PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah aspek universal yang harus ada dalam kehidupan manusia. Tanpa ada
pendidikan, kehidupan manusia tentu akan mengarah kepada kehidupan statis, tanpa
kemajuan. Karena itu, menjadi fakta yang tidak terbantahkan bahwa pendidikan adalah
kebutuhan yang wajib dimiliki jika ingin menjadi manusia yang berkualitas.
Melalui e-learning dapat diwujudkan program pengembangan perangkat pembelajaran yang
efektif dan efisien. Perangkat pembelajaran bisa diakses kapan saja dan dimana saja. E-
learning memberikan harapan baru sebagai alternatif solusi atas sebagian besar permasalahan
pendidikan di Indonesia, dengan fungsi yang dapat disesuikan dengan kebutuhan, baik
sebagai suplemen (tambahan), komplemen (pelengkap), ataupun substitusi (pengganti) atas
kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selama ini digunakan.
Dari waktu ke waktu perkembangan yang berhubungan dengan sistem pendidikan di sekolah
terus terjadi, sehingga menuntut adanya perubahan metode guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas. Ciri metode pembelajaran yang baik yaitu metode pembelajaran yang
bisa mengkonstruksi pola pikir siswa dari pengetahuan yang pernah diterimanya dengan
pengetahuan sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru. Salah satu metode tersebut
yaitu metode penemuan terbimbing (guided discovery learning).
Metode pembelajaran yang diharapkan dapat membuat siswa lebih aktif pada materi
lingkaran adalah metode pembelajaran penemuan terbimbing (guided discovery learning).
Hal ini karena dalam materi lingkaran banyak diajarkan tentang penemuan konsep dan rumus
yang tidak hanya dihafalkan oleh siswa, akan tetapi konsep tersebut harus tertanam dalam
benak siswa.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan rekayasa ide ini dibuat untuk pemenuhan tugas mata kuliah perencanan
pembelajaran dan untuk mengetahui lebih dalam dalam tentang model pembelajaran
discovery learning. Rekayasa ini juga bbertujuan untuk memberikan pemahaman tentang cara
meningkatkan hasil pembelajaran E-Learning siswa dengan menggunakan model
pembelajaran discovery learning.
13. Manfaat
Adapun manfaat reyakasa ide ini ialah supaya penulis dapat menyumbangkan pemikirannya
terhadap permasalahan yang diangkat dan juga menambah pengetahuan tentang hal tersebut
tidak hanya itu, dengan dibuatnya rekayasa ide ini semoga tujuannya dapat terlaksana.
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN
Masalah yang dihadapi para siswa saat ini ialah rendahnya hasil belajar dari siswa tersebut.
Masih banyak siswa yang kurang bersemangat dalam metode pembelajaran E-
Learning(Daring) dikarnakan mungkin beberapa sebab yaitu kurang menariknya guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran di mata para siswa, tidak hanya itu metode dan model
pembelajaran guru yang membosankan.
Untuk memberikan peningkatan terjadap hasil belajar siwa hendaknya guru harus
memperhatikan minat siswa dan memahami karakteristik siswa yang berbeda-beda serta
masalah yang dihadapin s iswa tersebut dalam pembelajaranE-Learning, Sehingga
memudahkan guru untuk lebih mengetahui lebih dalam masalah siswa tersebut.
Adapun permasalah disini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menerapkan model pembelajaran Discovery Learning dalam proses belajar E-Learning
sehingga semua siswa di dalam kelas dapat memahami pembelajaran yan diberikan guru.
Subjek penelitian dalam rekayasa ide ini adalah para siswa-siswi yang mengikuti dan sedang
dalam pembelajaran E-Learning(Daring).
Pengolahan data secara analisa, oleh karna itu dalam mengolah data ini ialah dengan
mengumpulkan sumber-sumber bacaan yang dapat membantu dalam penyelesaian isi
rekayasa ide ini.
BAB III
PEMBAHASAN
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
discovery learning dalam Keberhasilan e-learning ditunjang oleh adanya interaksi maksimal
antara pendidik dan peserta didik, antara peserta didik dengan berbagai fasilitas pendidikan,
antara peserta didik dengan pengan peserta didik lainnya, dan adanya pola pembelajaran aktif
dalam interaksi tersebut. Model ini dapat meningkatkan keterampilan kolaborasi maupun
keterampilan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Apabila pembelajaran bebasis pada web,
maka diperlukan adanya pusat kegiatan peserta didik, interaksi antar kelompok, administrasi
penunjang sistem, pendalaman materi, ujian, dan materi online. Dari sisi teknologi informasi;
internet memungkinkan perombakan total konsep-konsep pembelajaran yang selama ini
berlaku.
4.2 Saran
Guru yang berperan sebagai motivator dalam proses pembelajaran akan dapat
mengembangkan aktivitas belajar peserta didiknya. Proses pembelajar dalam model ini harus
dipandang sebagai stimulasi yang dapat menanantang peserta didik untuk berfikir bebas
dalam berpendapat dan berinisiatif dalam proses pembelajaran.
Daftar Pustaka
Afandi Muhamad, Chamalah Evi, Wardani Oktarina Puspita. 2013. MODEL DAN
METODE PEMBELAJARAN DI SEKOLAH. Semarang : UNISSULA PRESS.
Balqist, Almaidah. Jalmo, Tri. Yolida, Berti. 2019. Pengunaan Model Discovery
Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Kolaborasi dan Berpikir Tingkat Tinggi
Peserta Didik. Bandar Lampung: Universitas Lampung.
Hartanto, Wiwin. 2016. Penggunaan E-Learning Sebagai Media Pembelajaran.
Jember : Universitas Jember.