orang pada bisnis yang digeluti.
Seorang wirausaha tidak bekerja sendirian. Dia menggunakan tangan dan pikiran
setiap orang, baik dari dalam maupun luar perusahaannya. Mereka membangun
jaringan daripada melakukan impiannya sendiri. Ibarat seorang orkestraktor atu
dirigen musik, dia mengumpulkan pemusik-pemusik yang ahli dalam memainkan
instrumen-instrumen yang berbeda-beda untuk menghasilkan nada-nada musik
yang disukai penonton. Untuk itu, dia harus memiliki kemampuan mengumpulkan
orang, membangun jaringan, memimpin, menyatukan gerak, memotivasi, dan
berkomunikasi.

2.3 NILAI DAN PERILAKU WIRAUSAHA

2.3.1 Nilai Wirausaha


Menurut Suryana (2001:15) ada beberapa nilai hakiki penting dari
kewirausahaaan yaitu :
1.Percaya diri, kepercayaan diri berpengaruh pada gagasan, karsa, inisiatif,
kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja keras, dan kegairahan
berkarya.
2.Berorientasi tugas dan hasil, seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan
hasil adalah seseorang yang selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi,

12

berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, energik dan berinisiatif.
3.Keberanian mengambil resiko, tergantung pada daya tarik setiap alternatif,
persediaan untuk rugi dan kemungkinan relative untuk sukses atau gagal.
Kemampuan utnuk mengambil resiko ditentukan oleh keyakinan diri, kesediaan
untuk menggunakan kemampuan, dan kemampuan untuk menilai resiko.
4.Kepemimpinan kewirausahaan memiliki sifat sifat kepeloporan keteladanan,
tampil berbeda, lebih menonjol dan lebih menonjol, dan mampu berfikir divergen
dan konvergen.
2.4 MOTIF MENJADI WIRAUSAHA

Ada beberapa alasan seseorang berwirausaha menurut Wirasasmita (1994) yakni :


1. Alasan keuangan, yaitu untuk mencari nafkah, untuk menjadi kaya, untuk
mencari pendapatan tambahan, sebaagai jaminan stabilitas keuangan.
2. Alasan social yaitu memperoleh gengsi/status, untuk dapat dikenal dan
dihormati, untuk menjadi panutan, agar dapat bertemu dengan orang banyak.
3. Alasan pelayanan, yaitu memberi pekerjaan kepada masyarakat, membantu
anak yatim, membahagiakan orang tua, demi masa depan keluarga
4. Alasan memenuhi diri, untuk menjadi atasan/mandiri, untuk mencapai sesuatu
yang di inginkan, untuk menghindari ketergantungan pada orang lain, agar lebih
produktif dan untuk menggunakan kemampuan pribadi.
2.5 PROSES KEWIRAUSAHAAN

Menurut Srie Sulastri (2008) ,pengembangan kewirausahaan di awali dari proses


sebagai berikut :
1. Proses Inovasi
Faktor yang mendorong terjadinya inovasi,yaitu keinginan berprestasi,
adanya sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, dan pengalaman

13

2. Proses Pemicu
Faktor yang mendorong seseorang terjun ke dunia bisnis yaitu adanya
ketidakpuasan terhadap pekerjaan yang ada, terjadinya pemutusan hubungan
kerja,keberanian menanggung resiko, dan komitmen yang tinggi terhadap bisnis
3. Proses Pelaksanaan
Faktor yang mendorong pelaksanaan dari sebuah bisnis yaitu kesiapan
mental wirausaha secara total, adanya manager sebagai pelaksana kegiatan, dan
adanya visi jauh kedepan untuk mencapai keberhasilan
4.

Proses Pertumbuhan

Proses pertumbuhan didorong factor organisasi,yaitu adanya tim yang


kompak dalam menjalankan usaha, adanya strategi yang mantap, adanya struktur
dan budaya organisasi yang baik dan adanya produk yang menjadi unggulan.
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha terdiri dari :
1. Tahap Memulai
Tahap ini dimana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha
mempersiapkan segala seuatu yang diperlukan,di awali dengan melihat peluang
usaha baru yang mungkin,apakah membuka usaha baru atau melakukan
franchising. Juga memilih usaha yang akan dilakukan apakah di bidang
pertanian,industri atau manufaktur, maupun produksi atau jasa.
2. Tahap melaksanakan usaha
Tahap ini seseorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait
dengan usahanya. Mencakup aspek-aspek : Pembiayaan, SDM, Kepemilikan,
Organisasi, Kepemimpinan yang meliputi bagaimana pengambilan resiko dan
mengambil keputusan pemasaran dan melakukan evaluasi.
3. Mempertahankan usaha
Tahap ini dimana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai
untuk ditindak lanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4. Mengembangkan usaha
Tahap dimana jika hasil yang diperoleh tergolong psitif atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha yang menjadi salah satu
pilihan yang mungkin di ambil.

14

2.6 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN


WIRAUSAHA

2.6.1 Faktor Penyebab Keberhasilan Wirausaha


Menurut Hendro ( 2011 : 47-50 ) ada beberapa faktor yang menyebabkan
wirausaha berhasil adalah :
1. Faktor Peluang
2. Faktor SDM
3. Faktor Keuangan
4. Faktor Organisasional
5. Faktor Perencanaan
6. Faktor Pengelolaan usaha
7. Faktor Pemasaran dan Penjualan
8. Faktor Administrasi
9. Faktor Peraturan Pemerintah, Politik, Sosial, dan Budaya Lokal
10. Catatan Bisnis
2.6.2 Faktor Penyebab Kegagalan Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003:44-45) ada beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usahanya :
1. Tidak kompeten dalam manajerial
Tidak kompeten atautidak memiliki kemampuan dan pengetahuan
mengelola usaha merupakan factor penyebab utama yang membuat perusahaan
kurang berhasil
2. Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan
Mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola SDM, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.

15

3. Kurang dapat mengendalikan keuangan


Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik factor yang paling utama
dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Yaitu mengatur pengeluaran dan
penerimaan secara cermat.
4. Gagal dalam perencanaan
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam
perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan
5. Lokasi yang kurang memadai
Lokasi usaha yang strategis merupakan factor yang menentukan
keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakiatkan perusahaan
sukar beroperasi karena kurang efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan
Pengawasan erat hubungannya dengan efisiensi dan efektifitas. Kurang
pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan efektif.
7. Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha
yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati,kemungkinan
gagal menjadi besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melaksanakan
perubahan,tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan
mampu membuat peralihan setiap waktu.

16

2.7 Pengertian ide dan peluang usaha


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ide adalah rancangan yang
tersusun di pikiran. Sedangkan Peluang menurut kamus besar bahasa Indonesia
kesempatan (ruang gerak) baik dalam bentuk konkret maupun dalam bentuk
abstrak (Taufan, 1998: 34). Sehingga peluang kewirausahaan dapat diartikan
kesempatan pasti yang bisa didapatkan seseorang atau lebih dengan
mengandalkan potensi diri yang ada serta memanfaatkan berbagai kesempatan
atau peluang yang dengan segera diambil.Peluang kewirausahaan dalam
pengertian lebih mendalam dapat dibagi menjadi dua yakni peluang internal dan
peluang eksternal
. Peluang internal merupakan peluang yang memang sudah ada dalam diri
wirausaha sehingga menjadi dasar untuk membaca keadaan sesuai dengan potensi
yang dimiliki. Sedangkan peluang eksternal merupakan peluang yang lahir dari
proses pembacaan kondisi atau respon seorang wirausaha atas situasi yang
menurutnya berpotensi untuk menjadi peluang (kesempatan pasti).
2.7.1 Keterkaitan ide dan peluang kewirausahaan
Seorang wirausaha dapat menambah nilai suatu barang dan jasa melalui
inovasi. Keberhasilan wirausaha dicapai apabila wirausaha menggunakan produk,
proses dan jasa-jasa inovasi sebagai alat untuk menggali perubahan. Oleh sebab
itu, inovasi merupakan instrument penting untuk memberdayakan sumber-sumber
agar menghasilkan sesuatu yang baru dan menciptakan nilai tersendiri.
Ketangguhan kewirausahaan sebagai penggerak perekonomian terletak pada
kreasi baru untuk menciptakan nilai secara terus-menerus. Wirausaha dapat
menciptakan nilai dengan cara mengubah semua tantangan menjadi peluang
melalui ide-idenya dan akhirnya ia menjadi pengendali usaha (business driven)
(Suryana, 2003).
2.7.2 Sumber Ide
1.

Pengalaman pribadi

Dasar utama ide awal adalah pengalaman pribadi, baik saat bekerja maupun di
rumah. Pengetahuan yang didapatkan dari pekerjaan yang terakhir maupun yang
sekarang seringkali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan

17

memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan, menduplikasi


konsep dalam lokasi yang berbeda.
2.

Minat/hobi

Kadangkala minat tumbuh di luar statusnya sebagai minat dan menjadi bisnis.
Seseorang yang memiliki suatu minat/hobi terhadap suatu bidang tertentu, akan
melahirkan suatu ide untuk mendirikan usaha yang berkaitan dengan hobi tersebut
3.

Penemuan secara tidak sengaja

Melibatkan sesuatu yang disebut SERENDEPITAS (kemampuan menemukan


sesuatu) atau sejenis kemampuan untuk membuat penemuan yang diinginkan
secara tidak sengaja.
4.

Pencarian ide dengan penuh pertimbangan

Sebuah ide awal dapat muncul dari percobaan yang dilakukan oleh wirausaha
untuk menemukan ide baru. Usaha pencarian sedemikian rupa dapat berguna
karena hal tersebut merangsang kesiapan pikiran.
Sedangkan Menurut hasil survey Peggy Lambing (2000:90),sekitar 43%
responden (wirausahawan) mendapatkan ide bisnis dari pengalaman yang
diperoleh ketika bekerja di beberapa perusahaan atau tempat-tempat profesional
lainnya.
Sebanyak 15% responden telah mencoba dan mereka merasa mampu
mengerjakannya dengan lebih baik.sebanyak 1 dari 10 responden (11%)dari
wirausaha yang disurvey memulai usaha untuk memenuhi peluang
pasar,sedangkan sebanyak 46% lagi karena hobi
2.7.3 Metode-metode untuk memunculkan ide
1.

Kelompok fokus
Hal ini dilakukan dengan membentuk sebuah kelompok yang terdiri dari

konsumen, potensial dari berbagai latar belakang atau karakteristik sosial ekonomi
yang ditargetkan perusahaan berjumlah 8 hingga 14 orang, dipimpin oleh seorang
moderator guna mendiskusikan suatu permasalahan yang dilontarkan salah
seorang anggota kelompok guna memunculkan ide tentang produk baru yang
sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat dipasarkan.
Metode ini sangat berguna untuk menyaring beberapa konsep produk yang ada
agar selanjutnya dapat dianalisis menggunakan pendekatan kuantitatif.
18

2.

Bertukar pikiran
Metode ini dapat digunakan dalam pengembangan produk baru didasarkan

fakta bahwa peningkatan kreativitas orang dapat dirangsang dengan cara


dipertemukan dengan orang lain dan diikutsertakan dalam suatu diskusi
berkelompok. Dengan cara ini ide-ide baru dapat muncul.
Metode ini dapat lebih efektif jika didiskusikan didasarkan pada kategori produk
atau wilayah pasar tertentu.
Adapun peraturan dalam metode ini adalah:
a.

Tidak diperkenankan adanya komentar negatif/kritik terhadap pendapat

seseorang
b.

Diharapkan berpikir sebebas mungkin

c.

Diusahakan memperoleh sejumlah besar ide-ide baru

d.

Diperbolehkan adanya kombinasi dari ide-ide yang dikemukakan dalam

diskusi untuk memunculkan suatu ide baru


3.

Analisis masalah
Metode ini dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner pada para

konsumen atau calon konsumen potensial untuk memperoleh tanggapan mengenai


kinerja suatu produk pada kategori tertentu atau persepsi terhadap suatu konsep
produk baru yang akan dipasarkan. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis
secara mendalam agar keputusan yang dibuat benar-benar dapat memenuhi
kebutuhan dan harapan konsumen.
2.7.4 Jenis-jenis ide untuk memulai suatu usaha
1.

Ide jenis A

Ide awal yang pada penyedian produk yang sudah ada tapi belum tersedia pasar
bagi konsumen
2.

Ide jenis B

Ide awal yang melibatkan tekhnologi baru yang didasarkan bagi penyediaan
produk baru pada konsumen
3.

Ide jenis C

Ide awal yang didasarkan pada penyedian produk yang telah diperbarui bagi
konsumen

19

2.7.5 Alasan utama kegagalan usaha baru


1.

Pengetahuan pasar yang tidak memadai


kelemahan ini termasuk juga kurangnya informasi mengenai potensi

permintaan untuk produk, ukuran pasar sekarang dan masa yang akan datang,
pangsa pasar yang bisa diharapkan secara realistis, dan metode distribusi yang
memadai
2.

Kinerja produk yang salah


seringkali produk baru tidak berfungsi seperti yang disebutkan yang

disebabkan terlalu cepatnya pengembangan produksi dan uji coba produk, atau
kendali mutu yang tidak memadai.
3.

Usaha pemasaran dan penjualan yang tidak efektif


Hasil yang buruk sering menunjukkan usaha promosi yang salah arah dan

tidak memadai dan kurangnya kemampuan memecahkan masalah yang ada dalam
penjualan, pelayanan, atau kedekatan dengan pasar.
4.

Tidak disadarinya tekanan persaingan


Usaha baru sering gagal karena wiraswastawan tidak memperhitungkan

reaksi yang mungkin dilakukan pesaing, seperti potongan harga yang tinggi dan
diskon khusus kepada pengecer.
5.

Keusangan produk yang terlalu cepat


Daur hidup produk baru cenderung menjadi semakin pendek pada banyak

industry kemajuan tekhnologi demikian cepat sehingga produk baru cepat menjadi
usang sesudah ia diluncurkan
6.

Waktu memulai usaha baru yang tidak tepat


Pemilihan waktu yang salah untuk meluncurkan usaha baru sering

menyebabkan kegagalan komersial. Produk baru mungkin diperkenalkan sebelum


adanya keinginan riil pasar dan tekhnologi baru atau produk tersebut mungkin
terlambat diperkenalkan di pasar, ketika minat dari konsumen mulai turun.
7.

Kapitalisasi yang tidak memadai, pengeluaran operasi yang tidak diprediksi,

investasi yang berlebihan pada asset tetap dan kesulitan keuangan.

20

Cara menjadikan ide sebagai peluang usaha:

Ide dapat digerakkan secara internal melalui perubahan cara-cara/metoda

yang lebih baik untuk dapat memenuhi kepuasan pelanggan.

Ide dapat dihasilkan dalam bentuk produk dan jasa baru.

Ide dapat dihasilkan dalam bentuk modifikasi, bagaimana pekerjaan

dilakukan atau dimodifikasi cara melakukan suatu pekerjaan.


2.7.6 Sumber-sumber Potensial Peluang
Agar ide-ide potensial menjadi peluang bisnis yang riil, maka wirausaha
harus bersedia melakukan evaluasi terhadap peluang secara terus-menerus. Proses
penjaringan ide disebut screening yang merupakan suatu cara terbaik untuk
menuangkan ide potensial menjadi produk atau jasa riil. Adapun langkah-langkah
dalam penjaringan ide (screening) ide dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
a.

Menciptakan Produk Baru dan Berbeda

Produk dan jasa yang dibuat harus menciptakan nilai bagi pembeli, untuk itu
wirausaha harus benar-benar mengenal perilaku konsumen dipasar.
b.

Mengamati Pintu Peluang

Wirausaha harus mengamati potensi-potensi yang dimiliki pesaing. Pintu peluang


usaha baru dapat diperoleh dengan cara (Zimmerer):

Produk baru harus segera dipasarkan dalam jangka waktu yang relative

singkat.

Kerugian teknik harus rendah.

Bila pesaing tidak begitu agresif untuk mengembangkan strategi produknya.

Pesaing tidak memiliki teknologi yang canggih.

Pesaing sejak awal tidak memiliki strategi dalam mempertahankan posisi

pasarnya.

perusahaan baru memiliki kemampuan dan sumber-sumber untuk

menghasilkan produk barunya.


c.

Memperhitungkan Resiko yang Mungkin Terjadi

Resiko pesaing, kemampuan dan kesediaan pesaing untuk mempertahankan posisi


pasarnya :

Kesamaan dan keunggulan dalam produk yang dikembangkan pesaing.

Tingkat keberhasilan yang dicapai pesaing dalam pengembangan


21

produknya.

Seberapa besar dukungan keuangan pesaing bagi pengembangan produk

baru.
d.

Bekal Pengetahuan dan Kompetensi Kewirausahaan

Untuk menjadi wirausaha yang berhasil, persyaratan utama yang harus dimiliki
adalah memiliki jiwa dan watak kewirausahaan. Jiwa dan watak kewirausahaan
tersebut dipengaruhi oleh keterampilan, kemampuan, atau kompetensi.
Kompetensi itu sendiri ditentukan oleh pengetahuan dan pengalaman.
Dalam mengevaluasi ide untuk menciptakan nilai nilai potensial (peluang
usaha), wirausaha perlu mengidentifikasi dan mengevaluasi semua resiko yang
mungkin terjadi dengan cara:
1.

Mengurangi kemungkinan resiko melalui strategi yang proaktif

2.

Menyebarkan resiko pada aspek yang paling mungkin

3.

Mengelola resiko yang mendatangkan nilai atau manfaat

Kegagalan Didalam Memilih Peluang Bisnis Baru


Kurangnya obyektivitas
Kurangnya kedekatan dengan pasar
Pemahaman kebutuhan teknis yang tidak memadai
Diabaikannya kebutuhan finansial
Kurangnya diferensiasi produk
Pemahaman terhadap masalah-masalah hukum yang tidak memadai
Mengidentifikasi Peluang Usaha

Mengidentifikasikan peluang usaha dapat dilakukan dengan cara :

a.

Belajar ilmu manajemen usaha

b.

Meminta jasa konsultan manajemen

c.

Meminta jasa keluar dan kenalan yang pintar dalam usaha

Dengan adanya informasi wirausaha dapat mengetahui peluang, ancaman usaha,


kekuatan, kelemahan usaha (SWOT)
22

Persyaratan utama untuk menggali peluang usaha :

a.

Kerjasama dan optimism

b.

Keterbukaan dan kreatif

c.

Bekerja prestatif

d.

Mendengarkan saran orang lain

e.

Mengakui kesalahan sendiri dan percaya diri

Menangkap Peluang Usaha


Menurut James L. Hessbet, kekuatan-kekuatan peluang usaha yang memacu pada
penawaran dan permintaan jasa antara lain :
a.

Meningkatnya sistem distribusi yang didasarkan atas informasi

b.

Adanya deregulasi

c.

Berkurangnya hambatan perdagangan

d.

Meningkatnya teknologi informasi

e.

Perkembangan pasar modal

f.

Konsumen semakin menghargai nilai dan waktu

Analisis Peluang Usaha


1.

Persiapan dan langkah-langkahnya :

Persiapan dalam melaksanakan analisis usaha :


a.

Meneliti luas usaha yang dipilih

b.

Bentuk usaha dan jenis usaha yang ditekuni

c.

Mengenal informasi usaha yang diterima

d.

Memiliki peta peluang usaha yang menguntungkan

Langkah-langkah peluang usaha :


a.

Membuat skestsa bidang usaha yang ditekuni

b.

Penyediaan modal dan mengurus izin usaha

c.

Menyiapkan tenaga kerja dan menyiapkan sarana

d.

Menyiapkan bahan baku dan Menetapkan lokasi

e.

Menetapkan metodelogi dan teknologi usaha

f.

Menetapkan manajemen dan mencari mitra usaha

2.

Menganalisis peluang usaha berdasarkan produk/jasa :

a.

Menganalisis bidang produk ada 3 klasifikasi produk :


23

Produk primer (penggalian SDA)


Produk sekunder (pengolahan/proses bahan baku)
Produk tersier (peralatan dan pelayanan jasa)
Tujuan diadakan analisis terhadap jenis produk :
Memenuhi keinginan dan minat konsumen
Memenangkan persaingan
Meningkatkan jumlah penjualan
Mendayagunakan sumber-sumber produksi
Mencegah kebosanan konsumen
b.

Menganalisis bidang jasa, upaya dibidang usaha jasa dapat menarik

konsumen :
Memasang reklame/iklan yang mencolok dan menarik
Memasang lampu yang terang dan menarik
Menyebar pamphlet
Mengadakan demonstrasi
Memberikan potongan harga

2.7.7 Orientasi Eksternal dan Internal


Keingintahuan dan minat pada apa yang terjadi didunia merangsang
orientasi eksternal. Orientasi internal merangsang penggunaan sumber daya
sumber daya pribadi untuk mengidentifikasi peluang venture baru.
Orientasi Eksternal didapat dari :
a.

Konsumen

b.

Perusahaan yang sudah ada

c.

Saluran distribusi

d.

Pemerintah

e.

Penelitian dan pengembangan

Orientasi Internal didapat dari :


Tiga tahap penggunaan sumber daya- sumber daya internal yaitu :
a.

Analisis konsep hingga bisa terdifinisi dengan jelas, termasuk penguraian


24

masalah yang perlu dipecahkan.


b.

Penggunaan daya ingat untuk menemukan kesamaan dan unsur-unsur yang

nampaknya berhubungan dengan konsep dan masalah-masalahnya.


c.

Rekombinasi unsur-unsur tersebut dengan cara baru dan bermanfaat untuk

memecahkan masalah-masalah dan membuat konsep dasar bisa dipraktekan.


2.7.8 Sumber Gagasan Bagi Produk dan Jasa Baru
Kebutuhan akan sumber penemuan
Membuat inovasi baru
Sesuai keahlian
Hobi atau kesenangan pribadi
Menyesuaikan dengan kebutuhan sekitar
Memanfaatkan koneksi dan relasi
Mengamati kecenderungan-kecenderungan
Mengamati kekurangan-kekurangan produk dan jasa yang ada
Mengapa tidak terdapat?
Kegunaan lain dari barang-barang biasa
Pemanfaatan produk dari perusahaan lain
Usaha warisan
Ikut-ikutan
Coba-coba
2.7.9 Pemilihan Bidang Usaha
Ada beberapa hal yang bisa anda gunakan sebagai patokan awal dalam memilih
suatu bidang usaha yang akan anda tekuni dalam jangka panjang:
1.

Lihat karakter usaha Anda dan sesuaikan dengan karakter pribadi anda,

tujuannya adalah untuk melihat apakah karakter dasar anda sesuai dengan karakter
usaha anda.
2.

Lihat apakah Anda menyukai usaha tersebut

kenyataan ini menunjukkan bahwa rasa suka pada usaha akan membuat seseorang
lebih giat, tekun, dan pantang menyerah dalam menjalankannya sehingga nantinya
akan membuahkan hasil yang baik.
3.

Lihat apakah Anda mampu menjalankan usaha tersebut

Tujuannya kita bisa mengukur kemampuan diri kita dengan mengadakan beberapa
25

analisis atau riset sederhana mengenai usaha tersebut.


4.

Analisis risk-return dan potensi pengembangan usaha tersebut

Dalam memilih bidang usaha yang Anda geluti, sudah pasti Anda harus
memperhitungkan beberapa pengembalian modal (return) yang akan Anda
dapatkan dari usaha tersebut.
2.7.10 Proses Perencanaan dan Pengembangan Produk

Tahap Gagasan

Tahap Konsep

Tahap Pengembangan Produk

Tahap Uji Pemasaran

Tahap Komersialisasi

BAB III
KESIMPULAN

26

Kewirausahaan merupakan suatu kemampuan kreatif maupun


inovativ dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang
dibuat sebagai dasar maupun kiat dalam usaha supaya tetap
hidup.Hakikat dasar dari kewirausahaan yaitu suatu kreatifitas dan
keinovasian.Kreatifitas merupakan sesuatu yang baru sedangkan
keinovasian merupakan berbuat sesuatu yang baru.Ada beberapa alas
an mengapa seseorang melakukan maupun berminat
berwirausaha,yaitu karena adanya factor social atau alasan untuk
memenuhi kebutuhan hidup. peluang kewirausahaan dapat diartikan
kesempatan pasti yang bisa didapatkan seseorang atau lebih dengan
mengandalkan potensi diri yang ada serta memanfaatkan berbagai
kesempatan atau peluang yang dengan segera diambil.Peluang
kewirausahaan dalam pengertian lebih mendalam dapat dibagi
menjadi dua yakni peluang internal dan peluang eksternal
. Peluang internal merupakan peluang yang memang sudah ada
dalam diri wirausaha sehingga menjadi dasar untuk membaca keadaan
sesuai dengan potensi yang dimiliki. Sedangkan peluang eksternal
merupakan peluang yang lahir dari proses pembacaan kondisi atau
respon seorang wirausaha atas situasi yang menurutnya berpotensi
untuk menjadi peluang (kesempatan pasti).

27

DAFTAR PUSTAKA
Hendro.2011.Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Kasali Rhenald.2010. Modul Kewirausahaan. Jakarta Selatan : PT Mizan Publika.
Kamrianti (2012). Mengenal Tentang Kewirausahaan. (Online),
(http://www.kamriantiramli.wordpress.com). 24 Januari 2012
Cholichul (2012). Karakteristik Kewirausahaan, (Online), (http://www.cholichulfpsi.web.unair.ac.id ). 16 Desenber 2011.
Erni (2012). Proses Kewirausahaan,(Online),
(http://www.ernirismayana.blogspot.com). 27 Desember 2011
Dr.Suryana, M.Si. , Kewirausahaan pedoman praktis: Kiat dan Proses Menuju
Sukses. Salemba Empat.2006
Dr. Suryana, M.Si, Kewirausahaan, Jakarta: Salemba Empat, Cet: keempat, 2008
Geoffrey G Meredith et al, Kewirausahaan teori dan praktek: PPM. 2000
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/310999102_1978-0168.pdf,(online),diakses
01/01/2013
http://yasinnda.wordpress.com/2010/05/19/ide-dan-peluang-kewirausahaan/,
(online),diakses 01/01/2013.
Longenecker, Justin G,dkk.2001.Kewirausahaan Manajemen usaha Kecil, jilid 1,
Edisi pertama,.Jakarta:Salemba Empat.
Prof. Dr. Masud Machfoedz MBA, kewirausahaan, metode, manajemen dan
implementasiBPFE UGM. 2005/2006
Susanto,Adi.2002.Kewiraswastaan.Jakarta: Ghalia Indonesia
Wijadi,Soesarsono.2004.Pengantar Kewiraswastaan.Cetakan keempat.Bandung:
Sinar Baru Algensindo
www.google/ide dan peluang dalam wirausaha.com

28

Anda mungkin juga menyukai